Anda di halaman 1dari 51

FORENSIK

dr.Yanuar Rifki Amrulloh


Visum et Repertum
VeR
 Definisi VeR : keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik
yang berwenang, mengenai hasil pemeriksaan medik, berdasarkan
keilmuannya dan dibawah sumpah, untuk kepentingan peradilan
 Dasar Hukumnya
o Pasal 133 KUHAP

o Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang


korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena
peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya.
Bentuk dan isi VeR

• Pro-Justicia
• Pendahuluan
• Identitas dr pemeriksa
• Identitas peminta VER
• Saat&tempat di lakukan pemeriksaan
• Identitas barang bukti
• Pemberitaan& hasil pemeriksaan
• Memuat apa yg di lihat& di temukan oleh dokter
• Kesimpulan
• Penutup
Klasifikasi VeR

1. VeR untuk orang hidup

Ver Definitif VeR Sementara VeR Lanjutan


• Pada kasus Luka • Korban masih dlm • Lanjutan dari VER
ringan perawata sementara
• tdk ada perawatan • Tdk di tulis Klasifiksi • Di berikan stlh korban
lebuih lanjut luka sembuh/meninggal
• Visum langsung di • Korban di pindahkan • Kesimpulan (+)
berikan setelah ke Instansi lain
pemeriksaan • Kesimpulan(-)
2. VeR Jenazah
• Visum dgn pemeriksaan Luar

• Visum dgn pemeriksaan luar &dalam

• Tujuan pembuatan VeR ini  menentukan sebab,cara dan mekanisme kematian.


3. VeR Kejahatan seksual
 Tugas dokter dalam kasus ini adalah

• Ada/tidaknya bukti persetubuhan, dan kapan perkiraan terjadinya


• Ada/tidaknya kekerasan pada perineum dan daerah lain (termasuk
pemberian racun/obat/zat agar menjadi tidak berdaya) → toksikologi
• Usia korban (berdasarkan haid, dan tanda seks sekunder)
• Penyakit hubungan seksual, kehamilan, dan kelainan kejiwaan sebagai akibat
dari tindak pidana
 Kapan persetubuhan dbisa di  Setiap pemeriksaan untuk
pidana? pengadilan harusberdasarkan
 Perkosaan permintaan tertulis dari penyidik
 Persetubuhan pada wanita yg berwenang
tdk berdaya  Korban harus di antar oleh polisi
 Persetubuhan pada wanita blm karena tubuh korban merupakan
cukup umur benda bukti. Jika korban datang
• Ingat!!! dokter tidak terbebani sendiridgn membawa surat
pembuktian adanya permintaan dari polisi,jangan di
pemerkosaan.Pemerkosaan  Istilah periksa,minta korban kembali
Hukum kepada polisi.
4.VeR Perlukaan
 Tujuan pemeriksaan forensik pada korban hidup : Untuk mengetahui penyebab
luka dan derajat parahnya luka
 Dalam pemberitaan disebutkan : Keadaan umum korban, luka-luka dengan
uraian letak, jenis, sifat, ukuran, serta tindakan medik yang dilakukan, riwayat
perjalanan penyakit, dan keadaan akhir saat perawatan selesai.
 Dalam kesimpulan disebutkan : luka-luka atau cedera yang ditemukan, jenis
benda penyebab, serta derajat perlukaan. Tidak dituliskan pendapat
bagaimana terjadinya luka dan oleh siapa.
Klasifikasi derajat luka
1. Luka Ringan (pasal KUHP 352) 3. Luka berat (pasal 90 KUHP)
 Tidak menimbulkan penyakit  Jatuh sakit atau mendapat luka yang
atau halangan untuk tidak memberi harapan akan sembuh
menjalankan jabatan atau sama sekali. Atau menimbulkan
pekerjaan. bahaya maut
 Umumnya tanpa luka, atau  Tidak mampu terus menerus untuk
dengan luka lecet atau memar menjalankan tugas jabatan atau
kecil di lokasi yang tidak pekerjaan
berbahaya/tidak menurunkan  Kehilangan salah satu panca indra
fungsi alat tubuh.
 Cacat berat
2. Luka Sedang
 Sakit lumpuh
 Gugur atau matinya kandungan
 Terganggu daya pikir selama empat
seorang perempuan
minggu lebih
 Gugur atau matinya kandungan
seorang perempuan
Macam-macam & klasifikasi

A. Luka akibat kekerasan tumpul


• Memar
• Luka Lecet
• Luka lecet gores
• Luka lecet serut
• Luka lecetgeser
• Luka lecet tekan
• Luka Robek
• Bentuk luka tidak
beraturan, tepi tidak rata,
jembatan jaringan
B. Luka akibat kekerasan benda
setengah tumpul
• Cedera akibat benda tumpul
yang memiliki tepi rata (mis.
meja, lempeng besi, gigi)
• Jejas Gigit (bite-mark) : luka
lecet tekan/hematom
berbentuk garis lengkung
terputus-putus
C. Luka akibat kekerasan benda
tajam
• Luka Iris
• Luka tusuk
• Luka Bacok
• Ciri –ciri
• Tepi dan dinding luka
yang rata, berbentuk
garis, tidak terdapat
jembatan jaringan, dasar
luka bentuk garis atau
titik.
Luka Tembak (Gun Shot Wound)

Komponen Luka
• Luka akibat terjangan anak peluru Komponen produk ikutan mana
yang mencapai sasaran
• Bukti partikel logam akibat geseran menentukan jenis: Luka tembak jarak
anak peluru dengan laras jauh, jarak dekat, jarak sangat
dekat dan luka tembak tempel.
• Butir mesiu

• Panas akibat ledakan mesiu

• Kerusakan jaringan akibat moncong


laras yang menekan sasaran
Gambaran pada sasaran/luka tembak masuk
• Kelim tatoo : Butir mesiu yang tidak
habis terbakar dan tertanam pada kulit
• Kelim jelaga : Akibat jelaga yang keluar
dari ujung laras
• Kelim api : Hiperemi atau jaringan yang
terbakar (jarak sangat dekat
• Kelim lecet : Bagian yang kehilangan
kulit ari akibat peluru yang menembus
kulit
• Kelim kesat : Zat pada anak peluru
(minyak pelumas, jelaga, mesiu) yang
terusap pada tepi lubang
Perkiraan  Luka tembak tempel : Terdapat jejas laras
jarak tembak  Luka tembak sangat dekat (max 15 cm) : Kelim api
 Luka tembak dekat : terbentuk karena anak peluru &
mesiu kelim api(max 30 menit) & kelim tato (max 60cm)
 Luka tembak jauh (max >60cm) : Kelim lecet&Kelim
lecet
Bagaimana Jika permintaan pembuatan VeR diajukan ditengah masa perawatan atau setelah
sembuh

 substansi keterangan yang boleh dituangkan ke dalam Visum et Repertum hanyalah


mengenai fakta – fakta sejak diterimanya surat tersebut.
 Fakta-fakta sebelumnya akan menjadi rahasia kedokteran yang hanya boleh
diungkapkan kepada hakim di sidang pengadilan
Thanatologi
Thanatologi : ilmu yang mempelajari segala macam aspek yang berkaitan dengan mati.
Meliputi pengertian (definisi), cara-cara melakukan diagnosis, perubahan-perubahan
yang terjadi sesudah mati serta kegunaannya.

Konsep dasar kehidupan SSP

Hidup
Respirasi Sirkulasi
Tanda-tanda kematian

Tanda tidak pasti (perubahan dini) Tanda pasti (perubahan lanjut)


• Berhentinya Pernafasan • Perubahan suhu(algor mortis)
• Berhentinya Sirkulasi • Lebam mayat(livor mortis)
• Kulit Pucat • Kaku mayat(rigor mortis)
• Relaksasi dan Tonus Otot • Pembusukan(Dekomposatio)
Menghilang
• Pendataran Bagian Tubuh yang
• Adiposera
Tertekan • Mumifikasi
• Perubahan pada Mata
Tanda pasti kematian
1. Penurunan suhu (algor mortis) • Rumus menentukan saat kematian
• Penurunan suhu rata-rata 0,9 – berdasarkan suhu:
1 C setiap jam. 98,6°F - suhu rectal
• Pengukuran suhu per rektal
• Faktor-faktor yang 0,5
mempengaruhi
• Suhu tubuh saat mati
• Subu tubuh medium
• Lingkungan
• Pakaian
• Keadaan mayat
2. Lebam mayat (livor mortis)
• Mulai tampak 20-30 menit postmortem. Well developed within the next 3
to 4 hours
• Lengkap & menetap setelah 8-12 jam, sebelumnya masih dapat memucat
pada penekanan dan berpindah
• Warna lebam mayat
• asfiksia (tenggelam), merah cerah
• Keracunan gas CO, merah bata / cherry red dari Karboksi-Hb
(COHb)
• Keracunan asam hidrosianida warna merah terang karena kadar
Oksi-Hb (HbO2) dalam vena tetap tinggi
Apa perbedaan lebam mayat dgn memar

Sifat Lebam Memar


Warna Tida teratur,tubuh Sama merah
bagian terendah seluruh organ
Selaput mukosa Pucat Normal
Eksudat Tdk ada Ada
Organ dalam Lambung dan Warna sama
usus di regang
tampak warna
tdk sama
3. Kaku mayat (rigor mortis)
• Mulai tampak 2 jam post mortem, dimulai dari bagian luar tubuh/otot-otot
kecil (sentripetal)
• Lengkap setelah 12 jam & dipertahankan selama 12 jam, lalu menghilang
dalam urutan yang sama
• Tiga tahapan perubahan :
• Tahap Relaksasi primer ( flasiditas primer )
• Tahap Kaku mayat ( rigor mortis )
• Tahap Relaksasi sekunder
Faktor penentu Kaku mayat palsu
• Kondisi otot • Kekakuan karena panas (heat
• Lingkungan steafing)
• Usia • Kaku mayat karena dingin
• Cara kematian • Cadaveric spasm
Kaku mayat Cadaveric spasme
Mulai timbul 1- 2 jam postmortem Segera setelah mati
Presdiposisi - Aktifitas↑,ketakutan,peras
aan tegang, dll
Kaku otot Tidak jelas,dapat dilawan Sgt jelas, sukar di lawan
Otot yg terkena Semua otot 1 Kelompok otot volunter
Suhu mayat Dingin Hangat
Medikolegal Perkiraan saat kematian Cara kematian
4. Pembusukan ( decomposatio)
• Tampak kehijauan di perut kanan bawah 24 jam post mortem
• Larva lalat dijumpai 36-48 jam postmortem
5. Adiposera
• proses hidrolisa dan
hidrogenisasi asam lemak bebas
setelah kematian
• bahan menyerupai lilin lunak,
licin dan warna mulai dari putih
keruh sampai coklat tua. Lama
pembentukan dari beberapa
minggu sampai beberapa tahun.
Adiposera biasanya terbentuk
pada mayat yang terbenam di
air atau rawa-rawa
6. Mummifikasi
• Pengawetan akibat proses pengeringan
dan mengakibatkan menyusutnya alat
tubuh (tubuh lebih kecil dan ringan)
penyusutan jaringan tubuh.
• Mayat lebih lama tahan dari
pembusukan dan dapat dikenal ciri-
cirinya.
Sebab, Cara, & mekanisme kematian

• Perlukaan/penyakit yg menimbulkan kekacauan fisik sngga


Sebab kematian menyebabkan kematian.

• Menjelaskan bagaimana kematian itu datang


Cara kematian • Wajar : semata-mata karena penyakit
• Tidak wajar : kecelakaan,bunuh diri,pembunuhan

Mekanisme kematian • Kekacauan fisk yg di timbulkan dari penyebab kematian


Contoh
Asfiksia
1. Smothering
2. Chocking
3. Strangulasi
4. Manual Strangulasi
5. Hanging
Asfiksia : Gangguan pertukaran o2 dan Co2 untuk kebutuhan metabolisme

Tanda-tanda kematian akibat asfiksia


• Sianosis (Perifer & Central)
• Pembendungan System organ
• Bintik perdarahan (Tardeiu’s spot) di mukosa
usus,epikardium
• Lebam mayat lebih gelap
• Busa halus pada lubang hidung,mulut & saluran
nafas
• Oedem pulmonal
• Dilaasi jantung kanan
Pembekapan
Penutupan
lubang
hidung& mulut
Penyumbatan
Alamiah

Etiologi Penjeratan
Mekanik
asfiksia
Penekanan
dinding sal Pencekikan
Keracunan nafas

tenggelam gantung
Asfiksia karena pentupan lubang hidung&mulut

1. Pembekapan (smothering) 2. Penyumbatan ( Chocking )


• Korban umunya dengan • Paling sering pada kasus
karakteristik lemah ( anak- Infantcid
anak,orang gemuk,di
bawah pengaruh obat- • Pada pemeriksaan di
obatan) temukan benda asing di
• Biasanya ada luka di saluran nafas  Khas
sekitar mulut& hidung • Mekanisme kematian
• Mekanisme kematian • Asfiksia
• Asfiksia • Vagal Reflek
• Vagal Reflek
Asfiksia karena penekanan dinding saluran pernafasan

1. Penjeratan (Strangulasi) 2. Pencekikan ( Manual strangulasi)


• Jumlah lilitan 1 dgn simpul • Ada luka lecet di leher bentuk
mati bulan sabit ( luka karena
• Letak jeratan umumnya kuku)
dibawah cartilago tyroid • Os Hyoid biasanya patah dan
• Jeratan umumnya mendatar ada resapan darah di
& melingkar secara kontinue jaringan sekitarnya
• Ada tanda-tanda asfiksia
3. Gantung ( Hanging)
Gambaran Gantung diri Pembunuhan Mekanisme kematian
Simpul Simpul hidup Simpul mati • Kerusakan batang otak &
medula spinalis
Jumlah lilitan Dua/ lebih Hanya 1
• Asfiksia
Jarak ke lantai Dekat/dpt tdk Jauh • Ischemik otak
menggantung • Reflek vagal
Jejas jelas Meninggi ke Mendatar
arah simpul
Luka (-) (+)
perlawanan
Tenggelam (Drawing)

• Kematian akibat mati lemas (asfiksia) disebabkan masuknya cairan ke dalam


saluran pernapasan
• Mekanisme kematian
• Asfiksia akibat spasme laring
• Asfiksia akibat gangging dan choking
• Refleks vagal

• Fibrilasi ventrikel (air tawar) → konsentrasi elektrolit air tawar lebih rendah
menyebabkan gangguan keseimbangan ion K+ dan Ca++
• Edema pulmoner (air asin) → konsentrasi elektrolit lebih tinggi, air tertarik
dari sirkulasi pulmonal ke jar.interstisial
 Perlu ditentukan pada pemeriksaan
• Identitas korban
• Apakah korban masih hidup sebelum • Pemeriksaan Diatom : Alga bersel satu,
tenggelam
• Pemeriksaan diatom dinding silikat tahan panas dan asam
• Kadar elektrolit magnesium darah
kuat. Dijumpai dalam air tawar, air laut,
• Benda asing dalam paru dan saluran
pernapasan air sungai, dan air sumur. Bila seseorang
• Air dalam lambung dengan sifat sama
dengan air tempat korban tenggelam mati karena tenggelam, maka cairan
• Penyebab kematian sebenarnya bersama diatom masuk ke saluran
• Faktor yang berperan pada proses
kematian (alkohol, obat-obatan) pernapasan atau pencernaan.
• Tempat korban pertama kali tenggelam
• Pemeriksaan diatom dari air tempat
korban ditemukan membantu
menentukan apakah korban tenggelam
di tempat itu atau tempat lain
Tenggelam
di air tawar
Tipical Wet
drawing
Tenggelam
Drawing di air laut
Dry
drawing
Atipical
Imersion
syndrom
Tenggelam di air tawar Tengelam di air laut
Paru-paru besar, relatif kering dan ringan Paru-paru besar,relatif basah dan berat

Hemodilusi Hemokonsentrasi
Hipervolemi Hipovolemia
Hiperkalemi Hipokalemi
Hiponatremi Hipernatremi
Berat jenis darah di jantung kiri lebih Berat jenis darah di jantung kiri lebih
rendah tinggi
2. Atipical Drawing
• Dry drawing : Cairan masuk kesaluran pernafasan dan kematian terjadi
sebelum air.mungkin karena spasme laring.
• Imersion syndrom : Mati tenggelam karena mask dalam air
dingin.mekanisme kematian karena reflek vagal Sudent cardiac arrest.
Alkohol merupakan faktor pencetus
Pembunuhan anak sendiri
Dasar hukum : Psl 341,342

Ingat Komonennya Usia bayi


matur Viable
1. Usia bayi
• Hamil >36 • Hamil >28
2. Lahir mati/hidup minggu minggu
• BB >2500g • BB >1000 g
3. Telah dirawat/blm
• Pjg kepala – • Pjg kepala –
tumit > 46 cm tumit > 35
• Lanugo sedikit • Terdapat cacat
• Kulit keriput bawaan
Lahir mati/hidup

Lahir mati Lahir hidup


• Tanda maserasi(aseptic • Uji apung paru (-)
decompodito) • Adanya udara di saluran cerna
• Diagfragma leyak tinggi • Warna paru : Merah ungu
• Uji apung paru (-) • Ada krepitasi : spti spoons
• Histipatologi : • Tepi paru tumpul
• ada tonjolan(projection)
Telah di rawat/ belum

• Lanugo/lemak telah di bersihkan


Tanda
perawatan • Tali pusat sudah terikat dan terpotong rapih
• Memberi pakaian/penutup
DVI ( Disaster Victim Identivication)
Dasar hukum identifikasi korban bencana : Psl 120 ayat 1 KUHAP,Psl 133 ayat 1 KUHAP

Proses DVI ada 5 fase


Fase I Fase II
• Penanganan/dtg ke TKP • Mencari sebanyak banyaknya data post
• Kegiatan : mortem
• Memberi label di TKP • Pemeriksaan mayat
•Pemilihan korban • Data Post mortem
hidup&mati
• Label putih untuk Data Primer Data sekunder
barang korban Sidik Jari Personal featur (Deskripsi
• Label orange utk Catatan gigi personal,tatto,scar,dll)
jenazah DNA Properti korban
Fase III (ante-mortem information) Fase IV (Reconsiliasi)
• Mengumpulkan data antemortem • Perbandingan data
• Meminta data ke keluarga korban

Fase V (Debriffing)
We are Fhighter

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai