Anda di halaman 1dari 49

CASE REPORT

RHEUMATIC HEART DISEASE AND


CORDIS DECOMPENSATION
Disusun oleh :
Cintya Ristimawarni 1102013064
Fawzia Devi Fitriani 1102013110
Khairul Huda 1102013148

Pembimbing :
dr.H. Bambang Suharto, Sp.A, MH.Kes
BAB I
Pendahuluan
• Demam reumatik akut (DRA) adalah konsekuensi autoimun dari
infeksi streptokokus grup A.
• DRA menyebabkan :
• Respon inflamasi umum dan
• Penyakit lain (jantung, sendi, otak dan kulit secara selektif).
• DRA – PJR (Penyakit Jantung Rematik)/rheumatic heard disease (RHD),
kerusakan katup :
• Mitral (75%)
• Aorta (25%)
• Lainnya, jarang (Pulmonal, Trikuspid)
• Akut -- Persisten
• Rata-rata 55 kasus/tahun (5-15 tahun)
• Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan
kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi
pompa jantung.
• DRA – PJR -- DC
• Pada RHD :
• Kerusakan katup mitral –
• Stenosis dan regurgitasi –
• Suplai oleh jantung kurang maksimal / terjadinya penurunan.
• Mekanisme kompensasi (awalnya):
• Meningkatkan detak jantung,
• Namun jika dalam waktu lama jantung akan mengalami kelelahan dan menyebabkan
suplai darah keseluruh tubuh tidak bisa dipenuhi (dekompensasi kordis).
BAB II
Laporan Kasus
Identitas Pasien
• Nama : Nabila
• Umur : 15 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Tegal Gubug, Cirebon
• Tanggal Masuk RS : 13 Desember 2017
Anamnesis
• Jenis Anamnesis :
Alloanamnesis (Ibu pasien)
• Keluhan Utama :
Demam
• Keluhan Tambahan :
Nyeri perut, nafsu makan menurun, kaki terasa nyeri (2 mgu SMRS), dada terasa
sesak
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dibawa oleh kakak dan Ibu nya ke Poli Anak RSUD Arjawinangun
dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu dan tidak kunjung sembuh. Keluhan
lain disertai oleh nyeri perut, sehingga nafsu makan menurun. Kaki terasa nyeri sejak 2
hari yang lalu. Dada terasa sesak hingga susah saat bernafas.
Menurut Ibu pasien, Pasien saat kecil sering terkena flu dan demam. Pasien juga
sering mengeluhkan kakinya sakit dan sempat bengkak. Tidak ada riwayat keturunan
penyakit jantung pada keluarga. Namun, Ibu pasien memiliki riwayat Hipertensi. Pasien
diimunisasi lengkap. Pasien pun diberikan ASI sampai saat usia 1 tahun.
Menurut ibu pasien, pasien lahir cukup bulan dengan proses persalinan di Bidan,
dengan berat 3500 gram dan panjang 50 cm. Semasa kehamilan ibu pasien
memeriksakan kehamilannya di Bidan sebanyak 6x, tidak terdapat penyulit selama
kehamilan.
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : dalam batas normal
• Mata : dalam batas normal
• Telinga : dalam batas normal
• Hidung : dalam batas normal
• Mulut : dalam batas normal
• Leher : dalam batas normal
• Thorax :
• Inspeksi :
• Bentuk: simetris.
• Ukuran: normal, barrel chest (-)
• Pergerakan dinding dada : simetris, retraksi sela iga (+)
• Permukaan dada : petekie (-), purpura (-), ekimosis (-), spider nevi (-), massa (-), sikatrik (-)
hiperpigmentasi (-).
• Fossa supraclavicula dan fossa infraclavicula : cekungan simetris
• Penggunaan otot bantu napas: sternocleidomastoideus (+), otot intercosta(-).
• Palpasi :
• Pergerakan dinding dada : simetris
• Fremitus taktil : simetris
• Nyeri tekan (-), edema (-), krepitasi (-).
• Perkusi :
• Sonor (+/+).
• Nyeri ketok (-).
• Batas paru hepar : ICS 6
• Auskultasi :
• Suara napas vesikuler (-/-)
• Suara tambahan rhonki (+/+).
• Suara tambahan wheezing inspirasi dan ekspirasi (-/-).
• Jantung :
• Inspeksi : Iktus cordis tampak.
• Palpasi : Iktus cordis teraba ICS V linea midklavikula sinistra, thriil (+).
• Perkusi : - batas kanan jantung : ICS II linea sternalis dextra, batas kiri
jantung ICS V linea midklavikula sinistra.
• Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (+), gallop (-).

• Abdomen : Dalam batas normal


• Ekstremitas : Dalam batas normal
Status gizi
• BB : 30 kg,
• TB : 152 cm,
• Status gizi pada pasien ini dilihat dari berat badan atas dibandingkan
dengan Tinggi Badan berdasarkan kurva Center of Disease Control
(CDC) :
30
• Status Gizi : BB/TB 𝑋 100% = X 100% = 75 %
40
• Kesimpulan status gizi ini adalah gizi kurang
Follow up
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Hasil Hasil Satuan
Jenis Pemeriksaan
13/12/17 03/01/18 20/12/17

Darah Lengkap
He moglobin
11,6 11,2 9,9 gr/dL
He matrokit
35,1 34,2 29,8 %
Le kos it
16,3 21,34 12,97 103 / uL
Trombos it
588 663 404 103 / uL
Eritros it
4,29 4,26 3,71 Mm3
Index Eritrosit
M CV
82 90,4 80,2 fl
M CH
27 26,2 26,7 pg
M CHC
32,9 32,7 33,3 g/dL
RDW
14,6 15,9 14,3 %
M PV
7,2 7,7 7,3 fL
PDW
43,7 46,7 40,2 %
Hitung Jenis
Eos inofil
0,5 0,2 0,9 %
Bas ofil
0,3 0,3 0,3 %
Se gme n
82,1 80,2 81,4 %
Limfos it
12,4 15 11,1 %
M onos it
3,6 3,5 5.0 %
Luc
1,1 0,9 1,3 %
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Metode

Reaktif IU/ml Aglutinase


ASTO kuantitatif

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Metode

Negatif Chromatography
IgM anti
salmonela
Negatif Chromatography
IgG anti salmonela
Jenis Pemeriksaan Hasil Metode

Urin Lengkap
Makroskopis
Warna
kuning Visual
Kekeruhan
jernih Visual

Kimia urin
6,5 Carik celup
PH reaksi
1020 Carik celup
Berat jenis
Negative Carik celup
Reduksi
Negative Carik celup
Bilirubin
Normal Carik celup
-
Negative Carik celup
Protein
Negative Carik celup
Purin
(+) 2 Carik celup
Keton
Mikroskopis
(+) 2-4 Mikroskopis
Epitel
(+) 2-4 Mikroskopis
Leukosit
(+) 0-2 Mikroskopis
Eritrosit
Negative Mikroskopis
Bakteri
Negative Mikroskopis
Jamur
Negative Mikroskopis
Silinder
Negative Mikroskopis
Kristal
Jenis Pemeriksaan Hasil Metode

Feses Lengkap
Makroskopis
Warna
cokelat Makroskopis
Konsistensi
padat Makroskopis
Darah
negative Makroskopis
Lender
negative Makroskopis
Mikroskopis
Leukosit
(+) 3-5
Eritrosit
(+) 1-2
Amoeba
Negative
Bakteri
Negative
Telur cacing
Negative
BAB III
Tinjauan Pustaka
Reumatic heart disease / penyakit jantung reumatik
Definisi
• Penyakit Jantung Reumatik (Reumatic Heart Disease) merupakan
penyakit jantung didapat yang sering ditemukan pada anak.
• Penyakit jantung reumatik merupakan kelainan katup jantung yang
menetap akibat demam reumatik akut sebelumnya, terutama
mengenai katup mitral (75%), aorta (25%), jarang mengenai katup
trikuspid, dan tidak pernah menyerang katup pulmonal.
• Penyakit jantung reumatik dapat menimbulkan stenosis atau
insufisiensi atau keduanya
Definisi
• Demam reumatik akut adalah konsekuensi autoimun dari infeksi
streptokokus grup A.
• Demam reumatik akut menyebabkan respon inflamasi umum dan
penyakit yang mengenai jantung, sendi, otak dan kulit secara selektif.
Penyakit jantung reumatik adalah lanjutan dari demam reumatik akut.
• Keterlibatan katup jantung tersebut dikenal dengan penyakit jantung
reumatik/ rheumatic heart disease (RHD).
Etiologi
• Demam rematik akut disebabkan dari infeksi Streptokokus grup A
pada faring tetapi bukan pada kulit.
• Faktor predisposisi yang penting meliputi
• Riwayat keluarga yang menderita demam rematik,
• Status sosial ekonomi rendah (kemiskinan, sanitasi yang buruk), dan
• Usia antara 6 - 15 tahun (dengan puncak insidensi pada usia 8 tahun).
Patofisiologi
Manifestasi klinis dan Diagnosis
• Demam rematik akut didiagnosis dengan menggunakan kriteria Jones.
(1) Lima gejala mayor,
(2) Empat gejala minor, dan
(3) Bukti pemeriksaan yang mendukung adanya infeksi streptokokus grup A.
• Dimana didapatkan minimal
• Dua gejala mayor, atau
• Satu gejala mayor dan dua gejala minor,
• Ditambah adanya bukti pemeriksaan yang menunjukkan adanya infeksi
streptokokus.
 Karditis
 Poliartritis
Gejala Mayor  Khorea
 Eritema marginatum
 Nodul subkutan
Temuan klinis :

 Riwayat demam rematik atau penyakit jantung rematik


 Arthralgia
 Demam
Gejala Minor
Temuan laboratorium:

 Peningkatan reaktan fase akut ( laju pengendapan eritrosit, protein


C-reaktif)
 Pemanjangan interval PR

Bukti yang mendukung  Kultur tenggorok atau pemeriksaan antigen streptokokus hasilnya

adanya infeksi (+)

streptokokus grup A  Peningkatan titer antibodi streptokokus


Diagnosis Banding
1. Arthritis reumatoid juvenile
2. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
3. arthritis yang reaktif, termasuk arthritis poststreptococcal dan
infeksius arthritis (seperti gonokokus)
4. Infeksi virus yang disertai arthritis akut (rubella, parvovirus, virus
hepatitis B, herpesvirus, enterovirus)
Penatalaksanaan
• Konsultasi ke ahli jantung ;
Pemeriksaan ekhokardiografi dua dimensi dan Doppler yang biasa dilakukan
• Penisilin benzathine G 0,6 sampai 1,2 juta unit IM (eradikasi
streptokokus).
• Alergi Penisilin? Ganti dengan Eritromisin
• Dosis : 40 mg/kgBB/hari, 2-4 dosis selama 10 hari.
• Terapi anti-inflamasi atau supresi dengan
• Salisilat atau steroid tidak boleh diberikan sampai ditegakkannya diagnosis
pasti.
Penatalaksanaan
• Terapi dengan agen anti inflamasi harus dimulai sedini mungkin saat
demam rematik akut sudah didiagnosis.
• Untuk karditis ringan hingga sedang, penggunaan aspirin saja sebagai
anti inflamasi direkomendasikan dengan dosis 90-100 mg/kgBB
perhari yang dibagi dalam 4 sampai 6 dosis.
• Kadar salisilat yang adekuat di dalam darah adalah sekitar 20-25
mg/100 mL. Dosis ini dilanjutkan selama 4 sampai 8 minggu,
tergantung pada respon klinis.
• Setelah perbaikan, terapi dikurangi secara bertahap selama 4-6
minggu selagi monitor reaktan fase akut.
Penatalaksanaan
• Penanganan gagal jantung kongestif meliputi istirahat total dengan
posisi setengah duduk (orthopneic) dan pemberian oksigen.
• Prednison untuk karditis berat dengan onset akut.
• Digoksin digunakan dengan hati-hati, dimulai dengan setengah dosis
rekomendasi biasa, karena beberapa pasien dengan karditis rematik
sangat sensitif terhadap pemberian digitalis.
• Furosemid dengan dosis 1 mg/kgBB setiap 6 sampai 12 jam, jika
terdapat indikasi.
Prognosis
• Ada maupun tidak adanya kerusakan jantung permanen menentukan
prognosis. Perkembangan penyakit jantung sebagai akibat demam rematik
akut diperngaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
• Keadaan jantung pada saat memulai pengobatan. Lebih parahnya
kerusakan jantung pada saat pasien pertama datang, menunjukkan lebih
besarnya kemungkinan insiden penyakit jantung residual.
• Kekambuhan dari demam rematik : Keparahan dari kerusakan katup
meningkat pada setiap kekambuhan.
• Penyembuhan dari kerusakan jantung : terbukti bahwa kelainan jantung
pada serangan awal dapat menghilang pada 10-25% pasien. Penyakit katup
sering membaik ketika diikuti dengan terapi profilaksis.
Pencegahan
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer dari demam rematik dimungkinkan dengan terapi
penisilin selama 10 hari untuk faringitis karena streptokokus
2. Pencegahan sekunder
Pasien dengan riwayat demam rematik, termasuk dengan gejala khorea
dan pada pasien dengan tidak adanya bukti pemeriksaan yang
menunjukkan pasien menderita demam remati akut harus diberikan
profilaksis. Sebaiknya, pasien menerima profilaksis dalam jangka waktu
tidak terbatas
Kategori Durasi
Demam rematik tanpa karditis Minimal selama 5 tahun atau sampai
usia 21 tahun, yang mana lebih lama

Demam rematik dengan karditis Minimal 10 tahun atau hingga


tetapi tanpa penyakit jantung residual dewasa, yang mana lebih lama
(tidak ada kelainan katup)
Demam rematik dengan karditis dan Minimal 10 tahun sejak episode
penyakit jantung residual (kelainan terakhir dan minimal sampai usia 40
katup persisten) tahun, kadang-kadang selama seumur
hidup
Tinjauan Pustaka
Decompensasi cordis
Definisi
• Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk
mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.
• Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi
penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada
penurunan fungsi pompa jantung ( Tabrani, 1998; Price ,1995).
Etiologi
• adalah keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir
atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan yang
meningkatkan beban awal seperti regurgitasi aorta, dan cacat septum
ventrikel. Beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi
stenosis aorta atau hipertensi sistemik
• Penyebab Kegagalan jantung dikategori kepada tiga penyebab :
1. Stroke volume : isi sekuncup
2. Kontraksi Kardiak
3. Preload dan afterload
Klasifikasi
1. Decompensasi cordis kiri/gagal jantung kiri
2. Decompensasi Cordis Kanan
BAB IV
Pembahasan
Resume
• Data yang didapatkan dari pasien berupa keluhan demam sejak satu
minggu yang lalu dan tidak kunjung sembuh. Keluhan lain disertai oleh
nyeri perut, sehingga nafsu makan menurun. Kaki terasa nyeri sejak satu
minggu yang lalu. Dada terasa sesak hingga susah saat bernafas.
• Pada pemeriksaan jantung terlihat dan teraba iktus cordis pada sisi kiri.
Pada perkusi batas jantung, batas jantung kanan di ICS 5 linea sternalis
dextra, batas jantung kiri di ICS 5 linea midclavicula sinistra. Pada saat
auskultasi terdengar bunyi jantung tambahan yaitu murmur dicelah
interkosta V linea mid klavikulris sinistra.
• Pada pemeriksaan foto thorax terlihat corakan paru bertambah, penebalan
pleura kanan. Besar jantung normal, dan tidak tampak spesifik proses aktif.
• Pada pemeriksaan EKG di dapatkan hasil sinus takikardi
Pembahasan
• Pada hasil pemeriksaan klinis pasien juga ditemukan tanda-tanda yang memenuhi
kriteria mayor, yaitu karditis. Memenuhi kriteria minor yaitu demam, dan
arthralgia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bising jantung yaitu murmur yang
merupakan manifestasi karditis rematik yang seringkali muncul pertama kali
• Pemeriksaan penunjang berupa foto thorax tidak menunjukkan adannya
pembesaran jantung. Hal ini dapat dikarenakan perjalanan penyakit pasien ini
belum mencapai gagal jantung kongestif.
• Pemeriksaan penunjang yang lain yaitu didapatkan hasil ASTO yang reaktif pada
pasien ini. Hal ini menunjukkan adanya bakteri streptococcus group A dalam
darah pasien.
BAB V
Kesimpulan
• Demam reumatik akut adalah konsekuensi autoimun dari infeksi
streptokokus grup A. Demam reumatik akut menyebabkan respon inflamasi
umum dan penyakit yang mengenai jantung, sendi, otak dan kulit secara
selektif.
• Demam rematik akut didiagnosis dengan menggunakan kriteria Jones.
(1) lima gejala mayor ( karditis, poloatritis, khorea, eritema marginatum,
nodul subkutan) ,
(2) empat gejala minor (demam, riwayat PJR, atralgia), dan
(3) bukti pemeriksaan yang mendukung adanya infeksi streptokokus grup A.
• Jika didapatkan minimal dua gejala mayor atau satu gejala mayor dan dua
gejala minor, ditambah adanya bukti pemeriksaan yang menunjukkan
adanya infeksi streptokokus maka sudah bisa didagnosa sebagai Demam
Rematik.
• Penyakit jantung reumatik adalah lanjutan dari demam reumatik akut.
Kerusakan katup jantung, khususnya katup mitral dan aorta setelah
demam reumatik akut dapat menjadi persisten setelah episode akut
telah mereda. Keterlibatan katup jantung tersebut dikenal dengan
penyakit jantung reumatik/ rheumatic heart disease (RHD).
• Pada pasien ini hasil pemeriksaan klinis pasien ditemukan tanda-tanda yang memenuhi
satu kriteria mayor, yaitu karditis, serta dua kriteria minor yaitu demam dan atralgia.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan bising jantung yaitu murmur yang merupakan
manifestasi karditis rematik yang seringkali muncul pertama kali, sementara tanda dan
gejala perikarditis serta gagal jantung kongestif tidak ditemukan.
• Pada pemeriksaan penunjang berupa foto thorax tidak menunjukkan adannya
pembesaran jantung serta pada
• pemeriksaan penunjang yang lain yaitu didapatkan hasil ASTO yang reaktif. Namun pada
pasien didapatkan Sesak nafas dan berkurang saat pasien berbaring. Ini menunjukkan
adanya ketidak mampuan jantung memenuhi sirkulasi sistemik saat tidak berbaring
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai