Anda di halaman 1dari 30

KRITIK JURNAL BULLYING

Kelompok 7
Anggota Kelompok
 Erika 10011181419015
 Oktin Farisma 10011181419026
 Edminia Septi
 Putri Rizkillah
 Intan Shalehah 1001128181419099
 Zelin Valentiara 1001128181419104
Definisi Bullying
 Menurut Coloroso (2003) bullying adalah tindakan
bermusuhan yangdilakukan secara sadar dan
disengaja yang bertujuan untuk menyakiti,
sepertimenakuti melalui ancaman agresi dan
menimbulkan teror
 Bullying adalah jenisyang paling umum dari agresi
dan korban yang dialami oleh anak-anak usia
sekolah (O'Brennan, Bradshaw, & Sawyer, 2009).
 Astuti (2008), mengatakan bahwa bullying adalah
bagian dari tidakan agresi yang dilakukan
berulang kali oleh seseorang atau anak yang lebih
kuat terhadap anak yang lebih lemah secara psikis
dan fisik.
Klasifikasi Bullying

 Menurut Bauman (2008), tipe-tipe bullying adalah


sebagai berikut :
 Overt bullying, meliputi bullying secara fisik dan secara verbal.
 Indirect bullying, meliputi agresi relasional.
 Cyberbullying, menggunakan media untuk melakukan bullying, yaitu
melalui sms, telepon maupun internet.
 Rigby (2002) mengemukakan empat aspek bullying
antara lain yaitu :
 Bentuk Fisik
 Bentuk Verbal
 Bentuk Isyarat Tubuh
 Bentuk Berkelompok
CONSORT BULLYING
 Indikasi desain studi yang digunakan
 Studi desain yang digunakan yaitu studi cross sectional
survey yang dilakukan di saudi Arabia antara tahun 2011
dan tahun 2012.
 Kesamaan informasi yang disediakan ada
dalam abstrak dan isi
 Informasi yang ditemukan ternyata sama. Pada isi data
yang digunakan adalah penelitian jeeluna yang akan
dianalisis dalam penelitian ini. penelitian jeeluna
adalah mengatatasi kesehatan remaja di KSA (kindom
of Saudi Arabia) pada tahun 2011 dan 2012
 Latar belakang ilmiah dan dasar pemikiran
untuk penyelidikan yang dilaporkan
 Bullying atau kekerasan fisik adalah masalah
kesehatan masyarakat yang serius selama masa
remaja dan dikaitkan dengan beberapa masalah
kesehatan dan perilaku yang dapat berlanjut sampai
dewasa. Data dari studi jeeluna yang digunakan untuk
analisis ini, jee luna adalah studi nasional yang
menangani kebutuhan kesehatan remaja di KSA.
 Tujuan Spesifik Penelitian
 Penelitianini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan
bullying dan kekerasan fisik dengan kesehatan mental,
dan pretasi belajar. Hipotesis sebelumnya: ada
hubungan bullying dan kekerasan fisik dengan
kesehatan mental dan prestasi belajar di kalangan
remaja di kerajaan arab saudi
 Desain studi dalam penelitian
 Desain studi dalam penelitian ini adalah desain cross sectional
yang dilakukan di arab saudi antara 2011 dan 2012.
 Kriteria pengambilan sampel di ambil secara proporsional dan
teknik cluster random sampling yang kompleks, multistage,
stratified, cluster dari berbagai daerah di seluruh negeriyang
berpartisipasi dalam studi berbasis sekolah ini dari tahun 2011-
2012.dengan kriteria peserta termasuk laki-laki dan perempuan
tingkat menengah (kelas 7-9) dan tingkat atas (10-12 ) siswa
yang telah terpilih pada saat tahap seleksi di tahun 2011 hingga
2012.
 Exposure pada penelitian ini yaitu tindakan bullying baik secara
emosional maupun secara fisik terhadap kesehatan mental dan
prestasi akademik di kalangan remaja.
 Pengaturan, lokasi, dan tanggal yang relevan, termasuk
periode perekrutan, paparan, tindak lanjut, dan
peserta :
 Sebuah survei nasional cross-sectional dilakukan di Arab
Saudi antara 2011 dan 2012. Peserta pada penelitian ini
adalah siswa menengah pria dan wanita (kelas 7-9) dan
tingkat atas (kelas 10-12) yang telah terpilih pada saat
tahap seleksi di tahun 2011 hingga 2012. Exposure pada
penelitian ini yaitu tindakan bullying baik secara emosional
maupun secara fisik terhadap kesehatan mental dan
prestasi akademik di kalangan remaja.
 Kriteria kelayakan, sumber-sumber dan metode
seleksi peserta
 Data dari studi Jeeluna yang digunakan untuk analisis ini. Luna
Jee- adalah studi nasional menangani kebutuhan kesehatan
remaja di KSA. Beberapa hal yang dibahas dalam Jeeluna,
termasuk bullying dan PV (Physical Violence) di sekolah. Melalui
student population proporsional sampling dan complex, multi-
stage, stratified, dan cluster random sampling, remaja dari
berbagai daerah di seluruh negeri berpartisipasi dalam studi
berbasis sekolah ini.
 Dengan kriteria yaitu seorang siswa tingkat menengah atau
tingkat atas, telah menjawab pertanyaan mengenai bullying dan
kekerasan fisik pada kuisioner yang telah dibagikan, dan siswa
yang melaporkan memiliki perasaan yang berlebihan sedih /
putus asa atau khawatir / cemas ditahun sebelumnya
 Hasil
 Sebanyak 9.073 siswa berpartisipasi dalam penelitian ini.
26% dari remaja dilaporkan sebelumnyaterpapar selama
30 hari, dan satu dari setiap tiga remaja dilaporkan
terpapar terhadap kekerasan fisik di sekolah selama satu
tahun terakhir. Terutama laki-laki dibandingkan perempuan,
dan remaja yang lebih tua mengalami tindakan bullying.
Kekerasan fisik dan bullying, keduanya terkait dengan
kemungkinan lebih seringuntuk mengalami gejala depresi
dan kecemasan. Mereka mengalami kekerasan fisik lebih
tinggi kemungkinan memiliki prestasi akademik yang lebih
rendah
 Eksposure
 Exposure pada penelitian ini yaitu tindakan bullying
baik secara emosional maupun secara fisik terhadap
kesehatan mental dan prestasi akademik di kalangan
remaja.
 Potensial Bias
 Potential bias pada penelitian ini yaitu bias seleksi
dan bias observasional. Hubungan negosiasi yang
lemah dengan orang tua telah menjadi prediktor
korban bullying di kalangan remaja
 Sumber data dan rincian metode
penilaian
 Data untuk variabel bullying, PV di sekolah, gejala
kesehatan mental, prestasi akademik, dan sosial-demografis
diekstraksi. Banyak pertanyaan mengenai variabel-variabel
ini berdasarkan Survey Kesehatan berbasis sekolah global.
 'Bullying' mengacu pada bentuk-bentuk yang dilaporkan
lisan / emosional bullying selama 30 hari sebelumnya (ya /
tidak), dan PV mengacu pada paparan dalam bentuk
bullying fisik selama 12 bulan sebelumnya (ya / tidak).
Kesehatan mental dinilai dengan laporan diri remaja gejala
depresi dan / atau kecemasan
 Depresi dinilai dengan tanggapan terhadap
pertanyaan berikut: “Selama 12 bulan terakhir,
seberapa sering responden merasa terlalu sedih atau
putus asa setiap harinya selama 2 minggu atau lebih
dalam usaha untuk berhenti melakukan aktifitas seperti
biasanya (misalnya, dicegah dari pergi ke sekolah atau
ke kegiatan sosial Anda)?
 Kecemasan dinilai dengan tanggapan terhadap
pertanyaan berikut: “Selama 12 bulan terakhir,
seberapa sering Anda merasa begitu khawatir tentang
sesuatu sejauh yang Anda berhenti melakukan kegiatan
yang biasa Anda? ”Setiap indikasi memiliki perasaan
seperti itu kembali disampaikan sebagai hal positif
terhadap depresi dan / atau gejala kecemasan.
Prestasi akademik didasarkan pada laporan diri dari
prestasi akademik selama semester akademik
sebelumnya (rata-rata atau di bawah / atas rata-rata,
berdasarkan sistem penilaian surat sekolah).
 9-12
 Jumlah laporan individu pada setiap
tahap studi
 Sebanyak 9.073 siswa menjawab pertanyaan bullying dan PV. Sampel laki-laki
sebanyak (52,6%). Sebagian besar berasal dari Arab Saudi (86,7%).
 Siswa dalam sampel hampir merata di tingkat menengah (49,1%) dan tingkat
atas (50,9%).
 Usia rata-rata siswa adalah 15,80 ± 1,842 tahun. 26%dari remaja dilaporkan
mengalami bullying dalam 30 hari sebelumnya.
 Prevalensi untuk setiap PV tahun lalu di sekolah adalah 33,3%, dengan 21,2%
pelaporan menjadi korban (diganggu) dan 24,3% menjadi pelaku (bully).
Sebanyak 12,3% dari siswa baik korban dan pelaku PV, dan 11,5% dilaporkan
terlibat dengan bullying dan PV pada saat yang sama.
 Mayoritas siswa (95,2%) dilaporkan memiliki atas prestasi
akademik rata-rata di semester sebelumnya. Di antara sampel,
53,2% dan 36,4% dari siswa melaporkan memiliki perasaan
yang berlebihan sedih / putus asa atau khawatir / cemas selama
tahun sebelumnya.
 Analisis sub-sampel dilakukan dengan menggunakan data
Jeeluna untuk menguji hubungan antara variabel hasil utama,
intimidasi dan PV, dengan masing-masing variabel independen,
termasuk sosio-demografis, prestasi akademik, depresi,
kecemasan dan masalah kesehatan mental .
 Statistik deskriptif dilakukan unruk memperoleh seluruh sampel.
Sebuah analisis bivariat kemudian dilakukan untuk menguji
hubungan antara usia pada variabel dependen dan variabel
independen. Multivariat model regresi logistik yang dilengkapi,
dan odds ratio yang disesuaikan untuk usia dan jenis kelamin
 Karakteristik Peserta Penelitian
 Peserta pada penelitian ini adalah siswa menengah pria
dan wanita (kelas 7-9) dan tingkat atas (kelas 10-12) dari
berbagai daerah di seluruh negeri berpartisipasi dalam
studi berbasis sekolah ini. Siswa yang melapor memiliki
perasaan yang berlebihan sedih / putus asa atau khawatir
/ cemas ditahun sebelumnya.
Potensial Confounder
 Potensial confounder pada studi ini yaitu usia dan jenis
kelamin, namun hal tersebut telah dikontrol dengan
melakukan analisis multivariat model regresi logistik.
 15-16
 Laporan analisis lainnya
 Hubungan bullying dan kekerasan fisik dengan karakteristic sosial
demografi
 Untuk variabel jenis kelamin dan usia remaja: bullying sering
terjadi pada laki-laki dan remaja diatas 15 tahun sedangkan
kekerasan fisik sering terjadi pada perempuan dan remaja
dibawah 15 tahun. Dengan nilai semua P value <0,001 yang
bearti semuanya memiliki hubungan yang signifikan.
 Untuk variabel ketidakhadiran sekolah :Ada hubungan yang
signifikan bullying dengan ketidakhadiran dalam sekolah dengan
P value: <0.001 tetapi tidak ada hubungan kekerasan fisik
dengan ketidakhadiran dalam sekolah dengan P value: 0,476
 Paparan penyakit cronis: ada hubungan yang signifikan
bullying dan kekerasan fisikdengan kejadian penyakit
kronis (P value <0,001)
 Paparan pendikan ibu: ada hubungan bullying dan
kekerasan fisik dengan pendidikan ibu (P value 0.016).
kejadian bullying dan kekerasan fisik pada penelitian
banyak terjadi jika pendidikan ibu tinggi.
 Paparan kedekatan dengan ayah atau ibu: remaja
yang ibu atau bapaknya miskin mempunyai hubungan
yang kuat untuk terjadi bullying dan kekerasan fisik.
 Analisis sub grup
 Ada hubungan bullying dengan prestasi belajar (p
value 0,012) dan masalah kesehatan mental (P value
<0,001)
 Ada hubungan kekerasan fisik dengan prestasi belajar
(P value <0.001) dan masalah kesehatan mental (P
value <0,001)
 Hasil Utama
 Sebanyak 9073 siswa berpartisipasi dalam penelitian ini.
26% remaja melaporkan tereksposure bullying dalam 30
hari sebelumnya, dan satu dari tiga remaja melaporkan
adanya keterpaparan terhadap kekerasan fisik di sekolah
selama tahun lalu. Lebih banyak laki-laki daripada
perempuan, dan remaja yang lebih tua yang kita hadapi
bullying. Paparan kekerasan fisik dan bullying keduanya
berkaitankarena memiliki odds lebih tinggi yang memiliki
gejala depresi dan kecemasan yang lebih sering. Mereka
yang terpapar kekerasan fisik berpeluang lebih tinggi
untuk memiliki kinerja akademis yang buruk
 19
 Interpretasi keseluruhan
 Penelitian ini menunjukkan bahwa PV dan intimidasi
adalah masalah serius yang mempengaruhi satu dari
tiga atau empat siswa remaja, masing-masing, di KSA.
Temuan kami mengenai bullying ternyata lebih umum di
kalangan remaja yang lebih tua dan PV di kalangan
remaja muda mungkin berhubungan dengan
kemampuan remaja yang lebih tua untuk mengatasi
konflik dengan cara yang lebih tegas karena lebih
maju keterampilan sosial dan perkembangan.
 Serupa dengan laporan lainnya, bullying telah ditemukan terkait
dengan penyakit kronis. Anehnya, kami menemukan bahwa
pendidikan ibu yang tinggi berhubungan dengan intimidasi dan
PV, meskipun studi lain telah menemukan bahwa pendidikan
orang tua yang lebih tinggi lebih berpotensi untuk menjadi
pelindung bullying . namun alasan tersebut belum jelas.
 Siswa yang ibunya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi
hanya minoritas (23,3%). Belum dapat diketahui kebenaran
mengenai anak-anak sebagai target karena menjadi minoritas.
Namun, hal ini tentu menjadi masalah yang perlu ditelusuri dalam
studi masa depan. Apakah benar atau tidak ibu berpendidikan
tinggi memiliki perilaku yang berbeda dari ibu-ibu lain dan hal
tersebut juga harus dieksplorasi.
 Konsisten dengan temuan lain, seorang remaja memiliki
hubungan yang kurang baik dengan ibu atau ayahnya
mendapat hasil terkait dengan intimidasi dan / atau
PV. Hubungan negosiasi yang lemah dengan orang tua
telah menjadi prediktor bullying korban di kalangan
remaja. Ini juga berkaitan denganketika anak-anak
tersebut terkadang kurang diberdayakan oleh orang
tua mereka dan mungkin kurang percaya diri atau
terlalu tunduk. Pentingnya membangun keterampilan
pengasuhan dan komunikasi keluarga yang efektif
dilingkungan keluarga.
 Meskipun sifat penelitian ini tidak memungkinkan untuk
mengidentifikasi kausalitas dan temporalitas, temuan
kami telah melihat asosiasi dalam intimidasi dan PV.
Penelitian selanjutnya diperlukan untuk memahami
beberapa faktor penentu secara lebih mendalam, dan
studi longitudinal akan memungkinkan identifikasi
kausalitas serta implikasi dan tantangan jangka
panjang.

Anda mungkin juga menyukai