Clarification
Clarification
KOHAN PANDONGANI
MUHAMMAD RENALDI NOER HIDAYAT
MUHAMMAD RIZKY ADIA PRATAMA
SYECH MUHAMMAD RAFI
RCM
Dalam proses analisis dengan menggunakan RCM, terdapat langkah-langkah yang telah ditetapkan. Langkah-langkah
tersebut adalah:
1. Pemilihan sistem dan pengumpulan informasi
2. Definisikan batasan sistem
3. Penjelasan sistem dan functional block diagram
4. Fungsi sistem dan kegagalan fungsi
5. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
6. Logic Tree Analysis (LTA)
7. Pemilihan tugas/kegiatan perawatan
FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengevaluasi
desain sistem dengan mempertimbangkan bermacam-macam mode kegagalan dari sistem yang terdiri dari
komponen komponen dan menganalisis pengaruh-pengaruhnya terhadap kehandalan sistem tersebut.
Dalam FMEA, dapat dilakukan perhitungan Risk Priority Number (RPN) untuk menentukan tingkat
kegagalan tertinggi. RPN merupakan hubungan antara tiga buah variabel yaitu Severity (Keparahan),
Occurrence (Frekuensi Kejadian), Detection (Deteksi Kegagalan) yang menunjukkan tingkat resiko yang
mengarah pada tindakan perbaikan. RPN dapat dirunjukkan dengan persamaan sebagai berikut:
• RPN = Severity * Occurrence * Detection
Tabel 1. Tingkatan Severity
Liner bocor : 2
6 Kesempatan yang rendah untuk terdeteksi
1 Pasti terdeteksi
No Sistem Failure Mode Occ Failure Cause Det Failure Effect Sev RPN
bercampur light
phase
percuma
LTA (LOGIC TREE ANALYSIS)
• LTA bertujuan untuk memberikan prioritas pada setiap mode kerusakan dan melakukan peninjauan terhadap fungsi
dan kegagalan fungsi. Analisis ini mengandung informasi mengenai nomor dan nama kegagalan fungsi, nomor dan
mode kerusakan, analisis kekritisan dan keterangan tambahan yang dibutuhkan. Empat hal yang penting dalam
analisis kekritisan yaitu sebagai berikut:
• Evident, yaitu apakah operator mengetahui dalam kondisi normal, telah terjadi ganguan dalam sistem?
• Safety, yaitu apakah mode kerusakan ini menyebabkan masalah keselamatan?
• Outage, yaitu apakah mode kerusakan ini mengakibatkan seluruh atau sebagian mesin terhenti?
• Category, yaitu pengkategorian yang diperoleh setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.Analisis
kekritisan menempatkan setiap kerusakan komponen menjadi 4 kategori yaitu:
• Kategori A (Safety problem)
• Kategori B (Outage problem)
• Kategori C (Economic problem)
• Kategori D (Hidden failure)
LTA
• Decanter
Nozzle Sumbat ( Kategori D)
Evident (Y)
Safety (N)
Outage (N)
• Pemilihan tindakan merupakan tahap terakhir dalam proses RCM. Proses ini akan menentukan tindakan yang tepat
untuk mode kerusakan tertentu. Jika tugas pencegahan secara teknis tidak menguntungkan untuk dilakukan,
tindakan standar yang harus dilakukan bergantung pada konsekuensi kegagalan yang terjadi.
• Condition Directed (CD) adalah tindakan yang diambil yang bertujuan untuk mendeteksi. Apabila ada pendeteksian
ditemukan gejala-gejala kerusakan peralatan maka dilanjutkan dengan perbaikan atau penggantian komponen.
• Time Directed (TD) adalah tindakan yang diambil yang lebih berfokus pada aktivitas pembersihan yang dilakukan
secara berkala.
• Finding Failure (FF) adalah tindakan yang diambil dengan tujuan untuk menemukan kerusakan peralatan yang
tersembunyi dengan pemeriksaan berkala.
PEMILIHAN TINDAKAN
• Decanter
Nozzle Sumbat : FF
Lubang nozzle membesar : FF
Liner bocor : FF