Anda di halaman 1dari 27

GADAI

Fakultas Hukum – S1 Ilmu Hukum


Universitas Panca Bhakti
2017
1 BENI AGUS TRIYANTO
NIM : 1510115021

2 SOFIA SYAIR
NIM : 1510115209

Tukang 3 ANJAR PUTRO PRIBADI


NIM : 1510115169

M. NOOR FARIZAL
GADAI
4
NIM : 1510115217

5 YOFIE BURNAMA
NIM : 1510115182

6 ARIE PRADITA
NIM : 1510115

App-slide 2
GADAI
Pand

Definisi dan Dasar Gadai :


Pemberian jaminan barang bergerak menurut hukum di Indonesia dapat
dilakukan dalam bentuk “pand” menurut BW, “boreg” atau “gadai” menurut
hukum adat. “Boreg” menurut hukum adat ditujukan kepada pemberian
jaminan yang barangnya diserahkan dalam kekuasaan si pemberi kredit

App-slide 1
GADAI
Pand

Hak gadai menurut KUHPerdata diatur dalam Buku II Bab XX


Pasal 1150 – 1161 :
Pihak yang menggadaikan dinamakan “pemberi gadai” dan yang
menerima gadai, dinamakan “penerima atau pemegang gadai”.
Kadang-kadang dalam gadai terlibat tiga pihak, yaitu debitur (pihak
yang berhutang), pemberi gadai, yaitu pihak yang menyerahkan
benda gadai dan pemegang gadai yaitu kreditur yang menguasai
benda gadai sebagai jaminan piutangnya.

App-slide 2
GADAI
Pand

Menurut Ps. 1150 KUH Perdata :


Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu
barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau
oleh seorang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada
si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya; dengan kekecualian
biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan
untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana
harus didahulukan

App-slide 3
GADAI
Pand

Menurut Mariam Darus Badruzaman rumusan gadai di


atas belum dapat disimpulkan tentang sifat umum dari
gadai. Untuk menemukan sifat-sifat umum gadai, sifat
tadi harus dicari lagi di dalam ketentuan-ketentuan lain.

App-slide 4
GADAI
Pand

Syarat dan Rukun Gadai


Dalam hubungannya dengan syarat-syarat gadai, ada baiknya bila
lebih dahulu dijelaskan tentang syarat-syarat sahnya perjanjian
secara umum yang terdapat dalam pasal 1320 KUH Perdata. Dalam
pasal tersebut ditegaskan:
Untuk syarat syahnya persetujuan diperlukan empat syarat :
• Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
• Kecakapan untuk membuat suatu pendekatan;
• Suatu hal tertentu;
• Suatu sebab yang halal.

App-slide 5
GADAI
Pand

Syarat pertama dan kedua dari pasal tersebut merupakan


syarat subyektif, dimana apabila syarat itu tidak dipenuhi,
perjanjian batal demi hukum, artinya sejak semula perjanjian
itu batal. Sedangkan syarat ketiga dan keempat merupakan
syarat obyektif, dimana jika syarat itu tidak dipenuhi,
perjanjian vernitigebaar (dapat dibatalkan), artinya perjanjian
(overeenkomst), baru dapat dibatalkan jika ada perbuatan
hukum (reghthandeling) dari pihak yang mengadakan
perjanjian untuk membatalkannya.

App-slide 6
GADAI
Pand

Dalam konteksnya dengan gadai (pand), maka hak gadai itu pun diadakan
dengan harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang berbeda-beda menurut
jenis barangnya. Kalau yang digadaikan itu adalah benda bergerak yang
berwujud dan surat piutang yang aantoonder (kepada si pembawa) maka
syarat-syaratnya:
Harus ada perjanjian untuk memberi hak gadai ini (pandoverenkomst)
perjanjian ini bentuknya dalam KUHPerdata tidak disyaratkan apa-apa, oleh
karenanya bentuk perjanjian pand itu dapat bebas tak terikat oleh suatu bentuk
yang tertentu. Artinya perjanjian bisa diadakan secara tertulis ataupun secara
lisan saja. Dan yang secara tertulis itu bisa diadakan dengan akte notaris (jadi
merupakan akte autentik), bisa juga diadakan dengan akte dibawah tangan
saja

App-slide 7
GADAI
Pand

Syarat yang kedua, barangnya yang digadaikan itu harus


dilepaskan/berada di luar kekuasaan dari si pemberi gadai
(inbezitstelling). Dengan perkataan lain barangnya itu harus berada
dalam kekuasaan si pemegang gadai. Bahkan ada ketentuan
dalam KUHPerdata bahwa gadai itu tidak sah jika bendanya
dibiarkan tetap berada dalam kekuasaan si pemberi gadai.

App-slide 8
GADAI
Pand

Syarat yang kedua inilah yang dalam praktek sering menimbulkan


kesulitan untuk ditepati. Yaitu jika kebetulan barang yang
digadaikan itu justru barang yang sangat dibutuhkan oleh si
pemberi gadai, misalnya untuk mencari nafkah. Maka akan sangat
sulit bagi si pemberi gadai jika barang yang penting untuk mencari
nafkah itu justru harus berada di luar kekuasaannya.

App-slide 9
Hak dan Kewajiban
Gadai

App-slide
Hak

Hak Penerima Gadai


 Si pemegang gadai dalam hal si pemberi gadai (debitur) melakukan
wanprestasi, yaitu tidak memenuhi kewajibannya, maka setelah jangka
waktu yang telah ditentukan itu lampau, si pemegang gadai berhak untuk
menjual benda yang digadaikan itu atas kekuasaan sendiri
(eigenmachtigeverkoop) kemudian dari hasil penjualan itu diambil sebagian
untuk melunasi hutang debitur dan sisanya dikembalikan kepada debitur.
Penjualan barang itu harus dilakukan dimuka umum, menurut kebiasaan-
kebiasaan setempat dan berdasarkan atas syarat-syarat yang lazim
berlaku.

App-slide 10
Hak

Hak Penerima Gadai


 Si pemegang gadai berhak untuk mendapatkan pengembalian ongkos-
ongkos yang telah dikeluarkan untuk keselamatan barangnya.
 Si pemegang gadai mempunyai hak untuk menahan barang itu (hak
retentie), itu terjadi jika setelah adanya perjanjian gadai itu kemudian timbul
perjanjian hutang kedua antara para pihak dan hutang yang kedua ini
sudah dapat ditagih yang sebelum pembayaran hutang yang pertama,
maka dalam keadaan yang demikian itu si pemegang gadai wenang untuk
menahan benda itu sampai kedua macam hutang itu dilunasi

App-slide 11
Kewajiban

Kewajiban Penerima Gadai :


 Bertanggungjawab untuk hilangnya atau merosotnya
barang gadai, sekedar itu telah terjadi karena
kelaliannya (Pasal 1157 ayat 1 KUHPerdata).
 Bertanggungjawab terhadap hasil penjualan barang
gadai (Pasal 1159 ayat 1 KUHPerdata)

App-slide 12
Kewajiban

Kewajiban Penerima Gadai :


 Kewajiban untuk memberitahukan pemberi gadai, jika barang gadai
dijual (Pasal 1156 ayat 2 KUHPerdata). Kewajiban memberitahukan itu
selambat-lambatnya pada hari yang berikutnya apabila ada suatu
perhubungan pos harian ataupun suatu perhubungan telegrap, atau
jika tidak demikian halnya, dengan pos yang berangkat pertama (Pasal
1156 ayat 2 KUHPerdata). Pemberitahuan dengan telegrap atau
dengan surat tercatat, berlaku sebagai pemberitahuan yang sah (Pasal
1156 ayat 3 KUHPerdata).

App-slide 13
Subyek dan Obyek
Gadai

App-slide
SUBYEK GADAI

Subyek :
1. Pihak yang memberikan jaminan gadai (pemberi
gadai)
2. Pihak yang menerima gadai (penerima gadai)
3. Pihak yang menerima gadai (penerima gadai)

App-slide 14
OBYEK GADAI

Obyek :
1. Benda bergerak yang berwujud
2. Benda bergerak yang tak berwujud, yaitu yang berupa pelbagai hak
untuk mendapatkan pembayaran uang, yaitu yang berwujud surat-surat
piutang aantoonder (kepada si pembawa), aan order (atas tunjuk), op
naam (atas nama)
Timbul persoalan apakah mengenai piutang yang masih akan ada itu dapat
digadaikan? Menurut pendapat yang lazim sekarang gadai mengenai piutang
yang masih akan ada itu dimungkinkan, asal hubungan hukum yang
menimbulkan piutang sudah ada.

App-slide 15
Pendapat R.Subekti :
“yang dapat dijadikan obyek dari pandrecht, ialah
segala benda yang bergerak yang bukan
kepunyaannya orang yang menghutangkan sendiri.
Sebaliknya tidaklah perlu benda itu harus kepunyaan
orang yang berhutang, meskipun lazimnya orang
yang berhutang itu juga yang memberikan
tanggungan, tetapi itu tidak diharuskan”

App-slide 16
GADAI
Pand

Gadai dalam KUH Perdata merupakan hak kebendaan yang


bersifat sebagai jaminan atas suatu hutang. Hak jaminan atas
suatu hutang itu, disamping gadai yang obyeknya benda bergerak,
juga dalam KUH Perdata ada hak kebendaan lainnya yang sama-
sama sebagai jaminan atas suatu hutang yaitu hipotek. Karena itu
antara gadai dan hipotek memiliki persamaan juga perbedaan.

App-slide 17
GADAI
Pand

Persamaannya hipotek dan gadai tersebut merupakan hak


kebendaan maka juga mempunyai sifat-sifat dari hak kebendaan
yaitu: selalu mengikuti bendanya (droit de suite) yang terjadi lebih
dahulu didahulukan dalam pemenuhannya (droit de
preferenceasas prioriteit) dapat dipindahkan dan lain-lain. Selain
itu baik hipotek maupun gadai mempunyai kedudukan preferensi
yaitu didahulukan dalam pemenuhannya melebihi kreditur-kreditur
lainnya (pasal 1133 KUH Perdata).

App-slide 18
GADAI
Pand

Adapun perbedaannya antara Gadai dan hipotek dapat diringkaskan sebagai


berikut :
 Gadai harus disertai dengan penyerahan kekuasaan atas barang yang dijadikan
tanggungan, Hipotek tidak.
 Gadai hapus, jika barang yang dijadikan tanggungan berpindah ketangan
orang lain, tetapi Hipotek tetap terletak sebagai beban di atas benda yang
dijadikan tanggungan meskipun benda ini dipindahkan kepada orang lain.
 Perjanjian gadai dapat dibuat secara bebas, tak terikat pada bentuk
tertentu, artinya dapat dibuat secara tertulis (dengan akte autentik atau akte
di bawah tangan) atau secara lisan saja. Sedang perjanjian Hipotek harus
dibuat dengan akte autentik.

App-slide 19
GADAI
Pand

 Pada gadai bendanya lazim hanya digadaikan satu kali, sedang pada Hipotek
benda yang dipakai sebagai jaminan itu dapat di-Hipotek-kan lebih dari satu kali
(dapat menjadi tanggungan lebih dari satu hutang).
 Mengenai wewenang untuk menjual bendanya atas kekuasaan sendiri, hak
yang demikian pada gadai memang sudah diberikan oleh undang-undang,
sedang pada Hipotek hak yang demikian harus diperjanjikan lebih dahulu.
 Pada Hipotek disyaratkan bahwa orang yang meng-Hipotek-kan itu harus
mempunyai kekuasaan atas bendanya, sedangkan pada gadai cukup asal
orang yang menggadaikan itu cakap bertindak.
 Pada gadai untuk jaminan adalah barang-barang bergerak, sedang pada
Hipotek ialah pada barang-barang tak bergerak.

App-slide 9
“obyek gadai dalam
KUH Perdata hanya
Kesimpulan meliputi benda
bergerak”
.

App-slide 20
Project 2 Project 4
Ad vix efficiendi In mel purto exerci
consectetuer, ei feugiat voluptaria, mel saepe
gloriatur vim. Cu labore sententiae moderatius ex.
viderer dissentiunt vel, Mel eu iracundia scripserit.
paulo ignota adolescens Cu nam etiam congue, in
nec at, erat tollit te nec. hinc nibh eos.

Project 1 Project 3 Project 5


Eum quod propriae Te falli saperet elaboraret Cu essent rationibus
molestie id, est dicunt pri. In pri nisl tantas, ut eam consetetur sed, qui ei affert
option at, quodsi tibique eu veniam discere fabulas. Pro accusam, voluptua
per. Sint audiam eam in. hendrerit ullamcorper te, efficiantur pri ne. Facete
Sea at admodum accusata, eam cu minim convenire fastidii interpretaris nec in.
mundi accumsan eu mea. assentior.

App-slide
Thank You for
Watching!

Anda mungkin juga menyukai