Definisi
Radang granulomatosa yang timbul akibat proses inflamasi karena
sumbatan pada kelenjar Meibom atau tersumbatnya sekresi kelenjar
sebasea.
Etiologi dan Patofisiologi
-Bahan sebasea yang terperangkap dalam kelenjar Meibom dan zeis
mendesak jaringan sekitarnya inflamasi granulomatosa kronis.
-Infeksi ini sering ditemukan pada penderita dermatitis seboroik, akne
rosacea, dan DM.
Gejala dan Tanda
-Gradasi kesakitan berhubungan dengan besarnya nodul yang
berkembang lambat.
-Nodul dapat satu atau multipel.
-Gejala inflamasi kronis.
-Tidak nyeri.
-Penekanan pada kornea astigmatis dan kaburnya penglihatan
apabila nodul tersebut berada tepat di bawah palpebra.
Diagnosis Banding
-Hordeolum nodul teraba lembut pada palpasi dan reaksi radang
akut lebih dominan.
-Granuloma pyogenik.
-Tumor kelenjar sebasea (ganas) dapat dipikirkan apabila pasien
perempuan usia tua yang sering timbul benjolan di kelopak berulang.
Tatalaksana
-Jika lesi kecil dapat hilang dalam beberapa minggu tanpa terapi.
-Kompres hangat meredakan gejala.
-Bila nodul tidak mengecil berikan salep antibiotik (tetrasiklin salep)
3 kali sehari selama 7-14 hari.
-Kalazion ukuran kecil dapat diberi injeksi steroid intralesi (0,1-0,2 ml
triamsinolon 10 mg/mL).
-Nodul tetap dan tidak membaik dengan terapi insisi dan kuret
beri salep mata (tetrasiklin/kloramfenikol 3 kali sehari).
Gangguan Sistem Lakrimal
Dakrioadenitis
- Radang akut kelenjar lakrimal
- Paling sering terlihat pada anak-anak sebagai komplikasi parotitis, infeksi
virus Epstein-Barr, campak, atau influenza.
- Pada orang dewasa berhubungan dengan gonore.
- Dakrioadenitis kronik mungkin merupakan akibat infiltrasi limfositik jinak,
limfoma, leukemia, atau tuberkulosis.
- Keadaan ini sesekali dijumpai bilateral sebagai manifestasi sarkoidosis.
- Nyeri hebat, pembengkakkan, dan pelebaran pembuluh darah terjadi di
aspek temporal palpebra superior.
- Jika terdapat infeksi bakteri, berikan antibiotika sistemik.
- Jarang diperlukan drainase infeksi secara bedah.
Dakriosistitis
-Infeksi saccus lacrimalis
-Biasanya terdapat pada bayi atau wanita pascamenopause.
-Paling sering unilateral dan selalu sekunder akibat obstruksi ductus,
nasolacrimalis.
-Pada banyak kasus dewasa, penyebab obstruksi itu tidak diketahui.
-Dakriosistitis jarang terdapat pada golongan usia pertengahan, kecuali
sesudah trauma atau disebabkan oleh suatu dakriolit. Penyembuhan
spontan terjadi setelah dakriolit terlepas, tetapi biasanya kambuh Iagi.
-Pada bayi, infeksi kronik menyertai obstruksi ductus nasolacrimalis,
tetapi dakriosistitis akut jarang terjadi.
Etiologi
-Dakriosistitis akut pada anak sering terjadi akibat infeksi Haemophilus
influenzae.
-Dakriosistitis akut pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh
Staphylococcus aureus atau kadang-kadang Streptococcus B-
hemolyticus.
-Pada dakriosistitis kronik, organismedominannya adalah Streptococcus
pneumoniae atau jarang sekali Candida albicans.
Manifestasi Klinik