Anda di halaman 1dari 31

HEART FAILURE

DEFINISI

• Gagal jantung adalah


• Sindrom klinis kompleks yang terjadi dari gangguan struktural atau
fungsional pengisian ventrikel atau ejeksi darah (ACCF/AHA, 2013)
• Gagal jantung merupakan sindrom yang kompleks melibatkan proses
akut dan kronis. Gagal jantung akut dapat ditandai dengan gejala
baru yang berkembang dengan cepat atau perburukan yang
bertingkat dari gagal jantung kronis yang dinamakan acute
decompensated heart failure (ADHF) atau biasa disebut acute on
chronic heart failure (Givertz et al, 2013).
CLASSIFICATION OF HF: COMPARISON BETWEEN ACC/AHA HF STAGE AND
NYHA FUNCTIONAL CLASS

Asymptomatic ACC/AHA HF Stage

NYHA Functional Class

Symptomatic
DIAGNOSIS – CRITERIA FRAMINGHAM
Major Criteria Minor Criteria

Paroxysmal nocturnal dyspnea Ankle edema


Distensi vena leher Batuk malam
Rales Dyspnea d’effort
Acute pulmonary edema Hepatomegaly
S3 gallop Efusi Pleura
Elevation of the jugularis venous Decrease 1/3 vital capacity of the
pressure normal
Hepatojugular reflex Takikardia Rate (120x/menit)

Weight loss > 4,5kg within 5 days of treatment

Diagnosis of heart failure if there is 2 major criteria or 1 major with 2


minor criteria
PEMERIKSAAN FISIK
BMI Obesitas (BMI>25) merupakan suatu faktor resiko
terjadinya gagal jantung
Tekanan darah (berbaring dan duduk tegak) Menilai apakah pasien memiliki hipertensi
maupun hipotensi. Pelebaran tekanan darah
sistolik dan diastolik menggambarkan CO yang
adekuat. Respon tekanan darah terhadap manuver
valsava menggambarkan kemampuan tekanan
pengisian ventrikel kiri.
Denyut jantung Palpasi secara manual akan memberikan
gambaran daya angkat dan keteraturan dari nadi
Pemeriksaan pada perubahan secara ortostatik Memiliki efek yang konsisten dengan deplesi
tekanan darah dan denyut jantung volume serta vasodilatasi berlebih akibat
penggunaan obat-obatan
PEMERIKSAAN FISIK
JVP saat berbaring serta saat kompresi abdominal Pemeriksaan fisik yang penting, yang
menunjukkan adanya tanda-tanda kongesti
Adanya suara jantung tambahan dan murmur S3 atau suara tambahan pada ajntung memiliki
prognosis yang buruk pada pasien dengan gagal
jantung. Adanya murmur berkaitan dengan
penyakit katup jantung
Ukuran serta letak dari iktus kordis Iktus yang teraba bahkan terlihat serta berpindah
menunjukkan adanya pembesaran dari ventrikel
jantung
Adanya heave dari ventrikel Menunjukkan adanya disfungsi ventrikel kanan
dan atau hipertensi pulmonum
Status respiratorik: respiratory rate, rales, tanda- Adanya peningkatan dari frekuensi nafas, keluhan
tanda efusi pleura sesak menunjukkan adanya efusi pada pleura
yang disebabkan oleh gejala kongesti
Hepatomegali dan atau ascites Menunjukkan adanya overload cairan dalam tubuh
Edema perifer Pada pasien gagal jantung yang berusia muda,
mungkin tidak menunjukan gejala edema pada
ekstremitasnya atau edema perifer. Namun, pada
pasien obesitas serta berumur tua, edema
mungkin mencermikan penyebab pada perifer
daripada penyebab oleh jantung
Suhu pada ekstremitas inferior Ekstremitas inferior menunjukkan inadekuat
output dari jantung
PENDEKATAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis (Paroxysmal nocturnal dyspnea, batuk malam, Dyspnea d’effort)
2. Pemeriksaan Fisik (Distensi vena leher, Rales, Acute pulmonary edema, S3 gallop, Elevation
of the jugularis venous pressure, Hepatojugular reflex, hepatomegali)

3. Penunjang : EKG
• Dapat mengetahui chamber volume, sistolik ventrikular, dan fungsi diastol, ketebalan
dinding, dan fungsi katup.
• Temuan yang sering didapatkan
• Q patologis
• Hipertrofi ventrikel kiri
• RBBB
• LBBB
• AV blok
NATRIUM PEPTIDE

• Natriuretic peptide dalam darah merupakan Hormon yang sekresinya


meningkat ketika terdapat penyakit jantung atau volume chamber meningkat
(BNP >500 pg/ml, NT pro-BNP > 1000 pg/ml)
• Namun Natriuretic peptide juga meningkat pada usia tua, dan dapat menurun
pada penderita obesitas.
CHEST XRAY

• Pada CXR, dapat menemukan kongestif vena atau edema


• Dan pada disfungsi sistolik LV, dapat terjadi cardiomegali

KELAINAN PENYEBAB IMPLIKASI KLINIS


Kardiomegali Dilatasi ventrikel kiri,
ventrikel kanan
Hipertrofi ventrikel Hipertensi, stenosis aorta
Kongestif vena paru Peningkatan tekanan Gagal jantung kiri
pengisian ventrikel kiri
Edema interstitial Peningkatan tekanan Gagal jantung kiri
pengisian ventrikel kiri
Efusi pleura Gagal jantung dengan Pikirkan DD non kardiak
peningkatan pengisian
tekanan, infeksi paru
TATALAKSANA
• Tujuan terapi dari pasien HF adalah;
• meredakan tanda dan gejala,
• Meminimalkan MRS,
• dan meningkatkan ketahanan.
• Dengan cara: menurunkan Preload (GTN, Furosemid), meningkatkan
kontraktilitas (inotropik), dan menurunkan Afterload (Nitrat, ACE Inhibitor,
hydralazine, nitroprusside)

• Obat-obatan yang perlu dipertimbangkan pada pasien dengan Heart


Failure Sistolik;
• ACE inhibitor
• Beta blocker
• Dan MRA
• Biasanya, 3 obat di atas dikombinasikan dengan DIURETIK, untuk menghilangkan
tanda dan gejala kongestif.
European Society of Cardiology, 2012
TATALAKSANA
A. ACE-inhibitor & Beta Blocker
 Beta blocker dan ACE-inhibitor harus dimulai secepatnya ketika diagnosa HF-
REF ditegakkan.

 ACE-inhibitor digunakan pada semua HF symptomatic dan LVEF < 40%


 ACE-inhibitor mempunyai efek LV remodelling.
 Beta Blocker, peningkatan substansial pada EF (Ejection Fraction)

B. ARB
 Pada pasien yang tidak toleran dengan ACE-inhibitor, dapat diberikan ARB.
 Pasien dengan LVEF < 40%
 Pasien dengan gejala menetap walaupun sudah dapat ACE-inhibitor dan B-
blocker

European Society of Cardiology, 2012


TATALAKSANA
C. MRA (mineralocorticoid receptor antagonist)
Spironolactone dan eplenerone

D. Ivabradine
Ivabradine adalah obat yang menghambat If channel pada sinus node. Efek
farmakologisnya adalah untuk memperlambat heart rate pada pasien dengan
ritme sinus.

E. Diuretik
 Diuretik dapat menghilangkan sesak dan edema  mencapai euvolemik
dengan dosis terendah.
 Loop Diuretics (Furosemid, Bumetanide) menghasilkan diuresis yang lebih
intense dan pendek dibandingkan dengan thiazide,
LAPORAN KASUS

• Nama : Ny. P
• Usia : 44 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Sumberejo, Durenan
• No. Register : 11639093
• Tgl. Pemeriksaan : 1 Agustus 2016
PRIMARY SURVEY

• A : Paten, suara napas tambahan (-)


• B : RR: 30 x/ menit, reguler, pergerakan dada simetris, SaO2 99 % Nasal
canule 3 lpm
• C : TD : 130/90 mmHg, N : 70x/menit, akral hangat, CRT < 2 detik, Suhu 36°C
• D : GCS 456, pupil bulat isokor Ø 3mm / 3mm

• P2
PRIMARY INTERVENTION

• A :-
• B : O2 3 lpm via Nasal canule
• C : IVFD Ringer Laktat 20 tpm
• D :-
ANAMNESIS
Keluhan utama: Sesak napas
Pasien datang dengan keluhan sesak sejak 2 bulan yang lalu, memberat 3 hari
SMRS. Sesak bertambah bila beraktivitas. Orthopneu (+) PND (+) Demam (-) Batuk
(+) tidak berdahak
Pasien tidur dengan 2 bantal. Kadang pasien juga merasakan nyeri dada
tembus ke belakang. Mual (+) Muntah (-) Nafsu makan menurun
Sebelumnya pasien berobat ke PKM Baruharjo lalu dirujuk ke RS dr. Iskak
Tulungagung, dengan TD 160/90 telah diberi digoxin, dan telah diloading cairan RL 1
L.
RPD: HT (+) DM (-) Sesak (+) 2 kali
RPK: tidak ada keluhan sama pada keluarga
Riwayat Pengobatan: jamu (+) pasien belum minum obat
Riwayat Sosial: Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien sudah menikah
dan memiliki 2 orang anak.
PEMERIKSAAN FISIK

BMI ; 31 kg/m2 (obesitas)


TB : 154 cm
BB : 75 kg

TD : 130/90 mmHg
N : 70 x/mnt
RR : 30 x/mnt
S : 36°C
PEMERIKSAAN PENUNJANG
– CHEST XRAY
(1 AGUSTUS 2016)

Kesimpulan:
 Kardiomegali
PEMERIKSAAN PENUNJANG
– LAB0RATORIUM
(1 AGUSTUS 2016)
PEMERIKSAAN PENUNJANG - EKG
Heart Rate : 62 x/m
Irama sinus
Axis normal
WORKING DIAGNOSIS

• ADHF
• HF St. C Fc. III
MANAGEMENT

• O2 3 lpm via Nasal canule


• IVFD Ringer Laktat 20 tpm
• Inj. Furosemide 3 x 20 mg IV
• Inj. Ranitidin 2 x 50 mg IV
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Pasien memiliki hipertensi (+), baru Faktor resiko terjadinya gagal
diketahui sekitar 4 bulan, dan jantung ialah adanya hipertensi,
tergolong obesitas hiperlipidemia, dan diabetes
mellitus
Dyspnea d’effort (+), orthopneu (+), Pada anamnesis gagal jantung akut
paroxysmal nocturnal dispneu (+) dapat ditemukan (Paroxysmal
dan pasien sering menggunakan 2 nocturnal dyspnea, batuk malam,
bantal untuk tidur Dyspnea d’effort)
Pada pemeriksaan fisik ditemukan Pemeriksaan Fisik (Distensi vena
adanya kardiomegali leher, Ronkhi , Acute pulmonary
edema, S3 gallop, Elevation of the
jugularis venous pressure,
Hepatojugular reflex, kardiomegali)
PEMBAHASAN
KASUS TEORI

Kriteria mayor didapatkan adanya Diagnosis HF dapat ditegakkan


paroxysmal nocturnal dyspneu dengan adanya 2 kriteria mayor atau 1
dengan 3 kriteria minor berupa batuk kriteria mayor dan 2 kriteria minor
malam, takikardi dan dyspnea d’effort dari kriteria Framingham

Pada CXR pasien ditemukan adanya Pada CXR, dapat menemukan


kardiomegali kongestif vena atau edema.
Pada disfungsi sistolik LV, dapat
terjadi kardiomegali.
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Pada EKG ditemukan HR 62x/m, Pada EKG dapat ditemukan
irama sinus, axis normal  Q patologis
 Hipertrofi ventrikel kiri
 RBBB
 LBBB
 AV blok
Pasien diberikan diuretik berupa Managemen terapi sesuai dengan
furosemid 3 x 20 mg IV. stage gagal jantung
Pemberian Furosemide untuk
mengobati gejala gagal jantung
akut.
KESIMPULAN
• Pasien perempuan berusia 44 tahun
• Pada anamnesis, ditemukan adanya dyspnea d’effort, orthopneu, dan paroxysmal
nocturnal dispneu
• Pasien memiliki hipertensi (+), baru diketahui sekitar 4 bulan, dan tergolong
obesitas
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya kardiomegali
• Kriteria mayor didapatkan adanya paroxysmal nocturnal dyspneu dengan 3 kriteria
minor berupa batuk malam, takikardi dan dyspnea d’effort
• Pada CXR pasien ditemukan adanya kardiomegali
• Pada EKG ditemukan HR 62x/m, irama sinus, axis normal
• Pasien diberikan diuretik berupa furosemid 3 x 20 mg IV mengobati gejala
gagal jantung akut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai