keadaan terjadinya gumpalan darah (trombus) pada pembuluh darah balik (vena) dalam di daerah tungkai bawah. • Trombus yang terbentuk di tungkai bawah tersebut dapat lepas dari tempatnya dan berjalan mengikuti aliran darah emboli.
• Emboli yang terbentuk dapat mengikuti aliran
darah hingga ke jantung dan paru menyumbat di salah satu atau lebih pembuluh darah paru embolisme paru (pulmonary embolism). Etiologi
Ada 3 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
trombosis vena dalam, yaitu :
1. Cedera pada pembuluh darah balik
Pembuluh darah balik dapat cedera selama
terjadinya tindakan bedah, suntikan bahan yang mengiritasi pembuluh darah balik, atau kelainan- kelainan tertentu pada pembuluh darah balik. 2.Peningkatan kecenderungan terjadinya pembekuan darah Kanker Penggunaan kontrasepsi oral Setelah proses persalinan atau setelah tindakan operasi. Usia tua Keadaan dehidrasi Individu yang merokok. 3.Melambatnya aliran darah pada pembuluh darah balik Perawatan lama di rumah sakit atau pada penerbangan jarak jauh. otot-otot pada daerah tungkai bawah tidak berkontraksi aliran darah dari kaki menuju ke jantung berkurang aliran darah pada pembuluh darah balik melambat dan memudahkan terjadinya trombosis pada vena dalam. Manifestasi Klinik • Sebagian penderita trombosis vena dalam tidak mengalami gejala sama sekali. • Nyeri dada, akibat dari embolisme paru • Jika trombus besar dan menyumbat aliran darah pada pembuluh darah balik yang besar pembengkakan pada tungkai bawah, yang nyeri dan hangat pada perabaan. • Pembengkakan biasanya lebih sering terjadi pada saat pagi hingga sore hari karena darah harus mengalir ke atas, menuju jantung, melawan gaya gravitasi. • Pada malam hari pembengkakan yang terjadi agak berkurang karena posisi tungkai bawah dalam keadaan horisontal sehingga aliran darah balik dari tungkai bawah ke jantung lebih baik.
• Gejala lebih lanjutterjadinya perubahan warna pada kulit
di sekitar daerah yang terkena menjadi KecoklatanSDM keluar dari pembuluh darah balik yang bersangkutan dan mengumpul di bawah kulit.
• Kulit yang berubah warna menjadi kecoklatan ini sangat
rentan terhadap cedera ringagarukan atau benturan suatu borok (ulkus). Pemeriksaan Diagnostik • Ultrasonografi untuk membentuk gambaran aliran darah melalui pembuluh darah arteri dan pembuluh darah balik pada bagian tungkai yang terkena. • Tes D-Dimer Suatu jenis uji sampel darah di laboratorium yang bertujuan untuk membantu melakukan diagnosis penyakit dan kondisi yang menyebabkan hiperkoagulabilitas: suatu kecenderungan darah untuk membeku melebihi ukuran normal. • Venografi
Pada pemeriksaan ini suatu pemindai akan
diinjeksikan ke dalam pembuluh darah balik, kemudian daerah tersebut akan dirontgen dengan sinar X. Jika pada hasil foto terdapat area pada pembuluh darah balik yang tidak terwarnai dengan pemindai maka diagnosis trombosis vena dalam dapat ditegakkan. Penatalaksanaan
Tujuan terapi untuk trombosis vena dalam
adalah untuk :
• Mencegah pembentukan bekuan darah yang
lebih besar,
• mencegah terjadinya emboli paru
• mencegah terjadinya bekuan darah di masa yang
akan datang. Obat-obatan yang paling sering digunakan adalah :
• Antikoagulan warfarin atau heparin untuk
mencegah terjadinya gumpalan darah.
• Pemasangan filter atau penyaring yang
diletakkan pada pembuluh darah balik dari tubuh bagian bawah yang menuju ke arah jantung (vena cava inferior) untuk mencegah emboli yang terbentuk mencapai paru dan menimbulkan embolisme paru. • Untuk mengurangi nyeri dan bengkak pada tungkai elevasi atau kompresi pada tungkai yang terkena.
Kompresi dapat dilakukan dengan cara
pemasangan stocking khusus, yang dapat memberikan kompresi atau tekanan halus pada tungkai. 2. RAYNAUD DISEASE Penyakit Raynaud suatu keadaan dimana arteri-arteri kecil (arteriola), biasanya di jari tangan dan jari kaki, mengalami kejang, menyebabkan kulit menjadi pucat atau timbul bercak berwarna merah sampai biru. Etiologi Kemungkinan yang menjadi penyebabnya adalah: Skleroderma Artritis rematoid Aterosklerosis Kelainan saraf Berkurangnya aktivitas tiroid Cedera Reaksi terhadap obat tertentu (misalnya ergot, metisergid). Apapun yang merangsang sistem saraf simpatis (misalnya emosi atau cuaca dingin), bisa menyebabkan kejang arteri atau kontriksi. Tanda dan Gejala • Kejang pada arteri kecil di jari tangan dan jari kaki terjadi dengan cepat dan paling sering dipicu oleh dingin. Hal ini bisa berlangsung selama beberapa menit atau beberapa jam. • Jari tangan dan jari kaki menjadi putih, biasanya berbintik-bintik. Hanya satu jari tangan atau jari kaki, atau bagian dari satu atau beberapa jari tangan/kaki terlihat berubah menjadi bercak putih dan merah. Pada akhir serangan, daerah yang terkena tampak berwarna lebih pink dari biasanya atau kebiruan. Menghangatkan tangan atau kaki akan mengembalikan warna dan sensasi yang normal. Jari tangan dan jari kaki bisa mengalami mati rasa, kesemutan, rasa tertusuk jarum atau rasa terbakar. Tetapi pada fenomena Raynaud yang berlangsung lama (terutama jika disertai dengan skleroderma), perubahan kulit jari tangan/kaki bersifat menetap; kulit tampak licin, mengkilat dan kencang. Di ujung jari tangan/kaki bisa timbul luka terbuka yang terasa nyeri. Penatalaksanaan Penderita dapat mengendalikan penyakit Raynaud yang ringan dengan melindungi tubuh, lengan dan tungkainya terhadap dingin dan dengan meminum obat tidur yang ringan. Penderita harus berhenti merokok karena nikotin menyebabkan pengkerutan pembuluh darah. Untuk beberapa penderita, teknik relaksasi (misalnya biofeedback), bisa mengurangi kejang. Penyakit Raynaud biasanya diobati dengan prazosin atau nifedipine. Bisa juga diberikan phenoxybenzamine, metildopa atau pentoxifylline. Jika terjadi cacat dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan lainnya, dilakukan pemotongan saraf simpatis untuk mengurangi gejala, tetapi berkurangnya gejala hanya berlangsung selama 1-2 tahun. Pembedahan ini (simpatektomi), biasanya lebih efektif dilakukan pada penderita penyakit Raynaud., bukan pada fenomena Raynaud. Fenomena Raynaud diobati dengan mengobati penyakit penyebabnya. Bisa diberikan phenoxy benzamine. Obat-obat yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah (misalnya beta blocker, clonidine dan preparat ergot) bisa memperburuk fenomena Raynaud. 3. PENYAKIT BUERGER (TROMBOANGIITIS OBLITERANS) • Penyakit buerger penyakit di mana terjadi penyumbatan pada pembuluh darah kecil yakni anggota gerak atas (tangan) dan bawah (kaki), sehingga aliran darah menjadi terganggu. • Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans) penyumbatan pada arteri dan vena yang berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok. • Jika tidak diobati dpt menyebabkan gangren pd daerah yg dipengaruhinya Etiologi
• Penyebabnya tidak diketahui, tetapi penyakit
Buerger hanya menyerang perokok dan keadaan ini akan semakin memburuk jika penderita tidak berhenti merokok. • Gangg emosi, suhu dingin yg ekstrim • 40% penderita memiliki riwayat peradangan pembuluh vena (flebitis) yg berperan penting dlm perkemb peny buerger Manifestasi Klinik
• Gejala karena berkurangnya pasokan darah ke lengan
atau tungkai terjadi secara perlahan, dimulai pada ujung-ujung jari tangan atau jari kaki dan menyebar ke lengan dan tungkai, sehingga akhirnya menyebabkan gangren (kematian jaringan). • Sekitar 40% penderita juga mengalami peradangan vena (terutama vena permukaan) dan arteri dari kaki atau tungkai. • Penderita merasakan kedinginan, mati rasa, kesemutan atau rasa terbakar. • Penderita seringkali mengalami fenome Raynaud dan kram otot, biasanya di telapak kaki atau tungkai. • Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya lebih hebat dan berlangsung lebih lama. • Pada awal penyakit timbul luka terbuka, gangren atau keduanya. • Tangan atau kaki terasa dingin, berkeringat banyak dan warnanya kebiruan, kemungkinan karena persarafannya bereaksi terhadap nyeri hebat yang menetap. Diagnosis
• Pada lebih dari 50% penderita, denyut nadi
pada satu atau beberapa arteri di kaki maupun pergelangan tangan, menjadi lemah bahkan sama sekali tak teraba. • Tangan, kaki, jari tangan atau jari kaki yang terkena seringkali tampak pucat jika diangkat ke atas jantung dan menjadi merah jika diturunkan. • Mungkin ditemukan ulkus (luka terbuka, borok) di kulit dan gangren, biasanya pada satu atau lebih jari tangan atau jari kaki. • Pemeriksaan USG penurunan yang hebat dari tekanan darah dan aliran darah di kaki, jari kaki, tangan dan jari tangan yang terkena.
• Angiogram arteri yang tersumbat dan
kelainan sirkulasi lainnya, terutama di tangan dan kaki. Penatalaksanaan • Penderita harus berhenti merokok atau penyakitnya akan menjadi lebih buruk, sehingga akhirnya memerlukan tindakan amputasi. • Penderita juga harus menghindari: pemaparan terhadap dingin cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti iodine atau asam) yang digunakan untuk mengobati kutil dan kapalan cedera karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan minor infeksi jamur obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh darah. • Berjalan selama 15 - 30 menit 2 kali/hari sangat baik. • Penderita dengan gangren, luka-luka atau nyeri ketika beristirahat, perlu menjalani tirah baring. • Penderita harus melindungi kakinya dengan pembalut yang memiliki bantalan tumit atau dengan sepatu boot yang terbuat dari karet. • Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok, sehingga gaya gravitasi membantu mengalirkan darah menuju arteri-arteri. • Penderita yang berhenti merokok tetapi masih mengalami penyumbatan arteri, mungkin perlu menjalani pembedahan untuk memperbaiki aliran darah, dengan memotong saraf terdekat untuk mencegah kejang.