Kep Kepemimpinan
Kep Kepemimpinan
KEPERAWATAN
• Of TWO sides. What a person is, the Character, and what a person does
- the Competence." – (Stephen Covey. Principle-Centered Leadership)
• Envisioning, Enabling, Empowering and Energizing. It is bringing
out visions of future, creating enabling mechanisms to encourage the
right kind of action, empowering people to achieve the vision, and
energizing them to act (Stephen Covey, Principle-Centered Leadership)
(Samhari)
asb0105
“Kepemimpinan
adalah Kombinasi antara
Kemampuan (Competence) dan
Kepribadian (Character).”
(Stephen Covey)
asb0105
”Tidak ada Pemimpin TANPA Pengikut;
Tidak ada Pengikut TANPA
Kepercayaan (Trust) dari Pengikut;
Tidak ada Kepercayaan TANPA
Karya Nyata & Perilaku yang Baik dari Pemimpin;
Tidak ada Karya Nyata & Perilaku yang Baik,
TANPA kombinasi yang tepat dari
Kemampuan dan Karakter”
Samhari
asb0105
”Kemampuan dan Kepribadian
menghasilkan
Karya Nyata & Perilaku Yang Baik;
Samhari
asb0105
Duet Drucker & Covey
“Tentang Kepemimpinan”
”Satu-satunya
“Kepemimpinan adalah
definisi Pemimpin
Kombinasi antara
Kemampuan (Competence) adalah
dan Seseorang yang
Kepribadian (Character).”
punya Pengikut”
(Stephen Covey)
(Peter Drucker)
KARYA
KEMAMPUAN NYATA
dan Dan KEPERCAYAAN PENGIKUT PEMIMPIN
KEPRIBADIAN PERILAKU
YANG BAIK
TEORI KEPEMIMPINAN
1.Teori Bakat
Teori ini menyatakan bahwa seseorang
dilahirkan dengan bakat pimpinan yang tidak
dapat dipelajari. Kemampuan seorang pemimpin
ditentukan oleh bakat, intelegensi, stabilitas
emosi dan kebugaran fisik.
TEORI KEPEMIMPINAN
2. Teori Perilaku
Douglas Mc Gregor mengemukakan bahwa para pimpinan
organisasi birokratis menganut asumsi tentang sifat alami manusia
yang oleh Mc Gregor disebut Teori X. Asumsi tersebut adalah:
1) Rata-rata individu memiliki ketidaksukaan pada pekerjaan dan
akan menghindarinya sewaktu ada kesempatan.
2) Rata-rata individu memilih diarahkan dengan harapan menghidari
tanggung jawab dan lebih tertarik kepada insentif materi daripada
prestasi diri.
3) Karena manusia tidak menyukai pekerjaan, mereka harus
dikendalikan, diancam dan dipaksa untuk mengerahkan usaha yang
cukup untuk mencapai tujuan organisai.
TEORI KEPEMIMPINAN
2. Teori Perilaku
Mc Gregor mempertanyakan asumsi tersebut dengan mengajukan asumsi
yang berbeda (Teori Y) agar dapat mendorong pekerja untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara utuh. Asumsi teori Y
adalah:
1) Pengeluaran usaha fisik dan mental dalam bekerja harus seimbang
dengan istirahat atau hiburan.
2) Manusia akan membiasakan kontrol diri dan mengarahkan diri untuk
mencapai tujuan-tujuan yang dipatuhinya secara pribadi.
3) Rata-rata individu belajar di bawah kondisi yang sesuai untuk mencari
dan menerima tanggung jawab.
4) Kapasitas untuk menerapkan imajinasi dan kreatifitas terhadap
pemecahan masalah-masalah organisasi secara lebih luas terbagi di antara
para pekerja.
Teori Tentang
Kepemimpinan & Pemimpin (1)
4 Teori Besar tentang Kepemimpinan & Pemimpin :
Contoh:
The Great Person Theory
The Charismatic Leader Theory
Contoh:
The Task or People Oriented Theory (Blake Mouton Managerial Grid)
Teori Tentang
Kepemimpinan & Pemimpin
Contingency (Situational) theories :
Kepemimpinan merupakan kombinasi dari “pola kepribadian dan/atau tingkah
laku” seseorang terkait dengan “situasi yang dihadapinya”, yang
menyebabkan seseorang menjadi pemimpin bagi orang lain.
Contoh :
The Path-Goal Theory
Situational Leadership Theory
Contoh :
Transactional & Transformational Leader
Tentang KHARISMA (1)
• Kharisma berasal dari kata Yunani “kharis” yang
artinya “membuat orang lain ingin”. Kharisma
adalah kekuatan positif/pendorong yang kuat
(Gardner, On Leadership,1989)
4 Perilaku Leadership
• Orientasi pada TUGAS – Fokus utama pada pencapaian hasil.
• Orientasi pada ORANG. Fokus utama pada orang, kebutuhannya,
masalahnya, pengembangannya dll. Orang bukan hanya “sarana”
untuk mencapai hasil.
(Wright 1996)
Kepemimpinan Situasional
• The relationship between the leaders and followers. If leaders
are liked and respected they are more likely to have the support of
others.
TETAPI…
PENGETAHUAN
tentang Apa dan BAGAIMANA
mewujudkan KEPEMIMPINAN dan
menjadi PEMIMPIN
BISA….
LATIHAN Leadership
CUMA MAMPU mengajarkan
PENGETAHUAN dan KETRAMPILAN.
tetapi TIDAK MAMPU
mengajarkan KEPRIBADIAN…
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
adalah satu-satunya cara
PARA PEMIMPIN YANG SUKSES
“terus menerus menciptakan JATI DIRI mereka”
sehingga menjadi
PEMIMPIN YANG SEBENAR-BENARNYA…
“Authentic” dari akar kata “Author” (pengarang)
secara harafiah berarti “menjadi pengarang (diri sendiri)”
Key Processes in
Leadership & Leader Development
“UP-BRINGING”
Character
(integrity)
TRUST Leader
Hard-Skills
(managerial)
Competence
(“leadership”)
Soft-Skills
(interpersonal
intrapersonal)
“LEARNING”
GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai
penampilan atau karakteristik khusus dari suatu
bentuk kepemimpinan (Follet, 1940; dikutip dari
Gillies, 1996). Ada 4 (empat) gaya
kepemimpinan yang telah dikenal yaitu:
otokratis, demokratis, partisipatif dan laissez
faire (Gillies, 1996).
GAYA KEPEMIMPINAN
1.Gaya Kepemimpinan Otokratis:
Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya
kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan
dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri
semua perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan
dan memotivasi bawahan dengan cara paksaan,
sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
GAYA KEPEMIMPINAN
2.Gaya Kepemimpinan Demokratis:
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang
pemimpin yang menghargai karakteristik dan
kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota
organisasi. Pemimpin yang demokratis menggunakan
kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali
dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi
mereka untuk mencapai tujuan bersama.
GAYA KEPEMIMPINAN
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif:
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan
bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dan
demokratis dengan cara mengajukan masalah dan
mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian
mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan
mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan
selanjutnya menetapkan keputusan final tentang apa
yang harus dilakukan bawahannya untuk memecahkan
masalah yang ada.
GAYA KEPEMIMPINAN
4. Gaya Kepemimpinan Laisses Faire:
Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan
sebagai gaya “membiarkan” bawahan melakukan sendiri
apa yang ingin dilakukannya. Dalam hal ini, pemimpin
melepaskan tanggung jawabnya, meninggalkan
bawahan tanpa arah, supervisi atau koordinasi sehingga
terpaksa mereka merencanakan, melakukan dan menilai
pekerjaan yang menurut mereka tepat.
GAYA KEPEMIMPINAN
Keempat gaya kepemimpinan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan bisa efektif dalam situasi tertentu
tetapi tidak efektif dalam situasi lainya (Tannenbaum dan Schmit, 1973;
dikutif dari Gillies, 1996).
Faktor yang menetukan efektifitas gaya kepemimpinan secara situasional
meliputi: kesulitan atau kompleksitas tugas yang diberikan, waktu yang
tersedia untuk menyelesaikan tugas, ukuran unit organisasi, pola
komunikasi dalam organisasi, latar belakang pendidikan dan pengalaman
pegawai, kebutuhan pegawai dan kepribadian pemimpin (Gillies, 1996).
PEMIMPIN YANG EFEKTIF
Tidak ada gaya atau karakteristik kepemimpinan yang dapat dikatakan
efektif tanpa mempetimbangkan situasi kultural, situasi kerja dan kebutuhan
pekerja yang terus-menerus berubah dari waktu ke waktu. Karakteristik
kepemimpinan yang efektif dikemukan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Fiedler (1977), dikutif dari Gillies (1996) menyatakan bahwa
kepemimpinan dapat berjalan efektif bila:
1) Kepemimpinan berganti dari satu orang ke orang lain dan berganti dari
satu gaya ke gaya lainnya seiring dengan terjadinya perubahan situasi
kerja.
2) Pemimpin sebaiknya berasal dari anggota kelompok kerja, mengenal
situasi kerja dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding anggota
kelompok kerja lainnya.
PEMIMPIN YANG EFEKTIF
2. Bennis menyatakan bahwa pemimpin yang efektif
adalah pemimpin yang memenuhi karakteristik sebagai
berikut:
1) Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks
tentang sistem manusia.
2) Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan
dan pembinaan bawahan.
3) Mempunyai kempuan menjalin hubungan antar
manusia.
4) Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang
memungkinkan untuk mengenal orang lain dengan baik.
PEMIMPIN YANG EFEKTIF
3. Swanburg (1990) menyatakan bahwa karakteristik
pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut:
1) Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan,
berbicara)
2) Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif,
kerjasama, integritas pribadi yang baik, keseimbangan
emosi dan tidak ketergantungan kepada orang lain)
3) Kemapuan (bekerjasama, hubungan antar manusia
dan partisipasi sosial).
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN
DAN KEKUASAAN
• Kepemimpinan dan kekuasaan adalah dua hal yang
berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan lainnya. Kepemimpinan dapat dijalankan hanya
bila pada diri pemimpin terdapat kekuasaan karena
jabatan yang diembannya dan penerimaan atau
pengakuan bawahan atas perannya sebagai pemimpin
(Gillies, 1996). Kekuasaan seorang pemimpin dapat
diuraikan sebagai berikut:
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN
DAN KEKUASAAN
Kekuasaan seorang pemimpin dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Reward power atau kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan baik
berupa insentif material, memenuhi permintaan rotasi tugas atau kesempatan untuk
mengikuti program pengembangan staf.
2. Coecieve power atau kekuasaan untuk menerapkan perintah atau hukuman
secara paksa kepada bawahan berupa penurunan atau penundaan kenaikan
pangkat, skorsing maupun pemecatan.
3. Referent power merupakan kemampuanan untuk menjadi panutan bawahan
sehingga dapat menimbulkan kebanggaan dan upaya bawahan untuk
mengidentifikasikan diri sesuai dengan pemimpinnya.
4. Expert power merupakan kemampuan untuk meyakinkan, membimbing dan
mengarahkan bawahan berdasarkan keahlian yang dimiliki seorang pemimpin.
Ruang lingkup atau batasan kekuasaan yang secara tegas ditentukan dalam jabatan
tertentu dapat disebut wewenang.
PENERAPAN KEPEMIMPINAN
DALAM KEPERAWATAN
Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan
yang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan
tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan
kepemimpinan. Menurut Kron, kegiatan tersebut meliputi : Perencanaan
dan pengorganisasian, membuat penugasan dan memberi penghargaan,
memberikan bimbingan, mendorong kerja sama dan partisipatif, kegiatan
kordinasi, dan evaluasi penampilan kerja
Kegiatan dalam menerapkan
keterampilan kepemimpinan
1. Perencanaan dan Pengorganisasian
Pekerjaan dalam suatu ruangan hendaknya direncakan
dan diorganisasikan. Semua kegiatan dikoordinasikan
sehingga dapat dikerjakan pada waktu yang tepat dan
dengan cara yang benar. Sebagai seorang kepala
ruangan perlu membuat suatu perencanaan kegiatan di
ruangan.
Kegiatan dalam menerapkan
keterampilan kepemimpinan
2. Membuat Penugasan dan Memberi Penghargaan
Setelah membuat penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada
para perawat tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara
singkat dan jelas. Dalam memberi pengarahan, seorang pemimpin
harus mampu membaut seseorang memahami apa yang diarahkan
dan juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat apakah
pekerjaan tersebut dikerjakan dengan benar. Untuk ini diperlukan
kemampuan dalam hubungan antar manusia dan teknik-teknik
keperawatan.
Kegiatan dalam menerapkan
keterampilan kepemimpinan
3. Pemberian bimbingan
Bimbingan merupakan unsur yang penting dalam
keperawatan. Bimbingan berarti menunjukkan cara
menggunakan berbagai metoda mengajar dan
konseling. Bimbingan yang diberikan meliputi
pengetahuan dan keterampilan dalam keperawatan. Hal
ini akan membantu bawahan dalam melakukan tugas
mereka sehingga dapat memberikan kepuasan bagi
perawat dan klien.
Kegiatan dalam menerapkan
keterampilan kepemimpinan
4. Medorong Kerjasama dan Partisipasi
Kerjasama diantara perawat perlu ditingkatkan dalam
melaksanakan keperawatan. Seorang pemimpin perlu
mennyadari bahwa bawahan bekerjasama dengan
pemimpin bukan untuk atau dibawah pimpinan. Kerjasama
dapat ditingakatkan melalui suasana demokrasi dimana
setiap individu/perawat mengetahui apa yang diharapkan
dari mereka, dan mereka mendapat pujian serta kritik yang
membangun. Bawahan perlu mengetahui bahwa pemimpin
mempercayai kemampuan mereka. Hubungan antar
manusia yanng baik dapat meningkatkan kerjasama.
Disamping itu setiap individu dalam kelompok diusahakan
untuk berpartisipasi. Hal ini akan membuat setiap perawat
merasa dihargai termasuk bagi mereka yang sering
menarik diri atau yang pasif. Partisipasi setiap perawat
dapat berbeda-beda, tergantung kemampuan mereka.
Kegiatan dalam menerapkan
keterampilan kepemimpinan
5. Kegiatan Koordinasi
Pengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan
merupakan bagian yang penting dalam kepemimpinan
keperawatan. Seorang pemimpin perlu mengusahakan
agar setiap perawat mengetahui kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu
dilakukan adalah melaporkan kepada atasan langsung
tentang pencapaian kerja bawahan. Agar dapat
melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu
perencanaan yang baik dan penggunaan kemampuan
setiap individu dan sumber-sumber yang ada.
Kegiatan dalam menerapkan
keterampilan kepemimpinan
6. Evaluasi Hasil Penampilan Kerja
Evaluasi hasil penampilan kerja dilakukan
melalui pengamatan terhadap staf dan
pekereaan mereka. Evaluasi merupakan proses
berkelanjutan untuk menganalisa kekurangan
dan kelebihan staf sehingga dapat mendorong
mereka mempertahankan pekerjaan yang baik
dan memperbaiki kekuranngan yanng ada. Agar
seorang pemimpin dapat menganalisa perawat
lain secara efektif, ia juga harus dapat menilai
diri sendiri sebagai seorang perawat dan
seorang pemimpin secara jujur.
Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan
keperawatan, kepala ruangan sebagai seorang
pemimpin bertanggungjawab dalam :
a.Membantu perawat lain mencapai tujuan yang
ditentukan
b.Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan
c.Tanggungjawab atas tindakan keperawatan
yang dilakukan
d.Pelaksanaan keperawatan berdasarkan
standar
e.Penyelesaian pekerjaan dengan benar
f.Pencapaian tujuan keperawatan
g.Kesejahteraan bawahan
h.Memotivasi bawahan
Matriks Kinerja dan Tata Nilai Pemimpin
Peran Kemampuan & Kepribadian dalam Menciptakan “Pemimpin”
Baik
HASIL (-) HASIL (+)
tapi dan
“Pemimpin”
PERILAKU PERILAKU
Ke-“PRIBADI”-an
BAIK BAIK
“Di-Hindari” “Di-Benci”
Buruk
Rendah Tinggi
Ke-“MAMPU”-an
Adapted from GE Annual Report 1995
Matrix 4 Categories of “Humans”….
HIGH
MAU
MAU
Ke-“MAU”-an
tapi
dan
TIDAK
MAMPU
MAMPU
TIDAK MAMPU
MAMPU tapi
dan TIDAK
TIDAK MAU
MAU
LOW HIGH
Ke-“MAMPU”-an
adapted from: Thomas Stewart -
asb0798 Intellectual Capital, 1997
Matrix 4 Categories of “Humans”….
HIGH
Beri Kembangkan
Pendidikan,
Ke- “MAU”-an
(Delegasi &
Latihan dan Tugas Khusus)
Umpan-balik dan
Promosikan
Beri Beri
Perintah Motivasi
dan (dg. Tugas Baru
Sangsi atau Yang Lebih
Menantang)
Tegas dan Konseling
LOW HIGH
Ke- “MAMPU”-an
adapted from: Thomas Stewart -
asb0798 Intellectual Capital, 1997
“Leadership Brand”
VALUES and PERFORMANCE
PERFORM
YES NOT PERFORM
With
BUT HAS
“THE VALUES”
“THE VALUES” DELIVER Results
NOT DELIVER Results, AND EXHIBIT Values
BUT EXHIBIT Values
(“CAN DO” Guy)
(“NICE” Boss)
“Di-Percaya”dan
“Di-Hormati”…
“Di-Ikuti”..
NO YES
Performance
from GE Annual Report 1995
asb0304
“Leadership Brand”
VALUES and PERFORMANCE
YES
NOT PERFORM PERFORM
BUT HAS With
“THE VALUES” “THE VALUES”
NOT DELIVER Results, DELIVER Results
BUT EXHIBIT Values AND EXHIBIT Values
(Give another Chance) (Future Leaders)
NO YES
Performance
from GE Annual Report 1995 - Samhari 16/4/99
asb0304
Practical Tips
Leadership “KITS”
• Knowledge (aquired)
• Integrity (innate)
• Trust (earned)
• Skills (aquired)
Five C’s for Leadership Mastery
• Mastery of Content
• Mastery of Competence
• Mastery of Communication
• Mastery of Creativity
• Mastery of Conscience
samhari0105
Kasus
Seorang perawat sedang melakukan tindakan
latihan pergerakan aktif pada pasien fraktur
kruris dekstra. Perawat meminta pasien untuk
meregangkan (kontraksi) pada kaki kanan
bagian bawah. Pasien menolak karena ada rasa
nyeri ketika kontraksi. Keluarga pasien meminta
perawat agar tidak melakukan tindakan tersebut
karena pasien mengeluh sakit.
Perawat memebrikan penjelasan kembali
tentang tujuan latihan dan rencana program
tindakan. Keluarga pasien keberatan untuk
dilanjutkan.
• Mobilisasi terganggu
– Fraktur - gerak terbatas
• Nyeri
– Fraktur -
• Menolak tindakan perawat
– Sakit -
– Kenapa Perawat melakukan latihan gerak
pada pasien fraktur ? Gerak normal / skala
nyeri / melatih kekuatan otot
– Kurang penjelasan
?
• Gangguan psikologis ?
– Takut/ stress….
• Pendekatan pasien :
• Motivasi :
– Menolak ? -- Pasien Kurang yakin ?
• Ketua kelas ?
– Bisa dipercaya
– Pinter ngomong
– Bisa memimpin
– Bertanggung jawab
– Prestasi Ketua Kelas ?
• Wakil ketua senat Akper
• ????
• Ragu ?
• Tidak ada lagi ?
• Aktif ?
– Kelebihan ?
– Menghadapi : (sabar bijaksana)
Pemimpin ?
• Orang yang bisa mempengaruhi orang lain
• Fraktur kruris dektra
• Masalah :
– Keluarga menolak tindakan
• Pasien mengeluh
– Perawat membujuk
– Menjalin hubungan saling percaya
– Nyeri yang dialami pasien