Pembimbing:
dr. Afif Rahmawan, Sp.THT-KL
Pemeriksaan Sistemik
Kepala : DBN
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Toraks : DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas : DBN
STATUS LOKALIS THT
Telinga
Warna - -
Jumlah - -
Jenis - -
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Membrane timpani
Schwabach N N
Hidung
Sinus paranasal Nyeri ketok Nyeri ketok (+) sinus Tidak ada
maksila
Nyeri tekan Nyeri tekan (+) sinus Tidak ada
maksila
Rinoskopi anterior
Vestibulum Vibrise + +
Cavum nasi Cukup lapang Lapang, hipermis (-) Lapang, hiperemis (-)
Sempit - -
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Jumlah Sedikit -
Bau - -
Edema (+) -
Edema (+) -
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Bentuk - -
Ukuran - -
Permukaan - -
Warna - -
Konsistensi - -
Edema - -
Tonsil Ukuran T1 T1
KGB DBN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Interpretasi :
Tampak adanya
perselubungan homogen di
daerah sinus maksilaris
dextra
Kesan :
Sinusitis maksilaris dextra
Tampak perselubungan pada sinus maksilaris
kanan
DIAGNOSIS
Prognosis
Klasifikasi Durasi
Kronik ≥ 12 minggu
Eksaserbasi Akut Rinosinusitis Kronik Keadaan akut yang memburuk pada CRS
ETIOLOGI
Sinusitis dapat disebabkan oleh:
Bakteri : Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza,
Streptococcus group A, Staphylococcus aureus,
Neisseria, Klebsiella, Basil gram -, Pseudomonas.
Virus : Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus
Jamur
FAKTOR PREDISPOSISI
Virus juga memproduksi enzim & neuraminidase yang mengendurkan mukosa sinus
dan mempercepat difusi virus pada lapisan mukosilia silia jadi kurang aktif dan
sekret yang diproduksi menjadi lebih kental Media bakteri patogen
Sinusitis kronis dapat disebabkan oleh fungsi lapisan mukosilia yang tidak adekuat,
obstruksi sehingga drainase sekret terganggu, dan terdapatnya beberapa bakteri
patogen.
GEJALA KLINIS
Prinsip pengobatan ialah membuka sumbatan KOM sehingga drainase dan ventilasi sinus-
sinus pulih secara alami.
Pada sinusitis kronik diberikan antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negatif dan
anaerob. Selain dekongestan oral dan topikal terapi dapat diberikan jika diperlukan,
seperti analgetik, mukolitik, streroid topikal/oral, pencucian rongga hidung dengan NaCL
atau pemanasan (diatermi).
Jika tidak dapat diatasi dengan pengobatan tersebut, maka satu-satunya jalan untuk
mengobati sinusitis kronis adalah teknik pembedahan. Teknik pembedahan yang sekarang
ini dilakukan adalah pembedahan sinus endoskopik fungsional, Caldwell Luc dll.
KOMPLIKASI
Radiologi
Interpretasi : Tampak perselubungan homogen di daerah sinus
maksilaris dextra
Kesan : Sinusitis maksilaris dextra
Diagnosis Utama : Sinusitis maksilaris dextra
kronik
Diagnosis Banding : Rinitis Alergi
Tatalaksana
Operasi pembedahan Caldwell Luc
TERIMA KASIH
TATALAKSANA
1. Ciprofloxacin
Farmakodinamik
Siprofloksasin merupakan salah satu obat sintetik derivat kuinolon.
Mekanisme kerjanya adalah menghambat aktivitas DNA girase
bakteri, bersifat bakterisidal dengan spektrum luas terhadap bakteri
gram positif maupun negatif. Siprofloksasin mempunyai mula kerja
rata-rata 0,5-1 jam dan waktu untuk mencapai konsentrasi puncak
adalah 1-2 jam.
Farmakokinetik
Siprofloksasin diabsorbsi secara cepat dan baik melalui saluran cerna,
biovailabilitas absolut antara 69-86%, kira-kira 16-40% terikat pada
protein plasma dan didistribusi ke berbagai jaringan serta cairan
tubuh. Waktu paruhnya yaitu 3-4 jam. Metabolismenya di hati dan
dieksresi terutama melalui urin.
Indikasi
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen
yang peka terhadap siprofloksasin, antara lain pada:
Saluran kemih termasuk prostatitis
Uretritis dan servisitis gonore
Saluran cerna, termasuk demam tifoid dan paratifoid
Saluran napas, kecuali pneumonia dan steptokokus
Kulit dan jaringan lunak
Tulang dan sendi
Dosis
Ringan sampai sedang: 2 x 250 mg sehari
Berat: 2 x 500 mg sehari
METYL PREDNISOLON
Farmakologi
Metilprednisolon adalah kortikosteroid dengan kerja
intermediate yang termasuk kategori adenokortikoid,
antiinflamasi dan immunosupresan.
Indikasi
Abnormalitas fungsi adrenokortikal, penyakit kolagen,
gangguan alergi dan peradangan pada kulit dan saluran
pernafasan tertentu, gangguan pada mata, polip nasal,
gangguan rematik, penyakit hematologik, hiperkalsemia
sehubungan dengan kanker.
Kontraindikasi:
Infeksi jamur sistemik dan pasien yang
hipersensitif.
Pemberian kortikosterooid yang lama merupakan
kontraindikasi pada ulkus duodenum dan
peptikum, osteoporosis berat, penderita dengan
riwayat penyakit jiwa, herpes.
Pasien yang sedang diimunisasi.
Dosis
Dewasa:
Dosis awal dari metilprednisolon dapat bermacam-macam
dari 4 mg - 48 mg per hari, dosis tunggal atau terbagi,
tergantung keadaan penyakit.
Anak-anak:
Insufisiensi - adrenokortikal: Oral 0,117 mg/kg bobot tubuh
atau 3,33 mg per m2 luas permukaan tubuh sehari dalam
dosis terbagi tiga.
Indikasi lain:
Oral 0,417 mg - 1,67 mg per kg berat tubuh atau 12,5 mg -
50 mg per m2 luas permukaan tubuh sehari dalam dosis
terbagi 3 atau 4.