Yang membawa anak ini dari rumah ke sungai atau tempat mandi adalah orang
yang berjasa membantu proses persalinan.
Keluarga si bayi menyediakan batiah bareh badulang yaitu beras yang digoreng.
Karena biasanya proses turun mandi ini diiringi arak-arakan, batiah nantinya
dibagikan kepada anak-anak kecil yang pergi mengikuti upacara turun mandi.
Terdapat sigi kain buruak (obor yang terbuat dari kain-kain yang telah robek).
Sigi ini dibakar dari rumah dan kemudian dibawa ke tempat upacara atau ke sungai
tempat si bayi akan dimandikan.
Sigi kain buruak ini memiliki makna mengajarkan kepada si bayi bahwa jika kelak
tidak ada satu hambatanpun dalam menuntut ilmu.
Syarat – Syarat Upacara Turun Mandi
Harus ada Tampang karambia tumbuah (bibit kelapa yang siap tanam).Gunanya,
pada saat telah sampai di tempat upacara anak ini dimandikan, bibit kelapa tadi
dihanyutkan dari atas lalu si ibu bayi akan menangkap kelapa tersebut saat
mendekati si bayi.
Harus ada Tangguak (tangguk). Merupakan alat yang digunakan untuk menangkap
ikan. Melambangkan juga untuk bekal ekonomi si bayi kelak. Kegunaan Tangguak
untuk meletakkan batu yang diambil dari sungai sebanyak tujuh buah, kemudian
batu ini bersama tampang karambia dibawa pulang. Batu inilah yang dimasukkan
kedalam lubang tempat karambia ditanam.
Harus ada palo nasi (nasi yang terletak paling atas) yang telah dilumuri dengan
arang serta darah ayam.
Tujuannya untuk mengusir setan, makluk halus yang ingin ikut meramaikan upacara
terse-but. Syarat ini disiapkan seba-nyak tiga cawan atau bejana.
Prosesi Acara Turun Mandi
Sebelum sang bayi ini dimandikan ada banyak hal yang mesti
dipersiapkan dan diperhitungkan, pertama adalah hari pelaksanaan
turun mandi, jika bayi laki-laki maka acara turun mandi dilaksanakan
pada hari ganjil dari hari kelahiran sang bayi dan jika bayinya perem-
puan maka hari turun mandinya adalah hari genap.