Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 7

PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH


OLEH :
NURHIDAYA SAFITRI
ANDI MUKHLISA DARUSSALAM
RAHMA AYU LESTARI
PENGERTIAN KADAR GULA DARAH

KADAR GLUKOSA DARAH ADALAH ISTILAH YANG MENGACU KEPADA TINGKAT


GLUKOSA DI DALAM DARAH. KONSENTRASI GULA DARAH, ATAU TINGKAT
GLUKOSA SERUM, DIATUR DENGAN KETAT DI DALAM TUBUH. UMUMNYA
TINGKAT GULA DARAH BRTAHAN PADA BATAS-BATAS YANG SEMPIT SEPANJANG
HARI (70-150 MG/DL). TINGKAT INI MENINGKAT SETELAH MAKAN DAN
BIASANYA BERADA PADA LEVEL TERENDAH PADA PAGI HARI, SEBELUM ORANG
MAKAN (HENRIKSEN ET AL., 2009).
METODE PEMERIKSAAN GULA DARAH

Pemeriksaan kadar glukosa darah umumnya dilakukan di laboratorium dengan


beberapa macam metode. Metode yang paling sering digunakan adalah metode
enzim glukosa oksidase dan metode heksokinase. Namun diantara keduanya,
heksokinase dianggap lebih akurat karena reaksi berpasangan dengan
menggunakan glukosa-6-fosfat dehidrogenase jauh lebih spesifik, sehingga
interfensi yang terjadi akan lebih sedikit dibandingkan prosedur oksidase
berpasangan (Bishop et al.,2010).
NILAI GULA DARAH

Nilai normal glukosa dalam darah adalah 3,5 - 5,5 mmol/L (James, Baker, &
Swain, 2008).
Dalam keadaan normal, kadar gula dalam darah saat berpuasa berkisar antara
80 mg% - 120 mg%, sedangkan satu jam sesudah makan akan mencapai 170
mg%, dan dua jam sesudah makan akan turun hingga mencapai 140 mg%
(Lanywati, 2001)
APA ITU TES GULA DARAH?

Pemeriksaan gula darah atau tes glukosa darah adalah tes yang
bertujuan untuk mengukur jumlah glukosa (gula) dalam darah.
Pemeriksaan ini terutama dilakukan untuk memeriksa diabetes tipe 1,
diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional, di mana kadar gula darah
seseorang meningkat
JENIS SAMPEL PEMERIKSAAN

Pengukuran glukosa darah dilakukan dilaboratorium


dengan cara pengukuran kadar glukosa dalam
serum
MACAM-MACAM PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

1. Glukosa darah sewaktu


Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu
sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan
terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang
tersebut. (Depkes RI, 1999).
NILAI NORMAL GDS

• Dewasa : serum dan plasma = 140 mg/dl


Darah lengkap = 120mg/dl
• Anak : 120 mg/dl
• Lansia : serum dan plasma = 160 mg/dl
Darah lengkap = 140 mg/dl
2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah
pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah pasien
berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan pemeriksaan
glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan
yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien
menyelesaikan makan (Depkes RI, 1999).
NILAI NORMAL
• Gula Darah Puasa
• Dewasa : serum dan plasma = 70- 110 mg/dl
Darah lengkap = 60 - 100mg/dl
• Bayi baru lahir = 30 – 80 mg/dl
• Anak : 60 - 100 mg/dl
• Lansia : 70 - 120 mg/dl

• Gula darah 2 jam PP


• Dewasa : serum dan plasma = 140 mg/dl
Darah lengkap = 120mg/dl
• Anak : 120 mg/dl
• Lansia : serum dan plasma = 160 mg/dl
Darah lengkap = 140 mg/dl
PROSEDUR PEMERIKSAAN
• 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
• 2. Mencuci tangan.
• 3. Memakai handscone bila perlu
• 4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
• 5. Dekatkan alat di samping pasien.
• 6. Pastikan alat bisa digunakan.
• 7. Pasang stik GDA pada alat glukometer.
• 8. Mengurut jari yang akan ditusuk (darah diambil dari salah satu ujung jari telunjuk, jari
tengah, jari manis tangan kiri / kanan).
• 9. Desinfeksi jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
• 10. Menusukkan lanset di jari tangan pasien, dan biarkan darah mengalir secara spontan
• 11. Tempatkan ujung strip tes glukosa darah (bukan diteteskan ) secara otomatis terserap ke
dalam strip
• 12. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang stik GDA.
• 13. Menutup bekas tusukkan lanset menggunakan kapas alkohol.
• 14. Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah angka yang tertera pada monitor.
• 15. Keluarkan strip tes glukosa dari alat monitor
• 16. Matikan alat monitor kadar glukosa darah
• 17. Membereskan alat.
• 18. Mencuci tangan.
• 19. Dokumentasi : catat hasil pada buku catatan
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN GLIKOSILASI

Pemeriksaan HbA1c (tes hemoglobin terglikosilasi) yang disebut juga


sebagai glikohemoglobin atau hemoglobin glikosilasi merupakan cara
yang digunakan untuk menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu
sebelumnya. Tes ini tidak dapat digunakan untuk menilai hasil
pengobatan jangka pendek. Pemeriksaan HbA1c dianjurkan
dilakukan setiap 3 bulan, minimal dua kali dalam setahun.
HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi antara glukosa dengan
hemoglobin. HbA1c yang terbentuk akan tetap tersimpan dan tetap
bertahan di dalam sel darah merah selama 8-12 minggu, sesuai
dengan masa hidup sel darah merah. Jumlah HbA1c yang terbentuk
bergantung pada kadar glukosa di dalam darah sehingga hasil
pemeriksaan HbA1c dapat menggambarkan rata-rata kadar glukosa
darah selama 3 bulan terakhir. Kadar HbA1c diabetes melitus yang
terkontrol adalah > 7% (Perkeni,2011).
Hemoglobin glikosilat atau HbA1C dapat di ukur dengan
beberapa metode, seperti kromatografi
Afinitas,Elektroforesis, Immunossay, atau metode Afinitas
boronat.
Spesimen yang di gunakan untuk pengukuran HbA1c
adalah darah kapiler atau vena dengan antikoagulan
(EDTA, sitrat, atau heparin)
NILAI RUJUKAN

Normal : 4,0-6,0%
DM Terkontrol Baik : Kurang dari 7 %
DM terkontrol Lumayan : 7,0-8,0 %
DM tidak terkontrol : > 8,0 %
PEMERIKSAAN FRUKTOSAMIN

Pemeriksaan fruktosamin atau glycated albumin digunakan untuk menunjukkan


protein yang telah terglikasi dengan glukosa (ikatan antara glukosa dan albumin)
melalui suatu reaksi non enxzimatik. Pada umumnya nilai fruktosamin
berkorelasi baik dengan HbA1c. Pemeriksaan fruktosamin digunakan untuk
memantau kontrol kadar gula darah selama 2-3 minggu (sesuai usia albumin).
Pemeriksaan fruktosamin terutama bermanfaat pada kondisi kehamilan atau
adanya gangguan hemoglobin (Khan et al., 2007).
MASALAH KLINIS
PENINGKATAN KADAR (hyperglycaemia) : diabetes mellitus, asidosis diabetik, hiperaktivitas
kelenjar adrenal (sindrom Chusing), akromegali, hipertiroidisme, kegemukan (obesitas),
feokromositoma, penyakit hati yang parah, reaksi stress akut (fisik atau emosi), syok, kejang,
MCI akut, cedera tabrakan, luka bakar, infeksi, gagal, ginjal, hipotermia aktifitas, pankreatitis
akut, kanker pankreas, CHF, sindrom pasca gastrektomi (dumping syndrome), pembedahan
mayor. Pengaruh obat : ACTH; kortison; diuretik (hidroklorotiazid, furosemid, asam etakrinat);
obat anestesi, levodopa.
PENURUNAN KADAR (hypoglycaemia) : reaksi hipoglikemik (insulin berlebih), hipofungsi
korteks adrenal (penyakit Addison), hipopituitarisme, galaktosemia, pembentukan insulin
ektopik oleh tumor/kanker (lambung, hati, paru-paru), malnutrisi, ingesti alkohol akut,
penyakit hati yang berat, sirosis hati, beberapa penyakit penimbunan glikogen, hipoglikemia
fungsional (aktifitas berat), intoleransi fruktosa herediter, eritroblastosisfetalis,
hiperinsulinisme. Pengaruh obat : insulin yang berlebih, salisilat, obat antituberkulosis.
FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI HASIL
LABORATORIUM

• Obat-obatan (kortison, tiazid, “loop” diuretik) dapat menyebabkan peningkatan


kadar gula darah.
• Trauma, stress dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
• Penundan pemeriksaan serum dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah.
• Merokok dapat meningkatkan kadar gula darah serum.
• Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium dilakukan dapat menurunkan kadar
gula darah.
TERIMA KASIH
JAWABAN
(Nurlinda pratiwi 15020140059)
1. Mengapa pada pemeriksaan Hba1c tidak dapat digunakan
pada hasil pengobatan jangka pendek?
(Rahma ayu lestari 15020140195)
Jawab : pada meriksaan Hba1c itu sampel yang digunakan
merupakan hemoglobin yang menggambarkan konsentrasi
glukosa darah rata-rata selama 3 bulan. Kenapa pada metode
HbaIc hanya digunakan untuk menilai hasil pengobatan jangka panjang
karena pada proses pemeriksaan ini memang digunakan sampel yg
mengalami proses metabolisme glukosa selama 3-4 bulan.
(Hadrami 150201400284)
2. Pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan fruktosamin Jelaskan
bagaimana dengan metode tersebut kita dapat menentukan gula
darah dan apa hubungannya?
(Andi mukhlisa darussalam 15020140065)
Jawab:
 Fruktosa adalah jenis lain selain galaktos, sakarosa,dll
 Fruktosamin (peningkatan kadar fruktosa dalam darah )
menggambarkan adanya eferensi enzim yang terpengaruh pada
berkurangnya kemampuan tubuh mensintesiskan glukosa dari gula
jenis lain sehingga terjadi hipoglikomia.
(Sitra 15020140057)
3. Dari metode Hba1c yang mana paling efektif digunakan?
(Nurhidaya safitri 15020140025)
Jawab : dari berbagai metode Hba1c meiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing akan tetapi jika
ditanyakan yang paling efektif dalam pemeriksaan
Hba1c yaitu metode kromatografi dengan
menggunakan HPLC.
(Risti 15020140338)
4. Perbedaan pemeriksaan DM tipe I dan tipe II gestasional ?
(Andi mukhlisa darussalam 15020140065)
Jawab : untuk membedakan antara tipe I dan tipe II
dilakukan pemeriksaan tes C-peptida dimana untuk
mengetahuii seberapa banyak insulin yang
diproduksi dalam tubuh.
Untuk pemeriksaan gestasional dilakukan tes
toleransi glukosa oral (TTGO) awal dan TTGO
lanjutan.
(Nelmayana 1502014046)
5.Mengapa pada pasien DM tipe gestostinal kadar gula darah
meningkat ?
(Rahma ayu lestari 15020140195)
Jawab : Karena, pada masa kehamilan terjadi peningkatan
hormon didalam tubuh seperti,
progesteron,esterogen,dan laktogen plasenta.
Peningkatan hormon-hormon ini membuat insulin
tidak bisa bekerja dengan baik sehingga gula
darah meningkat.

Anda mungkin juga menyukai