Anda di halaman 1dari 33

LEPTOSPIROSIS

Lena Wahyu Setianingsih


DEFINISI

Leptospirosis berat (Weil’S


disease)  ikterus,
perdarahan, anemia,
Leptospirosis a/ suatu
azotemia, gangguan
penyakit zoonosis yang
kesadaran, dan demam
disebabkan
terus menerus dengan
mikroorganisme genus
gambaran klinis bervariasi
Leptospira.
berupa gangguan renal,
hepar, dan disfungsi
vaskular
EPIDEMIOLOGI

ditemukan diseluruh petani, peternak,


International
dunia kecuali dibenua pekerja tambang,
Leptospirosis Society
Adolf Weil pada antartica pekerja rumah
 Indonesia
tahun 1885  potong hewan,
paling sering menempati peringkat
Leptospirosis penebang kayu,
ditemukan di daerah mortalitas tertinggi
dokter hewan  Risk
tropis dan subtropics ketiga
Factors
ETIOLOGI

Leptospira interrrogan dari genus Leptospira


dan family treponemataceae.

Kuman leptospira bentuk spiral, tipis, dengan


panjang 5-15µm dan lebar 0,1 – 0,2 mm.

Tersering menyerang manusia


• L. icterohaemorrhagica dengan reservoir tikus
• L. canicola dengan reservoir anjing
• L. Pomona dengan reservoir babi and sapi
PATOGENESIS
Air/tanah/lumpur (urin masuk ke PD  multiplikasi
kontak dgn kulit/mukosa yg
binatang terinfeksi (terdeteksi dalam darah &
terluka
leptospira) LCS)

leptospira dlm darah menyebar ke seluruh tubuh


menghilang, namun tetap & berproliferasi dalam
terbentuk respon imunologi
bertahan hidup dlm organ2 (hepar, pulmo,
(antibody)
berbagai organ (mata, otak ginjal, jantung, otot rangka,
& ginjal) mata, SSP)

siklus lengkap (penetrasi


membrane basalis tubulus
proksimal ginjal & berikan
dgn sel-sel tubulus 
diekskresikan bersama urin.
PATOGENESIS
Kelainan spesifik organ pada Leptospirosis

Organ Kelainan

Ginjal Nefritis interstisial, tubular nekrosis akut, gagal ginjal

Hati Nekrosis setilobuler fokal, infiltrasi sel limfosit, proliferasi sel Kupfer, kolestasis, dapat
ditemukan leptospira

Jantung Kelainan epikardium, endocardium, miokardium berupa edema interstisial dan infiltrat sel
radang

Otot rangka Nekrosis, vakuolisasi, kehilangan striata, nyeri otot akibat invasi langsung dapat ditemukan
antigen leptospira

Mata Dapat masuk bilik mata anterior selama fase leptospiremia, uveitis

Pembuluh darah Vaskulitis

Susunan saraf pusat Dapat ditemukan dalam cairan serebrospinal, meningitis


MANIFESTASI KLINIS

• Inkubasi 7-14 hari • Fase imun


• Perjalanan penyakit  3 fase • Bebas demam 1-3 hr
(Leptospiremia, imun, resolusi) • Demam kembali 40 C
• Fase Leptospiremia (4-9 hr) • Kelemahan umum
• Demam mendadak • Nyeri leher, perut, otot kaki
• Nyeri kepala • Kerusakan ginjal, hati, uremia, iketrus,
perdarahan
• Mual, muntah
• Diare • Weil’s disease  kombinasi jaundice,
AKI, Hipotensi & perdarahan dpt
• Mialgia disertai keterlibatan organ lain
• Ikterus (pankreatitis, uveitis, miokarditis)
• Injeksi conjunctiva/fotofobia
DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan


• Identitas px (terutama • Ikterik, febris, myalgia, Penunjang
pekerjaan), keluhan, hewan conjungtival suffusion, nyeri • DL : Lekositosis,
peliharan dan lingkungan. tekan gastrocnemius trombositopeni, LED
• Hepatomegali, menigkat, anemia
splenomegaly, kaku kuduk, • UL : Proteinuria, silinder >>
ronchi paru, petekie, • RFT : SK >>, Ureum >>
purpura, perdarahan
konjungtiva dan ruam kulit • LFT : SGOT/SGPT >
• Mikroskop &
immunostaining,
Pemeriksaan lapangan gelap
• Kultur
• Serologi : MAT, Elisa Ig M
• PCR
• Radioligis : Thorax, USG
Kriteria diagnosis leptospirosis
A. Apakah penderita Jawab Nilai
Sakit kepala mendadak Ya/tidak 2/0
Cojunctival suffosion Ya/tidak 4/0
Demam Ya/tidak 2/0
Demam >38oC Ya/tidak 2/0
Meningismus Ya/tidak 4/0
Meningismus, nyeri otot, CS bersama-sama Ya/tidak 10/0
Ikterik Ya/tidak 1/0
Albuminuria atau azotemia Ya/tidak 2/0

B. Faktor-faktor epidemiologik
Riwayat kontak dengan binatang pembawa leptospira (pergi ke hutan, rekreasi, Ya/tidak 10/0
tempat kerja, kontak dengan air yang terkontaminasi)

C. Hasil laboratorium, pemeriksaan serologik


Serologik (+) dan daerah endemik
Serum tunggal (+) titer rendah Ya/tidak 2/0
Serum tunggal (+) titer tinggi Ya/tidak 10/0
Serum sepasang, titer meningkat Ya/tidak 25/0

Serologik (+) bukan daerah endemik


Serum tunggal (+) titer tinggi Ya/tidak 5/0
Serum tunggal (+) titer rendah Ya/tidak 15/0
Serum sepasang (+), titer meningkat Ya/tidak 25/0

Berdasarkan kriteria di atas, leptospirosis dapat ditegakkan jika:


Kriteria Faine 1.Presumtive leptospirosis, bila A atau A+B > 26 atau A+B+C > 25
2.Sugestive leptospirosis, bila A+B antara 20-25
DIAGNOSIS BANDING

Demam Berdarah Dengue

Hepatitis Virus Akut

Malaria

Penyakit lain yang ditularkan melalui binatang mengerat (rodent-


borne)
KOMPLIKASI

Gagal ginjal akut

Sepsis dan syok septik

Gagal multi organ


TATALAKSANA
Indikasi Regimen obat Dosis

Leptospirosis ringan Doksisiklin atau 2 x 100 mg


Ampisilin atau 4 x 500-750 mg
Amoksisilin 4 x 500 mg

Leptospirosis sedang/berat Penisilin G 1,5 juta unit/6 jam (IV atau IM)
Ceftriaxon 2 g/hari (IV)
Cefotaxime 1 g/ 6 jam (IV)

Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg/minggu


Azitromisin 250 mg/minggu

Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mendeteksi dan mengatasi keadaan dehidrasi,
hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal sangat penting pada leptospirosis. Gangguan fungsi ginjal
umumnya dengan spontan akan membaik dengan membaiknya kondisi pasien. Namun pada
beberapa pasien membutuhkan tindakan hemodialisa
PENCEGAHAN
KASUS
LEPTOSPIROSIS
IDENTITAS

Nama : Tn. RA

Umur : 23 tahun

Alamat : Gudo,Jombang

Pekerjaan: Petani

Agama : Islam

Suku : Jawa
ANAMNESA
Riwayat penyakit sekarang
• Pasein mengeluh lemas. Badan lemas sejak 7 hari yang lalu, sebelumnya pasien mengeluh panas
badan tiba-tiba disertai menggigil, bahkan sempat pingsan. setelah pingsan pasien tidak bisa duduk
7 hari ini. Panas badan 4 hari terus-menerus, panas tinggi sudah diberi obat penurun panas namun
tidak membaik, selain itu pasien juga mengeluh semua badan terasa sakit, kaki sulit untuk jalan,
sakit kepala (+), ngliyer (+), tanggal 16 desember muntah darah 1x kurang lebih seperempat gelas.
Mual muntah (+) kurang lebih 2-3x/hari, bab hitam (-), sesak (-)

Riwayat Penyakit Dahulu


• DM (-), HT (-), R/Batuk darah sebelumnya (-), R/TBC (-)
• Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.
• Penggunaan obat-obatan tertentu disangkal.
• Riwayat penyakit lain disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Keluarga yang sakit seperti ini disangkal HT (-), DM (-).

Riwayat Sosial
• Pekerjaan pasien sebagai Petani. Rumah dekat genangan air.
PEMERIKSAAN FISIK
• Vital Sign • Thorax
• KU : lemah • Inspeksi
• Bentuk normal simetris, gerak dada normal
• GCS : 456 • Iktus kordis tak tampak
• TD : 120/80 mmHg • Palpasi
• Nadi : 86 x/menit • Iktus kordis tak teraba
• Suhu : 38.1 C • Massa (-)
• Nyeri (-)
• RR : 22 x/menit
• Perkusi
• BB 57 Kg • Sonor pekak Hepar
• TB 178 cm • Batas jantung
• Batas atas jantung: ICS II Sinistra
• Batas kanan jantung: ICS III-IV
• Head to Toe parasternal line dexra
• Head • Batas jantung kiri: ICS V midclavicular
line Sinistra
• A/I/C/D : -/+/-/- • Auskultasi
• Gusi berdarah (-) • Ves +/+
• Edem gingiva (-) • Rh -/-
• Neck • Wh -/-
• JVP flat • S1S2 tunggal, Gallop (-)
• Pembesaran KGB (-)
• Pembesaran kelenjar thyroid (-)
• Abdomen • Auskultasi  Bising usus normal
• Inspeksi • Ekstremitas
• Bentuk  flat, tak tampak pulsasi epigastrik • HKM
• Massa (-) • CRT< 2 dtk
• Palpasi • Edema (-)
• Soepl, nyeri tekan (-) • Nyeri tekan M.Gastrocnemius (+)
• Hepar dan Lien tak teraba
• Ginjal kesan normal, nyeri ketok ginjal (-)
• Ascites (-)
• Turgor < 2 detik
• Perkusi
• Timpani
• Ukuran hepar kesan normal
• Traube’s space kesan kosong (timpani)
LABORATORIUM
• 9 Desember 2017 • Leu 14.260
• Hb 14,2 g/dl • Hct 34,6 %
• Leu 21.200 • Eri 4.560.000
• Hct 42,4% • MCV 75,9
• Eri 5.230.000 • MCH 27,6
• Tro 40.000 • MCHC 36,4
• Hitung Jenis • RDW-RC 12,7
• Eosinofil – • Trombosit 22.000
• Basofil – • Hitung Jenis
• Batang – • Eusinofil 0
• Segmen 93 % • Basofil 0
• Limfosit 3 % • Batang (-)
• Monosit 4 % • Segmen 84
• IgM S Typhi skor 2 (Negative) • Limfosit 6
• Monosit 10
• Neutrofil absolut 11.93
• 10 Desember 2017
• Hb 12,6 g/dl
• 11 Desember 2017 • Limfosit 2
• Hb 10,5 g/dl • Monosit 6
• Neutrofil absolut 19.63
• Leu 21.440
• KIMIA DARAH
• Hct 28,9 %
• Bilirubin total 5.00
• Eri 3.810.000 • Bilirunin Direk 2.52
• MCV 75,9 • Kreatinin Serum 5.30
• MCH 27,6 • Urea 197.2
• MCHC 36,3 • Asam urat 7.68
• RDW-RC 12,9 • SGOT 102
• SGPT 78
• Trombosit 61.000 • Natrium 123
• Hitung Jenis • Kalium 3.40
• Eusinofil 1 • Klorida darah 93
• Basofil 0
• Batang (-)
• Segmen 92
Clue and Cue

Laki-laki, 23 tahun.
- Febris H-4
- Myalgia
- Anoreksia
- R/ sinkop
- Cephalgia
- Hematemesis 1x
- Ikterik
- Nyeri tekan gastrocnemius
- Lekositosis
- Trombositopenia
- Shift to the left
- Peningkatan SGOT/SGPT
- Peningkatan SK, U
- Peningkatan bilirubin direk
PROBLEM LIST & PLANNING DIAGNOSIS

PROBLEM LIST PLANNING DIAGNOSIS

• LEPTOSPIROSIS • LEPTOSPIROSIS
PLANNING : DIAGNOSIS & TERAPI

PLANNING DIAGNOSIS PLANNING TERAPI

• DL (terlampir) • O2 Nasal 4 lpm


• Mikroskrop lapangan gelap • Inj Penicilin G 1,5 Juta U iv tiap 6 jam
• Kultur darah • Inf. RL 20 tpm

• Thorax PA • Inj Ranitidin 2x1


• Inj Ondansetron 3x1
• EKG
• Inj Paracetamol 500 mg (prn)
• Vit K 3 x 1
• Pasang DK
PLANNING : MONITORING & EDUCATION

PLANNING MONITORING PLANNING EDUCATION

• TTV • Penjelasan tentang penyakit pasien


• Keluhan px : demam, mual • KIE pasien dan keluarga pasien,
muntah, pusing, nyeri sendi. tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan
• Pmx Fisik: ikterik, hepatomegaly (-
/+), splenomegaly (-/+) • KIE pasien dan keluarga mengenai
pengobatan yang diberikan.
• Produksi urin
• KIE pasien ttg komplikasi yang
• DL Serial dapat terjadi (sepsis, syok sepsis,
• RFT/LFT gagal ginjal akut dan gagal multi
organ)
• Tanda-tanda perdarahan
PEMBAHASAN

Pada anamnesis, didapatkan keluhan demam 4 hari, nyeri kepala, mual muntah, nyeri
seluruh badan (myalgia), muntah darah (manifestasi perdarahan) serta keluhan sulit
menggerakan kaki dan sempat pingsan.

Tjokoprawiro A, 2015 leptosprirosis  demam yg muncul mendadak, sakit kepala


dibagian frontal, nyeri otot, mata merah/fotofobia, mual muntah dan pada kasus yg
berat (Weil’s disease) dapat disertai icterus, perdarahan, anemia, demam yang continue
sampai gangguan kesadaran.

Pada fase leptospiremia (4-9) hari dari onset gejala. Selama masa ini atau sekitar 4-9
hari, pasien menunjukkan gejala seperti flu (flulike illness), ditandai dengan demam,
menggigil, lemah, dan myalgia.
PEMBAHASAN Lanjutan..

Pemeriksaan fisik didapatkan ikterik dan nyeri tekan gastrocnemius yang merupakan tanda khas
leptospirosis.

Ikterik sendiri disebabkan karena bilirubin direk meningkat.

Pada pemeriksaan Kimia darah diapatkan peningkatan Bilirubin total dan bilirubin direct,
peningkatan SGOT/SGPT, Peningkatan Serum creatinine & Urea  kerusakan hepar dan ginjal.

Pada ginjal, kerusakan yang disebabkan oleh Leptospira dapat mengakibatkan kerusakan tubulus
distal dan tubulus konvulus hingga menyebabkan gagal ginjal akut yang digambarkan dengan
peningkatan kreatinin darah.
Pada hati, Leptospira menyebabkan kerusakan ikatan antar sel hepatosit, penyumbatan pada
kanalikuli hingga nekrosis fokal pada sel-sel periportal. Kerusakan intrahepatic ini dapat
memberikan gambaran jaundice/ikterik pada penderita.
Lanjutan..

Pada pemeriksaan DL didapatkan lekositosis dan trombositopenia, lekositosis terjadi akibat leptospiremia
sementara trombositopenia terjadi akibat reaksi imun pada leptospirosis yang memediasi destruksi platelet
(antiplatelet antibodies) dan penghambatan pembentukan platelet pada sumsum tulang. Trombositopenia
inilah yang memyebabkan manifestasi perdarahan pada sebagian besar penderita.

Sesuai dengan tanda dan gejala yang didapatkan pada pasien melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang, pasien yang dipaparkan dalam kasus mengalami kondisi berat dari infeksi leprospira atau Weil
disease. Bentuk ikterik atau bentuk berat dari leptospirosis yang dikenal dengan nama Weil disease terjadi pada
5-10% pasien leptospirosis.

Weil disease umumnya diawali dengan gejala klinis leptospirosis ringan yang diikuti progresivitas menjadi
derajat berat. Manifestasi klinis yang dapat ditemukan antara lain ikterik, gagal ginjal, perdarahan, aritmia
kardiak, pneumonitis dan gangguan hemodinamik.
Lanjutan..
Ikterik biasanya muncul pada hari kelima hingga kesembilan dan dapat bertahan beberapa minggu.

Terjadi peningkatan kadar uji fungsi hepar, namun kerusakan hepatoselular berat sangat jarang terjadi.

Keterlibatan renal umum ditemukan dan dapat muncul pada hari 3-4 onset penyakit.

Beberapa faktor dapat terlibat dalam patogenesis insufisiensi renal, meliputi hipovolemia, hipotensi dan
nekrosis tubular akut, Gagal ginjal oligurik atau nonoligurik biasanya terjadi pada minggu kedua.

Perdarahan terjadi karena vaskulitis berat, dengan kerusakan endotel yang menyebabkan cedera kapiler.
Manifestasi perdarahan meliputi ptekiae, puprura, gusi berdarah, epitaksis, hemoptisis, perdarahan
gastrointestinal dan yang paling jarang, perdarahan subarachnoid atau adrenal.
Lanjutan..

Sehari-hari pasien bekerja sebagai petani. Aplin et al. melaporkan bahwa penularan
penyakit ini dapat terjadi melalui kontak kulit terhadap tumbuhan yang
terkontaminasi tikus infektif Leptospira sp. Aktivitas harian sebagai petani sangat
memungkinan kontak dengan rumput atau tumbuhan lain di sawah atau ladang
yang memiliki kemungkinan terkontaminasi urin tikus. Oleh karena itu, pekerjaan
pasien ini dapat menjadi faktor risiko leptospirosis

Pada pasien ini diberikan terapi berupa inj penicillin G 1,5 juta U iv setiap 6 jam
yang merupakan first line terapi pada leptospirosis berat. Antibotik diberi sedini
mungkin untuk meningkatkan angka kesembuhan dan memperbaiki prognosis.
Antibiotik dapat diberikan selama 7-10 hari
KESIMPULAN

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh


mikroorganisme leptospira. Manusia dapat terinfeksi melalui kontak
dengan leptospira secara insidental. Gejala yang timbul mulai dari
ringan sampai berat bahkan kematian, bila terlambat mendapat
pengobatan.

Diagnosis dini yang cepat dan penatalaksanaan yang cepat akan


mencegah perjalanan penyakit menjadi berat.

Pencegahan dini terhadap mereka yang terkespos diharapkan dapat


melindungi dari serangan leptospirosis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai