Anda di halaman 1dari 30

Kehamilan Ektopik Terganggu

Definisi

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang


terjadi di luar lokasi normal yaitu
endometrium kavum uteri.

Kehamilan Ektopik tergangu (KET)


merupakan kehamilan ektopik yang disertai
dengan trias gambaran klasik yaitu
amenore, nyeri abdomen akut dan
perdarahan pervaginam.

Kira-kira 95% kasus kehamilan ektopik


terjadi pada tuba falopii dan kehamilan ini
disebut sebagai kehamilan tuba.
Jenis- jenis Kehamilan Ektopik

Kehamilan Pars Interstisialis


Tuba
Kehamilan Tuba
Kehamilan ektopik ganda
Kehamilan Ovarial
Kehamilan servikal
Kehamilan ektopik lanjut
Insiden
Angka kejadian kehamilan ektopik per
1000 kehamilan yang dilaporkan di
Amerika Serikat meningkat empat kali lipat
dari tahun 1970 sampai tahun 1992
di Indonesia, laporan dari Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo Jakarta, angka
kejadian kehamilan ektopik pada tahun
1987 ialah 153 diantara 4007 persalinan
atau 1 diantara 26 persalinan
Usia 35-44 Tahun
Resiko Kulit hitam > kulit putih
Faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan ektopik

A. Faktor-faktor mekanis yang menghambat


perjalanan ovum yang telah dibuahi ke
kavum uteri:
1. Salpingitis
2. Adhesi peritubal setelah infeksi pasca
abortus atau infeksi
3. Kelainan pertumbuhan tuba
4. Kehamilan ektopik sebelumnya
5. Pembedahan sebelumnya pada tuba
6. Abortus induksi
7. Tumor yang mengubah bentuk tuba
8. Penggunaan alat kontrasepsi
Faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan ektopik

B. Faktor-faktor fungsional yang


memperlambat perjalanan ovum
yang telah dibuahi ke dalam kavum
uteri:
1. Migrasi eksternal ovum
2. Refluks menstrual
3. Berubahnya motilitas tuba
Patogenesis
• Proses terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang
sudah dibuahi, dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat
dengan berbagai factor yang menjadi penyebabnya, sehingga embrio
(zigot) sudah berkembang namun belum mencapai kavum uteri dan
akibatnya tumbuh diluar rongga Rahim.
Patologis
Pengaruh hormon estrogen daan progesteron (korpus luteum graviditatis dan
tropoblas)  uterus lembek, dan endometrium berubah menjadi desidua.

Sel epitel membesar dengan intinya hipertropik, hiperkromatik, lobuler, dan berbentuk
tidak teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-lubang atau berbusa.

Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami degenerasi dan kemudian
dikeluarkan berkeping-keeping.

Perdarahan pada KET berasal dari uterus  pelepasan desidua yang degeneratif.
Patogenesis
• Hasil konsepsi mati dini dan
diresorbsi
• Abortus ke dalam lumen tuba
• Ruptur dinding tuba
Nyeri perut

Gejala Klinis
Amenore

Perdarahan pervaginam

Tekanan darah dan denyut nadi

Perubahan uterus

Gangguan kencing

Suhu tubuh

Pada pemeriksaan dalam

Hematokel Pelvis
Diagnosis
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Umum
3. Pemeriksaan Ginekologi
4. Tes Laboratorium
5. Pemeriksaan Ultrasonografi
6. Kombinasi USG dengan pengukuran serum ß-hCG
7. Pemeriksaan Kuldosentesis
8. Pdngukuran kadar Progesteron
9. Pemeriksaan Laparaskopi
10.Laparatomi
Anamnesa
• Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu, dan kadang-kadang
terdapat gejala subyektif kehamilan muda.
• Nyeri abdominal terutama bagian bawah dan perdarahan pervaginam
pada trimester pertama kehamilan merupakan tanda dan gejala klinis
yang mengarah ke diagnosis kehamilan ektopik.
Pemeriksaan umum
• Penderita tampak kesakitan dan pucat.
• Pada perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat
ditemukan.
• Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit
menggembung dan nyeri tekan.
• Kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak dapat didiagnosis
secara tepat semata-mata atas adanya gejala-gejala klinis dan
pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan ginekologi

• Nyeri pada pergerakan serviks


• Bila uterus teraba membesar kadang teraba adanya tumor di sebelah
uterus
• Kavum douglas menonjol
Pemeriksaan laboratorium

• Pemeriksaan Hb dan jumlah sel darah merah


• Perhitungan leukosit
• Tes kehamilan
Ultrasonografi (USG)
USG yang digunakan meliputi USG transabdominal dan USG
transvaginal.
• Pada USG transabdominal biasanya ditemukan kavum uteri yang tidak
berisi kantong gestasi, gambaran cairan bebas serta massa abnormal
di daerah pelvis.
• Pada USG transvaginal dapat membedakan kehamilan dalam uterus
atau diluar, pada Kehamilan ektopik : sebuah struktur seperti cincin
tebal, echogenik terletak diluar uterus, dengan gestational sac yang
mengandung fetal pole, yolk sac atau keduanya.
• USG Doppler dapat menunjukan massa ektopik dengan menunjukkan
adanya aktivitas vaskular abnormal pada massa tersebut dan juga
gambaran vaskular uterin yang tenang.
Untuk mengetahui apakah dalam kavum
Kuldosintesi
Douglas ada darah atau cairan lain.

Kuldosintesis mungkin tidak


memberikan hasil yang memuaskan
pada wanita dengan riwayat salpingitis
dan peritonitis pelvik, mengingat kavum
Douglas kemungkinan sudah mengalami
obliterasi.

Kegagalan untuk mendapatkan darah


dari kavum Douglas tidak menutup
kemungkinan adanya hemoperitonium
sebagai bukti adanya kehamilan ektopik
dengan atau tanpa rupture.
Pengukuran kadar konsentrasi hormone β-hCG
• Cara yang paling mudah ialah dengan melakukan pemeriksaan
konsentrasi hormon β human chorionic gonadotropin (β-hCG) dalam
urin atau serum. Hormon ini dapat dideteksi paling awal pada satu
minggu sebelum tanggal menstruasi berikutnya. Konsentrasi serum
yang sudah dapat dideteksi ialah 5 IU/L, sedangkan pada urin ialah
20–50 IU/L.
Kadar Progesteron
• Pada umumnya kadar serum progesterone pada pasien dengan
kehamilan ektopik lebih rendah dibandingkan kehamilan normal.
Kadar progesterone serum dapat dipergunakan untuk skrining tes
baik pada kehamilan ektopik maupun pada kehamilan normal
terutama apabila tidak tersedia pemeriksaan hCG dan USG
Laparoskopi
Hanya digunakan sebagai alat bantu
diagnostik terakhir bila hasil penilaian
prosedur diagnostik yang lain
meragukan.
Sistem optis dengan menggunakan
sonde transabdominal intraperitoneal
dilengkapi dengan cahaya untuk
melihat organ-organ dalam panggul
dan mendiagnosis penyakit pada
organ pelvis.
Adanya darah dalam rongga pelvis
mempersulit visualisasi indikasi
untuk dilakukan laparotomy.
Laparotomi
Jika masih terdapat keraguan, laparotomi
harus dilakukan, karena kematian akibat
kelambatan atau ketidakmampuan dalam
mengambil keputusan jauh lebih tragis
daripada pembedahan yang tidak
diperlukan

Laparotomi dikerjakan bila penderita


secara hemodinamik tidak stabil, dan
membutuhkan terapi definitif secepatnya
Diagnosis Banding
• Abortus
• Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
• Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah atau
kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut
nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
• Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
• Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai
nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.

Mola Hidatidosa

• Amenore dan tanda-tanda kehamilan


• Perdarahan pervaginam berkurang. Darah sendrung bewarna coklat.
Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola
• Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
• Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya BJJ
sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusar atau lebih
• Preeklamsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan 24
minggu.
Appendisitis

• Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen


yang menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan
bawah akan semakin progresif, dan dengan pemeriksaan seksama
akan dapat di tunjukan satu titik dengan nyeri maksimal. Perkusi
ringan pada kuadran kana bawah dapat membantu menentukan
lokasi nyeri. Nyeri lepas dan spasme biasanya juga muncul. Bila tanda
rovsing, psoas, dan obturator positif, akan semakin menyakitkan
diagnosis klinis apendisitis
Kista Ovarium

• Perut terasa kembung, penuh dan berat


• Merasa kandung kemih anda tertekan sehingga sulit buang air kecil
• Siklus menstruasi anda tidak teratur
• Nyeri disekitar panggul, biasanya menetap atau sesekali yang
menyebar ke panggul bawah dan paha
• Nyeri ketika bersenggama
• Payudara mengeras
• Mual hingga ingin muntah
Salpingitis

• Nyeri abdomen di kedua sisi


• Sakit punggung
• Sering buang air kecil
• Gejala-gejala biasanya muncul setelah periode
menstruasi
• Demam tinggi dengan menggigil
• Nyeri perut Abnormal discharge vagina, seperti warna
yang tidak biasa atau bau
• Dismenorea
• Tidak nyaman atau hubungan seksual yang
menyakitkan
• Kanan kiri bawah, terutama kalau ditekan
Penatalaksanaan
Pembedahan
• Salpingektomi
• Ooforektomi ipsilateral
• Sterilisasi
• Menyelamatkan tuba fallopi
• Salpingostomi
• Salpingotomi
• Reseksi segmental dan anastomosis
• Evakuasi fimbria

Medikamentosa
Obat yang digunakan ialah methotreksat (MTX) 1 mg/kgBB i.v. dan faktor sitrovorm 0,1 mg/kgBB i.m.
Komplikasi
• Syok yang irreversibel
• Perlekatan
• Obstruksi usus
• Kehamilan ektopik persisten
Prognosis
• Setelah mengalami kehamilan ektopik, kemungkinan untuk
mengandung dan melahirkan anak sebesar 85% pada kehamilan
berikutnya. Setelah 2 kali mengalami kehamilan ektopik, risiko
kehamilan ektopik berikutnya meningkat menjadi 10 kali lipat, dan
harus dipertimbangkan dalam memberikan IVF

Anda mungkin juga menyukai