Anda di halaman 1dari 73

MANAJEMEN KESEHATAN PADA

PENANGGULANGAN BENCANA

Dewi Rachmawati

PRODI DIII KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG


TUJUAN PEMBELAJARAN
• Tujuan Umum:
Menjelaskan konsep manajemen kesehatan pada pananggulangan bencana
• Tujuan Khusus:
1. Menjelaskan penanggulangan bencana
2. Menjelaskan jenis ancaman bencana di indonesia
3. Menjelaskan siklus penanggulangan bencana
4. Menjelaskan upaya-upaya dalam penanggulangan bencana
5. Menjelaskan pergeseran paradigm penanggulangan bencana
6. Menjelaskan tugas dan fungsi penanggulangan bencana bidang kesehatan
LATAR BELAKANG
• Dari ilmu kebumian Indonesia merupakan daerah yg menarik:
 Memiliki wilayah paparan benua yg luas (paparan Sunda dan paparan Sahul)
 Pengunungan lipatan tertinggi didaerah tropika dan bersalju abadi
(Pegunungan Tengah Papua)
 Satu-satunya di dunia yg terdapat laut antar pulau yg dalam (laut
Banda+>5000m dan laut sangat dalam antara dua busur kepulauan yaitu
Palung Weber, >7000m)
 Dua jalur gunung api besar juga bertemu di Indonesia (aktivitas gunung
berapi)
 Tediri dari gugusan kepulauan yg mempunyai potensi bencana sangat tinggi dan
bervariasi dari aspek jenis bencana
LATAR BELAKANG
Kondisi alam, adanya keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia

Risiko terjadinya bencana baik alam maupun bencana akibat ulah manusia
• Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
alam maupun faktor manusia

oKorban jiwa
oKerusakan lingkungan
oKerugian harta benda
oDampak psikologis
Suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang terjadi secara mendadak/berlanjut yang
menimbulkan dampak pada pola kehidupan normal atau kerusakan ekosistem

Memerlukan tindakan luar biasa sesegera mungkin


PENGERTIAN BENCANA
BENCANA

Pertemuan tiga unsur

Ancaman bencana, kerentanan dan kemampuan yang dipicu oleh suatu


kejadian
• Pengelolaan penggunaan sumber daya yang ada untuk
menghadapi ancaman bencana dengan melakukan:
• Perencanaan
• Penyiapan
• Pelaksaanaan
• Pemantauan
• Evaluasi setiap tahap penanggulangan bencana
Meliputi : pra, saat dan pasca bencana

 Penyelengaraan penanggulangan bencana adalah


serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi (UU.
 Cepat dan tepat
 Prioritas
 Koordinasi dan keterpaduan
 Berdaya guna dan berhasil guna
 Transparansi dan akuntabilias
 Kemitraan
 Pemberdayaan
 Nondiskriminatif
 Nonproletisi
 Menghindari kerugian individu, masyarakat, maupun Negara melalui
tindakan dini
 Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana
 Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada
 Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh
 Menghargai budaya lokal
 Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta
 Mendorong semangat gotong-royong, kesetiakawanan dan
kedermawanan
 Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara
PENANGGULANGAN BENCANA
• Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam
penyelenggaraan penangulangan bencana
• Bentuk tanggungjawabnya :
 Pengurangan risiko bencana dgn memasukkan pada program pembangunan
 Perlindungan masy. dari dampak bencana
 Penjaminan hak masyarakat dan pengungsi secara adil
 Pemulihan kondisi dari dampak bencana
 Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dlm APBN
 Pengalokasian anggaran dalam bentuk dana siap pakai
 Pemeliharaan arsip dari ancaman dan dampak bencana
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa alam antara lain gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan
dan tanah longsor
BENCANA ALAM
• Dibagi tiga jenis berdasarkan penyebabnya:
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa non alam antara lain gagal
teknologi, kebakaran hutan, dampak industri,
kecelakaan transportasi dan epidemi
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan
oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antar kelompok atau antar komunitas
masyarakat dan teror
Jamrud Khatulistiwa
ANTARA BERKAH DAN MUSIBAH

Posisi secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis : Indonesia sangat


rawan“supermarket” bencana
• Posisi geografis Indonesia masuk dalam pertemuan tiga lempengan
bumi, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia menyebabkan posisi
negara labil, mudah bergeser, dan tentu saja rawan bencana gempa
bumi, tsunami dan longsor.
Indonesia juga terletak di daerah sabuk api atau yang dikenal dengan
“ring of fire” dimana 187 gunung api berderet dari barat ke timur.

Posisi geografis Indonesia berada pada daerah yang ditandai dengan


gejolak cuaca dan fluktuasi iklim dinamis yang menyebabkan Indonesia
rawan bencana alam kebumian seperti badai, topan, siklon tropis, banjir
• Data sementara per 4-1-2016, ada 1.681
kejadian bencana di Indonesia selama
2015
• Banjir, longsor dan putting beliung masih
tetap mendominasi bencana
• Dari 1.475 kejadian bencana menyebabkan 561 orang tewas, 2.6 juta mengungsi, 50.883 unit rumah rusak, 45
fasilitas kesehatan rusak
• Lebih dari 95% merupakan bencana hidrometeorologi. Putting beliung, longsor dan banjir paling dominan
• Tanah longsor merupakan jenis bencana yang paling mematikan
Lima provinsi terbanyak kejadian
bencana adalah:
1. Jawa Tengah (389)
2. Jawa Timur (307)
3. Jawa Barat (220)
4. Sumatera Barat (96)
5. Pemerintah Aceh (90)

• Kejadian gempa bumi di Indonesia Bagian Timur lebih


banyak dibandingkan dengan Indonesia Bagian Barat.
Dengan tingkat kerentanan dan infrastruktur yang
masih terbatas dampak gempa akan lebih besar. Perlu
mendapat perhatian lebih serius
• 3 gempa yang paling banyak merugikan terjadi di
Sorong, Alor dan Halmahera Barat yaitu 2.385 rumah
rusak berat, 1.902 rusak sedang dan 5.149 rusak ringan
PETA INDEKS RESIKO BENCANA BANJIR DI INDONESIA
UPAYA-UPAYA DALAM PENANGGULANGAN
BENCANA
Prabencana: situasi tdk terjadi bencana dan potensi bencana

Tanggap darurat

Pascabencana
 Meliputi situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat potensi bencana
 Situasi tidak terjadi bencana dilakukan penyusunan Rencana
Penanggulangan Bencana yg merupakan rencana umum dan menyeluruh
yang meliputi seluruh tahapan/bidang kerja kebencanaan
 Situasi terdapat potensi bencana dilakukan penyusunan Rencana
Kesiapsiagaan untuk menghadapi keadaan darurat yg didasarkan atas
scenario menghadapi bencana tertentu maka akan disusun rRencana
Kontinjensi
• Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana
Perencanaan • Pemahaman tentang kerentanan masy.
• Analisis kemungkinan dampak bencana
penanggulangan • Pilihan tindakan pengurangan resiko bencana

bencana •

Penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana
Alokasi tugas, kewenangan dan sumber daya yg tersedia

• Pengenalan dan pemantauan risiko bencana


Pengurangan resiko • Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana
• Pengembangan budaya sadar bencana
bencana • Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulanggan
• Penerapan upaya fisik, nonfisik dan penggaturan penanggulangan bencana

• Identifikasi dan pengenalan secara pasti thd sumber daya atau ancaman bencana
• Kontrol thd penguasaan dan pengelolaan SDA yg berpotensi menjadi ancaman
Pencegahan bencana
• Penataan ruang dan pengelolaan LH
• Penguatan ketahanan social masy.
Pemanduan dalam perencanaan pembangunan

Analisis resiko bencana

Pelaksanaan dan penegakan tata ruang

Pendidikan dan pelatihan

Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana


SITUASI TERDAPAT POTENSI BENCANA
• Kesiapsiagaan
• Peringatan dini
• Mitigasi bencana
KESIAPSIAGAAN

• Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk


mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
• Dilakukan untuk memastikan upaya yang cepat dan tepat
dalam menghadapi kejadian bencana
KESIAPSIAGAAN
KESIAPSIAGAAN DILAKUKAN MELALUI
PERINGATAN DINI
• Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat
tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang
• Dilakukan utk pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam rangka mengurangi risiko
terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap darurat
• Peringatan dini dilakukan melalui:
 Pengamatan gejala bencana
 Analisis hasil pengamatan gejala bencana
 Pengambilan keputusan oleh pihak berwenang
 Penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana
 Pengambilan tindakan oleh masyarakat
MITIGASI BENCANA
• Dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada
kawasan rawan bencana
• Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
• Mitigasi dilaksanakan melalui:
TANGGAP DARURAT

• Dilakukan adalah penyelamatan korban bencana


• Bertujuan membantu masyarakat yang terkena bencana langsung untuk segera
dipenuhi kebutuhan dasarnya yg paling minimal
• Tanggap darurat dilakukan melalui:
• Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya;
untuk mengidentifikasi:
Cakupan lokasi bencana; jumlah korban; kerusakan prasarana dan sarana;
gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan; dan
kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
• Penentuan status keadaan darurat bencana (dilaksanakan oleh pemerintah sesuai
skala bencana)
TANGGAP DARURAT

PENETAPAN STATUS BENCANA


• Nasional: Presiden
• Skala provinsi: Gubenur
• Kabupaten/kotamadya: Bupati/Walikota
TANGGAP DARURAT
• Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana melalui
upaya: pencarian dan penyelamatan korban; pertolongan darurat;
dan/atau evakuasi korban.
• Pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi : kebutuhan air bersih dan
sanitasi; pangan; sandang; pelayanan kesehatan; pelayanan psikososial;
dan penampungan dan tempat hunian.
• Perlindungan terhadap kelompok rentan yaitu dengan memberikan
prioritas kepada kelompok rentan (bayi, balita, dan anak-anak; ibu yang
sedang mengandung atau menyusui; penyandang cacat; dan orang lanjut
usia) berupa penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan,
dan psikososial.
• Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital, dilakukan dengan
memperbaiki dan/atau mengganti kerusakan akibat bencana.
PASCA BENCANA
• REHABILITASI
• REKONSTRUKSI
REHABILITASI
• Bertujuan mengembalikan dan memulihkan fungsi bangunan dan infrastruktur yang
mendesak dilakukan untuk menindaklanjuti tahap tanggap darurat.
• Dilakukan melalui kegiatan :
• Perbaikan lingkungan daerah bencana
• Perbaikan prasarana dan sarana umum
• Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat
• Pemulihan social psikologis; pely.kes
• Rekonsiliasi dan resolusi konflik
• Pemulihan social ekonomi budaya
• Pemulihan keamanan dan ketertiban
• Pemulihan fungsi pemerintahan
• Pemulihan fungsi pelayanan publik
REKONSTRUKSI

• Bertujuan membangun kembali daerah bencana dengan melibatkan


semua masyarakat, perwakilan lembaga swadaya masyarakat, dan dunia
usaha.
• Sasaran utama dari tahap ini adalah terbangunnya kembali masyarakat
dan kawasan wilayah bencana
REKONSTRUKSI
DILAKUKAN MELALUI KEGIATAN:

• Pembangunan kembali prasarana dan sarana


• Pembangunan kembali sarana social masy.
• Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masy.
• Penerapan rancang bangun yg tepat
• Partisipasi dan peran serta lembaga dan masy, peningkatan kondisi
social, ekonomi dan budaya
• Peningkatan fungsi pel.public dan peningkatan pely.utama masy
PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA
• Disusun berdasarkan:
• Analisis risiko bencana
• Upaya penanggulangannya yg dijabarkan dalam program penanggulangan bencana
• Rincian anggaran masing-masing
 Penyusunan rencana penanggulangan bencana dikoordinasikan oleh:
• BNPB utk tingkat nasional
• BPBD propinsi utk tingkat propinsi
• BPBD kabupaten/kota utk tingkat kabupaten/kota
PROSES PENYUSUNAN RENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA
Adanya TSUNAMI ACEH 2004

Timbulnya kerusakan dan kerugian baik materi maupun korban jiwa yg tidak terhitung
jumlahnya

Mengintegrasikan pengurangan risiko bencana


Progresif

• Konvensional • Ilmu Sosial


• Ilmu Terapan
IlmuPengetahuan
Holistik
Alam
Masyarakat dipandang sbg
Bencana merupakan kodrat Terjadinya bencana korban dan layak
alam (takdir) merupakan suatu: menerima bantuan dari
pihak luar
• Musibah
• Tdk dapat diprediksi
• Tdk menentu terjadinya
• Tdk terhindarkan
• Tdk dapat dikendalikan
Sebagai kekuatan alam yang terjadinya luar biasa, tidak seperti biasanya
(normal)

Bencana merupakan proses geofisika, geologi dan hidrometeorologi.

Pandangan ini menganggap semua bencana adalah peristiwa alamiah,


tidak menganggap manusia sebagai penyebab bencana.

Bencana merupakan unsur lingkungan fisik yang membahayakan


kehidupan manusia
Besarnya ketahanan atau tingkat kerusakan bencana

Pandangan ini dilatarbelakangi oleh ilmu-ilmu teknik sipil,


bangunan dan konstruksi

Memandang bencana lebih ditunjukkan pada upaya


meningkatkan kekuatan fisik bangunan
• Pandangan ini menganggap bencana sebagai bagian yang biasa dan
selalu terjadi dalam proses pembangunan.
• Bencana sebagai masalah yang tidak pernah berhenti dalam
perjalanan pembangunan.
• Oleh karena itu dituntut kesadaran pada pemerintah dan
masyarakat untuk mengenali bencana di sekitarnya dan selalu
memperhitungkannya dalam pembangunan
• Pandangan ini memfokuskan pada sisi manusianya, bagaimana sikap dan kesiapan
masyarakat menghadapi bahaya.
• Ancaman bahaya adalah fenomena alam, akan tetapi bahaya itu tidak akan
berubah menjadi bencana jika manusianya siap atau tanggap.
• Besarnya bencana tergantung pada perbedaan tingkat kerentanan masyarakat
menghadapi bahaya atau ancaman bencana
• Pendekatan ini menekankan pada adanya bahaya, kerentanan dan risiko serta
kemampuan masyarakat dalam menghadapi bahaya dan risiko.
• Gejala alam dapat menjadi bahaya, jika mengancam manusia dan harta
benda.
• Bahaya jika bertemu dengan kerentanan dan ketidakmampuan masyarakat
akan menjadi risiko bencana.
• Risiko bencana akan berubah menjadi bencana, jika ada pemicu kejadian.
• Kesadaran akan beragamnya postur bencana
– Ukuran spektakular atau kecil
– Meluas atau lokal
– Homogen atau kompleks
• Pendekatan konvensional tidak lagi mampu menjelaskan fenomena bencana
• Infusi pelajaran dari berbagai lapangan termasuk dari disiplin studi
pembangunan
• Sudut Pandang: Paradigma :
• Konvensional Bantuan Darurat
• Ilmu Pengetahuan Alam Mitigasi
• Ilmu Terapan Pembangunan
• Progresif
Pengurangan Resiko
• Ilmu Sosial
• Holistik
• Penanganan bencana difokuskan pada saat kejadian bencana melalui
pemberian bantuan darurat (relief) berupa: pangan, tempat
penampungan, kesehatan.
• Tujuan utama penanganan adalah untuk meringankan penderitaan
korban, memperbaiki kerusakan ketika terjadi bencana dan segera
mempercepat upaya pemulihan (recovery).
• Penanganan dengan memfokuskan pada pengenalan daerah rawan
ancaman bencana dan pola perilaku individu/masyarakat yang
menimbulkan kerentanan terhadap bencana.
• Mitigasi atau meminimalkan dampak terhadap ancaman bencana
dilakukan secara struktural/bangunan, sedangkan mitigasi terhadap pola
perilaku yang rentan melalui non struktural, seperti relokasi permukiman,
peraturan-peraturan bangunan dan penataan ruang
• Manajemen bencana yang memfokuskan pada faktor-faktor penyebab dan
proses terjadinya kerentanan masyarakat terhadap bencana.
• Manajemen bencana dikaitkan dengan sektor-sektor pembangunan,
seperti masalah kemiskinan, kualitas hidup, pemilikan lahan, akses
terhadap modal, pendidikan yang rendah, inovasi teknologi dsb.
• Kombinasi dari sudut pandang teknis dan ilmiah terhadap kondisi sosial, ekonomi dan
politis.
• Menganalisis risiko bencana berdasarkan, ancaman/bahaya, kerentanan dan
kemampuan masyarakat.
• Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan untuk mengelola dan mengurangi risiko,
dan juga mengurangi terjadinya dan dampak bencana.
• Manajemen bencana dilakukan bersama oleh semua parapihak (stakeholder), lintas
sektor dan dengan pemberdayaan masyarakat.
PERBEDAAN PARADIGMA KONVENSIONAL DAN
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
DILIHAT DARI
 Bencana
 Kondisi korban
 Penanganan korban
 Kegiatan penanganan bencana
 Bantuan
TUGAS DAN FUNGSI PENANGGULANGAN BENCANA
TUGAS DAN FUNGSI PENANGGULANGAN BENCANA
TUGAS BNPB (LANJUTAN):
TUGAS DAN FUNGSI PENANGGULANGAN BENCANA
FUNGSI BNPB
TUGAS DAN FUNGSI PENANGGULANGAN BENCANA
TUGAS DAN FUNGSI PENANGGULANGAN BENCANA
FUNGSI BPBD

Anda mungkin juga menyukai