Anda di halaman 1dari 36

KLASIFIKASI KARIES,

NOMENKLATUR DAN
PRINSIP DASAR PREPARASI

Dr. drg. Ardo Sabir, M.Kes

Departemen Konservasi Gigi


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin
Makassar
2017
KONTRAK PERKULIAHAN

 Tingkat kehadiran minimal 80% (kuliah,


tutorial dan CSL).
 Tugas individu dan kelompok dikumpul
pada saat pleno.
 CBT 35%, CSL 35%, Absensi 10%,
Tutorial 20%.
PENDAHULUAN
Klasifikasi karies gigi
Berdasarkan lokasi karies:
1. Karies primer : karies yang pertamakali terjadi
pada gigi. Berdasarkan jenis morfologinya,
karies primer dapat terjadi pada 3 daerah yakni :
pit dan fisur permukaan oklusal, permukaan
halus email,dan permukaan akar gigi.
2. Forward caries : bila puncak karies pada
email luas atau, paling tidak ukuran yang sama
juga terjadi pada dentin.
3. Backward caries : perluasan karies sepan-
jang DEJ ke arah email.
4. Residual caries : karies yang tertinggal setelah
dilakukan preparasi kavitas. Hal ini merupakan
kesalahan operator.
5.Senile caries : karies yang terjadi pada
permukaan akar gigi. Umumnya perluasan
karies ini berlangsung lebih cepat dibanding
karies lain.
6.Secondary (recurrent) caries : karies yang
terjadi ditepi ataupun dibawah restorasi setelah
gigi ditumpat.
Karies primer/ Forward caries Karies primer/
Senile caries

Backward caries Residual caries Secondary caries


Berdasarkan perluasan karies :
1. Incipient caries (reversible) : karies yang
terjadi pada email gigi. Karies ini bila
dikeringkan tampak berwarna putih, opaque.
Namun tidak akan terlihat bila permukaan email
yang terkena dalam keadaan basah. Lesi ini
telah mengalami deminerasilasi namun dapat
terjadi remineralisasi dengan perawatan yang
tepat.
2. Cavitated caries (non-reversible) : karies
yang telah meluas ke dentin dimana permukaan
email gigi telah mengalami kerusakan dan
proses remineralisasi sudah tidak mungkin,
terjadi sehingga harus dilakukan restorasi.
Berdasarkan kecepatan terjadinya karies :
1. Karies akut (rampan) : karies yang terjadi meng-
enai banyak gigi dan terjadi secara cepat.
Umumnya terjadi pada anak-anak.
2. Karies kronis (arrested) : karies yang progres-
ifitasnya lambat setelah melalui fase aktif. Hal ini
terjadi bila proses remineralisasi. Secara klinis
tampak terjadinya diskolorisasi dan permukaan-
nya keras. Terjadinya karies ini dipengaruhi oleh
daya tahan tubuh.
Incipient caries
Cavitated caries

Cavitated caries

Rampant caries
Arrested caries
Berdasarkan kedalaman karies :
● Karies superfisial : kedalaman karies hanya
mencapai email gigi.
● Karies media : bila kedalaman karies telah
mencapai DEJ hingga setengah ketebalan
dentin.
● Karies profunda : bila kedalaman karies telah
melewati setengah ketebalan dentin hingga
hampir mencapai pulpa gigi.
Berdasarkan jumlah bidang gigi yang terkena:
● Simple caries : karies hanya mengenai 1
bidang gigi (contoh, karies oklusal, karies labial).
● Complex caries : karies mengenai 2 bidang gigi
(contoh, karies mesio-oklusal).
● Compound caries : karies mengenai lebih dari
2 bidang gigi (contoh, karies mesio-oklusal-
distal).
Berdasarkan jaringan gigi yang terkena:
● Karies email : karies pada jaringan email.
● Karies dentin : karies pada jaringan dentin.
● Karies sementum : karies pada jaringan
sementum.
Berdasarkan GV Black :
● Klas I, terdiri dari 3 lokasi :
a. Karies pada permukaan oklusal gigi premolar
dan molar.
b. Karies pada 2/3 oklusal permukaan bukal dan
lingual gigi premolar dan molar.
c. Karies pada 2/3 insisal permukaan labial dan
lingual/palatal gigi anterior.
● Klas II, karies yang terdapat pada permukaan
proksimal gigi premolar dan molar.
● Klas III, karies yang terdapat pada permukaan
proksimal gigi anterior yang belum mengenai
sudut insisal.
● Klas IV, karies yang terdapat pada permukaan
proksimal gigi anterior yang sudah mengenai
sudut insisal.
● Klas V, karies yang terdapat pada 1/3 gingiva
permukaan fasial atau lingual semua gigi.
● Klas VI, karies yang terdapat pada tepi insisal gigi
anterior atau puncak gigi posterior.
PREPARASI KAVITAS
Preparasi kavitas : tindakan mengubah struktur gigi
yang mengalami kerusakan, injuri atau penyakit secara
mekanis sehingga gigi tersebut dapat menerima bahan
restorasi yang akan mengembalikan keadaan gigi kembali
sehat baik fungsi, bentuk, maupun estetiknya.

Indikasi restorasi/ preparasi kavitas


1. Lesi karies.
2. Mengganti atau memperbaiki restorasi yang ada.
3. Gigi yang mengalami fraktur.
4. Memperbaiki bentuk atau fungsi gigi.
5. Melengkapi restorasi lainnya (contoh, gigi tiruan cekat).
6. Tindakan preventif.
Tujuan preparasi kavitas
Preparasi kavitas dilakukan untuk maksud :
1. Menghilangkan semua defek yang ada dan
memberikan proteksi terhadap pulpa gigi.
2. Menempatkan tepi restorasi secara konserva-
tif.
3. Membentuk kavitas sehingga gigi atau restorasi
tidak mengalami fraktur maupun terlepas bila
menerima tekanan mastikasi.
4. Estetik dan fungsi dari gigi tercapai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
preparasi kavitas
Beberapa faktor umum turut mempengaruhi ope-
rator dalam melakukan preparasi kavitas :
1. Diagnosis gigi, termasuk pemeriksaan relasi
oklusal, faktor estetik, faktor resiko, hubungan
dengan perawatan lainnya.
2. Pengetahuan mengenai anatomi gigi, terma-
masuk arah enamel rod, ketebalan email dan
dentin, ukuran dan letak pulpa, hubungan gigi
dengan jaringan lunak.
3. Faktor pasien, termasuk usia pasien, status
ekonomi, pengetahuan pasien tentang kese-
hatan gigi.
Terminologi pada preparasi kavitas
► Permukaan internal, permukaan preparasi
kavitas yang tidak mencapai permukaan gigi.
Yang termasuk permukaan internal :
□ Permukaan aksial, permukaan internal yang
letaknya paralel dengan panjang aksis gigi.

□ Permukaan pulpa, permukaan internal yang


letaknya tegak lurus terhadap panjang aksis
gigi.
►Permukaan eksternal, permukaan preparasi kavitas
yang mencapai permukaan gigi. Yang termasuk
permukaan eksternal :
□ Permukaan mesial/ distal, permukaan eksternal
letaknya sejajar dengan permukaan mesial/distal
gigi.
□ Permukaan fasial (labial/ bukal), permukaan ekster-
nal yang letaknya sejajar dengan permukaan fasial
(labial/ bukal) gigi.
□ Permukaan lingual, permukaan eksternal yang letak-
nya sejajar dengan permukaan lingual gigi.
□ Permukaan gingival, permukaan eksternal yang
letaknya sejajar gingiva.
Permukaan internal Permukaan eksternal
►Permukaan email, bagian dari permukaan
eksternal yang terdiri dari email gigi.
►Permukaan dentin, bagian dari permukaan
eksternal yang terdiri dari dentin gigi tempat
retensi berada.
►Dentinoenamel junction (DEJ), pertemuan
antara jaringan email dan dentin gigi.
►Cementoenamel junction (CEJ), garis servi-
kal, pertemuan antara sementum dan email gigi.
►Cavosurface margin (CSM), tepi kavitas,
pertemuan antara permukaan kavitas dengan
permukaan gigi.
►Cavo surface angle, sudut pada struktur gigi
yang terbentuk dari pertemuan antara permu-
kaan preparasi dan permukaan eksternal gigi .
►Line angle, garis pertemuan dari 2 permukaan
dari arah yang berbeda yang membentuk sudut.
►Point angle, titik pertemuan dari 3 permukaan
dari arah yang berbeda.
►Enameloplasty, suatu tindakan membentuk
kembali permukaan email pada daerah pit dan
fisur dengan menggunakan cutting rotary
instruments untuk mencegah terjadinya karies.
Cavo surface angle Line angle dan point angle

Enameloplasty
Tahapan preparasi kavitas
Tahap I (Tahap awal preparasi kavitas)
yang terdiri atas :
1. Bentuk terluar kavitas dan kedalaman awal.
2. Bentuk resistensi primer.
3. Bentuk retensi primer.
4. Bentuk konveniens.
Tahap II (Tahap akhir preparasi kavitas)
Yang terdiri atas :
5. Menghilangkan semua email pit & fisur terinfeksi dan/
atau dentin terinfeksi dan/atau bahan restorasi lama.
6. Proteksi terhadap pulpa gigi.
7. Bentuk resistensi dan retensi sekunder.
8. Prosedur untuk menyelesaikan permukaan eksternal
preparasi kavitas.
9. Prosedur akhir : pembersihan, inspeksi, pemberian var-
nis, kondisioning.
1. Bentuk terluar kavitas & kedalaman awal
(Outline form and initial depth)

Definisi.
1. Menentukan posisi dari tepi kavitas setelah preparasi
selesai dilakukan.
2. Mempersiapkan kedalaman awal (0,2-0,8 mm) ke arah
pulpa dari DEJ atau permukaan akar gigi.
Prinsip.
1. Seluruh email yang telah mengalami demineralisasi
harus dihilangkan.
2. Semua tepi kavitas harus ditempatkan pada tempat
yang memudahkan dalam menyelesaikan restorasi.
3. Bila terdapat bagian dari restorasi lama yang rusak,
maka harus dikeluarkan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan.
1. Luas karies/ email yang mengalami demineralisasi.
2. Bagian restorasi lama yang mengalami kerusakan.
3. Pertimbangan estetik.
4. Hubungan oklusi.
5. Kontur gigi disebelah gigi yang dipreparasi.
6. Konfigurasi cavosurface margin (CSM).
Fitur-fitur.
1. Mempertahankan puncak gigi (cusp).
2. Mempertahankan kekuatan marginal ridge.
3. Meminimalkan perluasan ke arah fasio-lingual.
4. Menggabungkan 2 karies yang letaknya berdekatan
(maksimal 0,5 mm).
5. Melakukan tindakan enameloplasty.
6. Mempertahankan kedalaman preparasi pada dentin mak-
simal 0,2 mm (karies pit dan fisur) dan 0,2-0,8 mm untuk
permukaan aksial karies pada permukaan halus.
2. Bentuk resistensi primer
(Primary resistance form)
Definisi.
Bentuk dan permukaan dari suatu kavitas yang menyebabkan
baik restorasi maupun gigi tidak mengalami fraktur akibat
tekanan mastikasi yang diterima yang arahnya sejajar aksis
gigi tersebut
Prinsip.
1. Menggunakan bentuk box dengan dasar kavitas yang rata.
2. Mencegah perluasan permukaan eksternal agar cusp dan
ridge tetap terdukung oleh dentin.
3. Membuat internal line angle sedikit membulat untuk meng-
urangi terkonsentrasinya tekanan pada struktur gigi.
4. Pada preparasi yang luas, restorasi harus dapat melindungi
cusp dan struktur gigi yang lemah untuk mencegah terjadi-
nya fraktur.
5. Bahan restorasi harus cukup tebal untuk mencegah fraktur
restorasi akibat beban mastikasi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan.
1. Kontak oklusal.
2. Struktur gigi yang tersisa.
3. Jenis bahan restorasi.
Fitur-fitur.
1. Membuat dasar kavitas relatif rata.
2. Membuat bentuk box.
3. Menghilangkan struktur gigi yang lemah.
4. Mempertahankan cusp dan marginal ridge.
5. Membuat internal line angle sedkit membulat.
6. Bahan restorasi cukup tebal.
7. Dentin yang terinfeksi harus dihilangkan sehingga dipe-
roleh jaringan dentin yang sehat.
8. Bila diperlukan, tinggi cusp harus dikurangi agar dapat
terlindungi oleh restorasi.
3. Bentuk retensi primer
(Primary retention form)

Definisi.
Suatu bentuk preparasi kavitas agar restorasi tidak
mengalami perpindahan tempat atau terlepas akibat
adanya kekuatan tipping atau lifting.
Prinsip.
1. Permukaan dinding preparasi kavitas konvergen ke arah
oklusal.
2. Membuat groove pada dentin.
3. Menggunakan sistem adesif.
4. Membuat dovetail pada permukaan oklusal gigi.
4. Bentuk konveniens
(Convenience form)

Definisi.
Adalah bentuk dari kavitas agar memudahkan
instrumentasi kavitas dan insersi bahan restorasi ke dalam
kavitas.
Fitur-fitur.
1. Memperluas preparasi kavitas.
2. Preparasi kavitas dilakukan divergen ke arah permukaan
oklusal gigi.
3. Pemilihan instrumen yang tepat.
4. Modifikasi instrumen oleh pabrik.
5. Melakukan separasi secara mekanis.
5. Menghilangkan semua email pit dan fisur
terinfeksi dan/ atau dentin terinfeksi dan/atau bahan
restorasi lama.
(Removal of any remaining enamel pit/fissure and/or
infected dentin and/or old restorative material)
Definisi.
Menghilangkan semua karies pada struktur gigi atau bahan res-
torasi yang rusak pada gigi setelah dilakukan tahap awal prepa-
rasi kavitas.
Prinsip
1. Jangan meninggalkan dentin terinfeksi pada daerah dentino
enamel junction (DEJ).
2. Bahan restorasi lama yang ada harus dikeluarkan bila :
a. Memberi efek negatif pada estetik bahan restorasi baru.
b. Membuat retensi menjadi lemah/berkurang.
c. Terdapat karies di bawah restorasi lama.
d. Pulpa gigi memberikan gejala/ keluhan pada pasien.
e. Tepi restorasi lama tidak intak lagi.
Teknik.
1. Bila hanya terdapat sedikit jaringan karies setelah tahap
awal preparasi kavitas, maka hanya jaringan karies yang
dikeluarkan sehingga meninggalkan daerah yang
konkaf.
2. Bila kavitas luas dan jaringan karies banyak maka
jaringan karies dapat dikeluarkan terlebih dahulu
sebelum dilakukan tahap awal preparasi kavitas.
3. Hal diatas (nmr 2) juga dilakukan bila pasien mengalami
beberapa gigi dengan kavitas dan karies yang luas.
Teknik ini dikenal dengan nama teknik mengontrol
karies.
4. Gunakan bur round carbide berkecepatan rendah yang
disertai pendingin air.
5. Pemeriksaan pada daerah yang telah dibersihkan dian-
jurkan dengan menggunakan sonde namun harus hati-
hati guna menghindari terjadinya perforasi pada pulpa
gigi.
6. Proteksi terhadap pulpa gigi
(Pulp protection)
7. Bentuk resistensi dan retensi sekunder
(Secondary resistance and retention forms)
Terdiri atas 2 tipe yakni : A. Fitur mekanis dan B.Fitur
kondisional permukaan kavitas.
A. Fitur mekanis.
Yang termasuk fitur tipe ini adalah :
1. Retention lock, groove, dan cove.
2. Groove extension.
3. Skirt.
4. Beveled enamel margin
5. Pin, slot, step, dan amalgapin.
B. Fitur kondisional permukaan kavitas.
Yang termasuk fitur tipe ini adalah :
1. Enamel wall conditioning.
2. Dentin conditioning.

8. Prosedur untuk menyelesaikan permukaan


eksternal preparasi kavitas
(Procedures for finishing the external walls of the
cavity preparation)
Definisi.
Derajat kehalusan dan desain cavosurface yang sifatnya
spesifik untuk mendapatkan efektivitas maksimal dari bahan
restorasi yang digunakan.
Tujuan.
1. Membuat marginal seal antara bahan restorasi dengan
struktur gigi menjadi lebih baik.
2. Menghasilkan marginal junction yang baik.
3. Menghasilkan kekuatan yang maksimal antara struktur
gigi dan bahan restorasi di daerah tepi restorasi.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan.
1. Arah dari enamel rod.
2. Dukungan enamel rod terhadap dentinoenamel junction
dan permukaan lateral kavitas.
3. Jenis bahan restorasi yang digunakan.
4. Lokasi dari tepi kavitas.
5. Derajat kehalusan yang dikehendaki.
Fitur-fitur.
Terdiri atas 2 fitur yaitu :
1. Desain cavosurface angle.
2. Derajat/tingkat kehalusan dari permukaan kavitas.
9. Prosedur akhir : pembersihan, inspeksi,
pemberian varnis, kondisioning
(Final procedures : cleaning; inspecting;
varnishing; conditioning)
Tindakan mengeluarkan seluruh debris dan chip
dentin yang terakumulasi, mengeringkan kavitas dan
melakukan pemeriksaan pada kavitas terutama
kemungkinan masih adanya dentin atau email yang
terinfeksi, atau kondisi yang menyebabkan kavitas tidak
dapat menerima bahan restorasi.
Pembersihan kavitas dilakukan dengan mengguna-
kan air hangat dari syringe. Kavitas kemudian dikeringkan
dengan udara bertekanan dari syringe.
Selanjutnya inspeksi secara visual dilakukan pada
kavitas. Bahan varnis dipakai untuk melapisi tepi email
(restorasi amalgam) dan permukaan dentin (restorasi
logam) agar kebocoran mikro (microleakage) berkurang.
Bila digunakan bahan restorasi berupa amalgam
atau komposit resin, dibutuhkan bahan conditioning dan
bonding.
Penggunaan dentin bonding agent yang diletakkan
di bawah bahan restorasi sangat penting untuk dilakukan
pada semua jenis bahan restorasi agar penetrasi bakteri
tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai