Anda di halaman 1dari 9

PELUANG

Mengundi dengan sebuah mata uang logam atau


sebuah dadu, membaca temperatur udara tiap hari
dari termometer, menghitung banyak barang rusak
yang dihasilkan tiap hari, dll. Merupakan eksperimen
yang dapat diulangi. Dari semua eksperimen
demikian semua hasil yang mungkin terjadi bisa
dicatat. Segala bagian yang mungkin didapat dari
hasil ini dinamakan Peristiwa. Untuk menyatakan
peristiwa akan digunakan huruf huruf besar, A, B,
C,… baik disertai indeks ataupun tidak.
Dua Peristiwa atau lebih dinamakan saling eksklusif atau saling
asing jika terjadinya peristiwa yang satu mencegah terjadinya
yang lain.

Beberapa contoh:
1. Jika A berarti barang yang dihasilkan rusak Ᾱ barang yang
dihasilkan tidak rusak. Dua peristiwa ini salang eksklusif atau
saling asing.
2. Mata uang logam kita mempunyai dua muka yang berlainan.
Kita sebut saja muka G dan muka Y. kita lakukan undian
dengan sebuah mata uang lalu perhatikan muka mana yang
nampak. Maka peristiwa-peristiwa muka G yang nampak dan
muka Y yang nampak sebagai hasil undian dengan sebuah
mata uang merupakan dua peristiwayang saling eksklusif.
Definisi : Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak
n kali di antara N peristiwa yang salaing eksklusif dan
masing-masing terjadi dengan kesempatan yang sama, maka
peluang peristiwa E terjadi adalah n/N dan dituliskan dalam
bentuk P(E) = n/N

• Beberapa Contoh :
• 1. Ketika melakukan undian dengan sebuah mata uang,
seluruh peristiwa N = 2, ialah muka G di atas dan muka Y di
atas, jika E = muka G di atas maka n = 1, maka P(E) = P
(muka G diatas) = P(G) = ½ jelas bahwa juga P(G) = P(Y) = ½.

• 2. Sebuah kotak berisi 20 kelereng yang identik kecuali


warnanya. Terdapat 5 berwarna merah, 12 berwarna
kuning dan sisanya berwarna hijau. Kelereng dalam kotak
itu diaduk baik-baik lalu diambil sebuah tanpa melihat ke
dalam kotak, maka peluang mengambil kelereng berwarna
merah = 5/20 = 0,25; berwarna kuning 12/20 = 0,6 dan
berwarna hijau = 3/20 = 0,15.
Definisi : Kita perhatikan frekuensi relatif tentang terjadinya
sebuah peristiwa untuk sejumlah pengamatan. Maka peluang
peristiwa itu adalah limit dari frekuensi relatif apabila jumlah
pengamatandiperbesarsampai tak hingga banyaknya.

Beberapa Contoh;
1. Lakukan undian dengan sebuah mata uang yang homogen
1.000 kali; didapat muka G sebanyak 519 kali, maka frekuensi
relatif muka G = 0,519. sekarang lakukan 2.000 kali dimana
didapat muka G = sebanyak 1.020 maka frekuensi relatifnya =
0,510; jika dilakukan 5.000 kali dimana muka G terdapat 2.530
maka frekuensi relatifnya 0,506, jika proses demikian diteruskan,
nilai frekuensi relatif lambat laun makin dekat ke sebuah bilangan
yang merupakan peluang untuk muka G, dalam hal ini bilangan
tersebut adalah 0,5.
BEBERAPA ATURAN PELUANG
• Dari definisi klasik kita dapat bahwa untuk peristiwa
E, P(E) = n/N, dimana paling kecil n = 0, yakni dalam
peristiwa E tidak ada dan paling besar n = N, yakni
dalam hal semua yang terjadi merupakan peristiwa
E; Jadi didapat batas-batas peluang : 0 ≤ P(E) ≤ 1.
• Jika P(E) = 0 makadiartikan peristiwa E pasti tidak
terjadi.
• Jika P(E) = 1 maka diartikan peristiwa E pasti terjadi.
• Jika P(E) = mendekati sekali 0 maka dikatakan praktis
tidak terjadi.
• Jika P(E) = mendekati sekali 1 maka dikatakan praktis
peristiwa E terjadi.
• Selanjutnya dari definisi bahwa P(E) = n/N, Jika Ḕ menyatakan
bukan peristiwa E, maka di dapat :
P(Ē) = P(E)-1
• Untuk 2 peristiwa atau lebih akan terjadi 4 buah hubungan yakni
:
1. Peristiwa-peristiwa yang saling eksklusif dihubungkan dengan
kata “ atau “ hal ini berlaku aturan :
P(E1 atau E2 atau … atau Ek ) = P(E1) + P(E2) + … + P(Ek)

contoh : enam peristiwa pada mata dadu, P(mata 1) = P(mata


2) = … = P(mata 6) = 1/6 maka P(mata 1 atau mata 2 atau …
atau mata 6) = 1
2. Hubungan bersyarat, dua peristiwa dikatakan mempunyai hubungan
syarat jika peristiwa yang satu menjadi syarat peristiwa yang lainnya, kita
tulis A I B untuk menyatakan peristiwa A terjadi dengan didahului
terjadinya peristiwa B. Peluangnya ditulis P (A I B) disebut peluang
bersyarat untuk terjadinya peristiwa A dengan syarat B.

3. Jika terjadinya atau tidak terjadinya peristiwa B tidak mempengaruhi


terjadinya peristiwa A, maka A dan B disebut peristiwa – peristiwa bebas
atau independen. Maka peluangnya dinyatakan dalam peluang bersyarat
diperoleh :
• P (A dan B) = P (B) . P (A I B)
• Jika A dan B independen maka :
P (A I B) = P (A),

maka P (A dan B) = P (A) . P (B)

• Untuk K buah peristiwa E1 , E2 , … , Ek yang independen rumusnya


adalah :
P(E1 dan E2 dan … dan Ek ) = P(E1 ) . P(E2 ) … P(Ek )
4. Hubungan inklusif, untuk dua peristiwa A dan B yang
mempunyai hubungan inklusif Berlaku hubungan atau A atau
B atau kedua duanya terjadi dan untuk ini berlaku :

P(A dan atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B).

Contoh : Tumpukan kartu bridge ada 52 terdiri atas 4 macam :


spade, heart, diamond dan club, tiap macam terdiri atas 13
kartu, jelas bahwa peluang menarik spade, menarik heart,
menarik diamond dan menarik club dari tumpukan kartu itu
masingmasing = 0,25. Misalkan E = menarik kartu A dari
tumpukan itu dan F = menarik kartu spade. Maka E dan F 2
peristiwa yang saling tidak eksklusif, karena kita dapat menarik
kartu A dari spade maka : P (E dan Atau F) = P(E) + P(F) – P(E
dan F) = 4/52 + 13/52 – 1/52 = 4/13.
EKSPEKTASI
Misalkan kita mempunyai sebuah eksperimen
yang menghasilkan k buah peristiwa dapat terjadi.
Peluang terjadinya setiap peristiwa masing-masing p1,
p2, … , pk dan untuk tiap peristiwa dengan peluang
tersebut terdapat satuan-satuan d1, d2, … , dk . Satuan
satuan ini bisa nol, positif atau negatif dan tentulah p1
+ p2 + … + pk = 1
maka ekspektasi ekperimen itu adalah ditulis Ԑ
didefinisikan sebagai berikut :
Ԑ= p1.d1 + d2.p2 + … + dk.pk
= Σ pi . di
Contoh:
Produksi semacam barang rusak 6%. Diambil sebuah
sampel acak terdiri atas 50 barang. Maka setiap sampel
diharapkan rata-rata berisi 0,06 X 50 = 3 barang rusak

Anda mungkin juga menyukai