Make it Shine
1. Hukum Lavoisier
2. Hukum Perbandingan Tetap
3. Hukum Kelipatan Perbandingan
4. Hukum Perbandingan Volume
5. Hukum Avogadro
A.Hukum Kekekalan Massa
(Hukum Lavoisier)
Hukum kekekalan massa dinyatakan oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743 –
1794) setelah melakukan eksperimen terhadap proses pembakaran dari beberapa zat.
Lavoiser mengamati proses reaksi antara merkuri (raksa) yang merupakan logam cair
berwarna putih perak dengan oksigen dalam ruang tertutup, Sehingga menghasilkan
senyawa merkuri oksida yang berwarna merah.
Apabila merkuri oksida dipanaskan, maka akan dihasilkan logam merkuri
dan sejumlah gas oksigen. Sebaliknya bila logam merkuri dipanaskan dengan oksigen,
akan dihasilkan merkuri oksida kembali. Berdasarkan percobaan tersebut, maka
Lavoisier membuat kesimpulan yang disebut hukum kekekalan massa yaitu “massa
zat sebelum dan sesudah reaksi selalu tetap”.
H2 + O2 H2 O
2 gram 16 gram 18 gram
Penyelesaian :
Jika pada pemanasan ini berat besi ditambah, ternyata kelebihan besi
yang ditambahkan tidak membentuk senyawa, tetapi tetap sebagai besi. Begitu
pula jika serbuk belerangnya ditambahkan, kelebihan belerang tersebut tidak
membentuk senyawa besi belerang, tetapi habis terbakar menjadi gas.
Hasil eksperimen tersebut disimpulkan Gay Lussac dan dikenal dengan hukum Gay
Lussac yaitu”pada tekanan dan suhu sama, perbandingan volume gas – gas yang bereaksi
(reaktan) dan gas hasil reaksi (produk) adalah bilangan bulat dan sederhana”.
Contoh :
N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g)
Perbandingan volume gas sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti,
setiap 1 mL gas N2 tepat bereaksi dengan 3 mL gas H2 membentuk 2 mL gas NH3. Dengan
demikian, untuk memperoleh 50 L gas NH3, dibutuhkan 25 L gas N2 dan 75 L gas H2.
Perbandingan volume gas sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti, setiap 1 mL
gas CO tepat bereaksi dengan 1 mL gas H2O membentuk 1 mL gas CO2 dan 1 mL gas H2. Dengan
demikian, sebanyak 4 L gas CO membutuhkan 4 L gas H2O untuk membentuk 4 L gas CO2 dan 4 L
gas H2.
E. Hukum Avogadro
Hukum Avogadro adalah hukum gas yang diberi nama sesuai dengan ilmuwan Italia Amedeo Avogadro,
Hukum ini hanya berlaku pada reaksi kimia yang melibatkan fasa gas
“pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama”
Contoh :
Perbandingan mol sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti, setiap 1 mol gas N2 tepat
bereaksi dengan 3 mol gas H2 membentuk 2 mol gas NH3. Perbandingan volume gas sama dengan perbandingan
koefisien reaksinya. Hal ini berarti, setiap 1 L gas N2 tepat bereaksi dengan 3 L gas H2 membentuk 2 L gas NH3.
Dengan demikian, jika pada suhu dan tekanan tertentu, 1 mol gas setara dengan 1 L gas, maka 2 mol gas setara
dengan 2 L gas.Dengan kata lain, perbandingan mol gas sama dengan perbandingan volume gas.
Soal :
Penyelesaian :
Perbandingan mol Ca terhadap S adalah 1 : 1. Hal ini berarti, setiap 40 gram Ca
tepat bereaksi dengan 32 gram S membentuk 72 gram CaS. Perbandingan massa Ca
SerbukS kalsium
terhadap adalah 40sejumlah 20 gram (Ar Ca = 40) direaksikan
: 32 = 5 : 4.
dengan
Jika 20 gram 20S tepat
gramhabis
belerang
bereaksi,(Ar S = 32)(5/4)
dibutuhkan sesuai
x 20dengan persamaan
= 25 gram Ca, untuk
reaksi Ca45+ gram
membentuk S → CaS.
CaS.Sayangnya,
Zat apakah yang
jumlah tersisa
Ca yang setelah
disediakan reaksi
tidak mencukupi.
Oleh karena itu, 20 gram Ca akan tepat habis bereaksi. Massa S yang diperlukan
selesai?Berapa massa zat yang tersisa setelah reaksi selesai?
sebesar (4/5) x 20 gram = 16 gram. Dengan demikian, zat yang tersisa adalah
belerang (S). Massa belerang yang tersisa adalah 20-16=4 gram.