Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

HIV/AIDS DENGAN TB PARU


Oleh :
Ghina Adiyarianni
NIM : 030.11.114

Pembimbing :
dr. Suryantini SpPD
Pendahuluan
• HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit dengan tingkat
angka kematian tertinggi
• Di Indonesia, kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan
tahun 1987 pada seorang homoseksual di Bali, sejak itu
kasus HIV/AIDS di Indonesia semakin banyak
• Sampai tahun 2009, tercatat sebanyak 17.699 orang di
Indonesia menderita AIDS
Laporan Kasus
• Identitas
• Nama : Tn Julius Rodja
• Usia : 39 tahun
• Jenis Kelamin : Laki – laki
• Status Perkawinan : Menikah
• Tanggal MRS : 5 Juli 2015
• Tanggal keluar RS : 13 Juli 2015
• No. RM : 126363
Laporan Kasus
• Keluhan Utama
Demam 5 hari sebelum masuk rumah sakit

• Riwayat Penyakit Sekarang


Os datang dengan keluhan demam kurang lebih sejak 5 hari sebelum
masuk rumah sakit. Suhu dirasakan tidak terlalu tinggi namun tidak
diukur dengan menggunakan termometer. Demam juga disertai dengan
menggigil. Pasien juga merasakan nyeri ulu hati. Pasien mengeluhkan
nafsu makan yang berkurang, namun tidak ada mual dan muntah. BAK
tidak ada keluhan. BAB cair sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
berwarna kuning dan terdapat sedikit bercak hitam. Pasien juga
mengeluhkan batuk – batuk lama.
Laporan Kasus
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat pengobatan TB paru 3 bulan (+)
• Riwayat HIV sudah mendapat pengobatan ARV (+)
Laporan Kasus
• Pemeriksaan Fisik
• Tanda vital :
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 120/70
• Pernapasan : 20x/menit
• Nadi : 80x/menit
• Suhu : 38,1 C

• Keadaan umum : tampak sakit sedang


• Kepala : Normocephali, CA -/-, SI -/-
• Leher : tidak ada pembesaran KGB
• Thorax : dada simetris
• Paru : suara napas vesikuler/vesikuler, rhonki -/-,
wheezing -/-
• Jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen : supel, perkusi timpani, bising usus (+) normal, NTE (+)
• Kulit : turgor kulit baik
• Ekstremitas : akral hangat, oedema (-), CRT<2’
Laporan Kasus
• Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Hb : 11,9
• Leukosit : 7.500
• Hematokrit : 36
• Trombosit : 254.000
• GDS : 104

• EKG
Normal sinus rhythm
Laporan Kasus
• Diagnosa Kerja
B20 dengan low intake

• Terapi
• Konsul dr. Suryantini SpPD :
• IVFD Asering 20 tpm
• PCT drip 3x1
• Cefoperazone 3x1 gram
• Neurobion drip 1x1 amp dalam infus
• ARV dilanjutkan
• Obat TB dilanjutkan
Follow up
Analisa Kasus
• Demam tidak tinggi terus menerus
menunjukkan adanya infeksi oleh virus

• BAB cair warna kuning dan kehitaman


menunjukkan adanya infeksi saluran cerna yang merupakan infeksi
oportunistik pada penderita HIV/AIDS

• Penurunan nafsu makan


dapat disebabkan oleh infeksi saluran cerna yang dialami sehingga
merasa tidak enak untuk makan sehingga nafsu makan dan berat
badan menurun
Analisa Kasus
• Batuk berdahak sejak lama
Menurut anamnesis, pasien mengaku telah di diagnosis TB dan
sedang menjalani pengobatan TB. Salah satu gejala klinis TB adalah
batuk

• Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, tidak ditemukan hasil pemeriksaan yang
abnormal yang biasa ditemukan pada pasien HIV/AIDS

• Pemeriksaan Penunjang
• Jumlah Hb rendah : dapat disebabkan karena adanya perdarahan
dari saluran cerna yang sudah berlangsung cukup lama
Analisa Kasus
• Fibrosis + susp. minimal infiltrat paru kanan : dapat
disebabkan karena pasien menderita TB, hasil tersebut
menunjukkan TB yang masih aktif dan ada sisa TB
• LED meningkat : dapat disebabkan karena infeksi TB
• SGOT dan SGPT meningkat : dapat disebabkan karena
penggunaan obat TB yaitu INH dan rifampisin yang dapat
menyebabkan drug induced hepatitis

Terapi
Terapi yang diberikan umunya simptomatik untuk mengobati gejala,
dan mencegah infeksi oportunistik
Tinjauan Pustaka HIV/AIDS
• Definisi
HIV merupakan virus yang menyerang sistem imun manusia terutama
yang memiliki CD4, AIDS adalah kondisi immunosupresif yang
berkaitan dengan infeksi oprtunistik

• Etiologi
Retrovirus berisi RNA dengan enzim reverse trancriptase terdiri dari inti
dan envelope
• Patofisiologi
• Transmisi
• Hubungan seks tanpa proteksi dengan penderita
• Terpapar darah penderita
• Penularan dari ibu ke bayi

• Diagnosis
Di Indonesia, diagnosis dibuat berdasarkan tes HIV (+) dan
didapatkan minimal 2 gejala minor dan 1 gejala mayor
Gejala Mayor Gejala Minor
Berat badan menurun lebih dari 10% Batuk menetap lebih dari 1 bulan
dalam 1 bulan
Diare kronis lebih dari 1 bulan Dermatitis generalisata
Demam lebih dari 1 bulan Herpes zooster multisegmental dan
berulang
Penurunan kesadaran Kandidiasi orofaringeal
Gangguan neurologis Herpes simpleks kronis progresif
Demensia/HIV ensefalopati Limfadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pada alat
kelamin wanita
• Klasifikasi dan stadium klinis

Stadium I
• asimtomatik
• limfadenopati generalisata persisten
• Dengan penampilan klinis derajat 1: asimtomatik dan aktifitas normal

Stadium II
• penurunan berat badan < 10%
• manifestasi mukoutaneus minor (dermatitis seborreic, prurigo, infeksi jamur
pada kuku, ulserasi pada mulut berulang, cheilitis angularis)
• Herpes zoster, dalam 5 tahun terakhir
• Infeksi saluran nafas atas berulang (misalnya sinusitis bakterial)
• Dengan penampilan klinis derajat 2: simtomatik, aktivitas normal
Stadium III
• Penurunan berat badan > 10%
• Diare kronik dengan penyebab yang tidak jelas > 1 bulan
• Demam tanpa penyebab yang jelas (intermittent atau menetap) > 1 bulan
• Kandidiasis oral
• Tuberkulosis paru dalam 1 tahun terakhir
• Terinfeksi bakteri berat (pneumonia, piomiositis)
• Dengan atau penampilan klinis derajat 3: berbaring di tempat tidur < 50% sehari dalam satu
bulan terakhir.

Stadium IV
• HIV wasting syndrome
• Pneumonia pneumocystic carinii
• Infeksi toksoplasmosis di otak
• Diare karena cryptosporidiosis > 1 bulan
• Infeksi sitomegalovirus
• Infeksi Herpes simpleks, maupun mukokutaneus > 1 bulan.
• Infeksi mikosis (histoplasmosis, coccidioidomycosis)
• Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus maupun paru.
• Infeksi mikobakteriosis atypical
• Sepsis
• Tuberkulosis ekstrapulmoner
• Limfoma maligna
• Sarkoma kaposi
• Ensepalopati HIV
• Dengan penampilan klinis derajat 4: berada di tempat tidur, > 50% setiap hari bulan-bulan
terakhir.
• Penatalaksanaan
 Konseling dan edukasi
 Antiretrovirus (ARV)
Diberikan kepada :
• Secara klinis sebagai penyakit tahap lanjut dari infeksi HIV :
• Infeksi HIV stadium IV, tanpa memandang jumlah CD4
• Infeksi HIV stadium III dengan jumlah CD4<350/mm3
• Infeksi stadium I atau II dengan jumlah CD4<200 mm3
Regimen lini pertama
AZT + 3TC + NVP
Regimen lini kedua
TDF atau ABC + ddl + LPV/r atau SQV/r
Tinjauan Pustaka TB Paru
• Definisi
Infeksi bakteri menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosa yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi

• Cara Penularan
Sumber penularan adalah pasien TB BTA (+) secara droplet
• Faktor Resiko
Keadaan dimana daya tahan tubuh menurun seperti orang dengan
malnutrisi dan HIV/AIDS

• Patogenesis

Kuman masuk secara droplet menempel di jaringan paru


Pertama dihadapi oleh neutrofil dilanjutkan oleh makrofag
Apabila menetap di paru, maka akan berkembang biak di dalam
makrofag membentuk fokus Ghon peradangan saluran getah
bening menuju hilus (limfangitis) dan pembesaran KGB (limfadenitis
regional) sembuh tanpa bekas / sembuh dengan bekas / menyebar
• Diagnosis
• Gejala Klinis : Demam, batuk, sesak nafas, nyeri dada, lemas, berat
badan turun, nafsu makan menurun
• Pemeriksaan Fisik : apabila terdapat infiltrat pada apex akan redup pada
perkusi, ronkhi (+)
• Pemeriksaan Penunjang : bercak mengawan dengan batas tidak jelas
pada awal penyakit, pada kavitas terdapat bayangan cincin dinding tipis
lama-lama menebal
• Tatalaksana

Anda mungkin juga menyukai