Anda di halaman 1dari 35

GANGGUAN PEMBULUH

DARAH PERIFER

Anggi Jamiyanti, S.Kep.,Ners


1. DEEP VEIN THROMBOSIS (DVT)
Pengertian

• Trombosis vena dalam  suatu


keadaan terjadinya gumpalan
darah (trombus) pada pembuluh
darah balik (vena) dalam di
daerah tungkai bawah.
• Trombus yang terbentuk di tungkai bawah tersebut
dapat lepas dari tempatnya dan berjalan mengikuti
aliran darah  emboli.

• Emboli yang terbentuk dapat mengikuti aliran


darah hingga ke jantung dan paru  menyumbat di
salah satu atau lebih pembuluh darah paru 
embolisme paru (pulmonary embolism).
Etiologi

Ada 3 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya


trombosis vena dalam, yaitu :

1. Cedera pada pembuluh darah balik

Pembuluh darah balik dapat cedera selama


terjadinya tindakan bedah, suntikan bahan yang
mengiritasi pembuluh darah balik, atau kelainan-
kelainan tertentu pada pembuluh darah balik.
2.Peningkatan kecenderungan terjadinya
pembekuan darah
Kanker
Penggunaan kontrasepsi oral
Setelah proses persalinan atau setelah
tindakan operasi.
Usia tua
Keadaan dehidrasi
Individu yang merokok.
3.Melambatnya aliran darah pada pembuluh
darah balik
Perawatan lama di rumah sakit atau pada
penerbangan jarak jauh.

otot-otot pada daerah tungkai bawah tidak
berkontraksi  aliran darah dari kaki menuju ke
jantung berkurang  aliran darah pada
pembuluh darah balik melambat dan
memudahkan terjadinya trombosis pada vena
dalam.
Manifestasi Klinik
• Sebagian penderita trombosis vena dalam tidak
mengalami gejala sama sekali.
• Nyeri dada, akibat dari embolisme paru
• Jika trombus besar dan menyumbat aliran darah
pada pembuluh darah balik yang besar 
pembengkakan pada tungkai bawah, yang nyeri dan
hangat pada perabaan.
• Pembengkakan biasanya lebih sering terjadi pada
saat pagi hingga sore hari karena darah harus
mengalir ke atas, menuju jantung, melawan gaya
gravitasi.
• Pada malam hari pembengkakan yang terjadi agak berkurang
karena posisi tungkai bawah dalam keadaan horisontal
sehingga aliran darah balik dari tungkai bawah ke jantung
lebih baik.

• Gejala lebih lanjutterjadinya perubahan warna pada kulit


di sekitar daerah yang terkena menjadi KecoklatanSDM
keluar dari pembuluh darah balik yang bersangkutan dan
mengumpul di bawah kulit.

• Kulit yang berubah warna menjadi kecoklatan ini sangat


rentan terhadap cedera ringagarukan atau benturan
suatu borok (ulkus).
Pemeriksaan Diagnostik
• Ultrasonografi
untuk membentuk gambaran aliran darah melalui
pembuluh darah arteri dan pembuluh darah balik
pada bagian tungkai yang terkena.
• Tes D-Dimer
Suatu jenis uji sampel darah di laboratorium yang
bertujuan untuk membantu melakukan diagnosis
penyakit dan kondisi yang menyebabkan
hiperkoagulabilitas: suatu kecenderungan darah
untuk membeku melebihi ukuran normal.
• Venografi

Pada pemeriksaan ini suatu pemindai akan


diinjeksikan ke dalam pembuluh darah balik,
kemudian daerah tersebut akan dirontgen
dengan sinar X. Jika pada hasil foto terdapat
area pada pembuluh darah balik yang tidak
terwarnai dengan pemindai maka diagnosis
trombosis vena dalam dapat ditegakkan.
Penatalaksanaan

Tujuan terapi untuk trombosis vena dalam

adalah untuk :

• Mencegah pembentukan bekuan darah yang


lebih besar,

• mencegah terjadinya emboli paru

• mencegah terjadinya bekuan darah di masa yang


akan datang.
Obat-obatan yang paling sering digunakan adalah :

• Antikoagulan  warfarin atau heparin untuk


mencegah terjadinya gumpalan darah.

• Pemasangan filter atau penyaring yang


diletakkan pada pembuluh darah balik dari tubuh
bagian bawah yang menuju ke arah jantung (vena
cava inferior)  untuk mencegah emboli yang
terbentuk mencapai paru dan menimbulkan
embolisme paru.
• Untuk mengurangi nyeri dan bengkak pada
tungkai  elevasi atau kompresi pada tungkai
yang terkena.

Kompresi dapat dilakukan dengan cara


pemasangan stocking khusus, yang dapat
memberikan kompresi atau tekanan halus
pada tungkai.
2. RAYNAUD DISEASE
Penyakit Raynaud  suatu keadaan dimana
arteri-arteri kecil (arteriola), biasanya di jari
tangan dan jari kaki, mengalami kejang,
menyebabkan kulit menjadi pucat atau timbul
bercak berwarna merah sampai biru.
Etiologi
Kemungkinan yang menjadi penyebabnya adalah:
 Skleroderma
 Artritis rematoid
 Aterosklerosis
 Kelainan saraf
 Berkurangnya aktivitas tiroid
 Cedera
 Reaksi terhadap obat tertentu (misalnya ergot,
metisergid).
 Apapun yang merangsang sistem saraf simpatis
(misalnya emosi atau cuaca dingin), bisa
menyebabkan kejang arteri atau kontriksi.
Tanda dan Gejala
• Kejang pada arteri kecil di jari tangan dan jari
kaki terjadi dengan cepat dan paling sering
dipicu oleh dingin.
Hal ini bisa berlangsung selama beberapa menit
atau beberapa jam.
• Jari tangan dan jari kaki menjadi putih, biasanya
berbintik-bintik.
Hanya satu jari tangan atau jari kaki, atau
bagian dari satu atau beberapa jari tangan/kaki
terlihat berubah menjadi bercak putih dan
merah.
 Pada akhir serangan, daerah yang terkena tampak
berwarna lebih pink dari biasanya atau kebiruan.
Menghangatkan tangan atau kaki akan
mengembalikan warna dan sensasi yang normal.
 Jari tangan dan jari kaki bisa mengalami mati rasa,
kesemutan, rasa tertusuk jarum atau rasa terbakar.
 Tetapi pada fenomena Raynaud yang berlangsung
lama (terutama jika disertai dengan skleroderma),
perubahan kulit jari tangan/kaki bersifat menetap;
kulit tampak licin, mengkilat dan kencang.
 Di ujung jari tangan/kaki bisa timbul luka terbuka
yang terasa nyeri.
Penatalaksanaan
 Penderita dapat mengendalikan penyakit Raynaud
yang ringan dengan melindungi tubuh, lengan dan
tungkainya terhadap dingin dan dengan meminum
obat tidur yang ringan.
 Penderita harus berhenti merokok karena nikotin
menyebabkan pengkerutan pembuluh darah.
 Untuk beberapa penderita, teknik relaksasi (misalnya
biofeedback), bisa mengurangi kejang.
 Penyakit Raynaud biasanya diobati dengan prazosin
atau nifedipine.
Bisa juga diberikan phenoxybenzamine, metildopa
atau pentoxifylline.
 Jika terjadi cacat dan tidak dapat diatasi dengan
pengobatan lainnya, dilakukan pemotongan saraf
simpatis untuk mengurangi gejala, tetapi
berkurangnya gejala hanya berlangsung selama 1-2
tahun.
Pembedahan ini (simpatektomi), biasanya lebih efektif
dilakukan pada penderita penyakit Raynaud., bukan
pada fenomena Raynaud.
 Fenomena Raynaud diobati dengan mengobati
penyakit penyebabnya. Bisa diberikan phenoxy
benzamine. Obat-obat yang menyebabkan
pengkerutan pembuluh darah (misalnya beta blocker,
clonidine dan preparat ergot) bisa memperburuk
fenomena Raynaud.
3. PENYAKIT BUERGER
(TROMBOANGIITIS OBLITERANS)
• Penyakit buerger  penyakit di mana terjadi
penyumbatan pada pembuluh darah kecil
yakni anggota gerak atas (tangan) dan
bawah (kaki), sehingga aliran darah menjadi
terganggu.
• Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans)
 penyumbatan pada arteri dan vena yang
berukuran kecil sampai sedang, akibat
peradangan yang dipicu oleh merokok.
• Jika tidak diobati dpt menyebabkan gangren
pd daerah yg dipengaruhinya
Etiologi

• Penyebabnya tidak diketahui, tetapi penyakit


Buerger hanya menyerang perokok dan
keadaan ini akan semakin memburuk jika
penderita tidak berhenti merokok.
• Gangg emosi, suhu dingin yg ekstrim
• 40% penderita memiliki riwayat peradangan
pembuluh vena (flebitis) yg berperan penting
dlm perkemb peny buerger
Manifestasi Klinik

• Gejala karena berkurangnya pasokan darah ke lengan


atau tungkai terjadi secara perlahan, dimulai pada
ujung-ujung jari tangan atau jari kaki dan menyebar ke
lengan dan tungkai, sehingga akhirnya menyebabkan
gangren (kematian jaringan).
• Sekitar 40% penderita juga mengalami peradangan
vena (terutama vena permukaan) dan arteri dari kaki
atau tungkai.
• Penderita merasakan kedinginan, mati rasa,
kesemutan atau rasa terbakar.
• Penderita seringkali mengalami fenome Raynaud
dan kram otot, biasanya di telapak kaki atau
tungkai.
• Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya
lebih hebat dan berlangsung lebih lama.
• Pada awal penyakit timbul luka terbuka, gangren
atau keduanya.
• Tangan atau kaki terasa dingin, berkeringat
banyak dan warnanya kebiruan, kemungkinan
karena persarafannya bereaksi terhadap nyeri
hebat yang menetap.
Diagnosis

• Pada lebih dari 50% penderita, denyut nadi


pada satu atau beberapa arteri di kaki
maupun pergelangan tangan, menjadi lemah
bahkan sama sekali tak teraba.
• Tangan, kaki, jari tangan atau jari kaki yang
terkena seringkali tampak pucat jika diangkat
ke atas jantung dan menjadi merah jika
diturunkan.
• Mungkin ditemukan ulkus (luka terbuka,
borok) di kulit dan gangren, biasanya pada
satu atau lebih jari tangan atau jari kaki.
• Pemeriksaan USG  penurunan yang hebat
dari tekanan darah dan aliran darah di kaki,
jari kaki, tangan dan jari tangan yang terkena.

• Angiogram  arteri yang tersumbat dan


kelainan sirkulasi lainnya, terutama di tangan
dan kaki.
Penatalaksanaan
• Penderita harus berhenti merokok atau penyakitnya
akan menjadi lebih buruk, sehingga akhirnya
memerlukan tindakan amputasi.
• Penderita juga harus menghindari:
pemaparan terhadap dingin
cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti
iodine atau asam) yang digunakan untuk mengobati
kutil dan kapalan
cedera karena sepatu yang longgar/sempit atau
pembedahan minor
infeksi jamur
obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh
darah.
• Berjalan selama 15 - 30 menit 2 kali/hari sangat
baik.
• Penderita dengan gangren, luka-luka atau nyeri
ketika beristirahat, perlu menjalani tirah baring.
• Penderita harus melindungi kakinya dengan
pembalut yang memiliki bantalan tumit atau
dengan sepatu boot yang terbuat dari karet.
• Bagian kepala dari tempat tidur dapat
ditinggikan 15-20 cm diatas balok, sehingga
gaya gravitasi membantu mengalirkan darah
menuju arteri-arteri.
• Penderita yang berhenti merokok tetapi masih
mengalami penyumbatan arteri, mungkin
perlu menjalani pembedahan untuk
memperbaiki aliran darah, dengan memotong
saraf terdekat untuk mencegah kejang.

• Jarang dilakukan pencangkokan bypass karena


arteri yang terkena terlalu kecil.

Anda mungkin juga menyukai