Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MIKROORGANISME DALAM
PEMBENTUKAN ASAM
AMINO (ASAM GLUTAMAT)
Disusun Oleh:
Deanti Tamara
Viriya Piti
Rani Agustina Kharisma
Pengertian Asam Amino
• Asam amino adalah senyawa organik yang
mengandung gugus amino dan gugus asam (biasanya
asam karboksilat).
• Asam amino memiliki struktur kimia yang berisi sebuah
atom karbon pusat dan karbon ini terpasang sebuah
gugus karboksil, yang terdiri dari karbon dan oksigen,
dan gugus amino yang terbuat dari nitrogen dan
hidrogen.
• Asam amino memiliki sekitar 500 jenis, dalam
biokimia, istilah “asam amino” umumnya mengacu
pada salah satu dari 20 jenis unit monomer yang paling
umum digunakan untuk membangun protein.
Fungsi Biologis Asam Amino
• Bahan utama penyusun protein.
• Pertumbuhan
• Pemeliharaan tubuh
• Beberapa asam amino bertindak sebagai
neurotransmitter dan beberapa bertindak
sebagai awal bahan untuk biosintesis
neurotransmitter, hormon, dan senyawa biokimia
penting lainnya.
• Asam amino dapat dimetabolisme untuk
menghasilkan energi setelah cadangan
karbohidrat dan lemak habis.
Jenis – Jenis Asam Amino
• Asam amino esensial yaitu asam amino yang tidak dibuat
oleh tubuh sehingga kebutuhannya dipasok dari makanan.
terdapat 9 jenis asam amino esensial yaitu: histidin,
isoleusin, leusin, lisin, methionin, phenilalanin, treonin,
triptophan, dan valin
• Asam amino non esensial yaitu asam amino yang
diproduksi tubuh dan mencukupi kebutuhan walaupun
tidak diperoleh dari makanan. jenis asam amino non
esensial adalah alanin, asparagin, asam aspartat, dan asam
glutamat
• Asam amino kondisional adalah asama amino yang
biasanya tidak esensial kecuali saat sakit dan stress. Jenis
asam amino ini adalah: arginin, sistein, glutamin, tyrosine,
glisin, ornithin, prolin, dan serin
Asam Glutamat
• Asam glutamat adalah salah satu jenis asam amino non-essensial yang
merupakan substansi dasar penyusun protein
• Makanan yang mengandung as. glutamat dari alam adalah tomat, keju,
saos ikan, tetes tebu, rumput laut dan air susu ibu (ASI)
• Asam glutamat biasanya digunakan pada produksi MSG
• Pada Abad 21 teknik pembuatan MSG mulai beragam. Menurut “The
Encyclopedia of Common Natural Ingredients” MSG bisa diproduksi
dengan menggunakan proses klasik (proses ekstraksi), teknik hidrolisis
protein, sintesis kimia, dan fermentasi oleh mikroba
• Sebagian besar asam £-Glutamat diproduksi oleh bakteri gram positif yang
tidak membentuk spora, non-motil, dan membutuhkan biotin untuk
tumbuh
Strain Mikrobia yang menghasilkan
Asam £-Glutamat
GENUS SPESIES
Corynebacterium C. glutamicum,C. lilium, C. callunae, C.
herculis
Kingdom Bacteria
Phylum Actinobacteria
Order Actinomycetales
Suborder Micrococcineae
Family Brevibacteriaceae
Genus Brevibacterium
Metabolisme pada Tubuh Bakteri
Jalur pembentukan as
glutamat melalui
siklus
glioksilat sebagai
sistem pembentuk
oksaloasetat tanpa
pembentukan
karbondioksida
Jalur pembentukan
asam glutamat melalui
fosfoenolpiruvat
dengan
pengikatan karbondiok
sida
Proses pembuatan MSG dalam skala
industri
• Pembiakan
1.Biakan cair yang telah diinokulasikan ke dalam tabung kolben berisi
medium prastarter diinkubasi selama 16 jam pada 310C.
2.Biakan prastarter diinokulasikan ke dalam medium tangki starter
3. Urea ditambahkan kedalam tangki untuk mencegah turunnya pH
4. Nilai pH yang tertinggi yang terjadi akibat peruraian urea diharapkan
tidak lebih dari 7,4, karena pH optimum untuk B. flavum adalah 6,8 - 7,0
• Kristalisasi Monosodium Glutamat
1. Bahan tersebut dilarutkan dalam air sambil dinetralkan dengan NaOH
atau NaHCO3 sampai pH menjadi 6,6-7.
2. Asam glutamate bereaksi dengan Na+ dan membentuk larutan MSG.
Larutan ini mempunyai derajat kekentalan sekitar 26-28OBE pada suhu
30OC dengan konsentrasi MSG antara 52-55 g/l larutan.
3. Larutan MSG ditambahkan arang aktif sebanyak 5% b/v untuk lebih
menjernihkan dari warna kuning jernih dan juga untuk menyerap kotoran
lainnya ke dalam larutan
4. Kemudian diaduk dan didiamkan selama 1 jam untuk lebih
menyempurnakan proses penyerapan warna dan impurity lainnya.
5. Cairan berisi arang aktif dan MSG ini kemudian disaring dengan
menggunakan vakum filter dan menghasilkan filtrat serta cake yang berisi
arang aktif dan impurity lainnya.
6. Jika kekeruhan dan warna dari filtrat tersebut sudah sesuai dengan yang
diinginkan, maka cairan ini bisa dikristalkan. Kristalisator hampa udara
banyak digunakan untuk pengkristalan
7. Setelah cairan MSG tersebut memiliki kekentalan 26OBE, larutan ini
kemudian diuapkan pada kondisi vakum 64 cmHg atau setara dengan
temperatur didih 60OC.
8. Pemekatan dilakukan sampai konsentrasi 68-69 g MSG / liter larutan.
Karena cairan sudah mencapai fase jenuh, maka pemberian umpan akan
menyebabkan terbentuknya MSG.
9.Umpan yang diberikan sekitar 2%. Inti kristal yang terbentuk ini secara perlahan-
lahan akan diikuti dengan pemekatan larutan sehingga diperoleh kristal yang lebih
besar. Proses kristalisasi ini berlangsung sekitar 14 jam.
10. Kristal MSG yang dihasilkan dari proses ini dipisahkan dengan metode
sentrifugasi dari cairannya. Filtrat hasil penyaringan dikembalikan pada proses
pemucatan.
11. Kristal MSG yang dihasilkan setelah disaring kemudian dikeringkan dengan uap
panas dalam lorong pengering, kemudian diayak dengan ayakan bertingkat
sehingga didapat tiga ukuran kristal, yaitu LLC (Long Large Crystal), LC (Long
Crystal), dan RC (Regular Crystal).
12. Fine Crystal yang merupakan kristal sangat kecil dikembalikan pada proses
sebagai umpan balik.
13. Hasil MSG yang sudah diayak dalam bentuk kering tersebut selanjutnya
dimasukkan ke dalam karung plastik berukuran 50 Kg atau sesuai dengan yang
diiinginkan untuk kemudian disimpan sementara dalam gudang penyimpanan
sebelum digunakan untuk keperluan dan tujuan yang lainnya (Budiyanto, 2003).
MSG
Kajian Islam Mengenai Pemanfaatan Mikroorganisme
dalam Biosintesis Asam Glutamat
Produksi asam glutamat dari bahan berupa makhluk hidup menunjukkan
tanda – tanda kekuasaan Allah SWT sesuai firman Allah SWT dalam surat
An Nahl ayat 5 :
Artinya : “Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya
ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai – bagai manfaat dan
sebahagiannya kamu makan”
Pemanfaatan mikroorganisme dalam produksi asam glutamat dengan
menggunakan berbagai jenis mikroorganisme tergolong dalam
mikrobiologi industri. Contohnya Brevibacterium flavum dan
Corynebacterium glutamicum merupakan anggota bakteri. Selama ini bila
kita mendengar kata bakteri, maka yang terbayang di benak kita adalah
sesuatu yang merugikan saja, misalnya penyebab suatu penyakit. Padahal
sebenarnya Brevibacterium flavum dan Corynebacterium glutamicum
tidaklah demikian.
Dampak Penggunaan MSG (Monosodium
Glutamat) Bagi Kehidupan
• Manfaat dari MSG kurang terlihat menonjol dibandingkan dengan dampak
negatif yang ditimbulkan. Glutamat diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
yang sangat kecil, itupun bisa didapatkan dari sayur-sayuran yang kita
makan atau yang biasa disebut dengan glutamat natural.
• Efek samping dan gangguan spesifik yang berhubungan dengan MSG
menurut Blaylock :
1.Kejang
2. Mual
3. Alergi
4. Ruam
5.Serangan asma
6. Sakit kepala
7. Mulut terasa kering
8. Hilang ingatan
Saran Pemakaian
• Menghindari atau membatasi penggunaan MSG
dalam makanan mungkin menjadi alternatif yang
terbaik dalam menyikapi pro dan kontra tentang
dampak dari MSG ini
• Memakan makanan dalam bentuknya yang paling
alami
• Ambang batas MSG untuk manusia adalah 2 - 3 g,
dan dengan dosis lebih dari 5 g maka gejala alergi
(CRS) akan muncul dengan kemungkinan 30 %
KESIMPULAN
Asam glutamat merupakan produk hasil dari bakteri
Corrynebacterium glutamicum yang dapat diolah menjadi
MSG (monosodium glutamat) sebenarnya tidalah
merugikan, karena asam glutamat juga diperlukan oleh
tubuh tapi hanya dalam jumlah yang kecil saja, hanya saja
MSG dari asam glutamat ini menjadi bisa menyebabkan
bahaya atau gangguan bagi tubuh bila pemakaiannya
berlebih atau melampaui batas kegunaan yang diperlukan
oleh tubuh. Oleh sebab pemakaian yang berlebih itulah yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan mulai dari penyakit
yang ringan sampai penyakit yang berat, bahkan bisa
mengakibatkan kematian dalam kurun waktu lebih lanjut