Anda di halaman 1dari 29

PEMERIKSAAN URIN

KELOMPOK VIII
HERLINA HALUDDIN (15020140030)
FITRIANI SALEH (15020140083)
ESTI APRILLIA (15020140197)
PENGERTIAN

Urin adalah cairan hasil eksresi oleh ginjal,


tersimpann dalam kandung kemih dan dikeluarkan melalui
uretra (Dorland, 2012).
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa
yang dieksresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh (Ismail, 2012:103)
1. Penafsiran Berdasarkan Warna Urin
Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin
besar dieresis, makin muda warna urine itu. Biasanya warna urine
normal berkisar antara kuning muda dan kuning tua. Warna itu
disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom
dan urobilin. Jika didapat warna abnormal disebabkan oleh zat
warna yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi sekarang ada
dalam jumlah besar. Kemungkinan adanya zat warna abnormal,
berupa hasil metabolism abnormal, tetapi mungkin juga berasal
dari suatu jenis makanan atau obat-obatan. Beberapa keadaan
warna urine mungkin baru berubah setelah dibiarkan.
Sebab-sebab mempengaruhi warna urin
A. Hijau
1. Zat warna normal dalam jumlah besar; indikan
2. Obat-obatan ; evan’s blue, metilen blue
3. Mikroorganisme/kuman; B pyocyaneus
B. Kuning
1. Zat warna normal dalam jumlah yang besar; urobilin, urokom
2. Zat warna abnormal ; bilirubin
3. Obat-obatan ; riboflavin (dengan fluoresensi hijau), cascara, santonin,
senna. Zat-zat tersebut berwarna kuning dalam suasana asam.
C. Merah
1. Zat warna normal dalam jumlah besar; uroeritrin
2. Zat warna abnormal; hemoglobin, porfirin, porfobilin
3. Obat-obatan; senna, cascara, santonin, amidopirin, congo red. Zat-zat
tersebut berwarna merah dalam suasana basa.
4. Mikroorganisme / kuman ; B. Prodigiosus
Sebab-sebab mempengaruhi warna urin
D. Coklat
1. Zat warna normal dalam jumlah besar; indikan
2. Zat warna abnormal; bilirubin, hematin, porfobilin
E. Coklat tua
1. Zat warna normal dalam jumlah besar; indikan
2. Zat warna abnormal; darah tua, alkapton, melanin
3. Obat-obatan; derivat fenol, arginol
F. Serupa susu
1. Zat normal dalam jumlah besar: fosfat,urat
2. Zat abnormal; getah prostat, zat-zat lemak,chylus, bakteri-
bakteri dan protein yang membeku
2. Analisis Keberadaan gula, protein, bilirubin,
silider, urobilin
Gula
Penentuan gula reduksi dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Masukkan 5 mL reagen Benedict ke dalam tabung reaksi
2) Teteskan 5-8 tetes urine ke dalam tabung.
3) Masukkan tabung tersebut ke dalam air mendidih selama 5 menit.
4) Angkat tabung, kemudian kocok dan amati hasil reduksinya.

Cara menilai hasil:


Negatif (-): tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh
Positif (+) : hijau kekuningan dan keruh (sesuai dengan 0,5-1% glukosa)
Positif (++): kuning keruh (1-1,5 % glukosa)
Positif (+++): jingga atau warna merah lumpur keruh (2-3 % glukosa)
Positif (++++): merah keruh (lebih dari 3,5% glukosa)
Protein

Penentuan adanya protein dalam urine biasanya


dilihat dari timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau
kasarnya kekeruhan itu menjadi suatu ukuran untuk jumlah
protein yang ada, maka syarat terpenting untuk menentukan
adanya protein adalah harus menggunakan urine yang jernih.
Apabila urine yang akan diperiksa berada dalam kondisi yang
jernih, urine bisa langsung diperiksa. Namun jika urine keruh,
urin harus di sentrifugasi terlebih dahulu. Bila masih keruh
juga, gunakan adsorben karbon aktif. Masukkan karbon aktif
dalam kolom gelas, kemudian alirkan urine yang akan
diperiksa ke dalam kolom, tampung filtratnya yang jernih
untuk pemeriksaan protein.
Pemeriksaan urine dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Masukkan urine yang jernih ke dalam tabung reaksi sampai 2/3
penuh.
2) Jepit tabung dengan penjepit kayu pada bagian bawahnya, lapisan atas
urine dipanasi di atas nyala api sampai mendidih selama 30 detik.
3) Amati terjadinya kekeruhan pada lapisan atas urine tersebut, dengan
membandingkan jernihnya dengan bagian bawah yang tidak dipanasi.
Jika terjadi kekeruhan, mungkin disebabkan oleh protein, tetapi
mungkin pula oleh adanya kalsium fosfat atau kalsium karbonat.
4) Ke dalam urine yang masih panas tersebut teteskan 3-5 tetes larutan
buffer asetat pH 4,6. Jika kekeruhan itu disebabkan oleh adanya
kalsium fosfat dan kalsium karbonat, akan hilang pada saat
ditambahkan buffer asetat, namun bila kekeruhan semakin bertambah,
berarti test terhadap protein adalah positif
5) Panasi sekali lagi lapisan atas itu sampai mendidih, dan kemudian
berilah penilaian semi kuantitatif dari hasil yang diamati.
BILIRUBIN

a. Percobaan busa
Kocoklah tabung reaksi yang berisi 5 mL urine kuat-kuat. Jika terjadi busa kuning,
kemungkinan adanya bilirubin pada urine cukup kuat.
b. Percobaan Harrison
1) 5 mL urine yang lebih dulu dikocok dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Tambahkan 5 mL larutan barium klorida 10%, bilirubin akan mengendap. Saring dengan
kertas saring.
3) Kertas saring yang berisi endapan di angkat dan dibuka lipatannya, biarkan beberapa
lama sampai agak kering.
4) Teteskan 2-3 tetes reagen Fouchet ke atas endapan tersebut.
5) Timbulnya warna hijau, menunjukkan adanya bilirubin.
SILINDER

Silinder adalah endapan protein yang terbentuk di dalam


tubulus ginjal, mempunyai matrix berupa glikoprotein (protein
Tamm Horsfall) dan kadang-kadang dipermukaannya terdapat
leukosit, eritrosit dan epitel. Pembentukan silinder dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain osmolalitas, volume, pH dan
adanya glikoprotein yang disekresi oleh tubuli ginjal.
Dikenal bermacam-macam silinder yang berhubungan
dengan berat ringannya penyakit ginjal. Banyak peneliti setuju
bahwa dalam keadaan normal bisa didapatkan sedikit eritrosit,
leukosit dan silinder hialin. Terdapatnya silinder seluler seperti
silinder leukosit, silinder eritrosit, silinder epitel dan sunder
berbutir selalu menunjukkan penyakit yang serius.
Pada pielonefritis dapat dijumpai silinder lekosit dan
pada glomerulonefritis akut dapat ditemukan silinder eritrosit.
Sedangkan pada penyakit ginjal yang berjalan lanjut didapat
silinder berbutir dan silinder lilin.
urobilin

Pemeriksaan urobilinogen
Dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal
kadar urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl
urin. Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan
oleh kelainan hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang
berlebihan di dalam tubuh. Dalam keadaan normal tidak terdapat
darah dalam urin, adanya darah dalam urin mungkin disebabkan
oleh perdarahan saluran kemih atau pada wanita yang sedang
haid. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug
hemoglobin per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin
daripada eritrosit yang utuh sehingga perlu dilakukan pula
pemeriksaan mikroskopik urin.
Hasil negatif palsu bila urin mengandung vitamin C lebih dari 10
mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan bila urin mengandung
oksidator seperti hipochlorid atau peroksidase dari bakteri yang
berasal dari infeksi saluran kemih atau akibat pertumbuhan
kuman yang terkontaminasi.
3. Pemeriksaan 5 hidroksi acetic acid (5-HIAA)
5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA) merupakan metabolit utama dari
serotonin, yakni zat kimia yang berfungsi dalam meneruskan impuls saraf dan
pembuluh darah, berperan dalam siklus bangun-tidur, dan mempengaruhi
mood. Setelah dimanfaatkan oleh tubuh, serotonin akan dipecah dalam hati dan
metabolitnya, termasuk 5-HIAA sebagai metabolit utama, diekskresikan dalam
urin. Pada umumnya hanya sejumlah kecil 5-HIAA yang ada dalam urin, namun
sejumlah besar serotonin dan 5-HIAA dapat dihasilkan ketika ada tumor
karsinoid. Tumor karsinoid merupakan kanker yang tumbuh lambat dan dapat
timbul di beberapa bagian di seluruh tubuh, seperti saluran pencernaan dan
paru-paru. Pemeriksaan 5-HIAA mengukur kadar 5-HIAA dalam urin;
umumnya dilakukan pada seseorang yang mengalami gejala mengarah pada
tumor karsinoid, seperti flushing, diare, dan/atau mengi; dan secara berkala
pada pasien yang telah mendapatkan pengobatan tumor karsinoid.
Pemeriksaan 5-HIAA menbutuhkan sampel berupa urin 24 jam.

Manfaat Pemeriksaan : Membantu mendiagnosa dan memantau


pengobatan tumor karsinoid yang memproduksi serotonin
4. Pemeriksaan Darah Samar

Pemeriksaan darah samar dalam urine berdasarkan hemoglobin dan


mioglobin akan mengkatalisa oksidasi dari indikator 3,3’5,5’
tetramethylbenzidine, menghasilkan warna berkisar dari kuning kehijau-
hijauan hingga hijau kebiru-biruan dan biru tua
5. PEMERIKSAAN NITRIT

Test nitrit urine adalah test yang dapat digunakan untuk


mengetahui ada tidaknya bakteriuri. Test ini berdasarkan kenyataan
bahwa sebagian besar bakteri penyebab infeksi saluran kemih dapat
mereduksi nitrat menjadi nitrit. Penyebab utama infeksi saluran kemih
yaitu E.coli, Pseudomonas, Staphylococcusdapat merubah nitrat menjadi
nitrit.
Hasilnya dilaporkan sebagai positif bila pita dalam 40 detik
menjadi merah atau kemerahan yang berarti air kemih dianggap
mengandung lebih dari 105 kuman per ml. negative bila tidak terdapat
nitrit maka warna tidak berubah. Warna yang terbentuk tidaklah
sebanding dengan jumlah bakteri yang ada. Sensitivitas pemeriksaan ini
adalah 0,075 mg/dl nitrit
6. Tes Urinaritas Narkotika

1. Rapid Test

a. Strip
Dalam pemeriksaan Strip/Stick Test tersebut ada yang menggunakan 3
parameter yaitu Amphetamine (AMP), Marijuana (THC), Morphine (MOP), dan
ada yang menggunakan 6 parameter yaitu Amphetamine (AMP),
Methamphetamine (METH), Cocaine (COC), Morphine (MOP), Marijuana (THC),
dan Benzidiazephine (BZO).
Perlu diingat untuk pemeriksaan ini, pembacaan hasil harus dilakukan saat 5
menit dan tidak boleh melebihi 10 menit karena akan terbentuk hasil yang positif
palsu.
b. Card Test
Card Test ini sama dilakukan seperti Strip/Stick Test yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Yang membedakan, jika Strip/Stick Test
ini dicelupkan pada wadah yang sudah diisi dengan urin,
sedangkan pada Card Test ini urin yang diteteskan pada zona
sample sekitar 3-4 tetes urin.
7. Pemeriksaan Reduksi

Tujuan : Untuk mengetahui terjadinya reduksi pada urine pasien,


guna menentukan ada atau tidaknya gula (glukosa) dalam urine.
Methode : Benedict
Dasar prinsip : Glukosa dalam urine akan mereduksi garam
kompleks dari reagen benedict atau fehling (ion cupri direduksi
jadi cupro) dan mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O berwarna
hingga merah bata.
Interprestasi hasil :
Negative (-) : bila cairan dalam tabung tetap biru
Positif (+) a/ 1+ : bila cairan berwarna hijau di ikuti
endapan warna kuning (kadar glukosa sedikit).
Positif (++) a/ 2+ : bila endapan kuning terlihat jelas dan
banyak (kadar glukosa 02,5 %).
Positif (+++) a/ 3+ : bila cairan tidak berwarna diikuti
dengan endapan
kuning jingga kecoklatan (kadar glukosa di atas 1%).
PERTANYAAN
1. (ANDI SRY HARDIYANTI 15020140036)
Apa hubungan metode benedict dengan pemeriksaan
reduksi, apa kelebihan dan kekurangannya?
Jawab : (ESTI APRILLIA 15020140197)
Tujuan : Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnostik ada
atau tidaknya glukosa di dalam urine.
Pemeriksaan glukosa urine dengan tes reduksi atau
menggunakan benedict ini memanfaatkan sifat glukosa sebagai
pereduksi. Zat yang paling sering digunakan untuk
menyatakan adanya reduksi adalah yang mengandung garam
cupri. Reagen terbaik yang mengandung garam cupri adalah
larutan Benedict.
Prinsip dari tes Benedict = glukosa dalam urine akan
mereduksi kuprisulfat (dalam benedict) menjadi kuprosulfat
yang terlihat dengan perubahan warna dari larutan Benedict
tersebut. Jadi, bila urine mengandung glukosa, maka akan
terjadi reaksi perubahan warna seperti yang dijelaskan di atas.
Namun, bila tidak terdapat glukosa, maka reaksi tersebut tidak
akan terjadi dan warna dari benedict tidak akan berubah.
Adapun kelebihan dari metode benedict :
• lebih spesifik dan semikuantitatif
Adapun kerugian metode benedict :
• kurang sensitif karena menggunakan
basa lemah
2. (FAUZIA IBRAHIM 15020140033)
Apa implikasi klinik jika terjadi perubahan warna urin ?
Jawab :
(FITRIANI SALEH 15020140083)
1. Merah atau merah muda
kemungkinan karena adanya kandungan darah di dalamnya,
darah tersebut kemungkinan berasal dari infeksi saluran kencing,
penyakit ginjal, kanker, atau pembesaran prostat pada pria. Selain
karena penyakit, warna kemerahan bisa menjadi tanda keracunan
timah atau merkuri. Makanan juga dapat menyebabkan urin menjadi
merah atau merah muda misalnya buah blackberry, buah bit dan
kelembak.
2. Oranye
penyebab utamanya adalah karena obat yang mengandung
rifampin atau piridium, obat anti-inflamasi, obat kemoterapi, serta
obat pencahar. Penyebab lainnya, bisa jadi karena gangguan
kesehatan yang berkaitan dengan saluran empedu atau hati. Selain itu
bisa disebabkan karena dehidrasi atau kurang minum.
3. Biru atau hijau
warna ini biasanya menandakan adanya penyakit genetik
hypercalcemia (terlalu banyak kandungan kalsium dalam darah).
Infeksi bakteri Pseudomonas pada saluran kencing.
4. Kuning gelap
Jika urine berwarna kuning gelap dari biasanya disebabkan
karena kekurangan cairan
5. Cokelat gelap
Dari segi penyakit yaitu infeksi saluran kencing, gangguan pada
hati atau ginjal. Dari segi makanan yaitu terlalu banyak
mengkonsumsi kacang parang, lidah buaya, atau kelembak.
Adapun dari segi obat-obatan yaitu karena mengkonsumsi obat
malaria, antibiotik, dan obat pelemas otot.
3. SALMAH LATUCONSINA (15020140181)
Bagaimana cara penilaian semi
kuantitatif pada urin
jawab :(Herlina, 15020140030)
Prosedur Pemeriksaan Protein Urine :
1. Masukkan sampel urine ke dalam beaker glass.
2. Ukurlah dengan gelas ukur sebanyak 2 ml urine.
3. Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 (tabung tes)
dan tabung reaksi 2 (tabung kontrol) masing-
masing 2ml.
4. Tambahkan 8 tetes asam sulfosalisil 20% pada
tabung 1 kemudian homogenkan.
5. Bandingkan tabung reaksi 1 dengan tabung reaksi
2.
Baca hasil pemeriksaan :
1. jika tabung tes tetap jernih berarti protein
urine negatif
2. jika terjadi kekeruhan pada tabung tes, maka
panasi tabung tersebut sampai mendidih
selama 1 menit dan dinginkan dengan air
mengalir, baca hasilnya :
jika kekeruhan tetap ada pada waktu
pemanasan dan setelah didinginkan, maka
protein urine positif jika kekeruhan hilang pada
waktu pemanasan dan muncul kembali setelah
didinginkan maka penyebab kekeruhan adalah
protein bance jones Interprestasi
Hasil pemeriksaan protein urine secara semi
kuantitatif :
• (-) tidak terjadi kekeruhan
• (+1) kekeruhan ringan tanpa butir-butir
(kadar protein 0,01% – 0,05%)
• (+2) kekeruhan berbutir-butir (kadar protein
0,05% – 0,2%)
• (+3) kekeruhan berkeping-keping (kadar
protein 0,2% – 0,5%)
• (+4) kekeruhan berkeping besar dan
bergumpal (kadar protein > 0,5%)
• Nilai Normal : (-) tidak terjadi kekeruhan
4. (RISKY ARFANITA MAS’UD 15020140380)
Apa maksud pemeriksaan urin palsu dan urin
sebenarnya
Jawab : (Herlina, 15020140030)
Hasil negatif palsu bila urin mengandung vitamin C
lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan bila
urin mengandung oksidator seperti hipochlorid atau
peroksidase dari bakteri yang berasal dari infeksi
saluran kemih atau akibat pertumbuhan kuman yang
terkontaminasi. Sehingga kategori ini tidak dapat
dinyatakan bahwa adanya kelainan hati, saluran
empedu atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam
tubuh.
5. (NURWAHIDA 15020140047)
Apa maksud zat warna normal dalam jumlah besar?
Jawab :
(FITRIANI SALEH 15020140083)
Maksudnya adalah urin yang berwarna dengan banyak itu bisa
dikatakan normal karena penyebabnya yaitu adanya indikan didalam
urine. Indikan adalah hasil pemecahan dari trithophan diabsorbsi
kedalam darah dan dibuang bersama urine. Jadi urine tersebut bisa
dikatakn normal.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai