Anda di halaman 1dari 27

1.

PENGANTAR
2. BATASAN DAN PENGERTIAN
3. UNSUSR-UNSUR PERENCANAAN
4. BEBERAPA MACAM PERENCANAAN
5. ANALISIS SITUASI
6. MENETAPKAN VISI, MISI DAN TUJUAN
7. MEMILIH PRIORITAS
8. RENSTRA
9. RENCANA OPERASIONAL
Ditinjau dari waktu :
1. Perencanaan jangka panjang (10-20 tahun)
2. Peremncanaan jangka menengah (5-10 tahun)
3. Perencanaan jangka pendek (1-5 tahun)
4. Perencanaan darurat (crash program) segera atau sangat
mendesak)
Ditinjau dari tingkatan rencana :
1. Perencanaan induk ( Master plan)
2. Perencanaan operasional (Renop))
3. Perencanaan harian
Ditinjau dari ruang lingkup :
1. Perencanaan strategik (Renstra)
2. Perencanaan Perencanaan taktis
3. Perencanaan menyeluruh
4. Perencanaan terpadu

Ditinjau dari DASAR PENYUSUNAN :


1. Perencanaan berdasarkan yujuan (planning by objective)
2. Perencanaan berdasarkan pembiayaan (planning by
budgetting)
3. Perencanaan berdasarkan sasaran (planning by target)
1. Analisis situasi
2. Rumusan masalah
3. Visi dan perumusan misi dan langkah (Kebijakan)
4. Strategi pendekatan
5. Tujuan (Umum dan khusus)
6. Rumusan kegiatan
7. Kelompok sasaran
8. Waktu
9. Organisasi dan tenaga apelaksana
10. Metoda penilaian
11. Pembiayaan
Analisis situasi

1. Kondisi status gizi-kesehatan masyarakat


2. Kekuatan dan kelemahan yang ada
(strength dan weakness= SW
3. Peluang dan ancaman(opportunity dan threat –OT)
disebut SWOT analisis

Keturunan

Akses ke pelayanan St. Gizi-Kes


Kesehatan Masyarakat LIngkungan

Perilaku
O T
1. Gaya hidup
2. Iklan
3. Pesaing
4. Budaya konsumtif
5. Pendidikan masyarakat

Merubah ancaman menjadi peluang

Rumusan masalah
Dari kajian dan analisis yang tepat dapat dirumuskan
masalah-masalah yang dihadapi
Dari sekian banyak masalah maka dipilih dan ditetapkan
prioritas masalah yang akan dselesaikan sesuai dengan
analisis SWOT
Rumusan visi dan misi serta langkah (Kebijakan)
Visi adalah kondisi ideal yang diinginkan
Visi adalah semacam cita-cita, sehingga sangat
filosofis dan normatif
1. Menilai tingkat keberhasilan program gizi
2. Mengukur tingkat efektifitas dan efisiensi program gizi
Piramida Penduduk Indonesia, 2000
(Jutaan)

75+ 75+

70-74 70-74

65-69 65-69

60-64 60-64

55-59 55-59

50-54 50-54

45-49 45-49

40-44 40-44

35-39 35-39

30-34 30-34

25-29 25-29

20-24 20-24

15-19
15-19
10-14
10-14
5-9
5-9
0-4
0-4
12 10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10 12

Laki-laki Perempuan
1 0-4
1 0-4

(Publikasi BAPPENAS, 2005)


Piramida Penduduk Indonesia, 2025
(Jutaan)
75+ 75+

70- 74 70-74

65- 69 65-69

60- 64 60-64

55- 59 55-59

50- 54 50-54

45- 49 45-49

40- 44 40-44

3 5- 3 9 35-39

3 0- 3 4 30-34

2 5- 2 9 25-29

2 0- 2 4 20-24

1 5- 1 9 15-19

1 0- 1 4 10-14

5- 9 5-9

0- 4 0-4

12 10 8 6 4 2 00 2 4 6 8 10 12

Laki-laki Perempuan
(Publikasi BAPPENAS, 2005)
Usia Harapan Hidup

72.3 73.3 73.73


80 67.1 69 70.8
63.5 64.3
59.8 61.5 Proyeksi

60 52.2
Sasaran RPJM : 70,6
Trend
Sasaran RPJP: 73,7
Tahun

40

20

0
1976 1986 1990 1995 1998 2000 2005 2010 2015 2020 2025

Tren UHH Proyeksi BPS


Angka Kematian Bayi
.
kematian bayi per 1.000 kel. hidup

80
68
70
57
60
46
50 40,8
33,9
40 35 29,4
Target MDG: 23
25,7
30 22,5 20,7
18,3 17 15,5 15,5
20
Sasaran RPJM: 26
10
Sasaran RPJP: 15,5
0
1989 1993 1997 2001 2005 2009 2013 2017 2021 2025

Tren AKB Proyeksi AKB (BPS)


Angka Kematian Ibu (AKI)
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
500

390
400
334
307
262 Sasaran RPJM
300
226
207 163 Sasaran RPJP
200
129
102
100 MDG Target 102

0
1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025

Proyeksi (Depkes) Tren AKI SDKI


Gizi Kurang pada Balita
37,5
40 35,5

35 31,6
29,5
30 27,3 27,5 26 Target MDG
26,4 22,5
25
Persen

26,1 19
24,6
20
13,5
15 Sasaran RPJM: 20 9,5
10
5 Sasaran RPJP: 9.5
0
1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025

Trend Proyeksi (Depkes)


Prevalensi Gizi Kurang dan Gizi Buruk,
Tahun 1989-2005

37.5
40.0 35.6
31.6
31.2 29.5
28.3 27.3 27.5 28.0
30.0 26.4 26.1
24.7
Persen

20.0 19.0 19.8 19.3 19.2 19.2


18.3
20.0 17.1

11.6 10.5
8.1 8.0 8.3 8.8
10.0 6.3 7.2 7.5 6.3

0.0
1989 1992 1995 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2005
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Buruk+Gizi Kurang
Sumber: Susenas
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Menurut Kabupaten Di Sumatera Barat

Kabupaten 1996 1999 2002 2005


Sumbar 69,2 65,8 67,5 71,2
Tanah Datar 69,2 66,1 68,2 71,6
Agam 69,1 66,3 68,0 71,1
Pasaman 64,2 62,0 64,4 69,7
Pdg. Pariaman 67,2 64,4 65,7 68,8
50 Kota 68,0 64,6 66,7 68,7
Pesisir Selatan 66,1 64,4 65,9 68,4
Solok 64,0 61,6 63,7 68,3
Kep. Mentawai 64,1 67,4
Swl/Sjj 64,5 61,9 61,5 67,1
Pasaman Barat 67,0
Solok Selatan 65,8
Dharmas Raya 64,5
Sumber BAPPENAS, 2006
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Menurut Kota Di Sumatera Barat

Kota 1996 1999 2002 2005


Sumbar 69,2 65,8 67,5 71,2
Padang 74,1 70,4 73,2 76,3
Bukittinggi 76,1 70,9 73,6 76,1
Pdg Panjang 73,6 70,8 73,4 76,0
Payakumbuh 71,4 67,9 69,2 73,5
Solok 70,3 68,0 70,7 73,4
Sawahlunto 73,1 68,8 70,8 73,1
Pariaman 71,3

Sumber BAPPENAS, 2006


Perbandingan IPM Kab/Kota di Sumatera Barat
dengan Provinsi Lain di Sumatera Tahun 2005

78
Riau Sumbar
76 Sumsel
Jambi
74
Sumut
72

70 NAD

68

66

64

62
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Sumber BAPPENAS, 2006
Perbandingan Harapan Hidup Kab/Kota di Sumatera Barat
dengan Provinsi Lain di Sumatera Tahun 2005

73 NAD
Riau
72 Sumbar
Sumsel
71

70
Jambi Sumut
69

68

67

66

65

64

63

62
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Sumber BAPPENAS, 2006

Anda mungkin juga menyukai