Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S POST
MARSUPIALISASI H+1 PADA KISTA BARTHOLIN
DI RUANG AYYUB 1 RS ROEMANI SEMARANG

ANGGRIE KARLOLITA MELATI


G3A017012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
Definisi kista bartholin

 Kista Bartholini adalah penyumbatan


kelenjar bartholini karena terinfeksi oleh
bakteri sehingga cairan lubrikasi vagina
tidak keluar dan menimbulkan benjolan
(Baradero, 2006).
Penatalaksanaan & Pengobatan
 Konservatif
Sejumlah tindakan konservatif dapat dilakukan untuk membantu meringankan
secara sementara rasa nyeri yang berat sehubungan dengan infeksi kelenjar
atau saluran bartholini. Misalnya, anjurkan pasien untuk mencuci vulva engan
air hangat beberapa kali sehari. Berikan obat analgesik jika diperlukan
 Kateter word
Kateter word biasanya digunakan untuk penanganan kista saluran bartolini
dan abses. Jika kista bartolini atau abses terlalu dalam, penempatan kateter
tidak praktis, dan pilihan laian harus di pertimbangkan (Mast, 2010).
 Marsupialisasi
Kadang merupakan terapi terpilih untuk pasien dibawah umur 40 tahun jika
tidak di indikasi eksisi kista. Selain itu marsupialisasi ditujukan untuk mencegah
kekambuhan dimasa mendatang.
 Marsupialisasi kista Bartholini.(I)  Marsupialisasi kista Bartholini (II)
Kelenjar Bartholini kanan sangat Setelah kista dikosongkan,
membesar dan kritik. Sulkus pelapisnya dijahit ke kulit labium
interlabianya hilang. Suatu insisi minus dengan jahitan terputus
dibuat pada sisi dalam labium halus sepanjang pinggir luka.
minus di perbatasan sepertiga Sepotong kasa dimasukkan ke
tengah dan sepertiga posterior dalam ostium yang baru
(Salim, 2009). dibentuk (Salim, 2009).
Penatalaksanaan & pengobatan

 Marsupialisasi
Kadang merupakan terapi terpilih untuk pasien
dibawah umur 40 tahun jika tidak di indikasi eksisi
kista. Selain itu marsupialisasi ditujukan untuk mencegah
kekambuhan dimasa mendatang.
 Kateter Word
 Konservatif
Misalnya, anjurkan pasien untuk mencuci vulva engan
air hangat beberapa kali sehari. Berikan obat
analgesik jika diperlukan
Identitas klien
 Klien bernama Ny. S usia 28 tahun, klien bertempat
tinggal di jalan tegal kangkung, klien sudah
menikah dan beragama islam, bekerja sebagai
karyawan swasta. Adapun status obstetriknya yaitu
G1P0A0. Penanggung jawab klien yaitu Tn. F suami
Ny. S bertempat tinggal di jalan tegal kangkung
dan bekerja sebagai karyawan swasta
 Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri dibagian luka bekas operasi marsupialisasi.
 Riwayat penyakit sekarang
Klien dibawa ke IGD RS Roemani Semarang dengan keluhan nyeri pada labia
mayora karena terdapat benjolan yang membesar kembali, sebelumnya klien
mempunyai riwayat kista bartholin dan dilakukan tindakan operasi marsupialisasi di
RS Roemani Semarang pada tanggal 17 September 2017. Saat ini klien hamil 11
minggu dengan status obstetric G1P0A0. Pada tanggal 30 Oktober 2017 pukul
13.30 WIB klien dilakukan tindakan operasi marsupialisasi kembali. Hasil
laboratorium sebelum dilakukan operasi yaitu ditemukan kuman gram positif pada
epitel 5-8 /LP dan leukosit 3-5/LP. Saat pengkajian pada tanggal 31 Oktober 2017
klien mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi. Klien terpasang RL 20 tpm dan
terpasang kateter dan terdapat rembesan pus kuning pada balutan post operasi
 Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya klien sudah pernah dialkukan operasi marsupialisasi dengan diagnose
medik yang sama yaitu kista bartholin. Operasi sebelumnya dilakukan pada tanggal
17 September 2017.
Pola nutrisi metabolik Pola kognitif dan sensori Pola Reproduksi Seksual
Di rumah : klien mengatakan Di rumah : klien mengatakan Di rumah : klien seorang
makan 2 x/hari, dengan nasi, komunikasi lancar perempuan berusia 28
lauk, sayur, ikan/daging, menggunakan bahasa jawa tahun, sudah menikah hamil
kadang – kadang konsumsi tidak menggunakan alat bantu
11 minggu, klien
buah – buahan. Minum 5-6 dengar, penglihatan baik
gelas/hari, air putih, teh mampu membedakan rasa mengatakan ketika sedang
bekerja atau habis dari
Di Rs : klien mengatakan tidak Di RS : kamar mandi klien tidak
nafsu makan, mual dan muntah DS : klien mengatakan mengganti dengan yang
setiap makan habis ½ porsi. komunikasi lancar dengan kering dan bersih. Klien
Minum 6 – 7 gelas/hari, air perawat, mampu mengikuti mengatakan ketika
putih, teh perintah dari perawat berhubungan badan tidak
A : BB : 45 kg P : klien mengatakan nyeri
menggunakan kondom
TB : 155 cm saat bergerak pada luka post
Lila : 21 cm operasi
B : Hb : 9.7 g/dL Q : seperti disayat – sayat Di Rs : terdapat kista
Ht : 29.4 % R : daerah labia mayora bartholin di labia mayora
C : - klien tampak lemas dextra dextra, tampak balutan
- konjungtiva anemis S : skala 5 post operasi, terpasang
D : klien tidak nafsu makan, T : Nyeri hilang timbul kateter
mual dan muntah setiap DO : klien menahan sakit pada
makan, habis ½ porsi dari bagian luka post operasi labia
porsi RS mayora dextra. Post operasi
marsupialisasi H+1
 E:\NERS\STASE MATERNITAS\ANALISA DATA.docx
 intervensi.docx
Alasan ditegakannya Diagnosa I
 Infeksi berhubungan dengan Ketidakadekuatan pertahan
sekunder dan prosedur invasive. Infeksi yaitu suatu kondisi
yang mengalami peningkatan terserang organism
patogenik. Karakteristik dari infeksi yaitu : seperti kelelahan
, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, demam ,
keringat malam, menggigil, sakit dan nyeri. Lainnya adalah
spesifik untuk bagian tubuh individu, seperti ruam kulit. Dari
hasil pemeriksaan Ny. S didapatkan data subjektif bahwa
Ny. S Klien mengatakan nyeri di luka operasi sedangkan
Data objektif klien tampak lemas, Tampak rembesan pus
kuning pada balutan, Hasil Lekosit : 15000/m3 (High).
Diagnosa II
 Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera fisik (operasi marsupialisasi).
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan. Karakteristik dari nyeri yaitu pada
subjektif gejala dan tanda mayor mengeluh nyeri pada objektitf tampak
meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.
Gejala dan tanda minor pada onjektif yaitu tekanan darah meningkat,
pola nafas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu,
menarik diri, berfokus pada diri sendiri. Dari hasil pemeriksaan Klien
mengatakan nyeri luka post operasi marsupialisasi. klien mengatakan nyeri
saat bergerak pada luka post operasi , seperti disayat – sayat, daerah
labia mayora dextra, skala 5, Nyeri hilang timbul. Data objektif : klien
menahan sakit pada bagian luka post operasi labia mayora dextra, post
operasi marsupialisasi H+1. Tekanan Darah : 103/ 66 mmHg, Nadi : 99
x/menit, Suhu : 37,8 oC, RR : 22 x/menit
Diagnosa III
 Resiko ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurangnya asupan makanan. Resiko
ketidakseimbangan nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolime. Karakteristik yang terdapat dari
defisit nutrisi adalah pada gejala dan tanda mayor yaitu berat
badan menurun minimal 10%, pada gejala dan tanda minor pada
data subjektif yaitu cepat kenyang setelah makan, kram/ nyeri
abdomen, nafsu makan menurun. Data objektif yaitu bising usus
hiperaktif, otot penguyah lemah, membrane mukosa pucat. Dari hasil
pemeriksaan data subjektif Klien mengatakan tidak nafsu makan,
mual dan muntah setiap makan, habis ½ porsi dari porsi RS.
Sedangkan data objektif BB : 45 kg, TB : 155 cm, Lila : 21 cm, Hb :
9.7 g/dL, Ht : 29.4 %, klien tampak lemas, konjungtiva anemis,
klien tidak nafsu makan, mual dan muntah setiap makan, habis ½
porsi dari porsi RS
Hasil Evaluasi Dan Rencana Tindak
Lanjut
 Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan (Asmadi, 2008).

 Evaluasi untuk diagnose pertama adalah klien mengatakan nyeri


berkurang, klien tampak sudah sedikit rileks, balutan bersih, tidak ada
rembesan, masalah teratasi sebagian. Diagnosa kedua klien mengatakan
nyeri berkurang, skala nyeri berubah menjadi skala 3, klien menahan sakit
pada bagian luka post operasi labia mayora dextra, post marsupialisasi
h+3, Tekanan darah : 113/73 mmHg, nadi : 85, RR : 21 x/menit, S : 37 0C,
masalah teratasi sebagian. Hasil evaluasi diagnose ketiga adalah klien
mengatakan makan habis 1 porsi, sudah tidak mual dan muntah, BB : 45
kg, TB : 155 cm, Lila : 21 cm, Hb : 9.7 g/dL, Ht : 29.4 %, klien tampak
lemas, konjungtiva anemis.

Anda mungkin juga menyukai