Anda di halaman 1dari 13

SISTEM PENTANAHAN

(GROUNDING)
Pendahuluan
 Sistem pentanahan diperlukan agar perangkat
telekomunikasi dapat terhindar dari pengaruh petir dan
tegangan asing
 Pentanahan dilakukan dengan cara menanam elektroda agar
arus lebih dapat disalurkan ke bumi
 Pada sistem penangkal petir dalam satu area, sistem
pentanahan terintegrasi sangat dianjurkan karena seluruh
sistem pentanahan seperti penangkal petir, listrik, perangkat
telekomunikasi, perangkat komputer dan instrumen lainnya
dijadikan satu
 Sistem pentanahan yang masih terpisah dengan alasan-
alasan tertentu maka harus disambungkan kesistem
pentanahan terintegrasi melalui Equipotential bonding
 Elektroda pentanahan biasanya menggunakan satu atau
lebih elektroda cincin, elektroda vertikal, elektroda radial
atau elektroda pondasi sedangkan untuk elektroda pelat
dan kawat ram sebagai tambahan tetapi sebaiknya dihindari
karena kemungkinan korosi terutama pada sambungan
sangat besar
Petir
Berdasarkan sifatnya petir dapat menimbulkan :
 Arus dan tegangan listrik yang besarnya sampai dengan
ratusan Kilo Ampere dan ratusan Kilo Volt sehingga
objek akan rusak dan terbakar jika terlewati
 Muatan listrik yang menimbulkan energi panas sehingga
dapat melelehkan logam dan memercikkan bunga api
 Energi spesifik berupa frekwensi sambaran petir yang
dapat menimbulkan panas sehingga mengakibatkan
kerusakan karena meningkatnya temperatur
 Induksi magnet yang terjadi karena kecuraman arus petir
dalam radius tertentu
Proteksi
Berdasarkan sifat-sifatnya maka petir dapat diproteksi dengan :
 Sistem proteksi eksternal terdiri dari :
 Penangkal petir
Fungsinya adalah untuk menerima (menampung) sambaran petir
 Kawat penghantar tembaga
Berfungsi untuk mengalirkan arus petir dari penangkal petir ke elektroda
 Elektroda
Membuang arus petir ke tanah (sebaiknya digunakan sistem integrasi
untuk sistem proteksi dalam satu area)
 Sistem proteksi internal terdiri dari :
 Arester
Fungsinya untuk memutus arus petir agar tidak masuk secara konduksi
melalui hantaran listrik atau telepon yang pemasangannya dapat dilakukan
dengan sistem zoning yaitu pemasangan arester secara bertingkat pada
setiap SDP dan perangkat sehingga arus petir menjadi nol
 Shelding
Mencegah induksi melalui medium udara ke perangkat atau kabel
 Equipotential Bonding
Menghilangkan perbedaan potensial
Equipotensial bonding
 Equipotensial Bonding sangat penting untuk
penyamaan tegangan dengan cara mengikat
(bonding) semua penghantar listrik dengan alat
pemotong pulsa yang tersambung ke sistem
penangkal petir, metal, rangka baja dan struktur,
bagian yang mudah menghantarkan
listrik,instalasi listrik dan perangkat
telekomunikasi yang berbeda dalam daerah
proteksi
 Proteksi dengan sistem seperti ini bertujuan
untuk mencegah kemungkinan terjadi kebakaran,
bahaya ledakan, kerusakan serta ancaman
terhadap manusia didalam daerah yang
diproteksi
Besar Tahanan Pentanahan

 Satuannya dinyatakan dalam Ohm yang digunakan untuk menentukan


baik atau tidak suatu sistem pentanahan dimana semakin kecil harga
tahanannya maka semakin baik
 Harga tahanan pentanahan maksimum dari bermacam-macam perangkat
telekomunikasi berbeda-beda misalnya sentral elektronik besar
tahanannya 1 Ohm sedangkan untuk sentral elektromekanik adalah 3
Ohm
 Persyaratan tahanan total dari sistem pentanahan terintegrasi dalam satu
lokasi harus memenuhi harga maksimum yang terkecil
 Pengamanan terhadap tegangan lebih yang ditimbulkan oleh petir
ataupun bukan petir baik untuk perangkat ataupun manusia diperlukan
pengamanan tambahan seperti :
 Fuse (Pemutus)
 Arrester
 Varistor
Arrester
 Perlindungan terhadap arus kilat petir apabila
sampai ke sistem dimana saklar series gap akan
bekerja (tertutup jika ada spark-over akibat
tegangan berlebih), dengan tidak mengizinkan
tegangan berlebih (cukup tinggi) yang
membahayakan sistem menjadi gangguan
terhadap pelayanan
 Ada dua jenis Arrester :
◦ Expulsion arrester
◦ Valve arrester
Metoda Pengukuran
Tahanan Pentanahan (Tahanan Arde)

Dapat dipergunakan salah satu dari dua metoda dibawah ini dimana pemilihannya tergantung
dari lingkup penggunaan syarat batas dan tersedianya peralatan ukur dilapangan
 Metoda Triangulasi
◦ Lingkup penggunaan :
 Mengukur tahanan kaki tower
 Mengukur tahanan instalasi pentanahan ukuran kecil
◦ Syarat batas
 Metoda ini tidak dapat dipergunakan untuk mengukur instalasi pentanahan yang
memiliki tahanan rendah (instalasi pentanahan ukuran besar)
 Tahanan elektroda pertolongan tidak boleh lebih besar dari 10 kali tahanan pentanahan
yang diukur
 Metoda Fall of Potential
◦ Lingkup penggunaann
 Mengukur tahanan instalasi pentanahan ukuran besar (pentanahan yang memiliki
tahanan rendah)
◦ Syarat batas
 Memerlukan medan yang cukup luas (radius lebih dari 20 m)
 Hasil pengukuran tidak memuaskan apabila ditempat atau dekat dengan tempat
penanaman elektroda pertolongan terdapat instalasi logam bawah tanah seperti pipa air
minum dsb
Cara Pengukuran Triangulasi
1. Tanamlah dua elektroda pertolongan
sedemikian rupa sehingga menyusun sebuah
segi tiga dengan instalasi pentanahan yang akan
diukur
2. Ukur tahanan seri setiap pasangan elektroda
dengan menggunakan salah satu cara berikut :
a. Sumber tegangan AC, beda potensial dan kuat arus
diukur oleh Volt meter dan Ampere meter
b. Alat ukur jembatan khusus
Untuk Cara 2.a.
Dimana : A adalah instalasi pentanahan yang akan diukur
B dan C adalah elektroda pertolongan

Untuk Cara 2.b.


Dimana : D adalah alat ukur jembatan khusus

D
A D

D C
Perhitungan Tahanan Cara 2.a

 Tahan seri antara A dan B adalah a (=V/I) ohm dimana besarnya


a = V/I ohm
V dan I adalah hasil pengukuran langsung dengan AVO meter
 Tahanan seri antara A dan B adalah b (=V/I) ohm dimana
besarnya b = V/I ohm
V dan I adalah hasil pengukuran langsung dengan AVO meter
 Tahanan seri antara B dan C adalah d (=V/I) ohm dimana
besarnya d = V/I ohm
V dan I adalah hasil pengukuran langsung dengan AVO meter
 Sehingga tahanan pentanahan adalah RE = (a = b-d)/2
Cara Pengukuran Fall of Potential
1. Tanamlah dua elektroda pertolongan yaitu
elektroda tegangan (=P) dan elektroda arus
(=C), menurut ketentuan sebagai berikut :
◦ Instalasi pentanahan P dan C terletak pada satu garis
lurus dengan A
◦ Jarak minimal antara instalasi pentanahan P dan C
adalah 20 meter
2. Ukur tahanan pentanahan dengan salah cara
berikut berikut :
a. Beda potensial AC antara instalasi pentanahan dan P,
serta kuat arus AC antara instalasi pentanahan dan
C
b. Alat ukur khusus seperti Megger Ground Tester
 Perhitungan tahanan pentanahan adalah
RE = V/I ohm
110/220

NP

1000 ohm V

I
P C

Dimana ; A adalah instalasi pentanahan yang akan diukur tahanannya


I adalah ampere meter AC
V adalah Voltmeter AC
P adalah elektroda pertolongan ( elektroda tegangan )
C adalah Netral Point (NP) sistem power yang ditanamkan sehingga tidak diperlukan
elektroda C tambahan

Anda mungkin juga menyukai