Anda di halaman 1dari 31

BAB 5

KONSEP PERSIAPAN SOSIAL,


PARTIIPASI DAN KADERISASI

PENYUSUN:

SILVIA LAILUL F
TAMARA A P
NURISNA UMMU
AFIFAH ALWI
PERSIAPAN SOSIAL
• Menurut “Adi Sasongko (1978)”, langkah – langkah yang harus
ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :
• 1. Persiapan sosial :
• Pengenalan Masyarakat
• Pengenalan Masalah
• Penyadaran Masyarakat
• 2. Pelaksanaan
• 3. Evaluasi
• 4. Perluasan
Pengenalan masyarakat
• Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat
dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat
sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan
maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat
dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem
pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga
dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma,
seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
Pengenalan masalah
• Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal
masalah-masalah yang memang benar-benar menjadi kebutuhan
masyarakat. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk
menyusun prioritas masalah adalah:
• 1. Beratnya Masalah
• 2. Mudahnya Mengatasi
• 3. Pentingnya Masalah Bagi Masyarakat
• 4. Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah
Penyadaran masyarakat
• Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka:
• 1. Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi
• 2. Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan
masalah kesehatan yang dihadapi,
• 3. Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan
sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.
pelaksanaan
• Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan
kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah:
• - Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
• - Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya
penaggulangan masalah,
• - Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya
yang tersedia di masyarakat,
• -Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai
kemampuan dalam penanggulangan masalah.
evaluasi
•Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan
penilaian ada 2 cara, yaitu:

•1. Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung


• Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring
• Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah
yang telah disusun.
• Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.

•2.Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan


• Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program
• Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan.
• Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.
Perluasan
• Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan,
dan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
• 1. Perluasan Kuantitatif
• Yaitu perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan
• 2.Perluasan Kualitatif
• Yaitu perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas
kegiatan
PARTISIPASI
Pengertian : Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental,

pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang

mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam

usaha mencapai tujuan sertaturut bertanggung jawab terhadap usaha yang

bersangkutan.
MANFAAT
1. Partisipasi adalah perwujudan kedaulatan rakyat, yang menempatkan mereka sebagai awal dan tujuan
pembangunan.

2. Partisipasi menimbulkan rasa harga diri dan kemampuan pribadi untuk turut serta dalam menentukan
keputusan yang menyangkut masyarakat.

3. Partisipasi adalah proses saling belajar bersama antara pemerintah dan masyarakat, sehingga bisa
saling menghargai, mempercayai, dan menumbuhkan sikap yang arif.

4. Partisipasi menciptakan suatu lingkaran umpan balik informasi tentang aspirasi, kebutuhan, dan kondisi
masyarakat.

5. Partisipasi merupakan kunci pemberdayaan dan kemandirian masyarakat.


UNSUR DAN SYARAT

Unsur-unsur partisipasi :
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:
1. Unsur pertama, keterlibatan mental dan perasaan.
2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok
3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab

Syarat-syarat partisipasi :
1. Waktu
2. Dana
3. Subyek partisipasi
4. kemampuan berpartisipasi
5. kemampuan dalam berkomunikasi
URGENSI PARTISIPASI
• Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers sebagai berikut:
1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat yang tanpa
kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.
2. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan
perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek
tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut.
3. Suatu hak demokrasi apabila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan
masyarakat mereka sendiri.
Prinsip-prinsip sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan
Pendekatan Partisipatif yang disusun oleh Department for International
Development (DFID) dalam (Monique Sumampouw, 2004:106-107) adalah:
1. Cakupan.
2. Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership).
3. Transparansi.
4. Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership)
5. Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility).
6. Pemberdayaan (Empowerment).
7. Kerjasama.
ESENSI PARTISIPASI

Berasal dari Bahasa Inggris yaitu “Partisipation” (pengambilan bagian,


pengikutsertaan). “Partisipation” berasal dari kata “Partisipate”
(mengikutsertakan). Partisipasi dapat diartikan sebagai turut serta berperan serta
atau keikutsertaan.
Dalam kamus bahasa Indonesia, definisi partisipasi adalah hal yang
berkenaan dengan turut serta dalam suatu kegiatan atau berperan serta dalam
suatu kegiatan atau berperan serta. Jadi, dapat diartikan bahwa partisipasi adalah
suatu bentuk kerjasama yang diberikan apabila suatu pihak sedang
melakukan suatu kegiatan
JENIS-JENIS PARTISIPASI
1. Partisipasi dalam pikiran, berupa mengusulkan pendapat dan
merencanakan berbagai kegiatan demi kesuksesan suatu kegiatan atau
program.
2. Partisipasi dalam tenaga, berupa sumbangsih tenaga yang diberikan oleh
sebagian atau seluruh masyarakat sehingga suatu kegiatan atau program
dapat berjalan lancar.
3. Partisipasi dalam keahlian, berdasarkan dari tingkat keahlian,
keterampilan, pendidikan, dan pekerjaan yang dimiliki oleh sebagian atau
seluruh masyarakat.
4. Partisipasi dalam fasilitas, partisipasi atau keikutsertaan yang dapat
berupa kontribusi melalui uang, barang, dan jasa.
METODE PENDEKATAN PARTISIPASI
1. Pendekatan pasif, pelatihan dan informasi, yakni pendekatan yang beranggapan
bahwa pihak eksternal lebih menguasai pengetahuan, teknologi, keterampilan
dan sumber daya. Dengan demikian partisipasi tersebut memberikan
komunikasi satu arah.
2. Pendekatan partisipasi aktif, yaitu memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk berinteraksi secara lebih intensif dengan para petugas eksternal,
contohnya pelatihan dan kunjungan.
3. Pendekatan partisipasi dengan keterikatan masyarakat atau individu. Diberikan
kesempatan untuk melakukan pembangunan, dan diberikan pilihan untuk
terikat pada sesuatu kegiatan dan bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.
4. Pendekatan dengan partisipasi setempat, Yaitu pendekatan dengan
mencerminkan kegiatan pembangunan atas dasar keputusan yang diambil oleh
masyarakat setempat.
UPAYA MEWUJUDKAN MASYARAKAT PARTISIPASI
• 1. Mengeksplorasi nilai-nilai yang berkaitan dengan semangat partisipasi (kebersamaan &
solidaritas, tanggung jawab, kesadaran kritis, sensitif perubahan, peka terhadap lokalitas dan
keberpihakan pada kelompok marginal, dll).
• 2. Menghidupkan kembali institusi-institusi volunteer sebagai media kewargaan yang pernah
hidup dan berfungsi untuk kemudian dikontekstualisasi dengan perkembangan yang terjadi di
masyarakat terutama dinamika kontemporer. (Misal: forum rembuk desa/dusun)
• 3. Memfasilitasi tebentuknya asosiasi-asosiasi kewargaan yang baru berbasiskan kepentingan
kelompok keagamaan, ekonomi, profesi, minat dan hobi, dan politik maupun aspek-aspek kultural
lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai arena interaksi terbuka.
• 4. Mengkampanyekan pentingnya kesadaran inklusif bagi warga desa dalam menyikapi sejumlah
perbedaan yang terjadi dengan mempertimbangkan kemajemukan.
• 5. Memperluas ruang komunikasi publik atau semacam public sphere yang dapat dimanfaatkan
warga desa untuk melakukan kontak-kontak sosial dan kerjasama. (IRE,2003)
PERAN ORGANISASI DALAM PARTIIPASI
• Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi
pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu
dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
• Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau
pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan
kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
• Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan
jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental,
pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok
yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok
dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap
usaha yang bersangkutan.
KADERISASI
KONSEP KADERISASI

Pengkaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian,


situasi dankebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan
potensi akal,kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Persyaratan menjadi kader
adalah :
• a) Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan
dengan kondisi setempat
• b) Mau dan mampu bekerja secara sukarela
• c) Bisa membaca dan menulis huruf latin
• d) Sabar dan memahami usia lanjut, dan
• e) Minimal pendidikannya sekurang-kurangnya SMP
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
PENGERTIAN

Kader Desa adalah : Tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih


dalam bidang tertentu, yang tumbuh ditengah – tengah masyarakat
dan merasa berkewajiban untuk melaksanakan, meningkatkan, dan
membina kesejahteraan masyarakat dengan rasa iklas tanpa pamrih
dan didasari panggilan untuk melaksanakan tugas – tugas
kemanusiaan.
PERAN KADER
• Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa yang selanjutnya disebut Kader
desa akan menjadi “agent of change” yang akan membawa norma – norma
baru yang sesuai dengan nilai tradisional mereka ( kearifan local ) dan yang
akan menggali segi – segi positif yang ada pada norma – norma tradisional
masyarakat mereka.
• Kader sebagai penghubung
• Kader sebagai pelopor/penggagas kegiatan
• Kader sebagai fasilitator
• Kader sebagai narasumber dan informan
• Kader sebagai penerus cita-cita/ideologi kelompok.
• Kader sebagai penggalang aktivitas antar kader.
• Optimalisasi Potensi Kader Desa
• Beberapa cara atau langkah untuk mengoptimalisasi potensi kader
desa antara lain:
• Jangan terlalu ketat membuat pembatasan-pembatasan.
• Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan
berkesinambungan.
• Menumbuhkan dan mengembangkan sistem yang dapat menunjang
peran kader desa.
KEUNTUNGAN KADER DESA
• Keuntungan yang diperoleh Masyarakat dengan adanya Kader adalah:
a) Meningkatkan kualitas kemampuan hingga menumbuhkan pemimpin dan kepemimpinan baru
dalam masyarakat.
b) Masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan atau fasilitas yang disediakan dengan lebih optimal.
c) Keterlibatan masyarakat dalam program menjadi lebih besar sehingga ikut berperan secara
aktif dalam menyusun tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
• Keuntungan yang diperoleh Lembaga yang mensponsori program dengan adanya Kader adalah:
a) Program dapat dikerjakan kader dan menekan biaya.
b) Daya jangkau program menjadi lebih luas dengan tambahan tenaga kader.
c) Cara pelaksanaan kegiatan atau program dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat
setempat. Karena Kader berasal dari masyarakat setempat yang telah dipilih oleh masyarakat
dan pamong setempat.
Konsep-Konsep Inovasi dan Langkah-Langkah
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya


dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan
keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala
prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber yanga da di masyarakat sendiri maupun
yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong merupakan bentuk konkrit
dari pengorganisasian dan pengembangan masyarakat.
Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat meliputi proses, masyarakat
serta berfungsinya masyarakat. Pengertian proses dalam pengorganisasian masyarakat
merupakan proses yang dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan
proses yang tidak disadari oleh masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan oleh berbagai pihak secara garis besar dapat dibagi dalam dua kelompok
besar. Yaitu menggunakan konsep CO (Community Organizing) dan konsep CD
(Community Development)
Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan
masyarakat hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Ciptakan kondisi agar potensi atau kemampuan setempat
dapat dikembangkan dan dimanfaatkan.
2. Tingkatkan mutu potensi yang ada.
3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Fungsi Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat
Fungsi organisasi kemasyarakatan diantaranya sebagai berikut:
1. Wadah penyalur kegiatan sesuai kepentingan anggotanya.
2. Wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya dalam usaha
mewujudkan tujuan organisasi.
3. Wadah peran serta dalam usaha menyukseskan pembangunan sosial.
4. Sebagai sarana penyalur aspirasi angota dan sebagai sarana komunikasi
sosial timbal balik antar anggota dan atau antar organisasi
kemasyarakatan, dan antara organisasi kemasyarakatan dengan
organisasi kekuatan sosial politik, badan permusyawaratan perwakilan
rakyat dan pemerintah.
• Pengembangan masyarakat adalah proses memampukan
masyarakat dari, oleh, dan untuk masyarakat itu sendiri
berdasarkan kemampuan sendiri. Secara terperinci prinsip-
prinsip pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang
kesehatan seperti menumbuhkembangkan potensi masyarakat,
mengembangkan gotong-royong masyarakat, menggali
kontribusi masyarakat, menjalin kemitraan dan desentralisasi.

• Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Lokal dalam


Program Kesehatan
• Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana
masyarakat berinisiatif untuk memulaiproses kegiatan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai