Anda di halaman 1dari 23

Mekanisme Adaptasi Sel

Niken Andalasari
SEL
ADAPTASI SEL

• Sel merupakan unit terkecil makhluk


hidup (Wilhelm Roux)

• Dalam keadaan normal, sel dapat hidup,


tumbuh dan berkembang

Perubahan → sel beradaptasi u/


mempertahankan keseimbangan
Adaptasi: perubahan sel sebagai reaksi
terhadap stimulus & sel masih dapat
bertahan hidup serta mengatur fungsinya
Macam-macam Adaptasi Sel:
ATROPI
→ Sel mengecil ukurannya (penyebab: umur, disuse, suplai
darah berkurang, stimulasi hormon, stimulasi saraf)
→Sering terjadi pada otot lurik pada keadaan istirahat yg
lama (misal otot kaki yg di gips pasca fraktur, pasien stroke
yg tirah baring lama)
→ Sel yang mengalami atropi tidak mati, namun dapat
diaktifkan kembali
HIPERTROFI
→ Hipertrofi = pertambahan ukuran sel
ukuran sel membesar akibat beban kerja bertambah
atau stimulasi hormon
→ contohnya: pertumbuhan uterus saat hamil,
hipertrofi jantung pada olahragawan, hipertrofi otot
lurik melalui body building
HIPERPLASIA
→ jumlah sel bertambah akibat pembelahan hasil
stimulasi hormon atau penggantian jaringan yg hilang)
Contoh fisiologis: payudara membesar saat hamil dan
menyusui
Contoh nonfisiologis: pembesaran kelenjar prostat
METAPLASIA
→ pergantian sel dewasa menjadi tipe sel dewasa lain
tetapi masih reversibel
→ jika diferensiasi sel berada dalam lingkungan yang
tidak cocok, maka sel akan berubah menjadi sel yang
berbeda yang lebih cocok dengan kondisi tersebut
DISPLASIA
→kelainan diferensiasi sel yang sedang tumbuh, sehingga
ukuran, bentuk dan penampilan sel menjadi abnormal
disertai gangguan pengaturan dalam sel
→dapat berubah menjadi ganas
Cedera dan Nekrosis Sel
• Kemampuan adaptif berlebihan/stress yg
menetap
→ cedera sel reversibel & irreversibel
• Sel dapat mengalami cedera/mati oleh
beberapa faktor:
Kekurangan Oksigen
Bahan kimia
Agen infeksius
Reaksi imunologi
Ketidakseimbangan nutrisi
Agen fisik
Penuaan
 Kekuranganoksigen/hipoksia
Merupakan penyebab tersering cedera sel

Mengapa menyebabkan cedera sel?


Oksigen diperlukan untuk pembentukan ATP→ATP
dikirim oleh mitokondria kedalam sel untuk
memberikan energi pada sel untuk menjalankan
fungsinya (pompa natrium, pergerakan, sekresi,
sintesis protein)
Dalam keadaan hipoksia, tidak terbentuk ATP, →
metabolisme anaerob→peningkatan asam laktat dan
sel tidak bisa menjalankan fungsinya→merusak
komponen sel
Bahan kimia berbahaya → kerusakan serius pd tingkat selular→
kematian organ
Bahan berpotensi toksik di lingkungan: polusi udara, insektisida CO2,
Terkena air keras, dll

Agen infeksius = virus, bakteri, jamur, fungi, protozoa

Reaksi immunologi, contohnya alergi obat

Ketidakseimbangan nutrisi: kelebihan lemak memicu aterosklerosis, zat-


zat karsinogenik memicu kanker

Agen fisik: trauma, luka bakar, tersengat listrik

Penuaan: penurunan kemampuan perbaikan jaringan


• Sel yang terus menerus mengalami cedera, akan
mencapai suatu keadaan yang disebut
nekrosis(kematian sel)

• Sewaktu hidup, semua sel memiliki enzim yang


bersifat litik dan enzim ini tidak menimbulkan
kerusakan pada sel

• Saat sel mati, enzim yang bersifat litik tersebut akan


melisis sel → menimbulkan reaksi peradangan →
pengiriman sel darah putih ke sel yg mati untuk
mencerna sel tersebut
Perubahan pada inti sel (nukleus) yg
mengalami nekrosis
Macam-macam nekrosis
1. Nekrosis koagulatif
2. Nekrosis liquefaktif /kolikuativa
3. Nekrosis kaseosa
4. Nekrosis lemak
 Nekrosis koagulatif
Merupakan jenis nekrosis yang sering dijumpai, disebabkan
oleh berkurangnya suplai darah.
Contoh nekrosis koagulatif: luka gangren pada ekstremitas
pasien diabetes mellitus
 Nekrosis Liquefaktif
Terjadi di daerah otak, membentuk suatu lubang yang
berbentuk cairan
 Nekrosis Kaseosa
Terdapat pecahan-pecahan dari sel nekrosis yang hancur
seperti keju, tetap menempel di daerah nekrosis.
Sering ditemukan pada paru-paru penderita tuberculosis
(TB)
 Nekrosis Lemak
Biasa terjadi pada pankreas. Jika saluran pankreas
mengalami ruptur, enzim-enzim pankreatik yg biasanya
mengalir di duktus dapat keluar ke jaringan sekitarnya.
Sekresi pankreas tersebut menganduk enzim lipase yang
memecah lemak dari jaringan diposa. Akhirnya lemak
tersebut menumpuk di pankreas sampai ke rongga
abdomen
Pengaruh Nekrosis
• Hilangnya fungsi pada daerah yg mati
• Jika jaringan nekrosis merupakan bagian fraksi kecil
sebuah organ dengan cadangan yang besar (mis. ginjal),
maka tidak terdapat pengaruh fungsional pada tubuh
• Jika daerah nekrosis merupakan bagian di otak, maka
akan mengakibatkan gangguan yg berat bahkan kematian
• Daerah nekrotik dapat menjadi fokus infeksi, tempat
pertumbuhan organisme yang kemudian bisa menyebar
ke bagian tubuh yang lain
• Adanya jaringan nekrosis didalam tubuh akan
menimbulkan perubahan sistemik seperti peradangan
Nasib Jaringan Nekrosis

• Jaringan yang mati akan hancur dan hilang, memberi


jalan bagi proses perbaikan yang mengganti daerah
nekrotik dengan sel-sel yang beregenerasi atau dengan
jaringan parut
• Jika jaringan nekrotik ada di permukaan tubuh (misal
kulit), maka dapat terkelupas
• Jika jaringan nekrotik tidak dihancurkan atau dibuang,
maka daerah tersebut diselbungi oleh jaringan ikat
fibrosa dan garam-garam kalsium yang diendapkan dari
sirkulasi darah (kalsifikasi) → daerah nekrotik menjadi
keras seumur hidup.

Anda mungkin juga menyukai