Anda di halaman 1dari 31

(Referensi: Kimia Farmasi Analisis 120-135)

 Digunakan secara luas krn murah &


Presisi tinggi
 Analisis kuantitatif dengan cara
menentukan volume larutan
yang telah diketahui
konsentrasinya yang bereaksi
secara kuantitatif dengan zat
dalam larutan sampel yang
belum diketahui konsentrasinya
 Proses pe+ pentiter ke dalam larutan
disebut: TITRASI (TITRIMETRI)
 Alat yang digunakan : BURET, Erlenmeyer,
statip, klem, labu takar, dll
 Pentiter (kadarnya sdh diketahui)
 Sampel (kadarnya tidak diketahui)
berada di erlenmeyer
Alat titrasi
Di buret: Pentiter
Konsentrasi (Mp): Ada (M)
Volume (Vp) : Tidak ada

Di Erlenmeyer: Sampel
Konsentrasi (Ms): -
Volume (Vs) : Ada (V)

Sehingga: Mp x Vp = Ms x Vs
 Pe+ terus-menerus sampai tercapai titik
kesetaraan=ekivalen maka TITRASI dihentikan.
 Kapan? Ada perubahan yang disebabkan si
INDIKATOR (warna atau terbentuk endapan)
sampai titik akhir titrasi (TAT)
 Titik ekivalen (TE): Titik dimana zat pentiter dan
analit bereaksi sempurna secara stokiometri)
 TAT: Titik dimana dgn pe+ 1 tetes pentiter
memberi perubahan.
 Volume ekivalen: ?
SYARAT-SYARAT ANALISIS VOLUMETRI

reaksi antara larutan standar dan


sampel
- Harus berlangsung cepat
- Berlangsung stoikhiometri
tidak terjadi reaksi samping
tidak diganggu oleh reaksi lain yang
mungkin terjadi
terdapat indikator yang sesuai
Macam-macam analisis secara volumetri
1. Berdasarkan reaksi kimia
 Rx as-bs netralisasi: asidi-alkalimetri
 Rx terbentuknya endapan (presipitasi):
argentometri
 Rx terbentuknya senyawa kompleks:
kompleksometri
 Rx oksidasi-reduksi (redoks): Permangonometri,
serimetri, iodi-iodometri, bromatometri
2. Berdasarkan cari titrasi
 Titrasi Langsung dan Titrasi Kembali
Macam-macam analisis secara volumetri
3. Berdasarkan jumlah sampel
 Titrasi makro: Jumlah sampel (100-
1000mg); V titran (10-100ml), ketelitian
(0,02mL)
 Titrasi semi mikro: Jumlah sampel (10-
100mg); V titran (1-10ml), ketelitian
(0,001mL)
 Titrasi mikro: Jumlah sampel (1-10mg); V
titran (0,1-1ml), ketelitian (0,001mL)
Cara menyatakan kadar
 Molaritas: dalam 1 l berisi 1 mol zat terlarut
𝑚𝑜𝑙 𝑔
M= =
𝐿 𝐵𝑀 𝑥 𝑉

 Normalitas: Banyaknya ekivalen (ek) zat


terlarut dalam pelarut
𝑒𝑘
N =
𝑉
𝑔
ek =
𝐵𝐸
𝐵𝑀
BE =
𝑛
BERAT EKIVALEN (BE)
tergantung pada reaksi yang dialami zat tersebut sehingga untuk
mengetahui BE perlu mengetahui proses apa yang dialami zat tersebut

ASAM ATAU BASA


Asam-asam berbasa n, misal HnA atau basa berasam n, misal L(OH)n
BM n = jumlah atom H atau ion OH -
BE = n

GARAM
Valensi asam dan basa sama : NaCl, NH4Br, KI, AgCl, CaCO3, BaSO4, AlPO4
BM
BE =
valensi asam atau basa
Valensi asam dan basa tidak sama : Na2CO3 ,Al2(SO4 )3
BM
BE =
hasil kali valensi asam dan basa
BERAT EKIVALEN DALAM SISTEM REDOKS
1 molek adalah banyaknya mol zat yang dapat melepas/mengikat satu
elektron
BM
BE = ne ne = jumlah elektron

Contoh :
MnO4- + 8 H+ + 5 e  Mn2+ + 4H2O
BM
BE =
5
MnO4- + 4 H+ + 3 e  MnO2 + 2H2O
BM
BE =
3
PENGGUNAAN SISTEM EKIVALEN
pembuatan larutan baku untuk titrimetri
Contoh : membuat larutan baku asam oksalat H2C2O4.2H2O (Mr = 126)
0,1 N sebanyak 100 mL
BM 126
BE = = = 63
2 2
mempermudah perhitungan karena pada titrimetri titrasi
berakhir pada titik ekivalen (banyaknya molek zat pentitrasi
dan molek zat yang dititrasi sama)
LARUTAN BAKU / STANDAR :

 Larutan yg sudah diketahui konsentrasinya


pada suatu proses titrasi
 Larutan standar dibedakan atas :
` Larutan standar primer (kemurnian ↑)
` Larutan standar sekunder (dibakukan/
distandardkan dengan LBP)
STANDAR PRIMER
 Standar Primer: Cukup dibuat dengan
menimbang sejumlah zat murni dan
melarutkan dengan aquades secara teliti
dan konsentrasinya diketahui
 Zat ini hanya sedikit, tidak semuanya
bisa
 Ex: K2Cr2O7, KBrO3, Na2CO3, KI, Kalium
biftatlat
PERSYARATAN STANDAR PRIMER:

1. Kemurnian tinggi (Murni atau < 0,02%


pengotoran)
2. Stabil terhadap udara
3. Bukan kelompok hidrat
4. Tersedia dengan mudah
5. Cukup mudah larut
6. Berat molekul cukup besar, dll
Contoh standar primer:

Kalium hidrogen ftalat (KHP) KHC8H4O4


 lebih sering digunakan
 berat ekuivalen tinggi (204,2 gram/ek)
 kemurnian tinggi
 stabilitas termal tinggi
 reaksi dengan NaOH / KOH cepat
LARUTAN STANDAR
SEKUNDER:
 Normalitasnya baru diketahui setelah
dilakukan pembakuan dengan standar
primer

ex: NaOH, HCl, KOH, Ba(OH)2, KMnO4


STANDARISASI:
 Suatu usaha untuk menentukan
konsentrasi calon larutan standar yg tepat
sehingga dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi larutan.
 Standarisasi dapat dilakukan dg cara titrasi
dg larutan standar primer.
Cara standarisasi
Menggunakan larutan baku primer yang sesuai
Penimbangan zat standar cukup besar sehingga
mengurangi kesalahan
Volume larutan standar yang digunakan cukup
besar
Titrasi langsung, hindari titrasi kembali/balik/tidak
langsung
Hindari pembakuan ganda (baku sekunder dibaku
dengan baku sekunder yang lain)
Larutan baku
(standar)

Lart. Baku primer Lart. Baku sekunder

Larutan standar tsb disebut titran /pentiter (zat penitrasi), sedangkan zat yg dititrasi disebut titrat.
Volume dari titran yang dibutuhkan untuk titrasi diukur dengan buret.
Syarat Lart Baku primer: relatif stabil sbg kristal atau larutan

= larutan yang sudah =Larutan baku yg


diketahui kadarnya kadarnya ditentukan
dg teliti dg lart baku primer
Titrasi didasarkan pada reaksi kimia:
aA + bB produk
Dimana A = titran, B = titrat, a dan b = jumlah mol A
dan mol B
Level volume titran

Klem
aA + tT  produk
sejumlah a molekul analit A
bereaksi dengan t molekul reagensia
buret T (titran). Penambahan titran
dilakukan sedikit demi sedikit
melalui buret.

Stopcock
Titik ekuivalen
Titik dimana jumlah titran
erlenmeyer yang ditambahkan ekuivalen
dengan jumlah analit secara
Larutan stoikhiometri
analit Pengaduk
magnet
Cara Menghitung Kadar
Sampel Padat
𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑋 𝑁 𝑇𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑋 𝐵𝐸
Kadar (%b/b) = X 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)

Sampel Cair
𝑉 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑋 𝑁 𝑇𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑋 𝐵𝐸
Kadar (%b/v) = X 100 %
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑋 1000
DERAJAT KEMURNIAN

Teknis = Commercial grade = technical grade =


Mengandung beberapa pengotor, untuk industri

Pharmacopeia grade
Sudah dimurnikan, tetapi masih mengandung
pengotor yang tidak harus diuji

Chemically pure grade (CP) = Analytical reagent (AR) =


pure: Lebih murni dari pharmacopeia grade
DERAJAT KEMURNIAN

Proanalysis (p.a) = Guaranted Reagent (GR)


Sudah dimurnikan, ada batasan maksimum kadar
pengotor, untuk analisis kuantitatif

Primary standard grade


Kemurnian hampir 100%

Supra pure
Kemurnian paling tinggi, digunakan untuk penelitian/
alat khusus,HPLC
Bagaimana melakukan titrasi
SOAL
 HCl pekat (BM 36,5) mempunyai
densitas 1,19 g/ml dan mengandung
37% berat HCl. Berapa ml asam pekat
ini harus diambil dan diencerkan
menjadi 1 liter untuk membuat larutan
0,100 M
 25 ml HCl tepat dititrasi dg 20 ml NaOH 0,1
N. Tentukan konsentrasi HCl
Contoh
 Pembakuan HCL dilakukan dengan LBP
Na2CO3. Sbyk 354,2mg Na2CO3
dilarutkan dlm air dan ditit dg HCl (yg
akan dibakukan) menggunakan ind metil
orange dan TAT dibutuhkan V HCl
30,23. Hitunglah normalitas HCl?

Anda mungkin juga menyukai