Anda di halaman 1dari 20

TINGKAT

KERAWANAN PANGAN
WILAYAH
KABUPATEN TUBAN

Rini Mutisari, Rosihan Asmara, Fahriyah


PENDAHULUAN

Tercukupinya
pangan
SDM yang
berkualitas

Pembangunan
bangsa
Konsep Ketahanan Pangan UU No.
18 Tahun 2012
ketersediaan

aspek
Ketahanan
Pangan

penyerapan
• Pada Tahun 2014 jumlah rata-rata konsumsi energi masyarakat
Indonesia mencapai 1.949 kkal/kap/hari, sementara rata-rata
konsumsi protein sebesar 56,64 gram/kap/hari.
• Padahal untuk ketersediaan rata-rata energi mencapai 4130
kkal/kap/hari, sementera ketersediaan protein sebesar 87,04
gram/kap/hari. (Kementerian Pertanian, 2014).

Ketersediaan

Akses
Tujuan
Untuk mengetahui tingkat kerawanan wilayah Kabupaten
Tuban
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan


Kependudukan
Ekonomi & Perdagangan
Data
• Pendidikan • Data diambil dari 328
• Pertanian kelurahan/desa di Kabupaeten
• Kesehatan Tuban.
• Instansi : BPS, Dinas Pertanian,
Dinas Kesehatan, Dinas
Kependudukan dan Catatan
Jenis Data Sipil,Perdagangan, & BAPEMAS

Sekunder
Metode Pengukuran Ketahanan Pangan

• Rasio konsumsi normatif


Ketersediaan • Rasio pelayanan toko
• Persentase Lahan tidak beririgasi

• Persentase KK Berumah Bambu


• Persentase Penduduk tidak bekerja
Akses • Persentase KK Miskin
• Persentase RT tidak akses listrik
• Persentase Penduduk tidak tamat SD

• IMR
• Persentase RT tidak air bersih
Penyerapan • Persentase Balita Gizi Kurang
• Persentase Penduduk Buta Huruf

Sumber: Hanani & Nugroho, 2015


Lanjutan...
• Metode komposit:
σ𝑛𝑖=1 𝐼𝑖
𝑌=
𝑛
Dimana:
Y = tingkat kerawanan pangan kelurahan/desa
Ii = nilai indeks indikator ke-i
n = jumlah indikator
• Kriteria Pengukuran
Sangat rawan  > = 0.80
Rawan  > 0.64 – 0.80
Agak Rawan  > 0.48 – 0.64
Cukup Tahan  > 0.32 – 0.48
Tahan  > 0.16 – 0.32
Sangat Tahan  <= 0.16
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Kondisi Ketahanan Pangan Kab. Tuban Berdasarkan Indikator Komposit
Tahun 2016
No. Kategori Jumlah Desa/Kelurahan Persentase (%)
1 Sangat tahan 75 22.87
2 Tahan 207 63.11
3 Cukup tahan 45 13.72
4 Agak rawan 1 0.30
5 Rawan 0 0.00
6 Sangat rawan 0 0.00
Total 328 100.00
Sumber: Data Sekunder 2015 (Diolah)
Peta Kerawanan Pangan Kabupaten Tuban
Berdasarkan Indikator Komposit
Rata-rata Nilai Indeks Masing-Masing Indikator
0.69
0.70

0.60

0.50

0.40
Nilai Indeks

0.40

0.28 0.29 0.29


0.30
0.25
0.22 0.23
0.21
0.20 0.18
0.14 0.13
0.12
0.08
0.10 0.07
0.04

0.00

Sumber: Data Sekunder 2015 (Diolah)


Tabel 2. Kondisi Ketahanan Pangan Kab. Tuban Berdasarkan 3 Aspek Kerawanan
Pangan Tahun 2016

N Kategori Aspek Ketersediaan Aspek Akses Pangan Aspek Penyerapan


o. Pangan Pangan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 sangat tahan 132 40.24 68 20.73 201 61.28
2 tahan 56 17.07 145 44.21 100 30.49
3 cukup tahan 106 32.32 77 23.48 19 5.79
4 agak rawan 19 5.79 29 8.84 7 2.13
5 rawan 14 4.27 9 2.74 1 0.30
6 sangat rawan 1 0.30 0 0.00 0 0.00
Total 328 100.00 328 100.00 328 100.00
Sumber: Data Sekunder 2015 (Diolah)
Peta Kerawanan Pangan Kabupaten Tuban
Berdasarkan Aspek Ketersediaan Pangan
Peta Kerawanan Pangan Kabupaten Tuban
Berdasarkan Aspek Akses Pangan
Peta Kerawanan Pangan Kabupaten Tuban
Berdasarkan Aspek Penyerapan Pangan
Kesimpulan
• Hasil indeks komposit dari 12 indikator yang digunakan,
Kabupaten Tuban masuk dalam kategori tahan pangan (0.23).
Namun demikian masih ditemukan satu desa yang berada
dalam kondisi rawan yaitu Desa Bulurejo. Indikator-indikator
yang menjadi penyebab rawan pangannya dapat dilihat dari
tingginya nilai indeks pada indikator lahan tidak beririgasi
(ketersediaan), KK Miskin (akses), dan IMR (penyerapan).
Saran
• Peningkatan kondisi ketahanan pangan di Kab. Tuban dapat
dilakukan dengan:
1. Memperbaiki infrastruktur irigasi untuk meningkatkan
ketersediaan pangan domestik.
2. Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran masyarakat
dengan menyusun program kerja pemerintah daerah yang
komprehensif lintas sektor seperti menumbuhkan usaha
mandiri kelompok pertanian maupun sektor yang lain, serta
layanan keuangan usaha mikro.
3. Untuk mengurangi angka kematian bayi (IMR):
a. Memberikan edukasi dan pendampingan masyarakat melalui
kegiatan kelembagaan lokal seperti PKK, Posyandu dan lembaga-
lembaga terkait lainnya.
b. Meningkatkan layanan kesehatan masyarakat dengan memperbaiki
sarana dan prasarana kesehatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai