hiponatriemi
Penurunan
hiperkalsemia eksresi
kalsium
Efek samping
• Interferensi dengan ekskresi asam urat dapat
mengakibatkan hiperurisemia, sehingga
pewnggunaan tiazid pada pasien gout harus
hati‐hati.
• Diuretik tiazid juga dapat mengganggu
toleransi glukosa (resisten terhadap insulin)
yang mengakibatkan peningkatan resiko
diabetes mellitus tipe 2.
Efek samping
• Efek samping yang umum lainnya adalah
hiperlipidemia, menyebabkan peningkatan
LDL dan trigliserida dan penurunan HDL. 25%
pria yang mendapat diuretic tiazid mengalami
impotensi, tetapi efek ini akan hilang jika
pemberian tiazid dihentikan.
Farmakodinamika
• Efek farmakodinamika tiazid yang utama ialah
meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan
sejumlah air.
• Efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan oleh
penghambatan reabsorbsi elektrolit pada hulu
tubuli distal.
• Pada penderita hipertensi, tiazid menurunkan
tekanan darah bukan saja karena efek
diuretiknya, tetapi juga karena efek langsung
terhadap arteriol sehingga terjadi vasodilatasi.
Farmakokinetik
• Absorbsi tiazid melalui saluran cerna baik
sekali. Umumnya efek obat tampak setelah 1
jam. Didistribusikan ke seluruh ruang ekstrasel
dan dapat melewati sawar uri. Dengan proses
aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal
ke dalam cairan tubuli. Biasanya dalam 3-6
jam sudah diekskresi dari badan.
Mekanisme kerja
• bekerja pada tubulus distal untuk
menurunkan reabsorpsi Na+ dengan
menghambat kotransporter Na+/Cl- pada
membran lumen.
INTERAKSI OBAT
Antiaritmia
• Hipokalemia
• Meningkatkan toksisitas jantung jika diberikan
Beta-bloker
• Beta bloker meningkatkan efek hipotensi
apabila diuretik diberikan bersama beta bloker
• Hipokalemia
• Meningkatkan risiko aritmia ventrikular
Glikosida Jantung
• Glikosida jantung: keadaan hipokalemia dan
meningkatkan toksisitas terhadap jantung jika
diberikan bersama
Kuinidin
• Menurunkan ekskresi kuinidin (meningkatkan
konsentrasi plasma), juga toksisitas pada
jantung oleh kuinidin meningkat pada
keadaan hipokalemia
BETA-BLOKER
Beta-bloker
• Obat-obat Beta Blocker, juga dikenal
sebagai beta-adrenergic blocking agents,
adalah obat-obat yang menghambat
norepinephrine dan epinephrine (adrenaline)
agar tidak berikatan dengan reseptor-reseptor
beta.
• Beta blockers terutama menghambat
reseptor-reseptor Beta-1 dan Beta-2.
Beta-bloker
• Dengan menghambat efek dari
norepinephrine dan epinephrine, beta
blockers mengurangi denyut jantung
mengurangi tekanan darah dengan
memperlebar pembuluh-pembuluh darah dan
mungkin menyempitkan jalan-jalan udara
dengan menstimulasi otot-otot yang
mengelilingi jalan-jalan udara untuk
berkontraksi.
Metoprolol tartrat
Indikasi Kontraindikasi
• Hipertensi • Bradikardia sinus
• Miokard infark • Blok jantung tingkat II dan
• Angina pectoris III
• Syok kardiogenik
• Gagal jantung tersembunyi
• Riwayat asma
Efek samping
• Bradikardi • Fatigue
• Gagal jantung • Gangguan tidur
• Hipotensi • Jarang ruam kulit dan
• Gangguan konduksi mata kering (reversibel
• Bronkospasme bila obat dihentikan)
• Vasokonstriksi perifer • Eksaserbasi psoriasis.
• Gangguan saluran cerna
Farmakodinamika
• Penghambat adrenergic beta menghambat
perangsangan simpatik, sehingga menurunkan
denyut jantung dan tekanan
darah. Penghambat beta dapat menembus
barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI.
Farmakokinetik
• Diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan
beberapa kali sehari.
Mekanisme kerja
• Pengurangan curah jantung yang diikuti
vasodilatasi perifer, efek pada reseptor
adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin
akibat aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal.
INTERAKSI
Reserpine
• reserpine meningkatkan efek antihipertensi
Diuretic Tiazid
• Meningkatkan kadar trigleserid dan asam urat
bila diberi bersaa alkaloid ergot.
Insulin
• Hipoglikemia
Penghambat Kalsium
• Depresi nodus AV dan SA meningkat