Pembimbing :
dr.H. Bambang Suharto, Sp.A, MH.Kes
BAB I
Pendahuluan
• Demam reumatik akut (DRA) adalah konsekuensi autoimun dari
infeksi streptokokus grup A.
• DRA menyebabkan :
• Respon inflamasi umum dan
• Penyakit lain (jantung, sendi, otak dan kulit secara selektif).
• DRA – PJR (Penyakit Jantung Rematik)/rheumatic heard disease (RHD),
kerusakan katup :
• Mitral (75%)
• Aorta (25%)
• Lainnya, jarang (Pulmonal, Trikuspid)
• Akut -- Persisten
• Rata-rata 55 kasus/tahun (5-15 tahun)
• Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan
kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi
pompa jantung.
• DRA – PJR -- DC
• Pada RHD :
• Kerusakan katup mitral –
• Stenosis dan regurgitasi –
• Suplai oleh jantung kurang maksimal / terjadinya penurunan.
• Mekanisme kompensasi (awalnya):
• Meningkatkan detak jantung,
• Namun jika dalam waktu lama jantung akan mengalami kelelahan dan menyebabkan
suplai darah keseluruh tubuh tidak bisa dipenuhi (dekompensasi kordis).
BAB II
Laporan Kasus
Identitas Pasien
• Nama : Nabila
• Umur : 15 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Tegal Gubug, Cirebon
• Tanggal Masuk RS : 13 Desember 2017
Anamnesis
• Jenis Anamnesis :
Alloanamnesis (Ibu pasien)
• Keluhan Utama :
Demam
• Keluhan Tambahan :
Nyeri perut, nafsu makan menurun, kaki terasa nyeri (2 mgu SMRS), dada terasa
sesak
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dibawa oleh kakak dan Ibu nya ke Poli Anak RSUD Arjawinangun
dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu dan tidak kunjung sembuh. Keluhan
lain disertai oleh nyeri perut, sehingga nafsu makan menurun. Kaki terasa nyeri sejak 2
hari yang lalu. Dada terasa sesak hingga susah saat bernafas.
Menurut Ibu pasien, Pasien saat kecil sering terkena flu dan demam. Pasien juga
sering mengeluhkan kakinya sakit dan sempat bengkak. Tidak ada riwayat keturunan
penyakit jantung pada keluarga. Namun, Ibu pasien memiliki riwayat Hipertensi. Pasien
diimunisasi lengkap. Pasien pun diberikan ASI sampai saat usia 1 tahun.
Menurut ibu pasien, pasien lahir cukup bulan dengan proses persalinan di Bidan,
dengan berat 3500 gram dan panjang 50 cm. Semasa kehamilan ibu pasien
memeriksakan kehamilannya di Bidan sebanyak 6x, tidak terdapat penyulit selama
kehamilan.
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : dalam batas normal
• Mata : dalam batas normal
• Telinga : dalam batas normal
• Hidung : dalam batas normal
• Mulut : dalam batas normal
• Leher : dalam batas normal
• Thorax :
• Inspeksi :
• Bentuk: simetris.
• Ukuran: normal, barrel chest (-)
• Pergerakan dinding dada : simetris, retraksi sela iga (+)
• Permukaan dada : petekie (-), purpura (-), ekimosis (-), spider nevi (-), massa (-), sikatrik (-)
hiperpigmentasi (-).
• Fossa supraclavicula dan fossa infraclavicula : cekungan simetris
• Penggunaan otot bantu napas: sternocleidomastoideus (+), otot intercosta(-).
• Palpasi :
• Pergerakan dinding dada : simetris
• Fremitus taktil : simetris
• Nyeri tekan (-), edema (-), krepitasi (-).
• Perkusi :
• Sonor (+/+).
• Nyeri ketok (-).
• Batas paru hepar : ICS 6
• Auskultasi :
• Suara napas vesikuler (-/-)
• Suara tambahan rhonki (+/+).
• Suara tambahan wheezing inspirasi dan ekspirasi (-/-).
• Jantung :
• Inspeksi : Iktus cordis tampak.
• Palpasi : Iktus cordis teraba ICS V linea midklavikula sinistra, thriil (+).
• Perkusi : - batas kanan jantung : ICS II linea sternalis dextra, batas kiri
jantung ICS V linea midklavikula sinistra.
• Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (+), gallop (-).
Darah Lengkap
He moglobin
11,6 11,2 9,9 gr/dL
He matrokit
35,1 34,2 29,8 %
Le kos it
16,3 21,34 12,97 103 / uL
Trombos it
588 663 404 103 / uL
Eritros it
4,29 4,26 3,71 Mm3
Index Eritrosit
M CV
82 90,4 80,2 fl
M CH
27 26,2 26,7 pg
M CHC
32,9 32,7 33,3 g/dL
RDW
14,6 15,9 14,3 %
M PV
7,2 7,7 7,3 fL
PDW
43,7 46,7 40,2 %
Hitung Jenis
Eos inofil
0,5 0,2 0,9 %
Bas ofil
0,3 0,3 0,3 %
Se gme n
82,1 80,2 81,4 %
Limfos it
12,4 15 11,1 %
M onos it
3,6 3,5 5.0 %
Luc
1,1 0,9 1,3 %
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Metode
Negatif Chromatography
IgM anti
salmonela
Negatif Chromatography
IgG anti salmonela
Jenis Pemeriksaan Hasil Metode
Urin Lengkap
Makroskopis
Warna
kuning Visual
Kekeruhan
jernih Visual
Kimia urin
6,5 Carik celup
PH reaksi
1020 Carik celup
Berat jenis
Negative Carik celup
Reduksi
Negative Carik celup
Bilirubin
Normal Carik celup
-
Negative Carik celup
Protein
Negative Carik celup
Purin
(+) 2 Carik celup
Keton
Mikroskopis
(+) 2-4 Mikroskopis
Epitel
(+) 2-4 Mikroskopis
Leukosit
(+) 0-2 Mikroskopis
Eritrosit
Negative Mikroskopis
Bakteri
Negative Mikroskopis
Jamur
Negative Mikroskopis
Silinder
Negative Mikroskopis
Kristal
Jenis Pemeriksaan Hasil Metode
Feses Lengkap
Makroskopis
Warna
cokelat Makroskopis
Konsistensi
padat Makroskopis
Darah
negative Makroskopis
Lender
negative Makroskopis
Mikroskopis
Leukosit
(+) 3-5
Eritrosit
(+) 1-2
Amoeba
Negative
Bakteri
Negative
Telur cacing
Negative
BAB III
Tinjauan Pustaka
Reumatic heart disease / penyakit jantung reumatik
Definisi
• Penyakit Jantung Reumatik (Reumatic Heart Disease) merupakan
penyakit jantung didapat yang sering ditemukan pada anak.
• Penyakit jantung reumatik merupakan kelainan katup jantung yang
menetap akibat demam reumatik akut sebelumnya, terutama
mengenai katup mitral (75%), aorta (25%), jarang mengenai katup
trikuspid, dan tidak pernah menyerang katup pulmonal.
• Penyakit jantung reumatik dapat menimbulkan stenosis atau
insufisiensi atau keduanya
Definisi
• Demam reumatik akut adalah konsekuensi autoimun dari infeksi
streptokokus grup A.
• Demam reumatik akut menyebabkan respon inflamasi umum dan
penyakit yang mengenai jantung, sendi, otak dan kulit secara selektif.
Penyakit jantung reumatik adalah lanjutan dari demam reumatik akut.
• Keterlibatan katup jantung tersebut dikenal dengan penyakit jantung
reumatik/ rheumatic heart disease (RHD).
Etiologi
• Demam rematik akut disebabkan dari infeksi Streptokokus grup A
pada faring tetapi bukan pada kulit.
• Faktor predisposisi yang penting meliputi
• Riwayat keluarga yang menderita demam rematik,
• Status sosial ekonomi rendah (kemiskinan, sanitasi yang buruk), dan
• Usia antara 6 - 15 tahun (dengan puncak insidensi pada usia 8 tahun).
Patofisiologi
Manifestasi klinis dan Diagnosis
• Demam rematik akut didiagnosis dengan menggunakan kriteria Jones.
(1) Lima gejala mayor,
(2) Empat gejala minor, dan
(3) Bukti pemeriksaan yang mendukung adanya infeksi streptokokus grup A.
• Dimana didapatkan minimal
• Dua gejala mayor, atau
• Satu gejala mayor dan dua gejala minor,
• Ditambah adanya bukti pemeriksaan yang menunjukkan adanya infeksi
streptokokus.
Karditis
Poliartritis
Gejala Mayor Khorea
Eritema marginatum
Nodul subkutan
Temuan klinis :
Bukti yang mendukung Kultur tenggorok atau pemeriksaan antigen streptokokus hasilnya