Anda di halaman 1dari 12

Minggu II

Rabu, 08 Maret 2017


Bakteri Probiotik pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.)

 Probiotik adalah mikroba hidup menguntungkan


pada makhluk hidup, yang bermanfaat untuk
memperbaiki keseimbangan mikroba di dalam
saluran pencernaan dan memberikan pengaruh
positif terhadap fisiologi dan kesehatan inangnya.
 Senyawa-senyawa racun yang dihasilkan pada
metabolisme bakteri probiotik seperti asam laktat,
hidrogen peroksida, bakteriosin yang bersifat
antimikroba dan antibiotik mampu menekan
pertumbuhan bakteri pathogen.
Pengolahan limbah cair pengolahan ikan
menggunakan bakteri probiotik dan lipolitik

 Limbah cair pengolahan surimi dan rajungan


merupakan bahan organik yang tinggi kandungan
protein dan lemak sehingga sangat potensial
sebagai media mikroba proteolitik dan lipolitik
 Mikroba proteolitik memiliki enzim protease
ekstraselular
 Mikroba lipolitik memeliki enzim lipase
ekstraselular
Pengawetan Produk Pangan Secara Biologis

 Kecepatan kerusakan mikrobiologis pada produk


pangan selama penyimpanan tergantung dari
tingkat kontaminasi

 Jumlah dan jenis mikroorganisme yang


mengkontaminasi produk pangan mempengaruhi
bentuk kerusakan yang terjadi, seperti
Leuconostoc viridescens menyebabkan warna
hijau pada bagian dalam produk dan
menghasilkan gas CO2.
Contoh pengawetan pangan secara biologis

 Penambahan yoghurt pada pengolahan sosis ikan lele.

 Yoghurt adalah produk susu hasil fermentasi bakteri asam


laktat Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus.

 Yoghurt mempunyai beberapa komponen antibakterial


seperti asam laktat, hidrogen peroksida, diasetik,
bakteorisin dan bulgarican.

 Penambahan Yoghurt 10% dapat memperpanjang masa


simpan sosis hingga 14 hari pada suhu 5-10oC
BAKTERI YANG BERASOSIASI DENGAN SPONGE Acanthostrongylophora sp.

 Kemampuan sponge dalam menghasilkan senyawa


bioaktif dikarenakan hubungan simbiotik dengan
mikroorganisme dalam hal ini bakteri.
 Hubungan ini mencakup penyediaan nutrisi dengan
membantu translokasi metabolisme termasuk nitrifikasi,
fiksasi nitrogen, fotosintesis dan membantu pertahanan
kimiawi serta berperan dalam biofouling.
 Karena peranan ini maka bakteri yang bersimbiosis
dengan sponge diduga memiliki potensi yang besar dalam
menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif yang selama ini
diisolasi dari sponge
Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons Jaspis sp. Sebagai
Penghasil Senyawa Antimikroba

 Isolasi senyawa kimia utama dari fraksi non polar spons laut Petrosia
nigrans memperlihatkan aktivitas antibakteri, diduga senyawa ini adalah
5,8-epidioksi-24-etilkolest-6-en-3-ol.
 Aktivitas antibakteri senyawa ini memiliki nilai konsentrasi hambat
minimum 50 ppm terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan 100 ppm
untuk Pseudomonas aureginosa dan Eschericia coli
SENYAWA BIOAKTIF BAKTERI SIMBION MOLUSKA

 Beberapa metabolit sekunder yang dimiliki


avertebrata laut menunjukkan adanya aktifitas
farmakologi dan merupakan kandidat-kandidat
baru untuk bahan obat-obatan.
 Sejumlah senyawa bioaktif yang diperoleh dari
hewan avertebrata diduga dihasilkan juga oleh
mikroorganisme yang berasosiasi dengannya.
 Mikroorganisme yang berasosiasi dengan
organisme laut akan mensistesa metabolit
sekunder seperti organisme inangnya.
PRODUKSI SENYAWA BIOAKTIF DARI
Aspergillus ustus MFW 26-08 YANG BERASOSIASI
DENGAN SPONS LAUT

 Beberapa senyawa metabolit sekunder yang berpotensi


sebagai antibiotik, antitumor, dan antiviral diproduksi oleh
bakteri yang bersimbiosis pada biota laut.
 Poliketida aktif antitumor diisolasi dari bakteri Pseudomonas
sp. Yang berasosiasi pada spons.
 Isolat kapang MFW 26-08 merupakan isolat yang diisolasi
dari perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara, memiliki potensi
yang baik sebagai antioksidan dan antitumor.
 Produksi senyawa bioaktif selain ditentukan oleh jenis
mikroba, juga sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
tempat kapang tumbuh.
DEGRADASI SENYAWA FENOL
OLEH MIKROORGANISME LAUT
 Senyawa fenol merupakan polutan yang sering ditemukan
dalam perairan laut, yang berasal dari tumpahan minyak
atau pembuangan limbah minyak ke laut.

 Fenol merupakan senyawa yang dapat menimbulkan bau


tidak sedap, bersifat racun dan korosif terhadap kulit
(iritasi), menyebabkan gangguan kesehatan manusia dan
kematian pada organisme yang terdapat pada air dengan
nilai konsentrasi tertentu.

 Bakteri berasal dari air laut yang berada di sekitar effluent


limbah minyak bumi atau isolat bakteri dari tanah gambut
BIODEGRADASI FENANTREN OLEH BAKTERI
LAUT Pseudomonas sp
 Fenantren merupakan salah satu poliaromatik hidrokarbon (PAH)
yang biasa ditemukan pada tanah yang tercemar, daerah estuaria
dan perairan lainnya.

 Fenantren bersifat toksik terhadap biota perariran maka harus


diuraikan menjadi senyawa yang ramah lingkungan.

 Metabolisme fenantren oleh Streptomyces flavovirens dan


sianobakteri laut Agmenellum quadruplicatum PR-6 menunjukkan
sistem enzimatis yang menyerupai mamalia dan kapang

 Keduanya mengoksidasi fenantren menjadi fenantren trans-9,10-


dihidrodiol melalui katalis monooksigenase epoksida hidrolase

Anda mungkin juga menyukai