Anda di halaman 1dari 28

ELIMINASI FILARIASIS

ELIMINASI FILARIASIS

KOMITMEN INTERNASIONAL

WHA Resolution, 1997


” Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public
Health Problem”

WHO Global Commitment, 2000


“ The Global Goal of Elimination of Lymphatic
Filariasis as a Public Health Problem by the year
2020”
PROGRAM ELIMINASI FILARIASIS
DI INDONESIA

KOMITMEN NASIONAL
► Pencanangan oleh Menteri Kesehatan RI :
8 April 2002 di Sumatera Selatan .
 Filariasis sbg program prioritas P2M & PL

► Peraturan Presiden RI. No. 7 Tahun 2005, tentang RPJMN Tahun


2004-2009. Bab 28. B. 5.”  Filariasis sebagai salah satu program
prioritas P2M“

► Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI. No.443.43/875/SJ. Tgl: 24


April 2007. Tentang  Pelaksanaan Pengobatan Massal Filariasis
Dalam Rangka Eliminasi Filariasis di Indonesia.
Tujuan Program

Tujuan Umum :
Filariasis tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat Indonesia thn 2020.

Tujuan Khusus :
1. Menurunnya Mikrofilaria Rate < 1% di
Kabupaten/Kota.
2. Mencegah dan membatasi kecacatan
karena filariasis.
KEBIJAKAN NASIONAL

1. Eliminasi Filariasis sebagai program prioritas


nasional pemberantasan penyakit menular
2. Menerapkan strategi WHO dalam program
eliminasi filariasis global
3. Satuan lokasi pelaksanaan (IU)
Kabupaten/Kota
4. Mencegah penyebaran filariasis antar
kabupaten, propinsi dan antar negara.
STRATEGI PROGRAM

1. Memutuskan mata rantai penularan filariasis 


Pemberian obat Massal Pencegahan (POMP)
filariasis di daerah endemis.
DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN

• SOSIALISASI SAMPAI KE TINGKAT DESA


• SELEKSI PENDUDUK SASARAN, YANG MINUM OBAT PENDDK DL
KEADAAN SEHAT
• OBAT KAKI GAJAH TIDAK BOLEH DIBERIKAN
PADA : BAYI UMUR < 2 TAHUN, IBU HAMIL,
LANSIA UMUR >69 TAHUN
• IBU MENYUSUI BOLEH MINUM OBAT KAKI GAJAH
• MAKAN DULU SEBELUM MINUM OBAT
• BILA ADA EFEK SAMPING PENGOBATAN, SEGERA PERGI KEPOST
PENGOBATAN
• MEDIS /PARAMEDIS BERSIAGA SELAMA MASA PENGOBATAN
MASSAL
CARA PEMBERIAN OBAT

• Obat yang diberikan adalah DEC dan ALBENDAZOLE


• Cara : DIBERIKAN SEKALI SETAHUN SELAMA
MINIMAL 5 TAHUN BERTURUT-TURUT
• Perhitungan dosis obat berdasarkan umur.

UMUR DEC (100 mg) Abendazole (400 mg)


(Tahun) Tablet Tablet

2-5 1 1

6 - 14 2 1

> 14 3 1
CARA MINUM OBAT

 Minum obat sesudah makan,


(beritahu pasien kemungkinan
reaksi obat yang dapat terjadi).
 Obat diminum di depan TPE
Kejadian Ikutan Pasca POMP Filariasis

1. Kejadian ikutan terhadap hasil pengobatan


(matinya makroflaria & mikrofilaria).

2. Kejadian ikutan yg tdk diinginkan.


Kejadian ikutan terhadap hasil pengobatan

Gejala Umum Pada 3 Sakit kepala, pusing,


(respon imun, hari demam, mual, muntah,
matinya pertama nafsu mkn turun,nyeri otot,
mikroflaria) nyeri sendi,lemas

Gejala Lokal 1-3 Limfadenitis, limfangitis,


(respon imun, minggu adenlimfangitis, funikulitis,
matinya epididimitis, orkitis,
makrofilaria) orkalgia,abses, ulkus,
limfedema.
Klasifikasi kejadian ikutan
pasca POMP filariasis
Ringan Demam, pusing,sakit kepala, nyeri otot, nyeri
sendi,lemas, mual, muntah, nafsu makan
berkurang, keluar cacing.
Sedang Diare, eritema, urtikaria,limfadenitis,
limfangitis, adenolimfangitis, nodul subkutan,
abses, orkitis, orkalgia, epididimitis,
funukulitis.
Berat Asma bronkial, angioedema, ikterus,
kolestasis, serangan epistaksis.

Mengancam Syok anafilaktik, spasme larings


nyawa
Penanggulangan Kejadian Ikutan

Klasifikasi Gejala Penanggulangan


Ringan Demam, pusing, sakit Istirahatkan.
kepala, nyeri otot, nyeri Berikan paracetamol (10
sensi, lemas. mg/KgBB/kali) setiap 4 jam.
Bila dlm 3 hr demam ttp
berlanjut rujuk PKM

Mual, muntah, nafsu makan Istirahatkan.


berkurang. Berikan minum air hangat.
Bila gejala tdk berkurang
berikan antasida ssi dosis.
Berikan obat anti muntah
bila perlu.

Keluar cacing. Berikan penjelasan bahwa


kejadian tsb tdk berbahaya
bahkan menguntungkan.
KLASIFIKASI GEJALA PENANGGULANGAN

Sedang Diare Nilai derajat dehidrasi :


1.Tanpa dehidrasi  banyak
minum, bila perlu berikan oralit .
2.Dehidrasi ringan  berikan
oralit.
3.Dehidrasi sedang & Berat 
rujuk ke PKM/ RS.

Eritema & Urtikaria Ringan  berikan CTM dan KS


oral.
Bertambah berat  Injeksi KS di
PKM / RS.

Limfadenitis, Kompres daerah meradang &


limfangitis, berikan antibiotik & analgetik.
adenolimfangitis

Nodul subkutan A & antiseptik eksisi nodul 


berikan AB & AG.
Abses A & antiseptik  insisi abses
drainase  AB & AG
Klasifikasi Gejala Penanggulangan

Berat Asma bronkiale, Rujuk RS


angioedema, ikterus,
kolestasis, serangan
epilepsi.

Mengancam nyawa Syok anafilaktik, spasme Rujuk RS


larings.
SURVEILANS KEJADIAN IKUTAN
PASCA POMP FILARIASIS

Tujuan
1. Untuk mengamati, mendeteksi dini, mencatat,
melaporkan serta merespon kasus yang
terjadi dengan cepat dan tepat

2. Mengurangi dampak negatif kasus terhadap :


- Kesehatan individu
- Program filariasis.
Sasaran

Orang yang mendapat dan minum


obat pada saat POMP filariasis
dilaksanakan.
Kasus yang dilaporkan

1. Reaksi ringan (rekapitulasi)


2. Reaksi Sedang (rekapitulasi)
3. Reaksi Berat
4. Reaksi yang mengancam jiwa
Kegiatan :

1. Pencatatan
Seluruh kasus reaksi pengobatan filariasis
(sesui form yang berlaku)

2. Pelaporan kasus
Kasus yang dilaporkan masy atau ptgs  diduga
kasus reaksi pengobatan filariasis
Waktu Pelaporan
(kasus berat/meresahkan masyarakat)

Jenjang Administrasi Kurun Waktu diterimanya


laporan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 24 jam dari saat penemuan kasus
Dinas Kesehatan Propinsi 24 – 72 jam dari saat penemuan
kasus
Sub Direktorat Filariasis 24 jam s/d 7 hari dari saat
penemuan kasus
STRATEGI

2. Mencegah dan membatasi kecacatan 


penatalaksanaan kasus filariasis
STRATEGI

3. Memperkuat surveilans

4. Pengendalian Vektor Terpadu


KEGIATAN PROGRAM

Kegiatan Pokok

1. Pemetaan kasus kronis filariasis

2. 2. Baseline survey (SDJ)


Kegiatan Pokok

3. POMP Filariasis

4. Penatalaksanaan kasus
klinis filariasis.
Kegiatan Penunjang

1. Sosialisasi & advokasi.


2. Mengembangkan sumber daya manusia
3. Meningkatkan integrasi & kemitraan.
4. Monitoring & Evaluasi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai