China/Taoisme.
b. Dari segi sumber rujukan
• Agama Wahyu atau Samawi atau Langit, yaitu agama
yang diturunkan dari Tuhan melalui seorang Rasul.
Contohnya: agama Islam, Nasrani, dan Yahudi.
• Agama Budaya atau Ardhi atau Bumi, yaitu agama
yang berasal dari ajaran seorang manusia dan merujuk
kepada pelbagai sumber seperti pembuktian, tradisi,
falsafah dan sebagainya. Contohnya: agama Budha,
dan Hindu.
Perbedaan agama wahyu dengan agama budaya
terletak pada aspek: waktu penyampaian kepada
manusia, disampaikan melalui Rasul, kitab suci, sifat
kemutlakan kebenarannya, konsep ketuhanannya, sifat
universalitas keberlakuannya. 6
C. DARI SEGI TANGGAPAN KETUHANAN
12
PENDEKATAN STUDI ISLAM
1. metode filologi.
Merupakan aktivitas mengamati atau meneliti terhadap
teks yang terdapat pada kitab kitab suci dalam
memahami terhadap kebenaran yang di berikan oleh teks
atau suatu peristiwa dan mempelajarinya serta mencari
rumpun dari bahasa teks (Az- Zumar 39 : 52 ).
2. metode phenomenologi.
Ialah meneliti dan memahami sesuatu dari berbagai
gejala yang diberikan dengan tidak mempermasalahkan
darimana datangnya gejala itu, misalnya adanya
pengulangan terhadap gejala yang di berikan antara
ummat sebelumnya dan ummat sesudahnya, 13
3.Pendekatan metode semantik.
Ialah meneliti dalam bentuk makna yang diberikan
oleh teks maupun peristiwa yang berupa simbol
simbol yang di berikan sebagai cabang linguistik
dalam logika, sebagai contoh dalam pendekatan
semantik dari perkataan ”mengetahui dan tidak
mengetahui”. (Az-Zumar 39 : 9 )
4.Pendekatan histerografi,
Adalah meneliti suatu permasalahan melalui
sejarah ummat maupun individu yang di jelaskan
pada ayat ayat Qur-an, misalnya keingkaran kaum
’ad pada ayat-ayat Allah dan pada rasul Allah. (Hud
11 : 59 ) 14
5.Pendekatan hermeunitik
Ialah suatu bentuk pendekatan untuk memberikan suatu
jawaban pada suatu permasalahan dan kemudian
menghubungkan dengan permasalahan yang lainnya dari
keseluruhan masalah yang berkaitan. Tindakan pengamat
atau penulis dalam pendekatan hermeuninitik dapat
mengambil bentuk bentuk :
a. To express (To say) ; pengamat atau penulis bertindak
sebagai pengungkap.
b. To explain ; pengamat atau penulis betindak sebagai
penjelas.
c. To translate ; pengamat atau penulis bertindak sebagai
sebagai penterjemah dari suatu masalah.
6.Pendekatan yang bersifat deskriptif,
yaitu pendekatan dimana pengamat atau penulis
mendekati permasalahan bertindak sebagai penutur,
penganalisa, dan pengklassifikasian melalui studi komperatif 15
(perbandingan).
B. Pokok-pokok Ajaran Agama Islam:
1. Aqidah, yatu kepercayaan terhadap Allah,
malaikat, kitab-kitab Allah, Rasul-Nya, hari akhir,
dan qadha dan qadar Allah.
2. Syari’ah, yaitu segala bentuk peribadatan baik
ibadah khusus, seperti thaharah, shalat, zakat,
puasa dan haji, maupun ibadah umum
(mu’amalah), seperti hukum publik dan hukum
perdata.
3. Akhlak, sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
yang menimbulkan perbuatan dengan gampang
dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan
16
dan pemikiran terlebih dahulu.
C. Fungsi Agama Islam:
1. Menyempurnakan agama yang terdahulu
2. Agama fitrah. Fitrah artinya sifat asal, bakat,
pembawaan dari asal muasal kejadian
3. manusia dan suci bersih dari dosa
4. Pendorong kemajuan. Agama Islam menghendaki
dan memerintahkan setiap muslim untuk menjadi
sebaik-baik manusia, dan unggul dalam segala
bidang (Ali Imran 3: 110)
5. Memberikan pedoman hidup bagi manusia.
Agama Islam merupakan sumber sistem nilai yang
17
harus dijadikan pedoman hidup oleh manusia.
E. Islam rahmatan lil’alamin
Kata rahmatan lil’alamin berarti mengasihi segala
ciptaan dari Allah yang berada di langit dan di bumi
selain Allah, untuk di kasihi sebagaimana menga sihi
Allah, baik sahabat ataupun musuh Allah ; dan mengapa
Islam di katakan rahmatan lil’alamin, maka terhadap
pembahasan pada masalah yang demikian perlu di
perhatikan, rekomendasi firman Allah tentang masalah
penciptaanNya seperti yang diungkapkan dalam wahyu
Nya :
1) Realitas keseimbangan bagi kehidu pan alam semesta
sebagaimana telah di ciptakan oleh Allah dalam
sunnah yang merupakan ketetapan hukum bagi alam
semesta (Al-Mulk 67:3)
2) Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi (Al-Infitar
82:7)
18
3) Allah telah mengkons truksikan realita lembaga
taubatan nasuha sebagai pamungkasnya (Ibrahim : 14 )
F. Alasan mengapa Masuk Islam
a. Kebenaran mutlak dan ungkapan kebenaran relatif
dan termasuk dalam masalah seperti ungkapan judul
dimaksud, maka terhadap ungkapan ini dapat
diamati melalui tuturan wahyu (Q.S. An-Nahl/16: 89)
Kebenaran mutlak ini merupakan kebenaran yang
mesti di imani bagi setiap muslim dan konsekuensi
bagi yang menafsirkan adalah kekufuran terhadap
Allah.
b. Kebenaran relatif
Ialah kebenaran yang diteorikan atau didalilkan oleh
manusia dianggap benar selama belum ada fakta dan
data baru yang merevisinya. Contoh : pendapat para 19
alim ulama dan cendekiawan.
c. Kebenaran konsistensi, yaitu sebagai bentuk
dari konsistensi beriman kepada Allah.
Otomatis harus membenarkan segala yang
datang dari Allah.
d. Kebenaran pragmatisme
Ialah kebenaran berdasarkan kemanfaatan
bagi teori atau dalil yang diberikan.
21
2. Islam adalah Ajaran yang Sempurna
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu
agamamu, dan Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Kuridhai Islam jadi agama bagimu".
(QS. Al Maidah (5), 3).
3. Islam sebagai Ajaran yang Universal
Islam dengan sifat keasliannya yang universal,
diturunkan untuk seluruh umat manusia.
4. Islam adalah Ajaran yang Bersifat
integral/lengkap/terpercaya
22
AQIDAH ISLAM
• ‘aqada - ya’qidu – ‘aqdan – ‘aqidatan
simpul, kokoh, ikatan dan perjanjian.
• Aqdan aqidah berarti keyakinan
• Aqidah : sesuatu yang diyakini oleh
seseorang
23
AQIDAH ISLAM
1. Sejumlah kebenaran yg dapat diterima secara
umum oleh manusia
2. Setiap manusia memiliki fitrah untuk
mengakui kebenaran
3. Keyakinan tidak boleh bercampur sedikitpun
dengan keraguan
4. Aqidah harus mendatangkan ketentraman
jiwa
5. Menolak segala sesuatu yg berlawanan dengan
kebenaran itu.
6. Tingkat keyakinan (aqidah) seseorang
tergantung kepada tingkat pemahaman 24
terhadap dalil.
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
1. Ilahiyat
• Ilah (Tuhan, Allah)
2. Nubuwat
• Nabi dan Rasul, kitab, mu’jizat rasul
3. Ruhaniyat
• Alam metafisik (malaikat, jin, syaitan, roh)
4. Sam’iyat
• Segala sesuatu yg hanya bisa dilihat dg
sam’i (surga, neraka, akhirat, dll)
25
Tingkatan Aqidah :
• Taqlid, yaitu menerima suatu kepercayaan dari
orang lain tanpa diketahui alasan-alasannya.
• ‘ilmu al-yaqin, yaitu keyakinan yg diperoleh
berdasarkan ilmu yg bersifat teoritis.
• ‘ain al-yaqin, yaitu keyakinan yg diperoleh
melalui pengamatan mata kepala secara
langsung tanpa perantara.
26
TAUHID
• Wahhada – yuwahhidu – tawhidan, artinya
menyatukan, mengesakan/mengakui bahwa
sesuatu itu satu.
• Mengakui/mengesakan dan meyakini
akan keesaan Allah SWT.
Bertauhid kepada Allah artinya mengakui
hukum Allah yang memiliki kebenaran
mutlak dan hanya peraturan Allah yang
mengikat manusia secara mutlak.
27
• Tauhid adalah esensi aqidah dan iman dalam
Islam.
• Tauhid merupakan landasan utama dan
pertama keyakinan Islam dan implementasi
ajaran-ajarannya.
31
Tujuan Syariat Islam
1. Menjaga Keturunan (Hifzul Nasab)
2. Menjaga Harta (Hifzul Maal)
3. Menjaga Jiwa (Hifzul Nafsi)
4. Menjaga Akal (Hifzul Aqli)
5. Menjaga Agama (Hifzu ad Din)
32
Keyakinan muslim terhadap Islam:
1. Islam adalah wahyu Allah (QS. 42:13)
2. Islam adalah agama yg haq (QS. 61:9)
3. Islam adalah agama yg Lurus (QS 30:30)
4. Islam adalah agama yg bersih (QS 39:3)
a. Bersih dari syirik (QS 13;36)
b. Bersih dari kesalahan (QS 4:82)
c. Bersih dari campur tangan manusia
5. Islam adalah satu-satunya agama Allah (QS
3:19) 33
6. Allah tidak menerima selain Islam (QS. 3:85)
METODE MEMPELAJARI ISLAM :
1. Beragama harus dengan ilmu, bukan dengan
kira-kira (QS. al-Isra’, 17; 36)
2. Beragama tidak atas dasar mayoritas, karena
mayoritas tidak menjamin orisinilitas.
3. Beragama tidak boleh atas dasar keturunan
atau warisan leluhur (QS. al-Baqarah, 2; 170)
4. Beragama tidak atas dasar figur (QS. at-
Taubah, 9; 31)
RASIONALITAS DALAM BERAGAMA :
Dalam mempelajari Islam tidak bisa hanya menggunakan
pendekatan rasio karena rasio memiliki keterbatasan,
tetapi perlu ada keterlibatan keimanan. Dalam hal ini
paling tidak ada empat kategori ilmu, yaitu:
1. Empirical science (‘ainul yaqin): kebenarannya
dibuktikan secara empirik melalui eksperimen.
Sumbernya adalah pancaindera.
2. Rational science (ilmul yaqin): kebenarannya
ditentukan oleh hubungan sebab akibat. Sumbernya
adalah rasio.
3. Suprarational science (haqqul yaqin): kebenarannya
ditentukan oleh hal-hal di luar rasio. Sumbernya
adalah hati.
4. Metarational science (ilmu gaib). Sumbernya adalah
ruh. 35
Keyakinan muslim terhadap Islam:
1. Islam adalah wahyu Allah (QS. asy-Syura/42:13)
2. Islam adalah agama yg haq (QS. As-Saff/61:9)
3. Islam adalah agama yg Lurus (QS ar-Rum/30:30)
4. Islam adalah agama yg bersih (QS az-Zumar/39:3)
a. Bersih dari syirik (QS ar-Rad/13;36)
b. Bersih dari kesalahan (QS an-Nisa/4:82)
c. Bersih dari campur tangan manusia
5. Islam adalah satu-satunya agama Allah (QS Ali
Imran/3:19)
6. Allah tidak menerima selain Islam (QS. Ali
Imran/3:85) 36
KETUHANAN DAN ALAM SEMESTA
A. Kecenderungan Manusia Untuk Bertuhan
Fitrah
Masalah Tauhid atau ketuhanan dianggap sebagai masalah fitrah,
sehingga tidak perlu lagi dicari dalilnya, karena ia merupakan
bagian dari fitrah (ciptaan) manusia.
1. Surat Rum : 30 : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama sebagai fitrah Allah, yang telah menciptakan
manusia atasnya. Tidak ada perubahan pada ciptaan (fitrah)
Allah.”
2. Surat Al-Araf : 172 : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
mengeluarkan dari sulbi anak-anak Adam keturunan mereka dan
mengambil kesaksian dari mereka atas diri mereka sendiri,
Bukankah Aku ini Tuhan kalian ? Seraya mereka menjawab,
Benar (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi. (Hal ini Kami
lakukan), agar di hari kiamat nanti kalian tidak mengatakan,
Sesungguhnya kami lengah atas ini (wujud Allah).”
3. Lihat pula QS. Al-An’am 6 : 74-79; tentang kisah Nabi Ibrahim 37
tentang pengembaraan rasionalnya dalam mencari Tuhan.
B. Konsep Tuhan
Tuhan disebut "ilahun", artinya penggerak, motivator,
yang dipatuhi dan ditaati. Kata Tuhan juga merujuk
kepada suatu Zat Abadi dan Supernatural, biasanya
dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan
alam semesta atau jagat raya. . َََّللا أَفَ ََل تَ َذ هكرنو
ِ ( بَ ْع ِد هQ.S. Al-
Jatsiyah/45:23)
39
Konsep Tuhan Menurut Pemikiran Barat:
1. Tuhan Dinamisme
Manusia sejak zaman primitif sudah mengenal dan
mengakui adanya kekuatan gaib yang mempengaruhi
hidup manusia. Yang dimaksud berpengaruh di sini
adalah “sebuah benda”. Benda tersebut bisa
berpengaruh negatif – positif. Namun “kekuatan
benda” tersebut juga di sebut bermacam-macam, ada
namanya “mana”, “tuah”, “Syakti”. Semua kekuatan
tersebut tidak dapat di cerna oleh panca indera
manusia, namun ia dapat dirasakan pengaruhnya.
40
2. Tuhan Animisme
Setiap benda dianggap mempunyai roh. Roh bagi
masyarakt primitif bisa bersifat aktif meski benda
tersebut kelihatan mati. Oleh karena itu, roh
dianggap sesuatu yang hidup (rasa senang dan
kebutuhan-kebutuhan). Karena roh mempunyai
kebutuhan, masyarakat primitif menyediakan
sesajian sebagai salah satu wujud memenuhi
kebutuhan roh, jika tidak, manusia bisa terkena
dampak negatif dari roh tersebut.
41
3. Tuhan Politeisme
Bagi “Tuhan politeisme”, eksistensi “Tuhan Dinamisme
dan Animisme” belum dapat memberikan konsep
ketuhanan yang sebenarnya karena masih bersifat
sanjungan dan pujaan saja. Baginya, dari sekian banyak
roh-roh ada beberapa saja yang dianggap unggul, punya
karakter dan punya pengaruh terhadap hidup manusia.
Di antara roh yang unggul tersebut disebut sebagai dewa-
dewa yang bertanggungjawab terhadap cahaya, air, angin
dan sebagainya.
4. Tuhan Henoteisme
Henoteise mengaku satu Tuhan untuk satu bangsa.
Bangsa lain mempunyai Tuhan sendiri. Tuhan mereka
disebut Tuhan nasional. Paham ini seperti agama 42
Yahudi yang mengakui Yahweh sebagai Tuhan nasional
mereka.
5. Tuhan Monoteisme
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan
untuk seluruh bangsa dan bersifat
internasional. Bentuk monoteisme di tinjau
dari segi filsafat ketuhanan terbagi menjadi 3:
a. Deisme (Tuhan bersifat transenden: setelah
pencipataan alam, Tuhan tidak terlibat lagi
dengan hasil ciptaannya).
b. Panteisme (Tuhan bersifat imanen: Tuhan
menampakkan diri dalam berbagai fenomena
alam).
c. Teisme (Tuhan pada prinsip bersifat
transenden, mengatasi semesta kenyataan, 43
tetapi Tuhan juga selalu terlibat dengan alam
semesta).
C. Tuhan Sebagai Wajibul Wujud
Segala yang ada, yang dapat dicapai dan
diterima akal menurut falsafah dibagi tiga
macam, yaitu:
1. Mumkinul Wujud adalah segala sesuatu
yang bermula dari tidak ada kemudian
menjadi ada, jika ada penyebab (pencipta
menghendaki adanya). Sesudah itu dapat
kembali tidak ada, jika penyebab yang
mendukung adanya tidak berfungsi (pencipta
tidak menghendaki adanya). Kemudian ada
terus jika penyebab yang mendukungnya
berfungsi (pencipta menghendaki adanya).
Bermula dari tidak ada kemudian ada dan
kembali tidak ada seperti nyawa manusia, dan 44
ada terus seperti ruh manusia.
2. Mustahil
Wujud adalah segala sesuatu yang tidak
mungkin wujud, yang tidak mungkin terjadi
menurut akal, seperti gajah bertelur, dll. Mustahil
Wujud itu sejak dari dulu tidak ada sekarang
tidak ada dan seterusnya tidak ada. Andai kata
sesuatu yang mustahil terjadi, ada wujudnya,
maka bukan mustahil wujud lagi namanya tetapi
mumkinul wujud. Oleh karena itu akal
mewajibkan bahwa yang menciptakan alam
semesta ini tentu wujud yang di luar mumkinul
wujud dan mustahil wujud.
45
3. Wajibul Wujud, yaitu wujud yang wajib ada dengan
sendirinya. Wajibul wujud adalah wujud yang tidak
bermula dari tidak ada. Dari dahulu ada sekarang ada,
seterusnya ada. Dia adalah sumber dari segala sumber,
pencipta alam semesta dengan segala isinya. Karena
akal menolak hukum daur (hukum berputar-putar).
Karena sifat Allah yang pertama adalah wujud, wajibul
wujud (wujud yang wajib ada dengan sendirinya).
Kedua, adalah “Qidam” atau terdahulu, karena ia ada
den sendirinya. Sifat ketiga, “Baqa”, artinya mutlak kekal,
karena ia tidak bermula dari tidak ada, dahulu ada,
sekarang ada dan seterusnya ada, sedangkan ruh
manusia relative kekal, karena bermula dari tidak ada,
sekarang ada dan seterusnya ada. Keempat sifat-Nya
46
adalah Esa.
Bukti wujud Allah pada alam dan diri manusia
adalah:
1. Wujud alam semesta
2. Susunan
3. Aturan
4. Pergerakan
5. Adanya nilai moral pada manusia (adanya
kebaikan dan keburukan)
6. Tawa dan tangis manusia
7. Tantangan 47
D. Keesaan Tuhan
Menurut ajaran monoteisme adalah Tuhan
Tunggal, Tuhan Maha Esa, Pencipta Alam
Semesta. Tentang Tuhan, dalam Islam dikenal
dengan konsep Tauhid yang tentunya sudah
melekat dalam hati umat Islam
Keesaan Tuhan berarti segala sesuatu yang
berhubungan dengan Esa-Nya Tuhan:
1. Tuhan (Allah) itu Esa Wujud-Nya
2. Tuhan (Allah) itu Esa Zat-Nya
3. Tuhan (Allah) itu Esa Sifat-Nya 48
4. Tuhan (Allah) itu Esa Perbuatan-Nya
E. Konsep Alam Semesta
1. Alam ini adalah makhluq = diciptakan Allah
(QS. al-Baqarah 2: 117).
2. Alam ini akan rusak dan berakhir (QS. al-
Qoshosh : 88).
3. Alam ini rill, nyata, konkrit, bukan maya
(QS. al-An'am 6 : 73; QS. Shod 38 : 27).
4. Alam ini teratur (QS. al-Mulk 67 : 3 dan 4).
5. Alam terikat dengan hukum-hukum tertentu
yang pasti (QS. al-Furqon/25: 2; QS. ar-
Ro'du/13: 8; QS. ar-Rahman /55: 5).
6. Alam ini dapat dipikirkan dan dipelajari (QS. al-
Jasiyah/45: 13).
7. Seluruh alam ini patuh kepada ketentuan Tuhan
(QS. Ali-'Imran/3: 83; QS. an-Nahl/16: 49 dan
50; QS. al-Isra‘/17:44). 49
Penciptaan alam bertujuan :
• Membuktikan kebesaran Allah (QS. Ali-Imran/3: 190).
• Disiapkan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia
(QS. Luqman/ 31: 20).
• Ujian untuk manusia (QS. Hud/11: 7; QS. al-Mulk/67: 2).
• Alam ini berpasang-pasangan (QS. adz-Dzariyat /51:
49). Buah-buahan (QS. ar-Ro'du /13: 3). Ternak dan
manusia (QS. asy-Syura/42: 11). Yang tidak diketahui (QS.
Yasin/36: 36).
Proses kejadian alam :
• Berkembang dari satu dzat seperti gas (QS. Fushshilat : 9-
12)
• Dipisah-pisahkan menjadi benda-benda langit, galaksi,
planet dan lain-lain (QS. al-Anbiya/21:30; QS. adz-Dzariyat
/51: 7).
• Perkembangannya melalui 6 masa (QS. Fushshilat /41: 9- 50
10).
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Siapakah Tuhan itu?
Tuhan (ilah): sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh
manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya
dikuasai oleh-Nya.
Sejarah Pemikiran tentang Tuhan
Pemikiran Barat:
Teori Evolusionisme (Max Muller & E.B. Taylor) (1877): adanya proses
dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat
menjadi sempurna. Prosesnya sbb:
- Dinamisme
- Animisme
- Politeisme
- Henoteisme
- Monoteisme
Teori ini ditentang oleh Andrew Lang (1898), yang menekankan adanya
monoteisme dalam masyarakat primitif.
Sarjana-sarjana agama Barat juga menantang teori ini. Menurut
mereka ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi dengan
adanya wahyu.
Pemikiran Umat Islam:
Pemikiran terhadap Tuhan di kalangan umat Islam timbul sejak
wafatnya Nabi Muhammad Saw. Secara garis besarnya terdiri
dari:
- Mu’tazilah: orang Islam yang berbuat dosa besar, tidak
kafir dan tidak mukmin. Ia berada di antara posisi mukmin
dan kafir (manzilah baina manzilatain).
- Qodariah: manusia mempunyai kebebasan dalam
berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang
menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin.
- Jabariah: manusia tidak mempunyai kebebasan dalam
berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia
ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.
- Asy’ariyah dan Maturidiyah: pendapat kedua aliran ini
berada di antara Qodariah dan Jabariah.
Pada prinsipnya aliran-aliran di atas tidak bertentangan dengan
ajaran dasar Islam. Umat Islam yang memilih aliran mana saja
sebagai teologi yang dianutnya, tidak menyebabkan ia keluar
dari Islam.
TUHAN MENURUT AJARAN ISLAM
Tuhan dalam konsep Alquran adalah Allah (Q.S. Ali Imran/3; 62,
Shad/38; 35 & 65, dan Muhammad/47; 19). Ajaran tentang
Tuhan yang diberikan kepada para nabi sebelum
Muhammad adalah Tuhan “Allah” juga (Q.S. Hud/11; 84,
dan Al-Maidah/5; 72). Allah adalah Esa (Q.S. Al-
Ankabut,/29; 46, Thaha/20; 98 & Shad/38; 4).
Menurut informasi Alquran, sebutan yang benar bagi Tuhan yang
benar-benar Tuhan adalah sebutan ”Allah”, dan
kemahaesaan Allah tidak melalui teori evolusi melainkan
dari wahyu yang datang dari Allah sendiri. Keesaan Allah
adalah mutlak, tidak dapat disejajarkan dengan yang lain.
Kebenaran tentang Tuhan yang datang dari Tuhan sendiri
merupakan kebenaran yang bersifat mutlak. Informasi yang
benar tentang Tuhan harus melalui Rasul yang dipercaya
dan dipilih Tuhan untuk menerangkan tentang diri-Nya.
Alquran menegaskan Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul
terakhir (Q.S. An-Najm/ 53; 2-4).
PEMBUKTIAN KEESAAN ALLAH
Konsep Tauhid dalam Munasabah Surat Al-Fatihah dan An-Nas
Sosial
Akhlak
Budaya
74
……..
……
95
F. Pembinaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari
Induk akhlak adalah hikmah (bijaksana), syaja’ah (perwira,
kesatria), dan ‘iffah (menjaga diri). Induk ketiuganya adalah
adil, yaitu sikap pertengahan dan seimbang dalam
mempergunakan potensi rohaniyah manusia yaitu akal (di
kepala), ghazab (di dada), dan nafsu syahwat (di perut).
Maka inti akhlak adalah adil (Ali Imran/3:8, An Nisa/4:4,
An Nahl/16: 70). Sikap adil (pertengahan) mengahasilkan
akhlak mulia, sebaliknya apabila berlebihan menghasilkan
akhlak tercela. Menurut kaum Mu’tazilah perbuatan Allah
terhadap manusia menunjukkan keadilan-Nya. Manusia
yang adil meniru sifat Allah dan selalu cenderung kepada 96
sifat-sifat tersebut (Hadist).
TAKWA
A. Pengertian
Takwa dari kata waqaya (Arab) berarti takut, menjaga diri, memelihara,
tanggung jawab dan memenuhi kewajiban.
Orang yang bertakwa adalah orang yang takut kepada Allah
berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan suruhan-Nya, tidak
melanggar larangan-Nya, takut terjerumus kedalam perbuatan dosa.
Orang yang bertakwa adalah orang yang menjaga (membentengi) diri
dari kejahatan, memelihara diri agar tidak melakukan perbuatan yang
tidak diridhoi Allah, bertanggung jawab mengenai sikap, tingkah laku
dan perbuatannya, serta memenuhi kewajibannya.
Menurut Agus Salim, takwa adalah sikap mental seseorang yang
selalu ingt dan waspada terhadap sesuatu dalam rangka memelihara
dirinya dari noda dan dosa, selalu berusaha melakukan perbuatan
yang baik dan benar, pantang berbuat salah dan jahat kepada orang 97
lain, diri sendiri dan lingkungannya.
B. Kedudukan takwa
Kedudukan takwa bagi seorang muslim sangat
penting dalam kehidupannya, sebab:
1. Takwa adalah pokok segala pekerjaan
2. Takwa adalah ukuran (parameter) kemuliaan
seorang muslim (QS.Al-Hujuraat/49: 13)
3. Takwa sebagai Takwa sebagai dasar persamaan
hak antara pria dan wanita (suami isteri)
(Q.S. An-Nisa/4:1)
4. Takwa sebagai pokok-pokok kebajikan (Q.S.Al-
Baqarah/2: 177)
98
C. Ciri orang bertakwa :
1. Beribadah di waktu malam dengan sujud berdiri, serta
diikuti rasa takut kepada azab akhirat (Az-Zumar 39 : 9)
2. Maqomnya di sejajarkan sebgai wali Alah yang memiliki
maqom terpuji pada sisi Allah. (Yunus 10 : 62-64,
Ar-Rum 30 : 59, Al Mukmin 40 : 35)
3. Beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi, memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, musafir, orang-orang yang meminta-minta,
dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
99
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan
(Al Baqarah 2:177)
D. Ruang lingkup
Menurut Hasan Langgulung takwa merupakan kesimpulan
semua nilai yang terdapat didalam Al Quran. Takwa mencakup
segala nilai yang diperlukan manusia untuk keselamatan dan
kebahagiannya di dunia ini dan di akhirat kelak.
Nilai-nilai takwa yang dibutuhkan manusia dapat digolongkan
atas (tiga), yaitu
(1) nilai-nilai perseorangan, (3) nilai-nilai kekeluargaan,
(2) nilai-nilai sosial, (4) nilai-nilai kenegaraan dan
(3) nilai keagamaan.
Dalam arti memelihara takwa, yaitu:
1. Hubungan manusia dengan Allah,
2. Hubungan manusia dengan hati nurani atau dirinya sendiri,
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia,
4. hubungan mnusia dengan lingkungan hidup. 100
Keempat hubungan tersebut harus dikembangkan secara
selaras dan seimbang.
Hubungan manusia dengan Hubungan manusia dengan
Allah dirinya sendiri
(1)beriman kepada Allah, (1) sabar,
(2)beribadah kepada-Nya, (2) pemaaf,
(3)mensyukuri nikmat- (3) adil,
Nya, (4) ikhlas,
(4)bersabar menerima (5) berani,
cobaan Allah, (6) memegang amanah,
(5)memohon ampun atas (7) mawas diri,
segala dosa dan tobat
untuk tidak lagi (8) mengembangkan semua
melakukan kejahatan. sikap dalam akhlak yang
baik. 101
Hubungan manusia dengan manusia lain, meliputi:
(1) tolong menolong,
(2) suka memaafkan kesalahan orang lain,
(3) menepati janji,
(4) lapang dada,
(5) menegakkan keadilan dan berlaku adil terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Hubungan manusia dengan lingkungan hidup
meliputi: memelihara dan menyayangi binatang
dan tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan udara serta
semua alam semesta untuk kesejahteraan manusia
dan makhluk lainnya tanpa membuat kerusakan
atau kehancuran alam, sehingga generasi 102
berikutnya dapat mengolah dan menikmati alam.
Konsekwensi dari keempat hubungan diatas,
manusia bertakwa harus mengembangkan
4 (empat) tanggung jawab dan kewajiban, yaitu:
(1) tanggung jawab kepada Allah,
(2) kepada hati nurani sendiri,
(3) kepada manusia lain, dan
(4) tanggung jawab memelihara hewan, tumbuh-
tumbuhan, air, udara, tanah dan kekayaan
seluruh alam yang diciptakan Allah untuk
memenuhi kebutuhan makhluknya.
103
HUKUM DAN SYARIAH
1. Pengertian hukum
Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari
norma dan sanksi, adapun ciri-ciri hukum :
a. Adanya perintah dan atau larangan
b. Perintah dan atau larangan tersebut harus dipatuhi dan
ditaati oleh semua orang.
C. Prinsip Syariah
1. Dilandasi iman ikhlas
2. Membentuk kesejahteraan manusia
3. Ketentuan pelaksanaannya diserahkan kepada
manusia
108
C. Karakteristik Syariah
1. Bersifat rabbaniyah dan diniyyah
Mencerminkan kesucian syariah, dan rasa cinta dan
penghargaan terhadapnya.
2. Menghormati dan mentaati hukummijtihad dan peraturan
negara.
3. Membentuk akhlak dan moral
Syariah memelihara hubungan masyarakat, menjaga nilai-
nilai luhur masyarakat, dan manjujung tinggi nilai-nilai
akhlak.
4. Bersifat realistis
Syariah diturunkan Allah sesuai kejadian yang dialami
manusia, menetapkan qishah bagi pembunuh secara
sengaja, dan prinsip keadilan lainnya.
Penerapan hukum secara bertahap dan berproses 109
Misalnya mengenai haramnya hamr.
D. Ruang Lingkup
Syariah terdiri atas ibadah mahdhoh dan
ibadah ghairu mahdhah.
Ibadah mahdhah terdiri atas: Syahadat, shalat,
zakat, puasa, dan haji.
Ibadah ghairu mahdhah terdiri atas hubungan
manusia dengan manusia lain, dengan dirinya
sendiri dan dengan alam sekitar. Ibadah ghairu
mahdhah seperti: perkawinan, perwalian,
warisan, wasiat, hibah, tijarah, perburuhan,
koperasi, sewa menyewa, pinjam meminjam,
pemerintahan, hubungan antar bangsa, dan
hubungan antar golongan. 110
F. Keleluasaan Muamalah
Dalam melaksanakan muamalah manusia diberi
keleluasaan sesuai kondisi dan situasi manusia,
tetapi harus bersandar kepada Al Quran dan As
Sunnah. Apabila tidak ada dalam Al-Quran dan As-
Sunanah maka dapat menggunakan ijtihad.
Ijtihad menghasilkan :
1. Sistem kekeluargaan
2. Sistem ekonomi
3. Sistem sosial
4. Sistem ilmu pengetahuan dan teknologi
111
G. Pokok-pokok Ajaran Islam
a. Aqidah (Rukun Iman) terdiri dari Iman
kepada Allah, iman kepada malaikat, iman
kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul,
iman kepada hari kiamat, iman kepada Qadla
dan Qadar.
b. Syariah, terdiri dari:
1)Ibadah khusus (Mahdhah) atau rukun Islam
yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, haji.
2)Ibadah umum (Muamalah), yaitu hubungan
antar sesama manusia, hubungan antar
manusia dengan kehidupannya, hubungan
antar manusia dengan alam sekitar/alam 112
semesta.
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Asal usul manusia tidak terlepas dari figur Adam
(manusia pertama).(QS.Al-Baqarah, 2; 30-33).
Adam diciptakan dari unsur tanah.(QS.Al-Hijr,15;
26&28, Al-An’am, 6;2 dan Al-Mu‘minun, 23; 12).
Sedangkan penciptaan manusia selanjutnya melalui
proses percampuran antara laki-laki dan perempuan.
(QS. Al-Mu‘minun, 23; 13-14 dan As-Sajadah, 32;
8-9).
Menurut Al Qur’an:
Konsep manusia juga dipahami melalui kata-kata yang
ditemukan dalam Alquran yang menunjuk pada makna manusia,
yaitu:
-“Basyar” (37 kali), manusia sebagai basyar (makhluk biologis)
tunduk pada takdir Allah sama dengan makhluk lain,
- “Insan” (65 kali), manusia sebagai insan (makhluk psikologis),
- “An- nas” (240 kali), manusia sebagai an- nas (makhluk
sosial), bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki
kebebasan dalam memilih untuk tunduk atau menentang takdir
Allah. Akan Tetapi tentu saja setiap pilihan mengandung resiko
(QS. At-Thur, 52; 21).
Di samping tubuh manusia yang memiliki potensi yang bersifat
fisik. Ruh manusia juga memiliki sifat potensial berupa akal, qalb
(rasa) dan nafsu. Manusia ideal adalah yg mampu menjaga
fitrahnya, dan mampu mengelola potensi akal, qalb dan
nafsunya secara harmonis.
Tanggungjawab Manusia sebagai Hamba &
Khalifah Allah
Manusia berperan sebagai hamba Allah (‘abd). Seorang
hamba Allah harus taat kepada perintah Allah.
Di samping itu, manusia juga berperan sebagai khalifah,
yaitu wakil Allah di muka bumi sebagai pemimpin untuk
mengelola dan memelihara alam.
Agar dapat menjalankan kekhalifahannya dengan baik,
Allah telah mengajarkan kepada manusia kebenaran
dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta
penguasaan terhadap hukum-hukum yang terkandung
dalam ciptaan-Nya. Manusia dapat menyusun konsep-
konsep serta melakukan rekayasa membentuk wujud baru
dalam alam kebudayaan.
• Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah dibatasi
oleh aturan dan ketentuan yang telah digariskan oleh
yang diwakilinya, yaitu hukum-hukum Allah, baik yang
tertulis dalam kitab suci (Alquran), maupun yang
tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun).
Oleh karena itu, akan diminta
pertanggungjawabannya terhadap penggunaan
kewenangan dari yang diwakilinya (Q.S. Fathir, 35;
39).
116
Segi Positif Manusia :
1. Manusia adalah wakil (khalifah) Allah SWT di
muka bumi
2. Manusia memiliki kemampuan yg paling tinggi
untuk mendapatkan pengetahuan/ilmu
3. Fitrah manusia itu sedemikian rupa sehingga
secara intuisi manusia tahu bahwa hanya ada
satu Allah SWT
4. Penciptaan manusia dilakukan dengan
perhitungan yang matang, bukan kebetulan.
Manusia adalah makhluk pilihan
5. Manusia memiliki martabat dan kemuliaan
117
6. Manusia mendapat anugerah berupa cita rasa
wawasan moral
7. Manusia tidak akan pernah cukup, tenang
atau puas
8. Segala yang baik di bumi ini telah
diciptakan untuk manusia (QS. Al-Baqarah :
29; QS. Al-Jatsiyah : 13)
9. Manusia telah diciptakan untuk beribadah
kepada Tuhannya saja dan untuk menerima
perintah-Nya
10. Ketika manusia meninggal, pada saat itu
tirai jasmani yg menutupi roh/jiwanya 118
tersingkapkan.
Segi Negatif Manusia
Al-Qur’an sangat mencela dan mengecam
manusia, karena :
1. Manusia zhalim dan bodoh (QS. Al-Ahzab : 72)
2. Manusia sangat mengingkari nikmat (QS. Al-
Hajj : 66)
3. Manusia melampui batas karena merasa
dirinya serba cukup (QS. Al-Alaq : 6-7)
4. Manusia bersifat tergesa-gesa (QS. Al-Ira’ : 11)
5. Manusia adalah makhluk yg paling banyak
membantah (QS. Al-Kahfi : 54)
119
6. Manusia bersifat keluh kesah dan kikir (QS.
Al-Ma’arij : 19-21)
Ciri-ciri manusia yg matang beragama Islam
(QS. Al-Mukminun & QS al-Furqon)
1. Mereka yg khusyu’ shalatnya
2. Menjauhkan diri dari tiada berguna
3. Menunaikan zakat
4. Menjaga kemaluannya kecuali kepada isteri yg sah
5. Jauh dari perbuatan melampaui batas
6. Memelihara amanat dan janji yg dipikulnya
7. Memelihara shalatnya
8. Merendahkan diri dan bertawadlu’
9. Menghidupkan malamnya dgn bersujud
10. Selalu takut dan meminta ampunan agar terjauh dari jahanam
11. Membelanjakan hartanya secara tidak berlebihan dan tidak pula kikir
12. Tidak menyekutukan Allah, tidak membunuh dan tidak berzina
13. Suka bertaubat tidak memberi persaksian palsu dan jauh dari perbuatan 120
sia-sia memperhatikan Al-Qur’an bersabar dan mengharap keturunan yg
bertaqwa
Penelitian Agama
dan Kesehatan Mental
Koenig (The Healing Program, 1999) melaporkan hasil
penelitiannya bahwa keluarga yang religius
umumnya:
1. punya keluarga yang lebih bahagia
2. punya gaya hidup yang lebih sehat
3. dapat mengatasi stress
4. dapat melindungi diri dari dan menyembuhkan
depresi
5. hidup lebih lama dan lebih sehat
6. terlindungi dari penyakit kardiovaskular
121
7. punya sistem imun yang lebih kuat
8. jarang ke rumah sakit