Apa itu
DM?
Sejarah
DM
Menurut American Diabetes Assosiation (ADA)
(2005), DM adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak
dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara
normal. DM terjadi ketika pankreas tidak dapat
menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, atau
ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
dihasilkan dengan efektif.
DM adalah satu sindroma hiperglikemia kronis yang
disebabkan oleh defisiensi insulin, resistensi insulin atau
keduanya. Lebih dari 120 juta penduduk di seluruh dunia
menderita DM dan diperkirakan jumlah ini akan meningkat
sehingga 370 juta penduduk menjelang tahun 2030. DM
biasanya irreversibel, walaupun pasien masih bisa menjalani
cara hidup secara normal tetapi komplikasi akhir dari
penyakit DM ini bisa menurunkan harapan hidup (Gale dan
Anderson, 2009).
• Di Mesir dikenal penyakit yang ditandai dengan sering kencing
dalam jumlah yang banyak (poliurial).
1552 SM
(Sebelum • Penurunan berat badan yang cepat tanpa disertai rasa nyeri.
Masehi)
Penggolongan
Obat
Antidiabetes
Tahun 1915 Sir William Osler merekomendasikan
opium untuk terapi DM. Pada awal penelitian DM
dikaitkan dengan metabolisme glikogen dan sel-sel
pankreas yang dikemukan oleh seorang siswa
medis dari Swedia bernama Paul Langerhans.
HIPOGLIKEMIK
ALPHA-GLUCOSIDASE
SULFONILUREA BIGUANIDES MEGLITINIDES THIAZOLIDINEDIONES
INHIBITORS
Golongan obat antidiabetes oral adalah :
a. SULFONILUREA
Digunakan untuk menurunkan glukosa darah, obat ini
merangsang sel beta dari pankreas untuk memproduksi lebih
banyak insulin. Obat ini hanya bisa dipakai pada diabetes tipe
2.
Monografi
MK
ES
Glibenklamid
Manfaat dan
Dosis
Farmakodinamik
&
Farmakokinetik
Metabolisme
Obat
Pengembangan
Obat
• Pemerian : serbuk hablur,
putih atau hampir putih,
tidak berbau atau hampir
tidak berbau.
• Kelarutan :
tidak larut dalam air dan
alam eter, larut dalam 330
bagian alkohol , dalam 36
bagian kloroform, dan
dalam250 bagian metanol.
• Titik lebur Glibenklamid :
172º-174º C
Glibenklamid merupakan senyawa golongan sulfonylurea
generasi kedua. Glibenklamid digunakan sebagai obat antidiabetik
oral yang merupakan pilihan pengobatan awal untuk diabetes
mellitus tipe 2 (noninsulin-dependent) pada pasien dengan
hiperglikemia yang tidak dapat dikontrol hanya dari makanan.
Glibenklamid bekerja dengan cara menurunkan konsentrasi
glukosa darah. Meskipun secara kimia glibenklamid berhubungan
dengan sulfonamida, glibenklamid tidak memiliki aktivitas
antibakteri.
Abad ke-20
Penemuan insulin pada abad ke-20 tepatnya tahun 1921 oleh seorang ahli bedah bernama Frederick Grant
Banting dan asistennya yang bernama Charles Herbert. Dengan ditemukannya insulin tersebut, maka
perkembangan penyakit diabetes selanjutnya mengarah kepada perkembangan pengobatan diabetes.
Tahun 1954-1956
Ditemukan sebuah tablet sejenis sulfonilurea yang dapat meningkatkan kadar hormon insulin.
Tahun 1969
Ditemukan tablet sulfonilurea generasi kedua yang dikenal dengan gkibenklamid. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengobatan diabetes dengan ditemukan nya berbagai jenis obat dabetes seperti
glibenklamid.
Gambar 1.2 : Struktur umum sulfonilurea
Gugus Ar dan R dari struktur umum sulfonylurea
(glibenklamid) memberikan karakter lipofilik sementara –
SO2-NH-CO-NH memberikan karakterisasi hidrofilik,
keseluruhan gugus fungsi ini diperlukan dalam aktivitas
antidiabetika dari glibenklamid, khususnya gugus Ar dan R
yang mempengaruhi potensi (ikatan reseptor SU),
metabolisme, durasi, dan rute eliminasi.
Arylsulfonilurea adalah suatu asam organic lemah yang
mudah terioniasasi dalam ph fisiologis, proses ioniasi ini
berkontribusi secara signifikan kepada potensi obat, ikatan
protein plasma, dan interaksiobat
• Gangguan susunan syaraf pusat berupa sakit kepala, vertigo, bingung, ataksia dan lain
2. sebagainya.
• Hipoglikemia dapat terjadi apabila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat, juga pada gangguan
fungsi hati atau ginjal atau pada lansia. Hipogikemia sering diakibatkan oleh obat-obat
4. antidiabetik oral dengan masa kerja panjang.
Inhibitor -Glukosidase
Mekanise Kerja
Memperlambatabsorpsi polisakarida,
dekstrin, dan disakarida di
intestine.Dengan menghambatkerja enzim
α-glukosidase di brush border intestine,
dapat mencegah peningkatan glukosa
plasma.
Secara struktural miglitol berbeda dengan acarbose miglitol 6 kali
lebih kuat dalam menghambatsucrase.Meskipun afinitas ikatan
kedua senyawa tersebut berbeda, sasaran dari
baik acarbose maupun miglitol adalah α-glukosidase : sucrose,
maltase, glycoamylase, dextranase, dan isomaltase (hanya miglitol)
dan memiliki sedikit efek pada amylase-α (hanya acarbose) atau
pada glukosidase –b (hanya miglitol), yang memecah gula yang
pada posisi beta seperti seperti laktosa.