Anda di halaman 1dari 14

Matakuliah : D0684 – FISIKA I

Tahun : 2008

GERAK 2 DIMENSI
Pertemuan 5 - 6
1. Posisi dan Pergeseran
Posisi
Dalam sistem koordinat kartesian untuk dua dimensi,
posisi benda dinyatakan oleh vektor : r = i X + j Y
Pergeseran
Pergeseran merupakan perpindahan benda dari posisi awal
ke posisi akhir, dan pergeseran merupakan suatu besaran
vektor.
Pergeseran : Δr = r2 – r1 = ( i X2 + j Y2 ) – ( i X1 + j Y1)
r2 = posisi akhir
r1 = posisi awal r1
Δr
r2 3
Bina Nusantara
2. Kecepatan
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai pergeseran
per selang waktu ,

   gerak 2 dimensi
Δr
V  i ΔX  j ΔY
Δt Δt Δt

Karena pergeseran Δr merupakan besaran vektor
_ dan

Δt merupakan besaran skalar, maka kecepatan ( V )
adalah besaran vektor.
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai :

 
 
V  lim r 
dr dX dY
i  j
t 0 t dt dt dt
 
Bina Nusantara  i Vx  j Vy
3. Percepatan
Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan
per selang waktu
- 
  ΔV  ΔV
a  V  i xj y
t Δt Δt 2 dimensi
Percepatan sesaat :
 
 
dV  dV
a  lim ΔV  dV  i xj y
t  0
t dt dt dt
Percepatan dalam arah sumbu X : aX=dVX/ dt = d2X/ dt2
Percepatan dalam arah sumbu Y : aY=dVY/ dt = d2Y/ dt2

Bina Nusantara
Hubungan sebaliknya, yaitu menentukan kecepatan
bila percepatan diketahui, dan menentukan posisi bila
kecepatan diketahui :

   
r   V dt  i  Vx dt  j  Vy dt

   
V   a dt  i  a x dt  j  a y dt

Bina Nusantara
4. Gerak Dua Dimensi Dengan Percepatan Konstan
Dalam gerak dua dimensi dengan percepatan
konstan, komponen percepatan dalam arah :
sumbu X : aX = konstan
Sumbu Y : aY = konstan.
Persamaan gerak :
Dalam arah sumbu X
VX = VX0 + aX t
X = X0 + VX0 t + (1/2) aX t2
X = X0 + ( VX0 + VX ) t
VX2  Vx0
2  2 a ( X-X )
x 0

Bina Nusantara
Dalam arah sumbu Y
VY = VY0 + aY t
Y = Y0 + VY0 t + ½ aY t2
Y = Y0 + ½ ( VY0 + VY ) t
Vy2  Vy0
2  2 a ( Y-Y )
y 0

Bina Nusantara
5. Gerak Peluru
Gerak peluru merupakan gerak dua dimensi dengan
percepatan konstan dan lintasan melengkung (parabola )
a. Percepatan
- Komponen horizontal : aX = 0
- Komponen vertikal : aY = - g
b. Kecepatan
- Komponen horizontal : VX = VX0 = V0 COS 0
- Komponen vertikal : VY = VY0 – gt
= V0 Sin0 - gt
- Arah kecepatan setiap saat :
• Tan  = VY / VX
Bina Nusantara
c. Pergeseran / Posisi:
- Komponen horizonal :
X = Vx t = VX0 t = ( V0 Cos 0 ) t
- Komponen vertical :
Y = VY0 t - ½ g t2 = (V0 Sin 0) t – ½ g t2

Bina Nusantara
6. Gerak Melingkar Beraturan
Pada gerak melingkar beraturan, besar kecepatan
adalah konstan , tapi arah kecepatan berubah terus
menerus. Karena kecepatan merupakan besar vektor,
dimana suatu kecepatan dikatakan konstan bila besar
dan arahnya konstan. Maka pada gerak melingkar
beraturan terdapat percepatan, yang disebut
percepatan sentripetal, yang besarnya adalah :
aR = V2 / R , dan berarah ke pusat lintasan, R adalah
jari-jari lintasan. V
aR
aR

V
Bina Nusantara
7. Percepatan Tangensial
Pada gerak melingkar, bila besar dan arah kecepatan
benda berubah setiap saat, maka disamping mengalami
percepatan sentripetal ( aR), juga mengalami percepatan
tangensial ( aT ) yang arahnya menyinggung lintasan
setiap saat. Kedua percepatan tersebut adalah :
aR = V2 / R dan aT = dV/dt
  
Percepatan total : a  a  a
T R
R aR
aT

V
Bina Nusantara
8. Kecepatan Relatif
Kecepatan sebuah benda kadang-kadang diukur relatif
terhadap kerangka acuan (sistem koordinat) yang
bergerak relatif terhadap kerangka acuan lain.
S S’ S S’ B
r r’
A = A’ A ut A’

t=0 t=t
-- a -- -- b --
* Pada t = 0 partikel berada di A untuk kerangka acuan S,
dan di A’ di kerangka acuan S’, dimana A dan A’ pada
posis yang sama ( gambar a ).
Bina Nusantara
* Partikel bergerak bersamaan dengan kerangka acuan S’
bergerak terhadap kerangka acuan S
* Kecepatan S’ terhadap S misal adalah u = konstan
* Saat t berikutnya partikel di B (gambar b)
Pergeseran partikel relatif terhadap acuan S : r
Pergeseran partikel relatif terhadap acuan S’ : r’
Pergeseran acuan S’ relatif terhadap acuan S : ut
Maka : r = r’ + ut
Kecepatan relatif partikel terhadap acuan S :
V = dr / dt = dr’/dt + d(ut)/dt atau V = V’ + u
V = kecepatan partikel relatif terhadap acuan S
V’ = kecepatan partikel relatif terhadap acuan S’
Bina Nusantara

Anda mungkin juga menyukai