Anda di halaman 1dari 21

Skenario 6

Breakfast
Sabtu, 26 September 2015 pukul 09.00 WIB, Puskesmas Kota
Fajar dikejutkan dengan datangnya pasien yang dibawa oleh
keluarganya dengan keluhan muntah-muntah. Pasien tersebut
bernama Sisca berusia 14 tahun. Dari alloanamnesis didapatkan, hal
ini dialami pasien sejak 2 jam yang lalu. Sewaktu dirumah, selain
muntah, pasien juga mengeluh skit perut dan diare sebanyak ± 5 kali.
Menurut keluarga psien, hal ini dialami pasien setelah mengkonsumsi
makanan kaleng/sarden yang dimasak oleh ibunya sebagai sarapan
pagi sebelum pergi ke sekolah.
dokter langsung melakukan pemeriksaan terhadap Sisca. Dari
pemeriksaan didapatkan kondisi umum pasien letarghi, wajah pucat,
akral dingin, mulut kering, hipersaliva. Pemeriksaan fisik
didapatkan pupil dilatasi (+/+), distensi abdomen (+), spasme otot
ekstremitas inferior (+/+). Vital sign didapatkan kesadaran somnolen,
tekanan darah 90/60 mmHg, HR 68x/menit, RR 24 x/menit, dan
temperatur 35,8°C.
Tahap 1 : Identifikasi Istilah
• Letargi
» merupakan penurunan kesadaran seperti respon
psikomotor yang lambat, tertidur lelap dan dapat
dibangunkan dengan rangsangan, namun tertidur
kembali.
• Hipersalivasi
»produksi air liur yang berlebihan .
• Pupil dilatasi
»pelebaran pada pupil (>6 mm) karena kontraksi
yang berlebihan pada otot mata, yang disebabkan
oleh berbagai penyakit.
• Somnolen
»merupakan penurunan kesadaran seperti
respon psikomotor yang lambat, mengantuk
dan dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan), tetapi tertidur lagi.
• Distensi abdomen
»suatu proses peningkatan tekanan abdominal
karena penumpukan cairan atau zat yang
menghasilkan peningkatan tekanan dalam
perut dan menekan dinding perut
• Spasme otot
»kejang/kaku otot akibat kontraksi otot tak
sadar.
Tahap 2 : Identifikasi Masalah
1. Apa yang menyebabkan pasien muntah-muntah,
sakit perut, dan diare?
2. Apakah ada hubungan keluhan pasien dengan
makanan yang dikonsumsi ?
3. Mengapa pada pemeriksaan fisik didapatkan
distensi abdomen (+), spasme otot (+) dan
dilatasi pupil (+) ?
4. Mengapa pada vital sign didapatkan kesadaran
somnolen, tekanan darah rendah, temperatur
rendah ?
5. Apa yang menyebabkan hipersalivasi ?
6. Apa yang sebenarnya terjadi pada Sisca ?
Tahap 3 : Analisa Masalah
1. - Secara fisiologis → pengeluaran toksin dalam tubuh.
- Diare → merupakan jenis peradangan/inflamasi yang terjadi
karena aksi hipotoksin pada mukosa yang menyebabkan invasi dan
kehancuran pada colon dan usus kecil
- Mual muntah merupakan refleks simpatis dari lambung untuk
mengeluarkan isinya karena rangsangan muntah pada medulla
oblongata

2. Ada, karena pada proses pengolahan makanan yang tidak benar →


bakteri C. botollinum.
Bisa jadi pada pengolahan makanan yang tidak sehat.

3. - Distensi abdomen, terjadi karena peningkatan cairan dan udara


dari dalam abdomen (sehingga terjadi pembesaran) yang
merupakan suatu respon tubuh.
- Spasme otot terjadi karena gangguan saraf yang dapat merusak
sistem saraf pusat (simpatis dan parasimpatis)
- Dilatasi pupil, dapat terjadi karena beberapa jenis keracunan
4. Somnolen terjadi karena dehidrasi akibat mutah
dan diare ± 5 kali yang dapat menyebabkan
penurunan volume darah dan penurunan tekanan
darah, sehingga terjadi penurunan pasokan
darah.

5. Karena adanya peradangan, dimana pusat saliva


mengontrol pengeluaran saliva melalui saraf
otonom.

6. Keracunan makanan, karena konsumsi makanan


yang mengandung virus, bakteri, dan parasit.
Tahap 4 : Strukturisasi
Pengolahan
makanan yang
tidak benar
Mengkonsumsi
Distensi Keracunan makanan yang
abdomen makanan mengandung bakteri,
virus atau parasit

Dilatasi Gangguan
pupil fungsi Mual dan
sistem muntah
saraf
Spasme pusat
otot
Dehidrasi
Akral
Penurunan
dingin
volume darah
Hypersaliva

Somnolen O2 dan nutrisi


berkurang
Tahap 5 : Learning Objective
• Keracunan makanan (defenisi-prognosis)
KERACUNAN MAKANAN
• DEFENISI

Keracunan makanan atau sering juga disebut foodborne


disease adalah sakit yang ditimbulkan karena
mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi atau yang
mengandung racun yang dapat berasal
darijamur,kerang, pestisida, susu, bahan beracun yang
terbentuk akibat pembusukan makanan dan bakteri.
Pada dasarnya racun ini mampu merusak semua organ
tubuh manusia, tetapi yang paling sering terganggu
adalah saluran pencernaan dan sistem saraf.
• EPIDEMIOLOGI

Dari 76.000 kasus foodborne disease di US,


5000 diantaranya berakhir dengan kematian.
Pada tahun 2003, WHO melaporkan bahwa
sekitar 70% kasus diare yang terjadi di negara
berkembang disebabkan oleh makanan yang
tercemar.
• KLASIFIKASI

1. Foodborne infection
terjadi jika jasad renik patogen terkonsumsi dan kemudian
menetap di dalam tubuh.
Contoh : Listeria, Salmonella dan Campylobacter.

2. Foodborne toxicoinfection
terjadi jika jasad renik yang terkontaminasi mampu
menghasilkan racun sambil berproduksi di dalam saluran
cerna.
Contoh : Clostridium perfringens dan E. Coli

3. Foodborne intoxication
terjadi akibat mengkonsumsi makanan yang telah
mengendung racun. Racun terlepas selama pertumbuhan
bakteri (enterotoksin).
• ETIOLOGI

1. Bakteri
bakteri penyebab foodborne disease yaitu :
a). sering terjadi : Campylobacter jejuni, Clostridium
perferingens, Salmonella sp., E.coli.
b). umum terjadi : Bacillys cereus, Listeria monocytogenes,
Shigella sp., Staphylococcus aureus, Streptococcus, Vibrio
cholerae, Vibrio parahaemolyticus, Vibrio vulnificus.
c). Jarang terjadi : Brucella sp., Corynebacterium ulcerans,
Coxiella burnetil, Plesiomonas shigelloides.
Keracunan makanan juga dapat disebabkan oleh eksotoksin
yang dihasilkan oleh sel bakteri seperti Clostridium
botulinum, Clostridium perferingens, Staphylococcus aureus,
Bacillus cereus.
2. Virus

30% kasus infeksi makanan disebabkan oleh virus, dengan masa


inkubasi sekitar 1-3 hari.
Contoh : Enterovirus, Hepatitis A, Hepatitis E, Norovirus,
Rotavirus.

3. Parasit
infeksi oleh parasit meliputi :
a. Platyhelminthes
b. Nematode
c. Protozoa

4. Fungi
fungsi menghasilkan mycotoxin

5. Racun alami
bahan pangan tertentu secara alami mengandung racun.
Contoh : racun jamur, singkong, jengkol
• PATOFISIOLOGI

Keracunan dapat di sebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu faktor


bahan kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat
mempengaruhi vaskuler sistemik sehingga terjadi penurunan fungsi organ-
organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan menimbulkan mual,
muntah, diare, perut kembung, gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi darah
dan kerusakan hati (sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia). Terjadi
mual, muntah di karenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam lambung
meningkat. Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat
menghambat (inktivasi) enzim asritikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan
normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan
jalan mengikat Akh-KhE yang bersifat inaktif. Bila konsentrasi racun lebih
tinggi dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi
penumpukan Akh yang berlebihan, yang akan menimbulkan efek muscarinik,
nikotinik, dan ssp (menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP) mual
muntah.
• MANIFESTASI KLINIS

1. Nausea dan vomitus


2. Diare berdarah maupun berair
3. Nyeri perut dan kram yang hebat
4. Demam
5. Tanda-tanda keterlibatan sistem saraf, seperti
parestesis
• DIAGNOSA
Diagnosis keracunan makanan ditegakkan berdasarkan :

• Anamnesis

kemungkinan penyebab dapat diketahui melalui anamnesis yang cermat dan sistemis terhadap pasiean dan
anggota keluarga serta orang lain yang mungkin terpapar oleh makanan yang sama.
informasi yang diperoleh meliputi masa inkubasi, durasi penyakit, jenis makanan, tempat makanan dan
frekuensi diare, serta keterkaitan dengan gejala sistemik lain.

• Pemeriksaan Fisik

1. mulut kering, tidak ada keringat di ketiak dan BAK yang berkurang menandakan dehidrasi.
2. Kulit yang kurang lentur dan mata cekung mengakibatkan dehidrasi sedang, dan dehidrasi berat timbul.
3. Sebagai hipotensi yang dikompresi oleh takikardi, delirium dan syok.

• Pemeriksaan Laboraturium

pemeriksaan darah , pemeriksaan urin , feses/tinja, kultur tinja bila pasien diindikasikan mengalami diare
berdarah hebat, dalam keadaan imunocompromised, (respon imun yang lemah).
• DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan saluran pencernaan
• KOMPLIKASI

1. Kejang
2. Koma
3. Henti jantung
4. Henti nafas (apneu)
5. Syok
• PENATALAKSAAN

1. Tindakan Emergency
Airway : bebaskan jalan nafas, kalau perlu di lakukan inkubasi.
Breathing : berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau pernafasan tidak adekuat.
Circulasi : pasang infus bila keadaan penderita gawat darurat dan perbaiki perfusi jaringan.

2. Resusitasi
setelah jalan nafas di bebaskan dan di bersihkan, periksa pernafasan dan nadi. Infus dextrose 5% kec. 15-20, nafas buatan,
O2, hisap lensir dalam saluran pernafasan, hindari obat-obatan depresan saluran nafas, kalau perlu respirator pada
kegagalan nafas berat.

3. Identifikasi Penyebab
bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha mencari penyebab keracunan tidak sampai
menunda usaha-usaha penyelamatan penderita yang harus segera di lakukan.

4. Mengurangi Absorbsi
upaya mengurangi absorbsi racun dari saluran cerna dilakukan dengan merangsang muntah, menguras lambung,
mengabsorsi racun, dengan karbon aktif dan mebersihkan usus.

5. Meningkatkan Eliminasi
meningkatkan eliminasi racun dapat dilakukan dengan diuresis basa atau asam , dosis multipel karbon aktif, dialisis dan
hemoperfus .
TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai