Anda di halaman 1dari 29

DEFINISI

Kehamilan ektopik adalah


kehamilan yang terjadi di luar lokasi
normal yaitu endometrium kavum
uteri.

Kehamilan Ektopik tergangu


(KET) merupakan kehamilan ektopik
yang disertai dengan trias gambaran
klasik yaitu amenore, nyeri abdomen
akut dan perdarahan pervaginam.
JENIS- JENIS KEHAMILAN
EKTOPIK

Kehamilan Pars
Interstisialis Tuba
Kehamilan Tuba
Kehamilan ektopik
ganda
Kehamilan Ovarial
Kehamilan servikal
Kehamilan ektopik
lanjut
JENIS- JENIS KEHAMILAN
EKTOPIK

Angka kejadian kehamilan ektopik per


1000 kehamilan yang dilaporkan di
Amerika Serikat meningkat empat kali
lipat dari tahun 1970 sampai tahun 1992
di Indonesia, laporan dari Rumah Sakit
Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, angka
kejadian kehamilan ektopik pada tahun
1987 ialah 153 diantara 4007 persalinan
atau 1 diantara 26 persalinan
Usia 35-44 Tahun
Resiko Kulit hitam > kulit putih
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEHAMILAN EKTOPIK

A. Faktor-faktor mekanis yang menghambat


perjalanan ovum yang telah dibuahi ke
kavum uteri:
1. Salpingitis
2. Adhesi peritubal setelah infeksi pasca
abortus atau infeksi
3. Kelainan pertumbuhan tuba
4. Kehamilan ektopik sebelumnya
5. Pembedahan sebelumnya pada tuba
6. Abortus induksi
7. Tumor yang mengubah bentuk tuba
8. Penggunaan alat kontrasepsi
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEHAMILAN EKTOPIK

B. Faktor-faktor fungsional yang


memperlambat perjalanan ovum
yang telah dibuahi ke dalam kavum
uteri:
1. Migrasi eksternal ovum
2. Refluks menstrual
3. Berubahnya motilitas tuba
PATOLOGIS

Proses terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang sudah dibuahi, dalam
perjalanannya menuju endometrium tersendat dengan berbagai factor yang menjadi
penyebabnya, sehingga embrio (zigot) sudah berkembang namun belum mencapai kavum
uteri dan akibatnya tumbuh diluar rongga Rahim.
PATOLOGIS
Pengaruh hormon estrogen daan progesteron (korpus luteum graviditatis dan
tropoblas)  uterus lembek, dan endometrium berubah menjadi desidua.

Sel epitel membesar dengan intinya hipertropik, hiperkromatik, lobuler, dan


berbentuk tidak teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-lubang atau berbusa.

Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami degenerasi dan


kemudian dikeluarkan berkeping-keeping.

Perdarahan pada KET berasal dari uterus  pelepasan desidua yang


degeneratif.
PATOGENESIS
• Hasil konsepsi mati dini dan
diresorbsi
• Abortus ke dalam lumen tuba
• Ruptur dinding tuba
Nyeri perut

Gejala Klinis
Amenore

Perdarahan pervaginam

Tekanan darah dan denyut nadi

Perubahan uterus

Gangguan kencing

Suhu tubuh

Pada pemeriksaan dalam

Hematokel Pelvis
Anamnesa
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Ginekologi
Tes Laboratorium
Diagnosis
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pemeriksaan Kuldosentesis
Pengukuran hormone β-hCG
Pengukuran kadar Progesteron
Pemeriksaan Laparaskopi
Laparatomi
ANAMNESA
PEMERIKSAAN UMUM

• Penderita tampak kesakitan dan pucat.


• Pada perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat
ditemukan.
• Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit
menggembung dan nyeri tekan.
• Kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak dapat didiagnosis
secara tepat semata-mata atas adanya gejala-gejala klinis dan
pemeriksaan fisik.
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

• Nyeri pada pergerakan serviks


• Bila uterus teraba membesar kadang teraba adanya tumor di sebelah
uterus
• Kavum douglas menonjol
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan
Hb dan jumlah
sel darah merah

Perhitungan
Tes kehamilan
leukosit
Ultrasonografi (USG)
USG yang digunakan meliputi USG transabdominal dan USG transvaginal.
• Pada USG transabdominal biasanya ditemukan kavum uteri yang tidak
berisi kantong gestasi, gambaran cairan bebas serta massa abnormal di
daerah pelvis.
• Pada USG transvaginal dapat membedakan kehamilan dalam uterus
atau diluar, pada Kehamilan ektopik : sebuah struktur seperti cincin tebal,
echogenik terletak diluar uterus, dengan gestational sac yang
mengandung fetal pole, yolk sac atau keduanya.
• USG Doppler dapat menunjukan massa ektopik dengan menunjukkan
adanya aktivitas vaskular abnormal pada massa tersebut dan juga
gambaran vaskular uterin yang tenang.
KULDOSINTESI
Untuk mengetahui apakah dalam kavum
Douglas ada darah atau cairan lain.

Kuldosintesis mungkin tidak memberikan


hasil yang memuaskan pada wanita dengan
riwayat salpingitis dan peritonitis pelvik,
mengingat kavum Douglas kemungkinan
sudah mengalami obliterasi.

Kegagalan untuk mendapatkan darah dari


kavum Douglas tidak menutup
kemungkinan adanya hemoperitonium
sebagai bukti adanya kehamilan ektopik
dengan atau tanpa rupture.
PENGUKURAN KADAR KONSENTRASI
HORMONE Β-HCG
• Cara yang paling mudah ialah dengan melakukan
pemeriksaan konsentrasi hormon β human chorionic
gonadotropin (β-hCG) dalam urin atau serum. Hormon ini
dapat dideteksi paling awal pada satu minggu sebelum
tanggal menstruasi berikutnya. Konsentrasi serum yang
sudah dapat dideteksi ialah 5 IU/L, sedangkan pada urin
ialah 20–50 IU/L.
KADAR PROGESTERON
• Pada umumnya kadar serum progesterone pada pasien
dengan kehamilan ektopik lebih rendah dibandingkan
kehamilan normal. Kadar progesterone serum dapat
dipergunakan untuk skrining tes baik pada kehamilan
ektopik maupun pada kehamilan normal terutama apabila
tidak tersedia pemeriksaan hCG dan USG
LAPAROSKOPI

Hanya digunakan sebagai alat bantu


diagnostik terakhir bila hasil penilaian
prosedur diagnostik yang lain
meragukan.
Sistem optis dengan menggunakan
sonde transabdominal intraperitoneal
dilengkapi dengan cahaya untuk
melihat organ-organ dalam panggul
dan mendiagnosis penyakit pada organ
pelvis.
Adanya darah dalam rongga pelvis
mempersulit visualisasi indikasi untuk
dilakukan laparotomy.
LAPAROTOMI
Jika masih terdapat keraguan, laparotomi
harus dilakukan, karena kematian akibat
kelambatan atau ketidakmampuan dalam
mengambil keputusan jauh lebih tragis
daripada pembedahan yang tidak
diperlukan

Laparotomi dikerjakan bila penderita


secara hemodinamik tidak stabil, dan
membutuhkan terapi definitif secepatnya
Abortus
DIAGNOSIS BANDING
• Terlambat haid atau amenore kurang dari 20
minggu
• Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak
lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah
normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau
meningkat.
• Perdarahan pervaginam, mungkin disertai
keluarnya jaringan hasil konsepsi.
• Rasa mulas atau keram perut di daerah atas
simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.
MOLA HIDATIDOSA
• Amenore dan tanda-tanda kehamilan
• Perdarahan pervaginam berkurang.
Darah sendrung bewarna coklat. Pada
keadaan lanjut kadang keluar gelembung
mola
• Pembesaran uterus lebih besar dari usia
kehamilan
• Tidak terabanya bagian janin pada
palpasi dan tidak terdengarnya BJJ
sekalipun uterus sudah membesar setinggi
pusar atau lebih
• Preeklamsia atau eklamsia yang terjadi
sebelum kehamilan 24 minggu.
APPENDISITIS
Pada permulaan timbulnya penyakit belum
ada keluhan abdomen yang menetap.
Namun dalam beberapa jam nyeri
abdomen kanan bawah akan semakin
progresif, dan dengan pemeriksaan
seksama akan dapat di tunjukan satu titik
dengan nyeri maksimal.
Nyeri lepas dan spasme biasanya juga
muncul. Bila tanda rovsing, psoas, dan
obturator positif, akan semakin menyakitkan
diagnosis klinis apendisitis
KISTA OVARIUM
• Perut terasa kembung, penuh dan berat
• Merasa kandung kemih anda tertekan
sehingga sulit buang air kecil
• Siklus menstruasi anda tidak teratur
• Nyeri disekitar panggul, biasanya menetap
atau sesekali yang menyebar ke panggul
bawah dan paha
• Nyeri ketika bersenggama
• Payudara mengeras
• Mual hingga ingin muntah
SALPINGITIS
• Nyeri abdomen di kedua sisi
• Sakit punggung
• Sering buang air kecil
• Gejala-gejala biasanya muncul setelah
periode menstruasi
• Demam tinggi dengan menggigil
• Nyeri perut Abnormal discharge vagina,
seperti warna yang tidak biasa atau bau
• Dismenorea
• Tidak nyaman atau hubungan seksual yang
menyakitkan
• Kanan kiri bawah, terutama kalau ditekan
PENATALAKSANAAN
Pembedahan Medikamentosa
1. Salpingektomi Obat yang digunakan ialah methotreksat
(MTX) 1 mg/kgBB i.v. dan faktor sitrovorm
2. Ooforektomi ipsilateral
0,1 mg/kgBB i.m.
3. Sterilisasi
4. Menyelamatkan tuba fallopi
• Salpingostomi
• Salpingotomi
• Reseksi segmental dan anastomosis
• Evakuasi fimbria
KOMPLIKASI
• Syok yang irreversibel
• Perlekatan
• Obstruksi usus
• Kehamilan ektopik persisten
PROGNOSIS
• Setelah mengalami kehamilan ektopik, kemungkinan untuk
mengandung dan melahirkan anak sebesar 85% pada kehamilan
berikutnya. Setelah 2 kali mengalami kehamilan ektopik, risiko
kehamilan ektopik berikutnya meningkat menjadi 10 kali lipat, dan
harus dipertimbangkan dalam memberikan IVF

Anda mungkin juga menyukai