Atas ( SCBA )
Hematemesis Melena
VARISES ESOFAGUS
• Obstruksi v porta dan tekanan balik pada v gastrika
→ hipertensi portal → v submukosa esofagus
berdilatasi
• Hipertensi portal : tekanan vena porta > 30 cm NaCl
• Penyebab hipertensi portal :
– intrahepatik : sirosis hati
– ekstra hepatik : trombosis v porta, sindrom Budd Chiari
• Gejala klinis
– perdarahan, biasanya tanpa disertai nyeri perut
– stigmata penyakit hati kronis
– koagulopati, trombositopenia
ETIOLOGI
• Pemeriksan :
– endoskopi : kondisi dan derajat varises
– USG : kolateral vena porta
ROBEKAN MALLORY-WEISS
• Robeknya mukosa pada batas esofago-
gastrik → perdarahan arteri
• Berhubungan dengan hiatus hernia, alkohol
• Gejala klinis :
– muntah-muntah dan teregangnya abdomen
– perdarahan umumnya berhenti spontan
Varise Esofagus Grade 3
SUMBER PERDARAHAN
• Hemoroid
• Divertikulitis
• Ulkus pada kolon dan rektum
• Tumor usus : polip adenomatosa, adenokarsinoma
• Kolitis : iskemik, infektif, radiasi
• Peradangan usus idiopatik
• Angiodisplasia kolon
• Fistula aorta enterik
• Vaskulitis
• Varises kolon
• Amiloidosis
• Diastesis perdarahan
HEMOROID
B. Hemoroid internal :
• Pemeriksaan anuskopi
• Terapi : injeksi lokal dengan sklerosan, sfingterektomi
lateral, laser, hemoroidektomi
DIVERTIKULOSIS KOLI
• Perbedaan tekanan pada bagian kolon yang berbeda → hipertrofi
muskular → keluarnya mukosa melalui lapisan otot usus pada
tempat lalunya pembuluh darah → perdarahan
• Lokasi :
- dapat terjadi di semua bagian kolon
- paling sering di kolon asendens dan sigmoid
• Gejala :
- asimptomatis
- nyeri abdomen kanan, perubahan pola BAB
- perdarahan spontan, feses merah terang atau kecoklatan
• Pemeriksaan :
- barium enema
- kolonoskopi
• Terapi :
- perdarahan berhenti spontan → tidak usah diterapi
- perdarahan tidak terkontrol → vasopresin intra arterial
- perdarahan tidak terkontrol dan banyak → operasi
• 25 % kasus → terjadi perdarahan berulang
TUMOR USUS
• Dapat terjadi pada ileum sampai kolon
– jinak : adenoma, leiomioma, lipoma, angioma
– ganas : adenokarsinoma, limfoma
• Gejala :
– Asimptomatik
– Perdarahan : episodik, feses merah atau kecoklatan – masif
– Jarang disertai nyeri, kecuali bila terjadi torsi dari polip yang bertangkai →
iskemia pada kepala polip
• Diagnosis :
– endoskopi usus : kolonoskopi
– radiologi : CT scan abdomen, arteriografi
• Terapi :
– Tumor jinak
• asimptomatik → terapi (-)
• perdarahan → reseksi usus halus
• polip bertangkai → polipektomi
– Tumor ganas
• kolektomi : tumor ganas yang sudah masuk ke submukosa dinding usus
• dilanjutkan dengan kemoterapi
KOLITIS ISKEMIK
• Aliran darah ke segmen kolon terganggu
• Lokasi : fleksura splenikus dan sigmoid
• Iskemia non oklusif :
berkurangnya curah jantung → terganggunya aliran darah ke
kolon
- syok kardiogenik
- aritmia jantung yang menyebabkan hipotensi
- pasca operasi kolon
• Iskemia oklusif :
- trombosis arteri mesenterika inferior vdan superior
- trombosis vena mesenterika
- emboli
KOLITIS ISKEMIK
• Gejala klinis :
- nyeri abdomen tiba-tiba
- perdarahan, tapi biasanya berhenti sendiri
- tanda-tanda peritonitis terlokasi
• Pemeriksaan penunjang :
- barium enema dan kolonoskopi : setelah perdarahan stop
- angiografi : vasokontriksi persisten a/v mesenterika
• Terapi :
- atasi faktor pencetus :
- curah jantung rendah
- berkurangnya volume cairan → hipotensi
- aritmia
- puasa dan pasang NGT
- peritonitis → antibiotika spektrum luas
- perdarahan tidak terkontrol → angiografi emergensi
Haemoroid
PATOGENESIS
Perdarahan
Saluran Cerna
• Permukaan saluran makan sangat luas
dan kaya akan vaskularisasi →
perdarahan
• Etiologi: - Erosi mukosa
- Malformasi pembuluh drh
- Koagulopatia
- Hipertensi portal
• Bersifat akut dan kronik
• Terjadi nyata dan banyak; tersembunyi
dan sedikit-sedikit
21
Langkah-langkah praktis pengelolaan
perdarahan SCBA
Hematemesis, melena, atau hematochezia
• Perdarahan masif :
– membutuhkan > 4 unit darah/12 jam
– hematemesis, hematokesia
– hemodinamik tidak stabil → hipotensi, syok
– DD : varises esofagus, ulkus peptikum,
gastritis, robekan Mallory Weiss,
fistula aorta-enterik
• Perdarahan tidak masif :
– hematemesis, melena, gejala anemia
– hemodinamik stabil
– DD : esofagitis, gastritis, ulkus peptikum,
teleangiektasis vaskuler lambung,
neoplasma
Stabilisasi Hemodinamik
PEMERIKSAAN LANJUTAN
Membedakan perdarahan
SCBA dan SCBB
DIAGNOSIS PENYEBAB
Klasifikasi aktivitas perdarahan
tukak peptik menurut forrest
TERAPI PERDARAHAN SCBA
NON Endoskopi
Endoskopi
Terapi Radiologi
Pembedahan
Terapi non endoskopi
- Bilas Lambung lewat pipa nasogastrik dgn air suhu kamar
- Pemberian vit. K 3 x 1 ampul
- Vasopressin (pitresin & pituritary gland
- Encerkan vasopressin 50 unit dlm 100 ml dekstrose 5 %
diberikan 0,5-1 mg/menit/iv selama 20-60 menit dapat
diulang 3-6 jam
- Dilanjutkan per infus 0,1-0,5 U/menit
- Vasopressin diberikan bersama nitrogliserin 40 mcg/menit
titrasi sampai maks. 400 mcg/menit pertahankan tek. Sistolik ›
90 mmHg
- Somatostatin : bolus 250 mcg/iv dilanjutkan per infus 250
mcg/jam selama 12-24 jam/ sampai perdarahan berhenti
- Octreotide : bolus 100 mcg/iv dilanjutkan per infus 25
mcg/jam selama 8-24 jam/sampai perdarahan berhenti
- Omeprazol 80 mg/iv dilanjutkan per infus 8 mg/kgBB/jam
selama 72 jam
- Antasida, Sukralfat, Antagonis reseptor H2
- Balon tamponade utk varises esofagus (Sengstaken
Blakemore tube)
Terapi Endoskopi
• Untuk tukak dgn perdarahan masih aktif/tukak dgn
pembuluh darah yang tampak
• Metode yg digunakan yaitu :
• Contact thermal (mono/bipolar elektrokoagulasi,
heater probe)
• Non contact thermal (laser)
• Non thermal (penyuntikan adrenalin 1: 1000 0,5-1
ml tiap suntik dgn batas maks 10 ml/cyanoacrylate)
• Ligasi varises utk varises esofagus dari distal dan
mendekati cardia dlm gerakan spiral setiap 1-2 cm
• Skleroterapi Endoskopi dgn sklerosan polidokanol
3%, NaCl 0,9% dan alkohol absolut sama banyak
dan disuntikan dimulai dari bagian paling distal ke
proksimal bergerak spiral sampai sejauh 5 cm
Alur penatalaksanaan perdarahan saluran
cerna bagian atas
Pemeriksaan Endoskopi
Sangstaken-Blakemore tube
(SB tube)
TERIMA KASIH