SRI WINARNI A VITA NURISTIANA a. DEFEK SEPTUM ATRIUM ( ATRIAL SEPTAL DEFECT ASD ) Lubang abnormal pada sekat yang memisahkan kedua belah atrium sehingga terjadi pengaliran darah dari atrium kiri yang bertekanan tinggi kedalam atrium kanan yang bertekanan rendah ada tiga tipe yaitu 1. ostium primum (ASD1) 2. ostium sekundum (ASD 2) 3. defec sinus venosus Karena tekanan atrium kiri agak melebuhi atrium kanan , maka darah akan mengalir dari atrium kiri ke kanan sehingga terjadi peningkatan aliran darah yang kaya akan oksigen dari sisi kanan jantung . kendati perbedaan tekanan darah , kecepatan aliran yang tinggi tetep dapat terjadi kerena rendahnya tahanan vaskuler paru dan semakin besarnya daya kembang atrium kanan dan selanjutnya akan mengurangi resistensi aliran . volume darah inio akan di toleransi baik oleh ventrical kanan karena di alirkan dengan tekanan yang lebih rendah di bandingkan dengan defek septum ventrikel VSD Manefestasi klinis Pasien ASD mungkin tidak menunjukan gejala ( asisomatik ) pada pasien ini dapat terjadi gagal jantung kongestif . terdengar bising jantung yang khas pasien ASD beresiko untuk mengalami aritmia atrium ( yang mungkin tdi sebabkan oleh pembesaran atrium dan peregangan serabut penghantar implus jantung ) sertakemudian bisa mengalami penyakit obstruksi vascular pulmonal dan pembentukan eboli karena peningkatan aliran darah paru yang kronis b.DEFEK SEPTUM VENTRIKEL ( VENTRIKULAR SEPTAL DEFECT , VSD )
Lubang abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan dan
ventrikel kiri , VSD dapat diklasifikasikan menurut lokasi defeknya. Mebranosa ( yang terdpat pada 80 persen kasus ) atau muskularis , ukuran VSD dpat berfariasi dari ukuran jarum mata yang kecil hingga keadaan tanpa sekat (septum ) sehingga kedua ventrikel menjadi satu , VSD sering di sertai dengan defek lainya seperti stenosis pulmonalis , transporsisi pembuluh darah besar , peten duktus ateriosus , defek atrium dan koarktasio aorta , banyak kasus VSD (20 persen hingga 60 persen kasus ) di perkirakan akan menutup secara spontan penutupan spontan paling besar kemungkinanya terjadi pada anak anak usia 0 sampai satu tahun defek kecil hingga sedang , , pirau kekiri dan kenanan bisa di sebab kan oleh aliran darah dari ventrikel kiri yang bertekaknan tinggi ke ventrikel kanan yang bertekanan rendah Karena tekan yang lebih tinggi da;lam ventrikel kiri dank arena sirkulasi sesmatik darah arteri karena memberikan tahanan yang lebih tinggi dari pada sirkulasi pulmonal , maka darah mengalir melawati lubang defek ke dalam arteri pulmonalis , peningkatan volume darah akan di pompa pada paru dan keadaan ini akhirnya dapat mengakibatkan peningkatan tahanan vascular pulmonalis , peningkatan tekanan dalam ventrikel kanan akibat pemintasan aliran darah dari kiri ke kanan dan peningkatan tahanan pulmonalis akan menyebabkan hipertrofi otot jantung , jika ventrikel kanan tidak tidak sanggup lagi menampung penambahan beban kerja , maka atrium kanan dapat juga membesar karena berupaya untuk tahanan yang terjadi akibat pengosongan ventrikel kanan yang tidak lengkap , pada defek yang berat dapat terjadi sindrom eisenmenger Gagal jantung kongestif lazim di jumpai pada VSD , karena terdengar bising jantung yang khas , pasien VSD beresiko mengalami endokarditis bakterialis dan penyakit obstruksi veskuler pulmonalis pada VSD yang berat padat terjadi sindrom eisenmenger Kegagalan penutupan duktus arteriousus ( pembuluh arteri yang menghubungkan aorta dengan arteri pulmonalis ) pada bayi berusia beberapa minggu pertama , patensi Konsekuensi hemodinamika pada PDA tergantung pada ukuran duktus dan tahanan vaskuler pulmonalis , pada saat lahir , tahanan dalam sirkulasi pulmonal dan sistemik hampir sama sehingga menyamakan tahanan dalam aorta dan arteri pulmonalis , setelah tekanan sistemik melampui tekanan pulmonalis . darah melalui memintas dari aorta melawi duktus menuju kedalam arteri pulmonal ( pirau kiri ke kanan ) PasienPDA mungkin tidak menunjukan gejala( asimtomatik ) atau memperlihatkan gagal jantung kongestif , terdengar bising jantung seperti suara mesin yang khas ( machinery – like murmur ) tekanan nadi yang melebar dan bounding pulse ( denyut nadi memantul ) terjadi karena aliran darah aorta kedalam arteri pulmonalis , pasien PDA beresiko mengalami endokarditis bakteri dan penyakit obstruksi vascular pulmonalis di kemudian hari karena aliran darah paru yang berlebihan secara kronis bentuk yang klasik meliputi empat jenis defek (1)defek sentrum ventrikel (VSD ) ,(2) stenosis pulmonal (3) overriading aorta (4) hipertrofi fentrikel kanan Perubahan hemodinamikanya sangat bervariasi dan terutama tergantung pada drajat stenosis pulmonalis kendati juga di tentukan oleh ukuran defek sputum ventrikel (VSD) dan tahanan pulmonal dan sistematik terhadap aliran darah , karena ukuran VSD biasanya cukup lebar , tekanan pada ventrikel kiri dapat sama besarnya dengan tekanan dalam ventrikel kanan , karena itu , arah pirau (shunt ) tergantun g pada perbedaan antara tahanan pulmonalian tahanan sistematik , jika tahanan vascular pulmonalis , jika tahan vascular pulmonalis lebih besar daripada tahanan sistematik , pirau terjadi kanan ke kiri , jika tahann sistematik lebih besar daripada tahanan pulmonal , pirau terjadi dari kiri ke kanan , stenosis pulmonalis menurunkan aliran darah ke dalam paru dan oksigen yang kembali ke sisi kiri jantung tergantung pada posisi aorta , darah dari kedua belah ventrikel dapat di distribusikan kedalam sirkulasi sistematik . Bayi : sebagian bayi yang menderita tetrologi fallot mengalami sianosis akut pada saat di lahirkan , sebagian lainya mengalami sianosis ringan yang bertambah parah setelah satu tahun pertama karena semakin beratnya sianosis pulmonal , terdengar bising jantung yang khas , juga terjadi akut sianosis dan hipoksia yang di sebut blue tet spell . Anak – anak : dengan semakin bertambahnya gejala sionosis kemungkinan terjadi clubbing fingers ( jari tubuh ) squatting dan pertumbuhan buruk . Pasien tatralogi fallot beresiko mengalami emboli penyakit serebrovaskular , obsess otak , kejang dan kehilangan kesadaran atau kematian mendadak sesudah mengalami serangan anoksia