PPOK
Almuizzu Nurjannah
David Restu P. Manik
Laura Citra Pratiwi
Pembimbing : dr. Muchnedy, Sp.P
PPOK ??
penyakit paru obstruktif kronik yang ditandai oleh
hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat
progressif, irreversibel parsial
1. Bronkitis
kronik 2. Emfisema
PPOK eksaserbasi
Derajat II: Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan VEP1/KVP <70%
PPOK sedang kadang ditemukan gejala batuk dan produksi 50%<VEP1<80% prediksi
sputum. Pada derajat ini biasanya pasien mulai
memeriksa kesehatannya.
Derajat III: Gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, VEP1/KVP <70%
PPOK berat rasa lelah dan serangan eksaserbasi semakin 30%<VEP1<50% prediksi
sering dan berdampak pada kualitas hidup
pasien
Derajat IV: Gejala diatas ditambah tanda-tanda gagal napas VEP1/KVP <70%
PPOK sangat berat atau gagal jantung kanan dan ketergantungan VEP1<30% prediksi atau VEP1<50% prediksi disertai
oksigen. Pada derajat ini kualitas hidup pasien gagal nafas kronik
meburuk dan jika eksaserbasi dapat
mengancam jiwa
KLINIS
Riwayat merokok atau bekas perokok
dengan tanpa gejala pernafasan
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna
ditempat bekerja
Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
Ada predisposisi semasa bayi dan anak
contoh : berat badan lahir rendah, infeksi
saluran nafas berulang, lingkungan asap
rokok atau polusi udara
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
INSPEKSI
Pursed-lips breathing
Barrel chest
Penggunaan otot bantu nafas
Hypertropi otot bantu nafas
Pelebaran sela iga
Bila gagal jantung kanan terlihat denyut
vena jugularis dileher dan edema tungkai
Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi
Pada emfisema fremitus
melemah, sela iga melebar
Perkusi
Hypersonor pada empisema dan
batas jantung mengecil letak
diafragma rendah,
hepar terdorong kebawah.
Auskultasi
Suara nafas vesiculer
normal atau melemah
Terdapat ronki dan atau
mengi pada waktu bernafas
biasa atau pada ekspirasi
paksa
Ekspirasi memanjang
Bunyi jantung terdengar
jauh.
Pink Puffer
Khas pada emfisema : penderita
kurus, kulit kemerahan dan pernafasan
pursed –lips breathing.
Blue Bloater
Gambaran khas pada bronkitis kronis,
penderita gemuk, sianosis sentral dan
perifer, edema di tungkai dan ronki
basah di basal paru.
Pursed-lips Breathing
1. Faal paru
– Volume residu (VR)
– Kapasitas residu fungsional (KRF)
– Kapasitas paru total (KPT), VR/KRF,
VR/KPT meningkat
– DLCO menurun pada emfisema
– Raw meningkat pada bronkitis kronis
– Variabiliti harian APE kurang dari 20%
2. Uji latih kardiopulmoner
Sepeda statis
Tread mill
Jalan 6 menit ; lebih rendah dari normal
3. Uji provokasi bronkus
Untuk menilai derajat hiperaktiviti
bronkus, pada sebahagian kecil PPOK
terdapat hiperaktiviti derajat ringan.
4. Uji coba kortikosteroid
Menilai perbaikan faal paru setelah
pemberian kortikosteroid oral
(prednison atu metil Prednisolon)
sebanyak 30 – 50 mg/ hari selama 2
(dua) minggu yaitu peningkatan VEP1
pemberian >20%.
Pada PPOK umumnya tidak terjadi
peningkatan
5. Analisa gas darah
Menilai gagal nafas
6. Radiologi
CT. Scan mendeteksi emfisema
dini dan menilai jenis serta derajat
emfisema dan bulla.
7. Elektro kardiografi (EKG)
mengetahui komplikasi pada
jantung yang ditandai oleh P.
Pulmonal dan hipertropi ventrikel
kanan
8. Bakteriologi
pemeriksaan bakteriologi sputum
pewarnaan gram dan kultur
resistensi diperlukan untuk
mengetahui pola kuman dan
untuk memilih antibiotik yang
tepat.
9. Kadar alfa-1 anti tripsin
Rendah pada emfisema herediter
Defisiensi jarang ditemukan di Indonesia
Skreening dilakukan pada :
– Bronkitis kronis dengan obstruksi pada orang
yang tak pernah merokok
– Bronkiektasi, khususnya tak ada faktor
resiko yang jelas.
– Onset prematur untuk PPOK (<50 tahun)
– Riwayat famili defisiensi Alfa-1 anti tripsin.
Penatalaksanaan secara umum
1. Edukasi
2. Obat-obatan
3. Terapi oksigen
4. Ventilasi mekanik
5. Nutrisi
6. Rehabilitasi
Edukasi secara umum
1. Pengetahuan dasar tentang PPOK
2. Obat-obatan, manfaat dan efek sampingnya
3. Cara pencegahan perburukan penyakit
4. Menghindari pencetus ( berhenti merokok)
5. Penyesuaian aktiviti
OBAT-OBATAN
• Bronkodilator
• Antiinflamasi
• Antibiotika
• Antioksidan
• Mukolitik
• antitussif
BRONKODILATOR
• Antikolinergik digunakan pada derajat ringan
sampai berat maksimal 4 kali sehari
• Beta -2 agonis untuk mengatasi sesak dan
eksaserbasi.Tidak dianjurkan untuk pemakaian
jangka panjang
• Kombinasi antikolinergik dan beta-2 agonis
untuk memperkuat efek bronkodilatasi
• Golongan Xantin
OBAT-OBATAN
• Antiinflamasi Metilprednisolon atau
Prednison pada eksaserbasi untuk menekan
inflamasi.
• Bisa juga diberikan dalam bentuk inhalasi
dalam jangka panjang
OBAT-OBATAN
• Antibiotika diberi bila ada infeksi
• Lini I :Amoksilin dan makrolid
• Lini II :Amoksilin dan asam
klavulanat,sepaloseporin,kuinolon dan
makrolid baru
• Di RS Amoksilin dan asam klavulanat,
sepaloseporin gen.II III & IV injeksi dan
kuinolon peroral, dan anti pseudomonas
OBAT-OBATAN
• Antioksidan N asetil sistein dapat
mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki
kualitas hidup
• Mukolitik terutama pada bronkitis kronis
eksaserbasi dengan sputum viscous
• Antitussif diberikan dengan hati-hati
TERAPI OKSIGEN
Sangat penting karena pada PPOK terjadi hipoksemia
progressif dan berkepanjangan yang menyebabkan
kerusakan sel dan jaringan
Indikasi :
PaO2<60 mm Hg atau sat O2 <90%
PaO2 diantara 55-59 mmHg atau sat O2 >89 %
disertai korpulmonal,perubahan p pulmonal,ht >
55% dan tanda-tanda gagal jantung kanan, sleep
apnoe.
TERAPI OKSIGEN
• Terapi oksigen jangka panjang yang diberikan
dirumah pada keadaan stabil 15 jam setiap
hari dengan nasal kanul 1-2 L/menit
• Terapi oksigen pada aktivitas sebagai
parameter digunakan analisa gas darah atau
pulse oksimetri dengan saturasi oksigen
mencapai 90%
VENTILASI MEKANIK
• Digunakan pada eksaserbasi dengan gagal
nafas akut,atau PPOK derajat berat dengan
gagal nafas kronik
• Bisa dengan intubasi dan tanpa intubasi
• Kalau masih bisa dihindarkan pemakaian
ventilator pada pasien PPOK karena sukar
dilakukan weaning
NUTRISI
• Sering terjadi malnutrisi pada PPOK
• Mengatasi malnutrisi dengan pemberian makanan
tinggi lemak dan rendah karbohidrat
• Gangguan elektrolit bisa terjadi( hipofosmi,
• hiperkalemi,hipokalsemi,hipomagnesi)
• Gangguan ini dapat mengurangi fungsi diafragma.
Dianjurkan pemberian nutrisi dengan komposisi
seimbang yaitu porsi kecil dengan pemberian sering
REHABILITASI
• Tujuan untuk meningkatkan toleransi latihan
dan memperbaiki kualiti hidup
• Latihan fisis (latihan meningkatkan otot
pernafasan dan endurance exercise)
• Psikososial
• Latihan pernafasan
Ilustri kasus
• Nama Pasien : Ny. A
• Umur : 78 tahun
• Alamat : keranji guguh
• Pekerjaan : petani
• Jenis kelamin : perempuan
• Tanggal masuk : 05 juni 2016
• Agama : Islam
• RM : 080098
• Keluhan utama
Sesak nafas
• Riwayat penyakit sekarang
Sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu, dirasakan memberat
sejak jam 5 subuh tadi sebelum masuk rumah sakit, sesak
nafas hilang timbul, sesak timbul pada cuaca dingin terutama
pada malam hari, sehingga pasien mengaku susah tidur pada
malam hari dan bahkan tidak bisa tidur. saat sesak pasien sulit
untuk berbicara dan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-
hari.
Batuk berdahak sejak 1,5 tahun yang lalu ; batuk dirasakan
memberat 1 minggu yang lalu, batuk terus menerus, dahak
kental berwarna putih sampai kekuningan, pasien mengeluh
dahak sulit keluar, dahak terasa kental. Badan lemas dan
sudah 3 hari tidak BAB.
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat diabetes mellitus (+)
• Riwayat hipertensi (+)
• Riwayat penyakit jantung disangkal
• Riwayat alergi makanan dan cuaca (+)
15/06/2016 Sesak(+), batuk KU: Sedang Kesadaran: PPOK Eksaserbasi Akut RL drip Aminopilin 16
berdahak (+), Komposmentis + dyspepsia+ hipertensi tpm
dahak(+) , nyeri ulu TD:140/90 mmHg + diabetes melitus Combivent 6x1
hati (+), kaki edema (+) HR: 84x/menit Flexotide 2x1
RR: 32x/menit N.acetylcytein 2x1
T: 36,40C Amlodipine 1x5 mg
Curcuma 2x1
Omeprazole 2x1
Spark K 1x1
Sulcrafat syr 3x1
Spinoractone 1x50 mg
Methylprednisolone inj
2x62,5
Moxifloxacine 1x400
Levemir inj 1x80
Furosemid 1x24
Tanggal s o a p