PENYUSUN:
SILVIA LAILUL F
TAMARA A P
NURISNA UMMU
AFIFAH ALWI
PERSIAPAN SOSIAL
• Menurut “Adi Sasongko (1978)”, langkah – langkah yang harus
ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :
• 1. Persiapan sosial :
• Pengenalan Masyarakat
• Pengenalan Masalah
• Penyadaran Masyarakat
• 2. Pelaksanaan
• 3. Evaluasi
• 4. Perluasan
Pengenalan masyarakat
• Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat
dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat
sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan
maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat
dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem
pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga
dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma,
seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
Pengenalan masalah
• Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal
masalah-masalah yang memang benar-benar menjadi kebutuhan
masyarakat. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk
menyusun prioritas masalah adalah:
• 1. Beratnya Masalah
• 2. Mudahnya Mengatasi
• 3. Pentingnya Masalah Bagi Masyarakat
• 4. Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah
Penyadaran masyarakat
• Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka:
• 1. Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi
• 2. Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan
masalah kesehatan yang dihadapi,
• 3. Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan
sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.
pelaksanaan
• Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan
kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah:
• - Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
• - Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya
penaggulangan masalah,
• - Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya
yang tersedia di masyarakat,
• -Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai
kemampuan dalam penanggulangan masalah.
evaluasi
•Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan
penilaian ada 2 cara, yaitu:
pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang
bersangkutan.
MANFAAT
1. Partisipasi adalah perwujudan kedaulatan rakyat, yang menempatkan mereka sebagai awal dan tujuan
pembangunan.
2. Partisipasi menimbulkan rasa harga diri dan kemampuan pribadi untuk turut serta dalam menentukan
keputusan yang menyangkut masyarakat.
3. Partisipasi adalah proses saling belajar bersama antara pemerintah dan masyarakat, sehingga bisa
saling menghargai, mempercayai, dan menumbuhkan sikap yang arif.
4. Partisipasi menciptakan suatu lingkaran umpan balik informasi tentang aspirasi, kebutuhan, dan kondisi
masyarakat.
Unsur-unsur partisipasi :
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:
1. Unsur pertama, keterlibatan mental dan perasaan.
2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok
3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab
Syarat-syarat partisipasi :
1. Waktu
2. Dana
3. Subyek partisipasi
4. kemampuan berpartisipasi
5. kemampuan dalam berkomunikasi
URGENSI PARTISIPASI
• Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers sebagai berikut:
1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat yang tanpa
kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.
2. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan
perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek
tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut.
3. Suatu hak demokrasi apabila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan
masyarakat mereka sendiri.
Prinsip-prinsip sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan
Pendekatan Partisipatif yang disusun oleh Department for International
Development (DFID) dalam (Monique Sumampouw, 2004:106-107) adalah:
1. Cakupan.
2. Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership).
3. Transparansi.
4. Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership)
5. Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility).
6. Pemberdayaan (Empowerment).
7. Kerjasama.
ESENSI PARTISIPASI