Anda di halaman 1dari 26

‫الر ِح ِيم‬

َّ ‫من‬
ِ ‫الر ْح‬
َّ ‫هللا‬
ِ ‫س ِم‬
ْ ‫ِب‬

Ahmadi, S.Kep.,Ns.
Akper Nazhatut Thullab Sampang
2017
Anatomi jantung
 Jantung merupakan
salah satu organ vital
bagi kelangsungan hidup
kita, Jantung terletak di
dalam rongga
mediastinum dari
rongga dada diantara
kedua paru, Jantung juga
dilapisi oleh selaput yang
mengitari jantung yang
disebut perikardium.
Cont…
 Organ jantung terdiri dari 3 lapisan Yaitu :
1. Lapisan luar (epikardium).
2. Lapisan tengah (Miokardium).
3. Lapisan dalam (endokardium).
Lapisan Perikardium
1. Perikardium parietalis yaitu
lapisan luar melekat pada
tulang dada dan paru.
2. Perikardium viseralis/
epikardium yang
merupakan lapisan
permukaan jantung itu
sendiri.
 Diantara kedua lapisan ini
terdapat cairan perikardium
sebayak 50 cc yang berfungsi
sebagai pelumas saat jantung
berkontraksi sehingga tidak
menimbulkan gesekan pada 2
lapisan tersebut.
Perikarditis
 Perikarditis adalah
peradangan perikard
parietal, viseral atau
keduanya.
 Perikarditis mengacu pada
inflamasi pada perikardium,
kantong membran yang
membungkus jantung
 Perikarditis dibagi atas
perikarditis akut, sub akut
dan kronis. Yang sub akut
dan kronis mempunyai
etiologi dan pengobatan
yang sama.
Etiologi
 Penyakit idiopatik (benigna)
 Infeksi non spesifik
 Infeksi
 Bakteri (streptokokus, stapilokokus, meningokokus, gonokokus)
 Virus (influensa)
 Jamur (riketsia, parasit)
 Keadaan hipersensitivitas-reaksi imun, reaksi obat
 Penyakit neoplasia
 Sekunder akibat metastasis dari kanker paru, kanker payudara
 Leukemia
 Primer (mesotolium)
 Terapi radiasi
 Trauma dada, pembedahan jantung, kateterisasi jantung
 Gagal ginjal dan uremia
 Tuberkulosis
Gejala Klinik
 Sakit dada sub sternal/para sternal , kadang menjalar ke bahu,
lebih ringan bila duduk.
 Pemeriksaan klinik ditemukan perikardial friction rub dan
pembesaran jantung.
 Tanda-tanda penyumbatan ditemukan lewat tekanan vena
meningkat, hematomegali dan odem kaki, bunyi jantung
lemah, tetapi dapat normal bila efusi perikard berada
dibelakang.
 Foto rontgen tampak normal bila efusi perikar sedikit. Tampak
bayangan jantung membesar bila efusi perikard banyak.
 EKG memperlihatkan segmen ST tanpa perubahan resiprokal,
voltase QRS rendah.
Penatalaksanaan
 Tujuan penatalaksanaan
 Menentukan penyebab
 Memberikan terapi yang sesuai dengan penyebab
 Waspadai terjadinya temponade jantung
 Dengan trias gejala:
 Penurunan tekanan arteri

 Meningkatnya tekanan vena

 Bunyi jantung yang lemah


Penatalaksanaan
 Analgetik
 Kortikosteroid
 Antimikroba
 Bila kondisi sudah membaik, aktivitas ditingkatkan
secara bertahap. Tetapi bila nyeri, demam, atau friction
rub kembali muncul, pasien harus tirah baring
Proses keperawatan
 Pengkajian data dasar pasien
 Aktivitas/istirahat :
 Data subyektif : Keletihan, kelemahan
 Data obyektif : Takikardia
Tekanan darah menurun
Dispnoe pada saat aktivitas
Pengkajian
 Sirkulasi
data subyektif :
 Mempunyai riwayat demam rematik, keturunan penyakit
jantung, pernah operasi jantung, by-pass
 sering berdebar
 data obyektif :
 Takikardi, disritmi , friction rub perikardia, murmur,
disfungsi otot-otot papila,irama gallop S3/S4 , edem
 Peningkatan vena jugularis,ptekia (konjungtiva dan
membran mukus)
 Perdarahan pada bagian tertentu
Pengkajian
 Eliminasi
 Data Subyektif :
 Riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal
 Riwayat frkwensi pemasukkan urin menurun
 Data Obyektif :
 Konsentrasi urine keruh/pekat
Pengkajian
 Kenyaman :
 Data subyektif:
 Nyeri dada di bagian anterior (keras/tajam) sewaktu
inspirasi , batuk, beraktivitas, berbaring ; sakit berkurang
bila duduk , Nyeri dada berpindah-pindah ke belakang,
tidak berkurang dengan pemberian gliserin.
 Data obyektif:
 Gelisah
Pengkajian
 Respirasi :
 data subyektif:
 Napas pendek ,memburuk pada malam hari (miokarditis)
 data obyektif:
 Dyspnea nocturnal
 Batuk
 Inspirasi wheezing
 takipnea
 creackles dan ronchi lemah
 Respirasi lambat
Pengkajian
 Keamanan:
 data subyektif:
 Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur atau parasit, trauma
dada, kanker yang menyebar ke dada, penyakit baru di gigi,
pernah dilakukan endoskopi GI/GU, pernah mendapat
terapi sistim kekebalan contoh: immunosupressin, SLE,
penyakit kolagen.
 data obyektif:
 demam
Pengkajian
 Tes diagnostik:
 EKG menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok konduksi,
disritmia (elevasi ST), PR depresi
 Echocardiografi: adanya efusi perikardial, hipertropi perikardial,
disfungsi katub, dilatasi atrium
 Angiografi: terlihat stenosis katup dan regurgitasi dan atau
menurunnya gerakan
 Rontgen: terlihat pembesaran jantung, infiltrat pulmonal
 Kultur darah : untuk mengisolasi penyebab bakteri , virus dan jamur
 ESR: elevasi secara umum
 BUN: mengevaluasi uremia (kemungkinan faktor pencetus)
 Perikardiosentesis: cairan perikardial diperiksa untuk mengetahui
penyebab infeksi, bakteri,TBC, virus atau infeksi jamur, SLE,
penyakit rematik, keganasan
Prioritas keperawatan
 Timbulnya nyeri
 Peningkatan istirahat dan membantu perawatan diri
 Kaji pengobatan / penyebab yang mendasari
 Mengatur sistim penyakit yang mendasari/ dan mencegah
komplikasi
 Petunjuk penyebab penyakit, pengobatan dan pencegahan
Rencana tujuan
 Nyeri dapat dikontrol
 Tingkat aktifitas (kebutuhan dasar) dapat dipenuhi
 Infeksi dapat dikontrol : tidak terjadi demam
 Mempertahankan hemodinamik yang stabil; bebas
keluhan payah jantung
Diagnosa
 Diagnosa I. Nyeri akut sehubungan dengan peradangan
miokardium atau perikardium, efek sistemik dari infeksi,
dan iskemi jaringan.(miokardium). Ditandai dengan :
 Nyeri dada yang menjalar ke leher atau punggung.
 Nyeri sendi (joint pain)
 Nyeri bertambah saat inspirasi dalam, melakukan aktifitas,
dan merubah posisi.
 Demam atau kedinginan.
evaluasi
 Kriteria evaluasi :
 Klien dapat mengidentifikasi cara-cara untuk mencegah
nyeri.
 Klien dapat mengontrol dan melaporkan nyeri yang timbul
 Klien dapat mendemostrasikan tehnik relaksasi dan
berbagai aktivitas yang diindikasikan untuk keadaan
individual.
Tindakan keperawatan
 Tindakan keperawatan
 Independen:
 Observasi adanya nyeri dada , catat waktu , faktor - faktor
penyulit/pencetus, catat tanda - tanda nonverbal dari rasa tidak nyaman
seperti kelemahan, ketegangan otot dan menangis.
 Pelihara atau ciptakan lingkungan yang tenang dan tindakan yang
menyenangkan seperti perubahan posisi, beri kompres dingin atau
hangat, dukungan mental, dan sebagainya.

 Kolaboratif:
 Berikan obat - obatan sesuai indikasi:
 Nonsteroid, seperti: ndometachin (indosin), ASA (aspirin).
 Antipiretik, seperti: ASA / Asetaminophen (Tylenol) , Steroid.
 Berikan oksigen sesuai indikasi.
Diagnosa
 Diagnosa II. Keterbatasan aktifitas sehubungan dengan
imflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokarditis, restriksi
pengisian jantung (kardiak output) Ditandai dengan :
 Keluhan kelemahan/kelelahan/sesak saat beraktifitas
 Perubahan tanda-tanda vital saat aktifitas
 Tanda-tanda CHF .
 Kriteria evaluasi:
 Peningkatan kemampuan aktifitas.
 Pengurangan tanda-tanda fisiologik yang tidak sesuai
 Mengungkapkan pentingnya aktifitas yang terbatas
Tindakan keperawatan
 Independen:
 Kaji respon aktifitas pasien. Catat adanya/timbulnya dan perubahan
keluhan seperti kelemahan, kelelahan dan sesak napas saat beraktifitas.
 Monitor denyut atau irama jantung /nada, takanan darah dan jumlah
pernapasan, sebelum/sesudah dan selama aktifitas sesuai kebutuhan.
 Pertahankan bedrest selama periode demam dan sesuai indikasi.
 Rencanakan perawatan dengan pengaturan istirahat/periode tidur.
 Kaji kemampuan pasien dengan program latihan berkala sesegera
mungkin untuk turun dari tempat tidur. Catat respon gejala vital dan
peningkatan kemampuan beraktifitas.
 Evaluasi respon emosional terhadap situasi/pemberian support.
 Kolaborasi:
 Berikan terapi oksigen sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan
 Diagnosa III. Potensial penurunan cardiak output
sehubungan dengan peningkatan/penumpukan cairan
pada rongga perikardium, stenosis/insufisiensi katub,
penekanan/kontriksi fungsi ventrikel, dan degenerasi
otot-otot jantung
 Kriteria evaluasi:
 Berkurangnya keluhan sesak napas/dyspnea, angina dan
disritmia.
 Identifikasi perilaku untuk mengurangi kerja jantung.
Tindakan keperawatan
 Independen :
 Monitor jumlah dan irama nadi/jantung
 Auskultasi suara jantung.Catat bunyi murmur, S3 dan S4 Gallop
 Pertahankan bedrest dalam posisi semi fowler.
 Berikan tindakan untuk rasa nyaman seperti perubahan posisi dan
perubahan aktifitas.
 Berikan tehnik manegament stres seperti latihan napas .
 Observasi adanya nadi yang cepat, hipotansi, peningkatan CVP/JVD,
perubahan suara jantung, penurunan tingkat kesadaran.
 Kolaborasi:
 Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
 Berikan terapi sesuai indikasi seperti diuretika dan digitalis.
 Berikan antibiotika dan antimicroba intravena
 Persiapkan klien untuk operasi sesuai indikasi.
Akhlak MULIA
lebih tinggi
nilainya dari
pada HARTA

Teima kasih

Anda mungkin juga menyukai