Metode terjadinya NC
• dilakukan swab konjungtiva
• Dari 438 bayi, 49 mengalami NC
• Patogen paling banyak S. Aureus
• Semua patogen sensitivitas 100% u/
Hasil gentamisin dan oksasilin
• FR: Profilaksis, perawatan di NICU
• Kejadian NC tinggi
• Dirawatnya neonatal di NICU dan kurangnya
profilaksis dalam waktu 24 jam merupakan
Kesimpulan faktor risiko untuk menderita NC
Konjungtivitis neonatorum (NC) salah satu
penyebab gangguan penglihatan dan
kebutaan pada anak yang dapat dihindari
Kunjungan
pertama antara
Follow up lanjutan
hari ke-5 sampai
hari ke 8
Gejala
Via telefon Gejala (+)
Mata merah
Kultur (+)
Staphylococcus Klebsiella Neisseria Streptococcus
aureus pneumonia gonorrhea pyogenes
23 (67,7%) 7 (20,6%) 3 (8,8%) 1 (2,9%)
34 sampel sensitivitas 100% untuk
gentamisin dan oxacillin
ceftriaxone (76%), ciprofloxacin (68%) dan
chloramphenical (61%)
Semua bakteri resisten terhadap penisilin G
S. Aureus kurang rentan terhadap
chloramphenical (52%) dan eritromisin (45%),
juga resisten terhadap tetrasiklin (91%)
Neisseria gonorrhoeae (3 isolat) dan
Streptococcus pyogenes semuanya 100%
sensitif terhadap siprofloksasin,
kloramfenikol, dan gentamisin
Bacitracin hanya digunakan untuk
Streptococcus pyogenes dan sensitif 100%.
Klebsiella pneumoniae sensitif terhadap
kloramfenikol (100%), tetrasiklin (71%)
namun resisten terhadap eritromisin (67%).
Insidensinya tinggi dengan 49 (11,2%) bayi
dalam penelitian ini mengidap NC
di Kenya:
39,7% staphylococcus
5% Neisseria gonore
50,5% Chlamydia trachomatis
28,6% kultur negatif
mungkin bersifat steril (tidak menular)
efek profilaksis atau konjungtivitis klamidia yang
tidak dapat dikonfirmasi pada mikroskop
pewarnaan Giemsa
Diperlukan pewarnaan direct immune
florescent (DIF) atau media jaringan khusus
(kultur sel McCoy) atau uji DNA-PCR
Mahal
Penelitian Chen dan Starr3
Klebsiella pneumoniae menemukan konjungtivitis
diisolasi di antara neonatus Gram negatif yang paling
yang dirawat di NICU umum ditemukan di antara
bayi yang dirawat di NICU