Anda di halaman 1dari 30

Gangguan

SOMATOFORM

dr. Agnes Tineke WR, Sp.KJ


MODUL KESEHATAN MENTAL EMOSIONAL
FK USAKTI
GANGGUAN
SOMATOFORM
Kelompok gangguan dengan gejala fisik (simptom/
keluhan subyektif) yang berulang dan kelainan atau
penyebabnya adalah psikologis, terdiri dari :
1. Gangguan Somatisasi
2. Gangguan Konversi
3. Hipokondriasis
4. Gangguan Dismorfik tubuh
5. Gangguan Nyeri
6. Gangguan Somatoform YTT
GANGGUAN SOMATOFORM
Fenomenologi:
 Gejala fisik –
tak dapat dijelaskan dengan
penemuan pemeriksaan medis atau
mekanisme fisiologis
Pathogenesis:
 Perubaan perilaku –
pasien tidak ‘berbicara’ dengan
perkataan atau perasaannya tapi
melalui tubuhnya. (Fisik/SOMA)
GANGGUAN SOMATOFORM
“MUPS”
Medically Unexplained Physical Symptoms
Dokter:
“Semua itu ada dalam
kepala anda.”
(= pikiran)

Pasien:
“Tidak dok, bukan dalam
kepala saya, tapi
keluhan itu ada dalam
perut saya.” (= tubuh)
GANGGUAN
SOMATOFORM
 Istilah dari DSM-IV (dulu: Neurosis Histerik)
 ICD X = Gangguan Psikosomatik multipel
 Gejala fisik (nyeri, mual, dan pusing) / keluhan
tentang tampilan fisik / fungsi fisik
 Tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang
adekuat
 Penderitaan emosional bermakna (distres)
 Gangguan fungsi sosial/pekerjaan (disfungsi)
 Tidak disebabkan oleh Pura-pura / Malingering
atau Gangguan Buatan (Factitious Disorder)
DIAGNOSIS BANDING
“MUPS”
Medically Unexplained Physical Symptoms

Illness Mechanism Motivation


Somatoform U U
Factitious C U
Malingering C C
Conscious (C) Unconscious (U)
GANGGUAN SOMATOFORM
yang SPESIFIK
 Gangguan Somatisasi:
– keluhan fisik multipel
 Gangguan Konversi:
– keluhan neurologis
 Hipokondriasis:
– persepsi menderita penyakit tertentu
 Gangguan Dismorfik Tubuh:
– persepsi bagian tubuh mengalami cacat
 Gangguan Nyeri:
– nyeri dieksaserbasi faktor psikologis
Keluhan pasien Gangguan Somatoform

 Neuropsikiatri: Gastrointestinal:
“Kedua bagian otak saya “Sepuluh tahun saya diterapi karena
tak dapat berfungsi sakit maag, usus, kandung empedu,
dengan baik. Saya tak dan belum ada dokter yang dapat
dapat menyebutkan benda menyembuhkan. Setelah makan
di sekitar rumah ketika apel perut saya kram, mengerikan,
ditanya” saya pikir akan meledak.”
 Kardiopulmonal: Genitourinaria :
“Saya mengalami pusing “Saya tidak tertarik dengan sex, saya
setelah menaiki tangga, hanya berpura-pura memuaskan
susah untuk bernapas. suami. Saya sukar mengontrol BAK,
Jantung saya berdebar- sudah diperiksa namun tanpa
debar kencang. Saya kira kelainan. Hal itu menyebabkan kram
saya akan mati.” pada uterus saya.”
Gangguan Somatisasi
 Ditandai oleh banyaknya keluhan fisik
(yang tak dapat dijelaskan secara adekuat
berdasarkan pemeriksaan fisik/ lab.)
 Gangguan kronis (usia < 30 thn)
 Gangguan bermakna dalam fungsi sosial,
pekerjaan/ fungsi penting lain
 Mencari bantuan medis yang berlebihan
 ke dokter bedah
 Lifetime prevalence < 0.5%; wanita : pria = 5:1
 Nama awal: histeria  Sindrom Briquet
Gangguan Somatisasi
Kriteria: (polisimptomatik)
 4 Gejala nyeri - lokasi yang berbeda
(kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada,
rektum, selama menstruasi/ hubungan seksual/ miksi)
 2 Gejala gastrointestinal
(mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan,
diare, atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)
 1 Gejala seksual / reproduktif
(disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi tidak teratur,
muntah selama kehamilan)
 1 Gejala pseudoneurologis
(gangguan koordinasi, paralisis, dsb.)
 Tiap gejala tidak berkaitan dengan kondisi medis
umum/ trauma atau zat atau obat
Terapi Gangguan Somatisasi
 Pasien sebaiknya punya dokter tunggal/pribadi
 Pemeriksaan terhadap pasien singkat
 Pemeriksaan penunjang tambahan sebaiknya
diminimalkan
 Dokter mendengar keluhan somatik pasien sebagai
ekspresi emosional, bukan sebagai keluhan medis
(walaupun pasien ada kemungkinan menderita
penyakit tertentu) (komorbiditas: > Kep.Histrionik)
 Strategi untuk meningkatkan kesadaran pasien
tentang adanya keterlibatan faktor psikologis, agar
dapat merujuk kepada kesehatan mental/ psikiater
 Psikoterapi- intervensi krisis ? dan Farmakoterapi ?
Gangguan Konversi

 Istilah:
dulu + somatisasi = histeria (HR/ histerical-
reaction), reaksi konversi, reaksi disosiatif
“konversi”: dari S. Freud pada pasien Anna O
–gejala konversi cerminan konflik bawah sadar
 1% prevalence; Females > Males = 2:1
(dewasa); 5:1 (anak); Onset Adolescence
 Onset tiba-tiba, stresor jelas, pramorbid baik
 Gangguan Kepribadian pasif-agresif, dependen,
antisosial, histrionik
Gangguan Konversi
 Ada 2 mekanisme yang digunakan :
1. Mek. Pertama: individu memperoleh
keuntungan/ tujuan primer dengan
mempertahankan konflik internal diluar kesadaran /
dapat merepresi konflik internalnya.
Gejala memiliki nilai simbolis yang mewakili konflik
psikologis bawah sadar.
2. Mek. Kedua: individu memperoleh
keuntungan sekunder yang nyata akibat
sakitnya (dimaafkan dari kewajiban dan situasi
kehidupan yang sukar, mendapatkan bantuan,
mengendalikan perilaku orang lain, dsb.)
Gangguan Konversi

 Monosimptomatik - ditandai oleh adanya


satu atau lebih gejala neurologis (fungsi
motorik & sensorik yang volunter) yang tak
dapat dijelaskan oleh gangguan neurologis
atau medis yang diketahui
 Berkaitan dengan faktor psikologis/ gejala
atau defisit didahului oleh konflik atau
stresor
Gangguan Konversi

 Tiap gejala tidak berkaitan dengan kondisi


medis umum/trauma, zat/ obat
 Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri
atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata-
mata selama perjalanan Gangguan
Somatisasi, dan tidak dapat diterangkan
dengan lebih baik oleh gangguan mental lain
 Tipe gejala atau defisit :
- motorik – sensorik – kejang/ konvulsi -
dengan gambaran campuran
Gangguan Konversi

 Gejala >> : paralisis-kebutaan-mutisme


 Gejala sensorik dengan distribusi
gangguan yg tak konsisten (anestesia
‘stocking and glove)
 Gejala motorik tak sesuai jalur neural;
memburuk bila diberi atensi padanya –
astasia-abasia (gaya berjalan ataksik-
sempoyongan dengan gerakan batang tubuh
menyentak, ireguler, gerakan tangan
menggelepar)
Gangguan Konversi

 “La Belle Indifference” 


Sikap “sombong” pasien yang tak sesuai terhadap
gejala serius, yaitu pasien tampaknya tidak
memperhatikan apa yang tampaknya merupakan
gangguan berat – mengembangkan sikap pandai
menahan perilaku – tanpa distres.
 Identifikasi 
Pasien tanpa disadari membentuk gejalanya pada
seseorang yang bermakna baginya; misal pada
reaksi dukacita patologis dimana orang yang
kehilangan memiliki gejala orang yang telah
meninggal itu
Gangguan Konversi
Terapi:
 Psikoterapi Suportif
 Psikoanalisis & psikoterapi berorientasi
tilikan (gali konflik intrapsikis dan simbolisme
gejala gangguan konversi)
 Terapi perilaku
 menceritakan pada pasien bahwa gejalanya
adalah tak nyata dapat menyebabkan
perburukan, bukannya lebih baik
 latihan relaksasi
Hipokondriasis

 Istilah :
Dari hipokondrium (bawah rusuk) – abdomen
 Prevalensi : 1 – 14 %, Pria = wanita
 Etiologi gejala mencerminkan misinterpretasi
gejala-gejala tubuh:
 Gangguan pada kognisi / persepsi
 Banyaknya penyakit dalam keluarga
 Kepedulian yang besar terhadap penyakit
dalam keluarga
 Perhatian lebih terhadap perilaku sakit
Hipokondriasis
 Preokupasi dengan ketakutan/ ide bahwa ia
menderita suatu penyakit serius didasarkan
pada interpretasi keliru orang tersebut
terhadap gejalagejala tubuh
 Preokupasi menetap walaupun telah
dilakukan pemeriksaan medis yang tepat
dan penentraman
 Keyakinan tersebut tidak memiliki intensitas
waham (Gangguan Delusional,
tipe somatik) dan bukan kuatir tentang
penampilan (Gangguan Dismorfik Tubuh)
Hipokondriasis
 Preokupasi menyebabkan  Tipe:
penderitaan yang bermakna Dengan tilikan buruk
secara kilnis atau gangguan (jika untuk sebagian
dalam fungsi sosial, besar waktu selama
pekerjaan, atau fungsi episode berakhir,
orang tidak
penting lain
menyadari bahwa
 Tak berkaitan dengan kekuatirannya
gangguan kecemasan tentang menderita
umum, gangguan obsesif- penyakit serius
kompulsif, gangguan panik, adalah berlebihan
gangguan depresif berat, atau tidak beralasan)
cemas perpisahan,  Lama gangguan
gangguan somatoform lain sekurangnya 6 bulan
Gangguan
Dismorfik Tubuh
 Lokasi defek yang umum :
rambut, hidung, kulit, mata, wajah, bibir
 Data Statistik :
 Konsultasi Bedah Plastik
 Pria = Wanita
 Onset Late Adolescence
 Penyebab dan Terapi :
 Etiologi ?
 Komorbiditas OCD (pikiran terobsesi dan
kompulsi terhadap penampilan)
 Exposure & Response Prevention (ERP)
Gangguan Dismorfik Tubuh
 Preokupasi dengan bayangan cacat dalam
penampilan. Jika ditemukan sedikit
anomali tubuh, kekhawatiran orang
tersebut adalah berlebihan dengan nyata
 Preokupasi menyebabkan penderitaan
yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan,
atau fungsi penting lainnya
 Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih
baik oleh gangguan mental lain (misalnya,
ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran
tubuh pada anorexia nervosa)
Gangguan Nyeri
 Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis
merupakan pusat gambaran klinis dan
cukup parah untuk memerlukan perhatian
klinis
 Nyeri menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi
penting lain
 Faktor psikologis dianggap memiliki
peranan penting dalam onset, kemarahan,
eksaserbasi atau bertahannnya nyeri
Gangguan Nyeri

 Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara


sengaja atau dibuat-buat (seperti pada
gangguan buatan atau berpura-pura)
 Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh
gangguan mood, kecemasan, atau gangguan
psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia
 Deskripisi Klinis (mirip Sindrom Nyeri)
 Nyeri adalah nyata
 Nyeri mungkin memiliki penyebab organik
 Faktor psikologis pertahankan rasa nyeri
 Dapat mengarah pada perburukan
Gangguan Nyeri
 Tipe :
 Gangguan nyeri berhubungan dengan
faktor psikologis:
faktor psikologis dianggap memiliki peranan besar
dalam onset, keparahan, eksaserbasi, dan
bertahannya nyeri.
(Akut: durasi < 6 bulan: Kronis: 6 bulan)
 Gangguan nyeri berhubungan baik
dengan faktor psikologis maupun kondisi
medis umum
(Akut: durasi < 6 bulan: Kronis: 6 bulan)
Gangguan Somatoform
Yang Tidak Digolongkan
 Satu / lebih keluhan fisik (misalnya
kelelahan, hilangnya nafsu makan, keluhan
gastrointestinal atau saluran kemih)
 Salah satu (1)atau (2):
 Setelah pemeriksaan yang tepat, gejala tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis umum
yang diketahui atau oleh efek langsung dan suatu zat
(misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)
 Jika terdapat kondisi medis umum yang berhubungan,
keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan yang
ditimbulkannya adalah melebihi apa yang
diperkirakan menurut riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium
Gangguan Somatoform
yang Tidak Digolongkan
 Gejala menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lainnya.
 Durasi gangguan sekurangnya enam bulan.
 Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik
oleh gangguan mental lain (misalnya
gangguan somatoform, disfungsi seksual,
gangguan mood, gangguan kecemasan,
gangguan tidur, atau gangguan psikotik).
 Gejala tidak ditimbulkan dengan sengaja atau
dibuat-buat (seperti pada Gangguan Buatan
atau Berpura-pura)

Anda mungkin juga menyukai