Anda di halaman 1dari 30

TONSILOFARINGITIS

Oleh :
Anggun Wiwi Sulistin
Dokter Pembimbing Klinik :
dr. Kartin Akune, Sp.A
Pendahuluan

Tonsilofaringitis adalah infeksi akut, rekuren atau kronik


pada faringotonsil.
Tonsillofaringitis merupakan infeksi yang sangat umum
terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.
Etiologi

Bakteri Virus
SBHGA Rhinovirus

Moraxella catarrhalis Adenovirus

S. aureus Parainfluenza

Corynebacterium diphtheria EBV


Tonsilitis paling sering dijumpai pada anak, jarang pada
anak dibawah umur 1 tahun, Insidensnya kemudian naik
sampai mencapai puncaknya pada 4-7 tahun.
Laporan Kasus

IDENTITAS
 Nama penderita : An. R
 Jenis kelamin : perempuan
 Umur : 10 Tahun
 Tanggal/jam masuk : 21 Januari 2016 / 11.00 WITA
Keluhan Utama : Panas
 Riwayat penyakit sekarang: Panas pada penderita dirasakan sejak
6 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas dirasakan naik turun,
panas tidak jelas naik dan turunnya, kadang panasnya naik pagi
hari, kemudian menurun dan naik lagi saat sore hari, sebelumnya
pasien telah diberi penurun panas, panasnya turun tetapi naik
kembali. Saat demam tidak disertai menggigil, keringat dingin
maupun kejang. Keluhan panas disertai dengan batuk berlendir
dan beringus. Tidak ada gusi berdarah maupun darah yang keluar
dari hidung, dan telinga. Pasien mengeluhkan muntah 2x, muntah
berisi makanan yang dikonsumsi. Pasien mengeluhkan sakit
tenggorokan terutama saat menelan dan pasien merasakan sakit
kepala. Buang air besar biasa, tidak ada sakit perut. Buang air kecil
kesan biasa. Nafsu makan pasien menurun sejak sakit.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Hal ini merupakan keluhan yang pertama kali dialami oleh pasien.

 Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat penyakit yang sama dengan pasien tidak ada
Riwayat kehamilan dan persalinan :
 Anamnesis Makanan: Riwayat Antenatal : Kunjungan ANC rutin.
ASI eksklusif diberikan sampai Riwayat Natal :
usia 1 tahun, bubur saring
 Spontan/tidak spontan : Spontan
diberikan saat usia 6 bulan
sampai 11 bulan, diberikan  Cukup bulan/tidak : Cukup
makanan keluarga saat berusia 1  Penolong : Bidan
tahun.  Tempat : Rumah
 Riwayat Neonatal : Tidak ada kelainan
 Riwayat Imunisasi :
Imunisasi anak lengkap

 Riwayat Alergi :
Tidak ada
 Keadaan umum : Tampak sakit
sedang
 Berat badan : 25 kg
 Kesadaran : Kompos mentis
 Tinggi badan : 135 cm
 Pengukuran Tanda vital
 Status gizi :
TD : 100/70 mmHg
CDC BB/TB : 25/30 x 100% = 83% (Gizi
Nadi : 100 kali/menit, reguler,
kurang)
Suhu : 39,5° C
Respirasi : 26 kali/menit
Kulit
Warna : Sawo matang
Pigmentasi : tidak ada  Kepala
Sianosis : tidak ada Bentuk : Normocephal
Turgor : cepat kembali Rambut : Warna hitam, tidak mudah
Kelembaban : cukup dicabut, tebal, alopesia (-)
Lapisan lemak : Cukup
 Mata  Telinga
Palpebra : edema (-/-) Sekret : tidak ada
Konjungtiva : anemis (-/-) Serumen : minimal
Sklera : ikterik (-/-) Nyeri : tidak ada
Reflek cahaya : (+/+)  Hidung
Pupil : Bulat, isokor Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Exophthalmus : (-/-) Epistaksis : tidak ada
Cekung : (-/-) Sekret : tidak ada
 Mulut :
Bibir : mukosa bibir basah, tidak
hiperemis
Gigi : Tidak ada karies  Leher :
Gusi : tidak hiperemis Pembesaran kelenjar getah bening : -/-
 Lidah : Pembesaran kelenjar tiroid : -/-
Tremor/tidak : tidak tremor Trakea : Di tengah
Kotor/tidak : tidak kotor
Kaku kuduk : (-)
Warna : kemerahan
 Faring : hiperemis
 Tonsil : T2-T3 hiperemis,
Toraks : Jantung :
 Dinding dada/paru :  Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Inspeksi : Bentuk simetris bilateral, Dispnea (-),
 Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea
Retraksi (-)
midclavicula sinistra
Palpasi : vokal fremitus : simetris
 Perkusi : Batas jantung normal
Perkusi : Sonor kiri : kanan
 Auskultasi : BJ 1 dan BJ 2 murni, regular
Auskultasi : Bronchovesikuler +/+, Rhonki (-/-),
Bising : tidak ada
Wheezing (-/-)
Abdomen
 Inspeksi : bentuk datar
 Ekstremitas : akral hangat, edem tidak
 Auskultasi : bising usus (+) kesan ada, parese tidak ada.
normal
 Rumple leede test (-)
 Perkusi : Bunyi timpani, Asites (-)
 Genitalia : Tidak ada kelainan
 Palpasi : Nyeri tekan (-),
Organomegali (-)
HEMATOLOGI Hasil Rujukan

Hemoglobin 11,9 11,7-15,5 g/dl Hemoglobin

Leukosit 15,6 3,6-11,0 103/ul Leukosit

Eritrosit 3,98 3,8-5,2 106/ul Eritrosit

Hematokrit 34,5 35-47 % Hematokrit

Trombosit 261 150-440 103/ul Trombosit


Resume
Panas pada penderita dirasakan sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas
dirasakan naik turun, panas tidak jelas naik dan turunnya, kadang panasnya naik
pagi hari, kemudian menurun dan naik lagi saat sore hari, sebelumnya pasien
telah diberi penurun panas, panasnya turun tetapi naik kembali. Saat demam
tidak disertai menggigil, keringat dingin maupun kejang. Keluhan panas disertai
dengan batuk berlendir dan beringus. Tidak ada gusi berdarah maupun darah
yang keluar dari hidung, dan telinga. Pasien mengeluhkan muntah 2x, muntah
berisi makanan yang dikonsumsi. Pasien mengeluhkan sakit tenggorokan
terutama saat menelan dan pasien merasakan sakit kepala. Buang air besar
biasa, tidak ada sakit perut. Buang air kecil kesan biasa. Nafsu makan pasien
menurun sejak sakit.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos mentis, tampak sakit
sedang, gizi kurang. Pemeriksaan tanda vital didapatkan Nadi 100x/menit,
reguler, kuat angkat, respirasi 26x/menit, suhu 39,5o C. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan faring hiperemis dan tonsil T2-T3 hiperemis.
 DIAGNOSA
Tonsilofaringitis akut

 ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Kultur apusan tenggorokan
Terapi

 IVFD Ringer Laktat 24 tetes per menit


 Paracetamol 3 x 1/2 tablet (sediaan tab 100 mg, 500 mg)
 Amoxicilin 3 x 250 mg ( sediaan tab 250 mg, 500 mg)
 Ambroxol 3 x 1/2 tablet ( sediaan tab 30 mg)
Tanggal Penilaian

22 – 01 – 2016 S :Panas (+), batuk (+), beringus (+),muntah (-),


mual(+)
O : TD : 100/70 mmHg
N : 89 kali/menit
S : 37,8 oC
R : 26 kali/menit
Tonsil : T2/T3, faring hiperemis
A : Tonsilofaringitis akut
P : IVFD Ringer Laktat 24 tetes per menit
Paracetamol 3 x 1/2 tablet
Amoxicilin 3 x 250 mg
Ambroxol 3 x 1/2 tablet.
Tanggal Penilaian

23 – 01 – 2016 S :Panas (+), batuk (+), beringus (+),muntah (-),


mual(+)
O : TD : 100/70 mmHg
N : 84 kali/menit
S : 36,5 oC
R : 24 kali/menit
Tonsil : T2/T3, faring hiperemis
A : Tonsilofaringitis akut
P : IVFD Ringer Laktat 24 tetes per menit
Paracetamol 3 x 1/2 tablet
Amoxicilin 3 x 250 mg
Ambroxol 3 x 1/2 tablet.
Tanggal Penilaian

24 – 01 – 2016 S :Panas (+), batuk (+), beringus (+),muntah (-),


mual(+)
O : TD : 100/70 mmHg
N : 92 kali/menit
S : 36,9 oC
R : 24 kali/menit
Tonsil : T2/T3, faring hiperemis
A : Tonsilofaringitis akut
P : IVFD Ringer Laktat 24 tetes per menit
Paracetamol 3 x 1/2 tablet
Amoxicilin 3 x 250 mg
Ambroxol 3 x 1/2 tablet.
Diskusi

 Tonsilofaringitis adalah infeksi akut, rekuren atau kronik pada


faringotonsil.
Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Faringitis Streptococcus sangat mungkin jika dijumpai tanda berikut [2] :


• Awitan akut, disertai mual dan muntah
• Faring hiperemis
• Demam
• Nyeri tenggorokan
• Tonsil bengkak dengan eksudasi
• Kelenjar getah bening anterior bengkak dan nyeri
• Uvula bengkak dan merah
• Ekskoriasi hidung disertai lesi impetigo sekunder
• Ruam skarlatina
• Petekia palatum mole
Bila dijumpai gejala dan tanda berikut, maka
kemungkinan besar bukan faringitis Streptococcus

 Usia dibawah 3 tahun


 Awitan bertahap
 Kelainan melibatkan beberapa mukosa
 Konjungtivitis, diare, batuk, pilek, suara serak
 Mengi, ronki di paru
 Eksantem ulseratif
Baku emas penegakkan diagnosis
faringitis bakteri atau virus adalah
melalui pemeriksaan kultur dari
pemeriksaan apusan tenggorok.
TONSILEKTOMI

• 7 atau lebih episode infeksi


tenggorokan yang diterapi dgn
antibiotik pada tahun sebelumnya
• 5 atau lebih episode infeksi
tenggorokan yang diterapi dgn
antibiotik setiap tahun selama 2 tahun
sebelumnya
• 3 atau lebih episode infeksi
tenggorokan yang diterapi dgn
antibiotik setiap tahun selama 3 tahun
sebelumnya
Komplikasi

meningitis, osteomielitis, demam reumatik, atau


glomerulonefritis. Komplikasi lain berupa rhinosinusitis,
otitis media, mastoiditis dan pneumonia.
Prognosis

bergantung komplikasi
Prognosis faringitis virus tergolong baik karena
komplikasinya jarang
Pada faringitis bakteri dan virus dapat ditemukan
komplikasi ulkus kronik yang cukup luas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai