Anda di halaman 1dari 24

Proses yang dilalui obat di dalam tubuh atau

tahapan perjalanan obat tersebut di dalam tubuh.


Proses farmakokinetik ini dalam ilmu farmakologi
meliputi beberapa tahapan mulai dari proses
absorpsi atau penyerapan obat, distribusi atau
penyaluran obat ke seluruh tubuh, metabolisme
obat hingga sampai kepada tahap ekskresi obat itu
sendiri atau proses pengeluaran zat obat tersebut
dari dalam tubuh.
Anak adalah bukan orang dewasa dalam
bentuk kecil, melainkan manusia yang oleh
karena kondisinya belum mencapai taraf
pertumbuhan dan perkembangan yang
matang, maka segala sesuatunya berbeda
dengan orang dewasa umumnya.
1. Neonatus/bayi baru lahir (4 minggu pertama setelah
kelahiran, terjadi perubahan fungsi fisiologi yang
sangat penting namun masih prematur)
2. Bayi (1 bulan sampai 12 bulan), merupakan masa
awal pertumbuhan yang pesat
3. Anak-anak (1-12 tahun) adalah masa pertumbuhan
secara bertahap, yang bisa terbagi menjadi:
 anak usia 1-3 tahun
 anak usia pra sekolah 3-5 tahun
 anak usia sekolah 6-12 tahun
4. Remaja (13-17 tahun), merupakan akhir tahap
perkembangan secara pesat hingga menjadi orang
dewasa.
Beberapa pertimbangan yang perlu diambil sehubungan
dengan pemakaian pada anak adalah:

a.Faktor-faktor farmakokinetik obat, meliputi absorpsi,


distribusi, metabolisme dan ekskresi.
b.Pertimbangan dosis terapetik dan toksik, yakni termasuk
pemakaian obat dengan lingkup terapi lebar atau sempit
(wide or narrow therapeutic margin), dan interaksi antar
obat berdasarkan perjalanan penyakit.
c.Perhitungan dosis
d.Segi praktis pemakaian obat, mencakup cara pemberian,
kebiasaan, dan ketaatan pasien untuk minum obat.
 Dua faktor yang berperan dalam hal absorpsi obat dari
saluran cerna:
– pH (pH bayi yang aterm waktu lahir 6 – 8, dalam 24 jam
turun jadi 1- 3) dan
– waktu pengosongan lambung.
• Absorpsi melalui kulit bertambah karena belum
berkembangnya epidermis pada bayi yang baru lahir
– hal ini bisa menimbulkan keracunan pada penggunaan
hexachlorophene yang ditambahkan pada sabun atau
bedak salep asamsalisilat, alkohol
Umumnya absorpsi oral pada bayi dan anak
tidak jauh berbeda dengan dewasa.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan
sehubungan dengan absorpsi obat pada anak:
a. 24 jam pertama kelahiran terjadi peningkatan
keasaman lambung secara mencolok jadi hindari
obat-obat yang terutama dirusak oleh asam
lambung (pH rendah).
b. Pengosongan lambung pada hari I dan II
kehidupan relatif lambat (6-8 jam) sehingga
obat yang absorpsi utamanya di lambung akan
diabsorpsi secara lengkap dan sempurna,
sebaliknya untuk obat-obat yang diabsorpsi di
intestinum efeknya menjadi sangat
lambat/tertunda.
c. Absorpsi obat yang diberikan perkutan
meningkat pada neonatus, bayi dan anak 
kadar obat dalam darah akan meningkat pula
secara menyolok, yang kadang mencapai dosis
toksik obat.

d. Gerakan peristaltik usus bayi relatif belum


teratur, tetapi umumnya lambat. Sehingga
jumlah obat-obat yang diabsorpsi di intestinum
sulit diperkirakan
Peristaltik lemah  jumlah obat yang
diabsorpsi >>> shga memberi konsekuensi
berupa efek toksik obat.
Peristaltik >>> (pada diare), absorpsi obat
cenderung <<< oleh karena lama kontak obat
pada tempat-tempat yang mempunyai
permukaan absorpsi luas menjadi sangat
singkat.
Total body water dibanding dengan berat badan:
 Janin 94%
 Prematur 85%
 Anak-anak 78%
 Dewasa 60%
Extracellular fluid volume dibanding dengan berat
badan :
 Anak prematur 50%
 Bayi 4- 6 bulan 35%
 1 tahun 25%
 Dewasa 19%
 Apabila obat mencapai pembuluh darah, obat
akan ditranspor lebih lanjut bersama
dalam aliran darah dalam sistem sirkulasi
 Penetrasi dari pembuluh darah ke dalam
jaringan bergantung pada banyak faktor
Distribusi obat Dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut :
Sifat fisika kimia obat
Kandungan lemak
Aliran darah
Permeabilitas membran
ikatan protein.
 Pengikatan obat dengan protein plasma lebih
sedikit pada bayi, karena kadar protein
plasmanya , kemampuan mengikat protein lebih
sedikit dibanding dewasa, seperti fenobarbital,
salisilat, peniccilin, chloramphenicol.
 Jumlah lemak pada bayi lebih sedikit dari dewasa,
juga mempengaruhi efek terapi obat yang larut
lipid lebih sedikit beredar bada balita dibanding
dewasa.
 Ikatan protein umumnya mengacu pada pengikatan obat
pada protein dalam plasma darah. Interaksi juga terjadi
antara obat dan membran jaringan, sel-sel darah merah,
dan komponen lain dari darah. Jumlah obat yang terikat
pada protein menentukan seberapa efektif obat dalam
tubuh. Obat yang terikat disimpan dalam aliran darah,
sedangkan komponen obat yang tidak terikat dapat
dimetabolisme atau diekstrak, dan merupakan bagian
aktif dari obat. Jadi, jika suatu obat 95% terikat dengan
ikatan protein dan 5% bebas, berarti bahwa 5% dari
obat aktif dalam sistem dan menyebabkan efek
farmakologis.
Intensitas kerja obat
Lama kerja obat
Eliminasi bahan obat
Ikatan Protein Plasma Pada Bayi
dan Anak-anak
Ikatan protein plasma obat sangat kecil pada bayi
(neonatus) dan baru mencapai nilai normal pada umur
1 tahun. Hal ini oleh karena rendahnya konsentrasi
albumin dalam plasma dan rendahnya kapasitas
albumin untuk mengikat molekul obat. Keadaan ini
menjadi penting pada bayi malnutrisi dan
hipoalbuminemia.
 Obat-obat yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak
• Sifat kimia-fisik obat pada anak
• Metabolisme bahan berkhasiat :
– Memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan
– Mempercepat pertumbuhan danperkembangan
• Obat-obat yang diekskresikan melalui ASI
 Obat-obat yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak
• Sifat kimia-fisik obat pada anak
• Metabolisme bahan berkhasiat :
– Memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan
– Mempercepat pertumbuhan danperkembangan
• Obat-obat yang diekskresikan melalui ASI
Eliminasi dari metabolit dan obat terutama
melalui ginjal.
Proses filtrasi glomerulus, sekresi tubulus dan
reabsorpsi menentukan efikasi dari eleminasi
obat melalui ginjal.
Memerlukan satu tahun sejak lahir fungsi
ginjal sampai sepenuhnya berfungsi.
Karena belum sempurna fungsi ginjal,
kloramfenikol bisa terakumulasi dalam tubuh.
ATURAN DOSIS ANAK

Penentuan dosis pd anak harus selalu mengacu pd


BUKU STANDAR PEDIATRI atau PEDOMAN TERAPI,
selain itu dpt jg melihat acuan pd kemasan yang ada
pada obat tersebut.
Jika tidak ditemukan informasi dosisnya, dpt
dilakukan perhitungan dosis berdasarkan umur,
berat badan, & luas permukaan tubuh.
1. Clark's Rule for Infants or Children:
(Weight in pounds x (Adult dose)
150
2. Fried's Rule for Infants and Children up to 1 to 2
Years:
(Age in Months) x (Adult Dose)
150
3. Young's Rule for Children from 1 year to 12 Years:
(Age in Years) x (Adult Dose)
Age + 12
21
22
Umur Luas permukaan
Badan (m2)
Lahir 0,21
3 bl 0,29
6 bl 0,35
1 th 0,44
2 0,54
3 0,61
4 0,68
5 0,76
6 0,84
7 0,91
8 0,98
9 1,04
10 1,12
11 1,20
12 1,28
23
o Obesitas

o Dehidrasi / hipovolemik shock; konsentrasi obat dlm darah lebih


tinggi.

o Oedema; konsentrasi obat lebih rendah.

o Fungsi hati & ginjal.

o Adanya kelainan genetik : G–6–PD, porphyria dll.

o Pengaruh preparat hormon, spt anabolik & hormon kelamin yg


dpt mempengaruhi pertumbuhan anak.

Anda mungkin juga menyukai