Anda di halaman 1dari 36

Qurratu Aini Azkia

NIM 1307101030125
BAB I
PENDAHULUAN
Insidensi SGB
bervariasi
antara 0.6
sampai 1.9
kasus per
100.000
orang
Sindrom pertahun
Guillian Barre Insidensi kasus SGB yang
berkaitan dengan infeksi ini
sekitar antara 56% - 80%, yaitu
1 sampai 4 minggu sebelum
gejala neurologi timbul seperti
infeksi saluran pernafasan atas
atau infeksi gastrointestinal
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ananda Syahputra
• Tanggal lahir : 22-05-2000
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Alamat : Peukan Bada, Aceh Besar
• Agama : Islam
• Suku : Aceh
• Jaminan : BPJS
• Tanggal Pemeriksaan : 8 Agustus 2017
Keluhan Utama

• Kelemahan anggota gerak sejak 4 hari SMRS

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak sejak 4 hari SMRS, 6 hari yll pasien

mengeluhkan sakit kepala, lemas, mual,dan muntah. Terdapat demam tinggi sejak 6 hari yll. Terdapat

pilek, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan sejak 8 hari yll. Sejak 4 hari yll, pasien mengeluhkan

tidak dapat berjalan. Kelemahan mulai dirasakan dari ujung kaki yang naik ke atas. Pasien juga mulai

berbicara pelo sejak 2 hari yll. Bicara pelo dialami secara tiba-tiba.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Trauma Kepala pada tahun 2015

Riwayat Penyakit keluarga

Tidak ada keluarga yang memiliki gejala serupa.

Riwayat Pemakaian Obat

Tidak ada.
Vital Sign
• KeadaanUmum :Baik
• Tekanandarah : 160/110 mmHg
• Nadi : 100x/menit
• Pernapasan : 30x/menit
• Suhu :37,3oC
Status Generalis
• Kepala : Normochepali
• Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (+/+),
sklera ikterik (-/-)
• Telinga :Tanda radang (-/-), pengeluaran sekret (-/-),
fungsi pendengaran dalam batas normal
• Hidung : Napas cuping hidung (-/-), rinorrhea (-/-), nyeri
tekan sinus (-/-) deformitas septum nasi (-)
• Mulut : pursed-lipsed breathing (-), leukoplakia (-),
atrofil papil lidah (-)
• Leher :Tidak teraba pembesaran kelenjar getah
bening, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak
terdapat peningkatan JVP.
Thorax:

Pemeriksaan Kanan Kiri


Inspeksi Simetris, penggunaan otot bantu napas (+),
barrel chest (+), jejas (-), pelebaran sela iga
(+), denyut vena jugularis (+)
Palpasi Fremitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler (+/+), Vesikuler (+/+)
Cor :

Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat

Ictus cordis teraba di ICS V linea aksilaris anterior


Palpasi
kiri

Batas-batas jantung :
Atas : ICS III linea midklavikula kiri
Perkusi
Kanan : ICS IV linea parasternalis kanan
Kiri : ICS V linea aksilaris anterior kiri

BJ I > BJ II, reguler, tidak ada bising atau gallop


Auskultasi
S3
soepel, collateral vein (-), darm steifung (-),
Inspeksi
darm contour (-), caput medusa (-)

Nyeri (+), soepel(+), hepar, lien, dan renal tidak


Palpasi
teraba.

Perkusi Timpani, Shifting Dullnes (-)

Auskultasi Peristaltik usus (+) normal 2-3 kali/menit


Ekstremitas :

Ekstremitas Superior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Pucat - - - -

Edema - - - -

Ikterik - - - -

Gerakan Kurang Kurang Kurang Kurang

Tonus otot Hipotonus Hipotonus Hipotonus Hipotonus

Sensibilitas N N N N

Atrofi otot - - - -

Akral dingin - - - -

Luka - - - -
• GCS : E4 M6 V5
• Pupil : Isokor, bulat, ukuran 3 mm/3 mm
• Reflek Cahaya : Langsung (+ /+), tidak langsung (+/+)
• Rangsang meningeal
Kaku Kuduk : (-)
Tanda Kernig : (-)
Tanda Laseque : (-)
Tanda brudzinski I : (-)
Tanda brudzinski II : (-)
Tanda brudzinski III : (-)
Tanda brudzinski IV: (-)
• Peningkatan tekanan intrakranial
Muntah : (-)
Sakit kepala : (-)
Kejang : (-)
n. optikus Kanan kiri
Visus dalam batas normal dalam batas normal
Lapangan pandang dalam batas normal dalam batas normal
Melihat warna dalam batas normal dalam batas normal

n. Occulamatorius (otonom) Kanan kiri


Ukuran 3mm 3mm
Bentuk Pupil Bulat Bulat
Reflek cahaya positif positif
Nistagmus negatif negatif
Strabismus negatif negatif
Nervus III, IV, VI (gerakan okuler) Kanan kiri
Lateral dalam batas normal dalam batas normal
Atas dalam batas normal dalam batas normal
Bawah dalam batas normal dalam batas normal
Medial dalam batas normal dalam batas normal

Nervus V (fungsi motorik)


Inspeksi kening dan pipi tidak ada atrofi dan otot massater dan
temporalis
mengigit touge depressor dalam batas normal
membuka mulut dalam batas normal
Menggerakkan rahang dalam batas normal
Nervus VII (fungsi motorik) Kanan kiri
Mengerutkan dahi dapat mengerutkan dapat mengerutkan kedua
kedua dahi dahi
Menutup Mata simetris simetris
Menggembungkan pipi simetris simetris
Memperlihatkan gigi simetris simetris
Sudut bibir simetris simetris

Nervus IX dan X (fungsi


motorik)
Pasien diminta menyebutkan dalam batas normal
aaaa
Menelan air Bisa tertelan
Membuka mulut arkus faring, palatum mole dan uvula
dalam batas normal
• Pemeriksaan n. XII
• Menyuruh pasien membuka mulut dan menilai lidah saat
istirahat: pasien tidak dapat membuka mulut dengan lebar.
• Menyuruh pasien menekan lidah ke bagian dalam pipi: pasien
sulit untuk melakukannya

Kelompok Sensoris
• Nervus I (penciuman) : dalam batas normal
• Nervus V (sensasi wilayah) : dalam batas normal
• Nervus VII (pengecapan) : dalam batas normal
• Nervus VIII (pendengaran) : dalam batas normal
• Sensibilitas
Rasa Suhu : dalam batas normal
Rasa nyeri : sensasi nyeri berkurang
Rasa Raba : sensasi raba berkurang

• Motorik
3322 3322
1111 1111

• Otonom : BAK (+), BAB (+)


Reflek Kanan Kiri
biseps hiporeflek hiporeflek
Triseps hiporeflek Hiporeflek
Hoffman-Tromner negatif negatif

Patella hiporeflek hiporeflek


Achiles hiporeflek hiporeflek
babinski negatif negatif
chadok negatif negatif
Oppeinheim negatif negatif
gordon negatif negatif
schafer negatif negatif
Pemeriksaan Laboratorium Hasil Nilai Normal

Darah Rutin
Hb 14,2 gr/dl 12,0-15,0 gr/dl
Ht 41 % 37-47 %
Leukosit 4,9/mm3 4.500-10.500/mm3
Eritrosit 17,3 x 106 /µL 4,2-5,4 jt/ µL
Trombosit 580.000 / mm3 150.000-450.000/mm3
Elektrolit- Serum
Natrium (Na) 132 132-146 mmol/L
Kalium (K) 3,9 3,7-5,4 mmol/L
Clorida (Cl) 92 106. mmol/L
Kalsium (Ca) 9,1 8,6 – 10,3 mg/dl
Magnesium (Mg) 1,5 1,6 – 2,6 mg/ dl
Kesan
- Vertebrae cervicothorakolumbal
intak
- Kanalis spinalis baik
• Diagnosis Klinis : Tetraparase LMN ec Syndroma Guillian
Barre
• Dianosa Topis : Poli Radikulo neuropati inflamasi akut
• Diagnosa etiologi : Reaksi autoimun
• Diagnosa Banding :
- Poliomielitis
- Myositis Akut
- Myastenia Gravis
-Chronic Inflammatory Demyelinating
Polyradial Neurophaty
• IVFD RL 20 gtt/i
• Mecobalamin 3 x 500 mg
• Citicolin 3 x 1000 mg
• Piracetam 3 x 1000 mg

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam


Quo ad Functionam : Dubia ad malam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
BAB III
PEMBAHASAN
Definisi

Sindrom Guillain Barre merupakan polineuropati akut


yang disebabkan oleh reaksi autoimun terhadap
saraf perifer. SGB ditandai dengan gejala dan
tanda paralisis lower motor neuron (LMN) akut
disertai disosiasi sitoalbumin pada cairan
serebrospinal (CSS). Pada perjalanan penyakit SGB,
perburukan klinis hingga mencapai titik nadir
biasanya tidak lebih dari 28 hari.
Gejala dan Tanda Klinis

- Kelemahan anggota gerak LMN (tetraparase /


tetraplegi)
- Hiporefleksia atau arefleksia
- Gangguan nervus cranialis
- Gangguan sensorik
- Nyeri (Dysesthesias)
- Gangguan otonom
- Kelemahan otot pernafasan
Pemeriksaan
penunjang

MRI EMG

LCS
Poliomielitis
Diagnosa Myositis Akut
Banding Myastenia gravis
CIPD
-Infeksi virus: Citomegalovirus (CMV), Ebstein Barr
Virus (EBV), enterovirus, Human Immunodefficiency
Virus (HIV).

-Infeksi bakteri: Campilobacter Jejuni, Mycoplasma


Pneumonie.

Etiologi - Pasca pembedahan dan Vaksinasi.

- ISPA dan Infeksi Saluran Pencernaan atas.


Patogenesis

- Didapatkannya antibodi atau adanya respon


kekebalan seluler (cell mediated immunity) terhadap
agen infeksius pada saraf tepi.
- Adanya auto antibodi terhadap sistem saraf tepi.
- Didapatkannya penimbunan kompleks antigen
antibodi dari peredaran pada pembuluh darah
saraf tepi yang menimbulkan proses demielinisasi
saraf tepi
Acute Motor-Sensory Axonal Neuropathy (AMSAN)

Acute Motor-Axonal Neuropathy (AMAN)

-Miller Fisher Syndrome

Klasifikasi
-Chronic Inflammatory Demyelinative
Polyneuropathy (CIDP).

Acute pandysautonomia
Tata Laksana SGB

Farmakoterapi Non farmakologi

1. Fisioterapi
1. Plasma exchange
therapy (PE)
2. Imunoglobulin IV
3. Kortikosteroid
• Sindroma Guillian Barre merupakan suatu penyakit
polineuropati akut yang disebabkan oleh reaksi autoimun
terhadap saraf perifer
• Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dua pertiga
kasus SGB didahului penyakit infeksi,baik infeksi pada saluran
napas atas dan gastrointestinal
• Defisit neurologis yang terjadi pada SGB terjadi perlahan-
lahan
• Sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk SGB,
pengobatan terutama secara simptomatis

Anda mungkin juga menyukai