Anda di halaman 1dari 21

PRINSIP-PRINSIP PENGHINDARAN PAJAK

BERGANDA

ANGGOTA KELOMPOK 9:

1. WILDA SYAHYUNI 13105310

2. WULAN HAYATUL NUFUS 13105310

3. LITA NOVIL HURRAHMAH 1310531034

4. IRMANELI 13105310
PENGENALAN PAJAK ATAS PENGHASILAN-
PENGHASILAN TERTENTU
Perkapalan dan
Penerbangan

Penghasilan dari Hubungan


Penghasilan Tertentu Kerja

PENGHASILAN LAIN-LAIN
PERKAPALAN DAN PENERBANGAN
UN model memberikan 2 alternatif perumusan
pasal mengenai perkapalan dan
penerbangan, yaitu :

1. Alternative A

2. Alternative B
1. Alternative A
1. Laba yang diperoleh dari pengoperasian kapal laut atau
pesawat terbang dalam jalur internasional hanya dapat
dikenai pajak di negara pihak pada persetujuan di mana
tempat pimpinan perusahaan yang sebenarnya
berkedudukan.
2. Laba usaha dari pengoperasian perahu yang
dipergunakan dalam pengangkutan sungai hanya dapat
dikenai pajak di negara dimana pimpinan perusahaan
yang sebenarnya berada.
3. Jika tempat pimpinan perusahaan tersebut berada di atas
kapal, maka hal itu dianggap berada di negara dimana
pelabuhan pangkalan dari kpal laut atau perahu tersebut
berada
Cont…

4. Ketentuan-ketentuan pada ayat 1 juga berlaku bagi laba


yang diperoleh dari suatu gabungan perusahaan, suatu
usaha bersama atau suatu perwakilan operasi
internasional.
Cont…

Terdapat dua prinsip yang saling bertentangan jika


perusahaan pelayaran dan penerbangan yang melayani
jalur internasional melintasi lebih dari dua yurisdiksi
pajak :

1. Negara-negara maju menginginkan diterapkan prinsip


domisili (resident principle), artinya hak pemajakan
sepenuhnya diberikan kepada negara domisili.
2. Dan sebaliknya, negara-negara berkembang
sebaliknya cenderung memakai prinsip sumber,
artinya negara sumber mempunyai hak untuk
mengenakan pajak.
Alternative B

1. Laba dari pengoperasian pesawat udara dalam jalur


internasional hanya dapat dikenai pajak di negara dimana
pimpinan perusahaan yang sebenarnya berada.
2. Laba yang diperoleh dari pengoperasian kapal laut dalam jalur
internasional hanya dapat dikenai pajak di negara dimana
pimpinan perusahaan yang sebenarnya berada, kecuali jika
kegiatan tersebut bersifat literatur
3. Laba dari pengoperasian perahu yang melayari pengangkutan
sungai hanya dapat dikenakan pajak di negara dimana
pimpinan perusahaan yang sebenarnya berada.
4. Jika pimpinan perusahaan sebenarnya dari perusahaan
pelayaran laut atau pelayaran sungai berada di atas kapal atau
perahu, maka ia akan dianggap berada di negara dimana
pelabuhannya berada
PENGHASILAN DARI HUBUNGAN KERJA

1. Karyawan Perusahaan Swasta

2. Penghasilan Direktur

3. Artis dan Olahragawan

4. Pensiun

5. Pegawai Negeri

6. Pelajar dan pemagang


PENGHASILAN LAIN-LAIN

Rumusan tentang penghasilan lain-lain dalam UN Model adalah


sebagai berikut:
1. Jenis-jenis penghasilan penduduk dari salah satu negara , dari
mana pun asalnya, dan tidak tunduk kepada pasal-pasal
terdahulu dalam persetujuan ini, hanya akan dikenakan pajak
di Negara tersebut.
2. Ketentuan-ketentuan ayat 1 tidak akan berlaku bagi
penghasilan, selain dari harta tak bergerak sebagaimana
disebutkan di Pasal 6 ayat 2,
3. Jenis-jenis penghasilan dari penduduk salah satu negara yang
tidak tercakup dalam pasal terdahulu dari persetujuan ini, dan
berasal dari negara lainnya dapat dikenakan pajak dinegara
lain tersebut
PENGHASILAN DARI KEGIATAN USAHA
(BUSINESS INCOME)
PENGHASILAN DARI USAHA (BUSINESS PROFITS)
Penghasilan dari usaha diatur dalam article 7 yaitu :
1. Laba perusahaan dari satu negara pihak pada persetujuan
hanya kaan dikenakan pajak di negara itu kecuali jika
perusahaan tersebut menjalankan usaha di negara pihak pada
persetujuan lainnya melalui suatu bentuk usaha tetap. Apabila
perusahaan itu menjalankan usaha seperti dimaksud diatas,
laba perusahaan itu dapat dikenakan pajak di negara lainnya
tetapi hanya sebesar bagian laba yang dianggap berasal dari
a. Bentuk usaha tetap
b. Penjualan barang barang atau barang dagangan di negara
lainnya, yang jenisnya sama atau serupa seperti yang
dijual melalui bentuk usaha tetap tersebut, atau
c. Kegiatan usaha lainnya yang dilakukan di negara lain
yang jenisnya sama atau serupa seperti yang dilakukan
melalui bentuk usaha tetap tersebut.
Ada dua prinsip seandainya kegiatan perusahaan di negara
sumber dilakukan melalui bentuk usaha tetap,penghasilan yang
dijadikan dasar pengenaan pajaknya,yaitu:

1. Attributon principle

2. Force of attraction principle


2. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan ayat 3,
jika suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada
Persetujuan menjalankan usaha di Negara pihak
lainnya pada Persetujuan melalui suatu bentuk usaha
tetap yang berada disana, maka yang akan
diperhitungkan sebagai laba bentuk usaha tetap itu
oleh masing-masing Negara ialah laba yang dapat
diharapkan diperoleh, yang terpisah dan berdiri sendiri
yang melakukan kegiatan-kegiatan yang sama atau
serupa dalam keadaan yang sama atau serupa dan
yang mengadakan hubungan yang sepenuhnya bebas
dari perusahaan yang mempunyai bentuk usaha tetap.
3. Dalam menentukan besarnya laba suatu bentuk usaha tetap, dapat
dikurangkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan usaha
dari bentuk usaha tetap itu, termasuk biaya-biaya pimpinan dan biaya-
biaya administrasi umum, baik yang dikeluarkan di Negara di mana
bentuk usaha tetap itu berada ataupun di tempat lain. Namun
demikian tidak diperkenankan untuk dikurangkan ialah pembayaran-
pembayaran yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap kepada kantor-
kantor pusatnya atau kantor-kantor lain milik kantor pusatnya (selain
dari penggantian biaya yang benar-benar dikeluarkan) berupa royalti,
biaya atau pembayaran-pembayaran serupa lainnya karena
penggunaan paten atau hak-hak lain, atau berupa komisi. Untuk jasa-
jasa khusus yang dilakukan atau untuk manajemen, atau, kecuali
dalam hal usaha perbankan, berupa bunga atas uang yang
dipinjamkan kepada bentuk usaha tetap. Sebaliknya tidak akan
diperhitungkan sebagai laba bentuk usaha tetap adalah jumlah-jumlah
yang dibayarkan (selain dari pengganti biaya yang benar-benar
dikeluarkan) oleh bentuk usaha tetap kepada kantor pusatnya, atau
kantor-kantor lain milik kantor pusatnya, berupa royalty, biaya atau
pembayaran paten atau hak-hak lain, atau berupa komisi, untuk jasa-
jasa khusus yang dilakukan atau untuk manajemen atau, kecuali
dalam usaha perbankan, berupa bunga atas uang yang dipinjamkan
kepada kantor pusat atau kantor lainnya.
4. Sepanjang merupakan kelaziman di salah satu
negara pihak pada persetujuan untuk menetapkan
besarnya laba yang dapat dianggap berasal dari suatu
bentuk usaha tetap dengan cara menentukan bagian
laba berbagai bagian perusahaan tersebut atas
keseluruhan laba perusahaan itu, ketentuan ketentuan
padaayat 2 tidak akan menutup kemungkinan bagi
negara pihak pada persetujuan untuk menentukan
besarnya laba yang akan dikenai pajak berdasarkan
rumus pembagian yang lazim dipakai. Namun
pembagiannya harus sedemikian rupa sehingga hasil
akhirnya akan sesuai dengan azas azas yang
terkandung dalam pasal ini
5. Untuk penerapan ayat ayat terdahulu,
besarnya laba yang dianggap berasal dari
bentuk usaha tetap itu setiap tahun akan
ditetapkan dengan caraperhitungan yang
samakecuali jika terdapat alasan yang kuat dan
cukup untuk menyimpang dari cara perhitungan
tersebut.
6. Jika didalam jumlah laba terdapat jenis jenis
penghasilan yang diatur secara tersendiri oleh
pasal pasal lain dari persetujuan ini, maka
ketentuan ketentuan dalam pasal pasal itu tidak
akan dipengaruhi oleh ketentuan ketentuan
dalam pasal ini
PEMBERIAN JASA OLEH ORANG PRIBADI
Dalam UN Model, pemberian jasa oleh orang pribadi diatur dalam
Pasal 14. Rumusan dari pasal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penghasilan yang diperoleh penduduk dari suatu negara pihak
pada Persetujuan sehubungan dengan pekerjaan bebas yang
dilakukan atau dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang serupa
hanya akan dikenakan pajak di Negara tersebut

1. Istilah jasa-jasa profesional terutama meliputi kegiatan-


kegiatan di bidang ilmu pengetahuan, kesusasteraan,
pekerjaan-pekerjaan bebas yang dilakukan oleh para dokter,
ahli teknik, ahli hukum, dokter gigi, arsitek dan akuntan.
HUBUNGAN ISTIMEWA

UN Model mengatur tetang perusahaan-perusahaan


yang mempunyai hubungan istimewa yaitu dalam Pasal
9, hubungan istimewa antar perusahaan yaitu antara
induk perusahaan yang berdomisili di salah satu negara
dan anak perusahaan yang berdomisili di negara
lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai