Anda di halaman 1dari 20

TKP

Adalah tempat ditemukannya benda bukti dan/atau


tempat terjadinya peristiwa kejahatan atau yang
diduga kejahatan menurut suatu kesaksian.
Meskipun kelak terbukti bahwa di tempat tersebut
tidak pernah terjadi suatu tindak pidana  tetap
sebagai TKP
TKP
 Tempat ditemukannya bukti-bukti obyektif
 Ketelitian dan ketajaman analisa TKP sangat
menentukan keberhasilan pemngungkapan
perkara
 TKP merupakan titik sentral keberhasilan
penyidikan
Peranan Dokter
 Membantu penyidik dalam mengungkap kasus/mempercepat
proses penyidikan
 Diperlukan atau tidaknya seorang dokter di TKP oleh penyidik
 tergantung kasusnya.
Pertimbangan: korbannya, tempat kejadiannya, kejadiannya atau
tersangka pelakunya.
 Bila korban masih hidup  tindakan utama dan pertama 
menyelamatkan korban dengan tetap menjaga keutuhan TKP
 Korban sudah mati  memperkirakan saat kematian, sebab
kematian, cara kematian, menemukan dan mengamankan
benda/barang bukti.
 Semua dokter dapat bertindak sebagai pemeriksa di TKP 
dokter ahli forensik atau dokter kepolisian
Pelaksanaa Pemeriksaan
 Sebelum datang ke TKP  periksa persyaratan
administrasi, meliputi :
 Siapa yang meminta/memerintahkan datang ke TKP
 Bagaimana permintaan/perintah itu sampai ke
dokter
 Kapan
 Dimana
 Dokter dapat meminta sedikit gambaran tentang
kasusnya agar dapat mempersiapkan perlengkapan
dengan baik
Dasar Pemeriksaan di TKP
 Hexameter, yaitu menjawab 6 pertanyaan:
- What  apa yang terjadi
- Who  siapa yang tersangkut
- Where  dimana kejadiannya
- When  kapan terjadinya
- Why  kenapa terjadi peristiwa tersebut
- How  bagaimana terjadinya
Prinsip/motto
pemeriksaan di TKP
 Pemeriksaan kedokteran forensik di TKP harus
mengikuti ketentuan yang berlaku umum:
“ to touch as little as possible and to displace nothing “
(tidak boleh menambah atau mengurangi benda bukti,
tidak boleh sembarangan membuang puntung rokok,
perlengkapan jangan tertinggal, jangan buang air kecil di
kamar mandi dll)
 Intinya menjaga agar tidak mengubah keadaan TKP.
TAHAP PELAKSANAAN
 Tim dibawah komando ketua
memasuki TKP setelah
mendapat ijin dari manajer TKP
 Memasuki TKP melalui
pintu/jalur yang telah ditentukan
 Dimulai dari ‘searcher’ dengan
membawa bendera tanda
 Diikuti pencatat
barang bukti yang
ditemukan,
pemberi label,
dokumentasi,
pembuat sketsa,
pemeriksa barang
bukti
 Barang bukti yg ditemukan
dimasukkan ke dalam
kantung barang bukti,
setelah sebelumnya
dilakukan pelabelan dll
 Mengumpulkan barang
bukti di tempat
pengumpulan sementara
TKP

Pintu masuk TKP

Tempat penampungan sementara


 Dilokasi pengumpulan sementara, lakukan
inventarisasi ulang terhadap seluruh barang bukti
yang telah ditemukan.
METODE PENCARIAN
BARANG BUKTI
METODE SPIRAL
Baik untuk daerah lapang, bersemak, hutan.
METODE ZONA
Baik untuk tempat tertutup
B1 B2 B3

A1 A2 A3

TKP
METODE GRID

A1 A2 A3 A4 A5

TKP

A36
Metode Garis
 Bisa diterapkan di
tempat datar atau
berlereng
PEMOTRETAN
 Untuk melengkapi catatan yang dibuat dalam
sketsa
 Pengambilan tiga jarak :
- jauh
- menengah
- close up
LABEL BARANG BUKTI
• Tiap barang bukti ( mayat/potongan tubuh/properti)
diberi label yang diikatkan pada tempat yang
memungkinkan, dan tidak mudah lepas.

• Pada kantong jenazah atau kantong barang bukti


diberi label dengan nomor dan keterangan lain
yang sama dengan label yang terpasang pada
mayat atau barang bukti yang ada di dalamnya.
Rangkuman kegiatan di TKP
 Pencarian barang bukti berupa mayat, potongan tubuh,
property
 Pelabelan
 Pemotretan
 Pencatatan (pembuatan sket, inventarisasi barang bukti)
 Pembungkusan Barang Bukti
 Pengumpulan di tempat penampungan sementara
 Inventarisasi barang bukti
 Evakuasi ke kamar jenazah

Anda mungkin juga menyukai