Abortus imminens
Abortus insipiens
Abortus inkompletus
Abortus kompletus
Abortus imminens
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
dikeluarkan
2. Abortus Provokatus
Jenis-jenis abortus provokatus
1. Abortus provokatus medicinalis
2. Abortus provokatus kriminalis
Abortus Provokatus Medicinalis
adalah aborsi yang dilakukan oleh dokter
atas dasar indikasi medis, yaitu apabila
tindakan aborsi tidak diambil akan
membahayakan jiwa ibu.
MENURUT INDIKASI MEDIK:
Alasan psikososial
Kehamilan di luar nikah
Masalah ekonomi
Masalah sosial
Kehamilan akibat perkosaan /incest
Kegagalan kontrasepsi
CARA MELAKUKAN APC
1. Kekerasan mekanik :
Umum
Lokal
2. Kekerasan kimiawi / obat-obatan atau bahan-bahan yang
bekerja pada uterus
Umum :
Latihan olahraga berlebihan
Naik kuda berlebihan
Mendaki gunung, berenang, naik turun tangga
Tekanan / trauma pada abdomen
Lokal :
Memasukkan alat-alat yang dapat menusuk ke dalam vagina : pensil,
paku, jeruji sepeda
Alat merenda, kateter atau alat penyemprot untuk menusuk atau
menyemprotkan cairan kedalam uterus untuk melepas kantung amnion
Alat untuk memasang IUD
Alat yang dapat dilalui arus listrik
Jenis obat-obatan yang dipakai untuk menginduksi
abortus al. :
Emmenagogum : obat untuk melancarkan haid
Purgativa/Emetica :obat-obatan yang menimbulkan kontraksi GI tract
Ecbolica : menimbulkan kontraksi uterus secara langsung
Garam dari logam : biasanya sebelum mengganngu kehamilannya sudah
membahayakan keselamatan ibu
Sehingga
Abortus Provocatus Criminalis = Sengaja=Aborsi
PENYEBAB ABORSI
1.Infeksi
Brusellosis, suatu penyakit zoonosis yang
paling sering menginfeksi manusia melalui
produk susu yang tidak dipasteurisasi juga
dapat menyebabkan abortus.
2. Faktor Genetik
Faktor genetik antara suami dan istri
juga dapat menimbulkan gangguan
pertumbuhan janin atau embrio yang
kemudian dapat menyebabkan terjadinya
abortus. Adanya kelainan kromosom yang
tumbuh pada janin, baik kelainan jumlah
maupun struktur kromosom itulah yang
menjadi salah satu masalah.
3. Kelainan Bentuk Rahim
Kelainan bentuk rahim atau disebut kelainan
anatomi organ reproduksi pada seorang ibu yang
dapat memicu terjadinya abortus berulang.
Contoh kelainan bentuk rahim :
Uterus bersekat
Uterus bikornu
Uterus arkuatus.
Pasal 347
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 348
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Aborsi dalam KUHP dan UU no
36 tahun 2009
KUHP
Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan
yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana
yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan
pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 350
Dalam hal pemidanaan karena pembunuhan, karena
pembunuhan dengan rencana, atau karena salah satu
kejahatan berdasarkan Pasal 344, 347 dan 348, dapat
dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1- 5.
uu 36/2009
75 ayat (2)
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapatdikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin,
yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan,
maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi
tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang
menderita penyakit genetik
berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat
dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra
tindakan dan diakhiri dengan konseling
pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan
perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
SANKSI ABORSI