BLOK HEMATOLOGI
KELOMPOK 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA
KELOMPOK 1
Tutor : dr. Rebekah Malik
Ketua : William Korompis (405080043)
Sekretaris : Metha Dharma (405080014)
Penulis : Andreas Stevan (405080123)
Anggota :
Kelvin Christian H (405080009)
Wahidin Gotama (405080010)
Andrey Asmaraman (405080013)
Stefanus (405080021)
Stefan Andhika (405080022)
Magesphire (405080124)
Vita Noveryn (405080153)
Skenario: 1A
Nenek Mia lemas
Tidak senang
makan daging Absorbsi Fe
Eosinofil
Vitamn Besi Protein
Kehilangan
Eritropoesis Darah Kronis
ANEMIA Pemeriksaan
Laboratorium
NER (Nilai Eritrosit
Rata-rata)
•Lemas
•Gelap bila bangun dari tidur
•Conjunctiva Anemis VER HER KHER
LED
ANEMIA MIKROSITIK
HIPOKROM
Klasifikasi istilah asing
Konjungtiva: membran halus yg melapisi kelopak
mata dan permukaan sklera yg terpajan
Sclera: lap luar bola mata yg putih & keras, yg
menutupi sekitar 5/6 permukaan posteriornya, &
ke anterior berlanjut dgn kornea & ke posterior
dgn selubung eksterna nervus opticus
Ikterik: berhub ikhterus: mjd kuningnya warna
kulit, selaput lendir, & berbagai jar tubuh oleh zat
warna empedu
LEARNING OBJECTIVE
1. Mengetahui & menjelaskan eritropoiesis
2. Mengetahui & menjelaskan pengaruh gizi
terhadap eritropoiesis
3. Mengetahui & menjelaskan def, klasifikasi,
gejala, & komplikasi anemia
4. Mengetahui & menjelaskan pemeriksaan
penunjang
5. Mengetahui & menjelaskan mikrositik
hipokrom
6. Mengetahui & menjelaskan penatalaksanaan
farmakologi & non farmakologi
LO 1
MENJELASKAN
ERITROPOESIS
Keterangan gambar
Haematopoietic growth factors
Eritropoesis
Rubriblast
Prorubrisit
Rubrisit
Metarubrisit
Eritrosit
Basofil Diffuse
Eritrosit
Faktor yang mempengaruhi jalannya
eritropoeisis
Prekursor yang tersedia
Vitamin B12 dan asam folat
Eritropoeitin
Oksigenisasi jaringan
HEMOGLOBIN
Hemoglobin
Thymidine
Metil THF Monofosfat
Homosistein (dTMP)
Metil
B12 DHF
Metionin
THF
Hati
Ginjal
Daging sapi
Kebanyakan makanan hasil laut
Telur dan produk susu
B12
LO 3
MENJELASKAN DEFINISI,
KLASIFIKASI, GEJALA, &
KOMPLIKASI ANEMIA
Anemia
Penurunan konsentrasi eritrosit/ Hb dlm
darah di bawah normal diukur per mm
kubik atau melalui volume sel darah
merah(packed red cells) dlm 100 mL
darah tjd ketika keseimbangan antara
kehilangan darah (melalui pendarahan/
perusakan) & produksi darah terganggu
Klasifikasi berdasarkan
penyebab
A.Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit
dalam susmum tulang
1.Kekurangan bahan esensial pembentukan
eritrosit
2.Gangguan penggunaan(utilisasi) besi
3.Kerusakan sumsum tulang
4.Anemia akibat kekurangan eritropoietin
Pengiriman O2 ke jaringan
Pengiriman O2 ke jaringan
Asimptomatik
Mikrositik hipokrom
Komplikasi anemia
Merasa cepat lelah saat bekerja sehingga
produktivitas juga menurun.
Karena jantung harus bekerja lebih keras
untuk mengkompensasi kekurangan oksigen
di dalam darah akibat anemia, pada akhirnya
dapat mengakibatkan serangan jantung atau
stroke.
Jika anemia yang terjadi akibat defisiensi
B12, secara bersamaan juga bisa terjadi
kerusakan saraf dan gangguan fungsi otak.
Karena Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk
kesehatan saraf dan fungsi otak.
Gejala umum (patofisiologi)
Gejala umum anemia adalah gejala yang timbul pada
setiap kasus anemia,apapun penyebabnya,apabila kadar
hemoglobin turun dibawah harga tertentu.
Gejala ini timbul karena:
anoksia organ
mekanisme kompensasi tubuh terhadap kadar O2 yang kurang
Berat ringannya gejala umum anemia tergantung:
a.Derajat penurunan hemoglobin
b.Kecepatan penurunan hemoglobin
c. Usia
d.Adanya kelainan jantung dan paru sebelumnya
Gejala anemia
Gejala Umum anemia(sindrom anemia):
1. timbul karena iskemi organ target akibat
mekanisme kompensasi penurunan kadar
Hb.
2. muncul pada anemia yang kadar hb<7 g/dl.
3. rasa lesu, lemah,pucat cepat lelah, telinga
mendenging(tinnitus), mata kunang2, kaki
terasa dingin, sesak nafas, dan dispepsia.
4. konjungtiva mukosa mulut, telapak tangan,
dan jaringan di bawah kuku
Gejala khas masing-masing anemia
Ht ( vol % ) 35%
TABEL PERBANDINGAN KASUS
DAN NILAI NORMAL
Besi serum
Persentase saturasi = X 100
TIBC
FERITIN SERUM
• Merupakan suatu protein yang tidak mengandung besi dan
berada dalam konsentrasi relatif rendah dibandingkan feritin
jaringan
• Terdapat dalam plasma dan serum
• Diukur dengan pemeriksaan imunoradiometrik (IRMA) atau
enzymelinked immunosorbent assay (ELISA)
• Setiap 1 µg/dL feritin mencerminkan 8-10 mg simpanan besi
• Rentang normal pada pria : 20-250 µg/dL
• Rentang normal pada anak dan wanita premenopause : 10-
200 µg/dL
• Feritin rendah pada anemia defisiensi besi (<12mg/LI)
Elektroforesa Hb
Elektroforesa Hb digunakan untuk
memperlihatkan Hb abnormal dalam
darah. Biasanya Hb-S, Hb-F, Hb-C.
LED - Westergren
LED (Laju Endap Darah)
3 tahap :
Tahap pembentukan rouleaux
Tahap pengendapan
Tahap pemadatan
Nilai normal :
Westergren
Wanita : 0 – 15 mm/jam
Pria : 0 – 10 mm/jam
Pada sebagian besar anemia LED
LO 5
MENJELASKAN ANEMIA
MIKROSITIK HIPOKROM
Anemia defisiensi besi
Etiologi
Kehilangan besi akibat perdarahan menahun
Faktor nutrisi
Kebutuhan besi yang meningkat
Gangguan absorbsi besi
Gejala
Gejala umum : Lemah, lesu dan cepat lelah,
telinga mendenging, mata berkunang-kunang
Gejala khas : disfagia, atrofi papil lidah,
stomatitis angularis dan kuku sendok, atrofi
mukosa gaster, pica
• Gejala penyakit dasar: Misal gejala infeksi
cacing tambang : sakit perut, pembengkakan
parotis dan warna kuning telapak tangan
Alasan mengapa jumlah penderita
anemia defisiensi besi tinggi di Indonesia
Asupan yang tidak adekuat
Jumlah penderita cacingan yang tinggi
Peningkatan kebutuhan
Anemia sideroblastik
Gangguan pada rantai protoporfirin.
Dicirikan dengan ditemukannya cincin
sideroblas yang patologis di sumsum tulang
Fe dalam tubuh jumlahnya cukup tapi tubuh
gagal membentuk heme
Klasifikasi
Herediter
Biasanya terjadi pada pria, wanita menjadi
carrier
Akuisita
Primer: Mielodisplasia
Sekunder: juga didapat pada
Penyakit keganasan sumsum tulang
Obat mis antituberkulosa, timbal
Kondisi jinak lain mis: anemia hemolitik,
anemia megaloblastik dll
ANEMIA SIDEROBLASTIK
GEJALA
Kelemahan
Kelelahan
Pallor(kepucatan)
Hepatomegali
Splenomegali
Pretibial edema
Pigmentasi kulit
Hipokromia
Mikrositosis
Anisopoikilositosis
Hiperplasia normoblastik
ANEMIA SIDEROBLASTIK
KOMPLIKASI
Gagal jantung kongestif
diabetes melitus
Hepatosplenomegali
Pembentukan jaringan parut dan nodul-nodul liver
Detak jantung irregular
Inflammation terjadi kembali pada kantung disekitar
jantung
Hypopituitarism sekunder (dwarfism)
Kulit gelap
Aktivitas rendah pada kelenjar thyroid
Etiologi
Racun: Zn dan Pb
Obat : antituberkulosa
Kurang nutrisi: piridoxine atau kurang
tembaga
Genetik: defisiensi ALA sintase
Anemia pada penyakit kronis