Anda di halaman 1dari 121

AGAMA ISLAM

AGAMA DAN AGAMA ISLAM


1. Pengertian Agama
 Secara etimologis kata “agama” berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti “tradisi“.
 Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah
religi yang berasal dari bahasa Latin dan
berasal dari kata kerja “re-ligare“ yang berarti
“mengikat kembali“.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
“agama” adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut
dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan
ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban 2
yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Dalam bahasa Arab agama disebut “ad-din”, berarti
ketaatan, paksaan, penghambaan, kekuasaan, balasan,
adat, perhitungan amal, dll.
inonim kata “din” dalam bahasa Arab ialah “milah”.
Bedanya, milah lebih memberikan titik berat pada
ketetapan, aturan, hukum, tata tertib, atau doktrin dari din
itu.
Secara epistimologi agama adalah risalah yang
disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi
manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan
manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang
nyata serta mengatur hubungan dengan dan
tanggungjawab kepada Allah, kepada masyarakat serta
alam sekitarnya.
3
 Ruang lingkup ajaran agama mengandung unsur:
Keyakinan; Peribadatan; dan Sistem nilai.
 Tujuan agama adalah membawa manusia kepada
kehidupan yang lebih baik, kebahagiaan di dunia
dan akhirat, dan membebaskan manusia dari
kehidupan sesat.

 Fungsi agama bagi manusia:


a. Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram,
sabar, tawakkal dan sebagainya.
b. Dapat mendidik manusia berani menegakkan
kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan.
c. Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam
jiwa mereka tumbuh sifat-sifat utama seperti rendah
hati, sopan santun, hormat-menghormati dan 4
sebagainya.
Jenis-Jenis Agama
a. Dari segi penyebaran
• Agama Universal, merupakan agama-agama
yang "besar" dan mempunyai minat untuk
menyebarkan ajaran untuk keseluruhan umat
Manusia. Sasaran agama jenis ini adalah
kesemua manusia tanpa mengira kaum dan
bangsa. Contohnya: Agama Islam, Kristian dan
Buddha.
• Agama Folk, merupakan agama yang kecil dan
tidak mempunyai sifat dakwah seperti agama
universal. Amalannya hanya terhad kepada etnik
tertentu. Contohnya: Agama Rakyat 5

China/Taoisme.
b. Dari segi sumber rujukan
• Agama Wahyu atau Samawi atau Langit, yaitu agama
yang diturunkan dari Tuhan melalui seorang Rasul.
Contohnya: agama Islam, Nasrani, dan Yahudi.
• Agama Budaya atau Ardhi atau Bumi, yaitu agama
yang berasal dari ajaran seorang manusia dan merujuk
kepada pelbagai sumber seperti pembuktian, tradisi,
falsafah dan sebagainya. Contohnya: agama Budha,
dan Hindu.
Perbedaan agama wahyu dengan agama budaya
terletak pada aspek: waktu penyampaian kepada
manusia, disampaikan melalui Rasul, kitab suci, sifat
kemutlakan kebenarannya, konsep ketuhanannya, sifat
universalitas keberlakuannya. 6
C. DARI SEGI TANGGAPAN KETUHANAN

• Agama Monoteisme, merupakan agama yang


menganggap Tuhan hanya satu, yakni
mendukung konsep ketauhidan Tuhan.
Contohnya, agama Islam.
• Agama Politeisme, merupakan agama yang
menganggap bahwa Tuhan wujud secara
berbilangan, yakni ada banyak Tuhan atau
Tuhan boleh berpecah kepada banyak bentuk.
Contohnya, agama Hindu, Agama Rakyat
China.
7
Berdasarkan cara beragamanya :

Tradisional, yaitu cara beragama berdasar


tradisi. Cara ini mengikuti cara beragamanya
nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari
angkatan sebelumnya.
Formal, yaitu cara beragama berdasarkan
formalitas yang berlaku di lingkungannya atau
masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti
cara beragamanya orang yang berkedudukan
tinggi atau punya pengaruh.
8
 Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan
penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu
mereka selalu berusaha memahami dan
menghayati ajaran agamanya dengan
pengetahuan, ilmu dan pengamalannya.
 Metode Pendahulu, yaitu cara beragama
berdasarkan penggunaan akal dan hati
(perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu
mereka selalu berusaha memahami dan
menghayati ajaran agamanya dengan ilmu,
9
pengamalan dan penyebaran (dakwah).
2. Pengertian Agama Islam
Pengertian Islam, berasal dari kata “salama-
salamun” berarti keselamatan, “sallama-taslim”
berarti penyerahan, “salima-silmun” berarti
perdamaian, “saluma-sulamun” berarti tangga.

Menurut istilah, agama Islam adalah agama


wahyu, yaitu agama yang berasal dari Allah swt
diwahyukan kepada manusia yang dipilih-Nya
(Rasul). Kemudian wahyu-wahyu itu diwujudkan
menjadi kitab suci yang menjadi pedoman hidup
umat manusia agar mereka berbahagia dunia
dan akhirat. 10
Turunnya Agama Islam. Pada malam 17 Ramadhan,
bertepatan dengan 6 Agustus tahun 610 M, Nabi
Muhammad menerima wahyu dari Allah SWT yang
disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril a.s.
Ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT adalah
surat Al-Alaq/96: 1-5.

Tujuan Agama Islam. Allah swt menurunkan agama


Islam sebagai rahmat kepada semesta alam (QS. Al-
Anbiya/21: 107), karena tujuan agama Islam adalah
agar umat manusia memperoleh rida Allah , bahagia
dunia-akhirat.
11
QS. Al Maidah : 3

12
PENDEKATAN STUDI ISLAM
1. metode filologi.
Merupakan aktivitas mengamati atau meneliti terhadap
teks yang terdapat pada kitab kitab suci dalam
memahami terhadap kebenaran yang di berikan oleh teks
atau suatu peristiwa dan mempelajarinya serta mencari
rumpun dari bahasa teks (Az- Zumar 39 : 52 ).
2. metode phenomenologi.
Ialah meneliti dan memahami sesuatu dari berbagai
gejala yang diberikan dengan tidak mempermasalahkan
darimana datangnya gejala itu, misalnya adanya
pengulangan terhadap gejala yang di berikan antara
ummat sebelumnya dan ummat sesudahnya, 13
3.Pendekatan metode semantik.
Ialah meneliti dalam bentuk makna yang diberikan
oleh teks maupun peristiwa yang berupa simbol
simbol yang di berikan sebagai cabang linguistik
dalam logika, sebagai contoh dalam pendekatan
semantik dari perkataan ”mengetahui dan tidak
mengetahui”. (Az-Zumar 39 : 9 )
4.Pendekatan histerografi,
Adalah meneliti suatu permasalahan melalui
sejarah ummat maupun individu yang di jelaskan
pada ayat ayat Qur-an, misalnya keingkaran kaum
’ad pada ayat-ayat Allah dan pada rasul Allah. (Hud
11 : 59 ) 14
5.Pendekatan hermeunitik
Ialah suatu bentuk pendekatan untuk memberikan suatu
jawaban pada suatu permasalahan dan kemudian
menghubungkan dengan permasalahan yang lainnya dari
keseluruhan masalah yang berkaitan. Tindakan pengamat
atau penulis dalam pendekatan hermeuninitik dapat
mengambil bentuk bentuk :
a. To express (To say) ; pengamat atau penulis bertindak
sebagai pengungkap.
b. To explain ; pengamat atau penulis betindak sebagai
penjelas.
c. To translate ; pengamat atau penulis bertindak sebagai
sebagai penterjemah dari suatu masalah.
6.Pendekatan yang bersifat deskriptif,
yaitu pendekatan dimana pengamat atau penulis
mendekati permasalahan bertindak sebagai penutur,
penganalisa, dan pengklassifikasian melalui studi komperatif 15
(perbandingan).
B. Pokok-pokok Ajaran Agama Islam:
1. Aqidah, yatu kepercayaan terhadap Allah,
malaikat, kitab-kitab Allah, Rasul-Nya, hari akhir,
dan qadha dan qadar Allah.
2. Syari’ah, yaitu segala bentuk peribadatan baik
ibadah khusus, seperti thaharah, shalat, zakat,
puasa dan haji, maupun ibadah umum
(mu’amalah), seperti hukum publik dan hukum
perdata.
3. Akhlak, sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
yang menimbulkan perbuatan dengan gampang
dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan
16
dan pemikiran terlebih dahulu.
C. Fungsi Agama Islam:
1. Menyempurnakan agama yang terdahulu
2. Agama fitrah. Fitrah artinya sifat asal, bakat,
pembawaan dari asal muasal kejadian
3. manusia dan suci bersih dari dosa
4. Pendorong kemajuan. Agama Islam menghendaki
dan memerintahkan setiap muslim untuk menjadi
sebaik-baik manusia, dan unggul dalam segala
bidang (Ali Imran 3: 110)
5. Memberikan pedoman hidup bagi manusia.
Agama Islam merupakan sumber sistem nilai yang
17
harus dijadikan pedoman hidup oleh manusia.
E. Islam rahmatan lil’alamin
Kata rahmatan lil’alamin berarti mengasihi segala
ciptaan dari Allah yang berada di langit dan di bumi
selain Allah, untuk di kasihi sebagaimana menga sihi
Allah, baik sahabat ataupun musuh Allah ; dan mengapa
Islam di katakan rahmatan lil’alamin, maka terhadap
pembahasan pada masalah yang demikian perlu di
perhatikan, rekomendasi firman Allah tentang masalah
penciptaanNya seperti yang diungkapkan dalam wahyu
Nya :
1) Realitas keseimbangan bagi kehidu pan alam semesta
sebagaimana telah di ciptakan oleh Allah dalam
sunnah yang merupakan ketetapan hukum bagi alam
semesta (Al-Mulk 67:3)
2) Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi (Al-Infitar
82:7)
18
3) Allah telah mengkons truksikan realita lembaga
taubatan nasuha sebagai pamungkasnya (Ibrahim : 14 )
F. Alasan mengapa Masuk Islam
a. Kebenaran mutlak dan ungkapan kebenaran relatif
dan termasuk dalam masalah seperti ungkapan judul
dimaksud, maka terhadap ungkapan ini dapat
diamati melalui tuturan wahyu (Q.S. An-Nahl/16: 89)
Kebenaran mutlak ini merupakan kebenaran yang
mesti di imani bagi setiap muslim dan konsekuensi
bagi yang menafsirkan adalah kekufuran terhadap
Allah.
b. Kebenaran relatif
Ialah kebenaran yang diteorikan atau didalilkan oleh
manusia dianggap benar selama belum ada fakta dan
data baru yang merevisinya. Contoh : pendapat para 19
alim ulama dan cendekiawan.
c. Kebenaran konsistensi, yaitu sebagai bentuk
dari konsistensi beriman kepada Allah.
Otomatis harus membenarkan segala yang
datang dari Allah.
d. Kebenaran pragmatisme
Ialah kebenaran berdasarkan kemanfaatan
bagi teori atau dalil yang diberikan.

Ketiga teori ini tidak didapati satupun dari


ketiganya yang bertentangan dengan kebenaran
mutlak. (Al –An’am/6:125), (Az-zumar/39:22 dan
( Al-Isra’/54 : 105 )
20
Karakteristik Ajaran Islam
1. Islam adalah Ajaran Rabbaniyah
• Ajaran Islam diturunkan dalam bentuk Al Qur'an
yang merupakan wahyu AlIah kepada Muhammad
secara lafadz dan ma'na, maupun As - Sunnah yang
merupakan wahyu Allah secara ma'nawie. Allah
berfirman:
• “Turunnya Al Qur'an tidak ada keraguan padanya
adalah dari Rabb (Tuhan) semesta alam". (QS. As-
Sajadah (32), 2).

21
2. Islam adalah Ajaran yang Sempurna
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu
agamamu, dan Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Kuridhai Islam jadi agama bagimu".
(QS. Al Maidah (5), 3).
3. Islam sebagai Ajaran yang Universal
Islam dengan sifat keasliannya yang universal,
diturunkan untuk seluruh umat manusia.
4. Islam adalah Ajaran yang Bersifat
integral/lengkap/terpercaya
22
AQIDAH ISLAM
• ‘aqada - ya’qidu – ‘aqdan – ‘aqidatan
simpul, kokoh, ikatan dan perjanjian.
• Aqdan aqidah berarti keyakinan
• Aqidah : sesuatu yang diyakini oleh
seseorang

23
AQIDAH ISLAM
1. Sejumlah kebenaran yg dapat diterima secara
umum oleh manusia
2. Setiap manusia memiliki fitrah untuk
mengakui kebenaran
3. Keyakinan tidak boleh bercampur sedikitpun
dengan keraguan
4. Aqidah harus mendatangkan ketentraman
jiwa
5. Menolak segala sesuatu yg berlawanan dengan
kebenaran itu.
6. Tingkat keyakinan (aqidah) seseorang
tergantung kepada tingkat pemahaman 24

terhadap dalil.
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
1. Ilahiyat
• Ilah (Tuhan, Allah)
2. Nubuwat
• Nabi dan Rasul, kitab, mu’jizat rasul
3. Ruhaniyat
• Alam metafisik (malaikat, jin, syaitan, roh)
4. Sam’iyat
• Segala sesuatu yg hanya bisa dilihat dg
sam’i (surga, neraka, akhirat, dll)
25
Tingkatan Aqidah :
• Taqlid, yaitu menerima suatu kepercayaan dari
orang lain tanpa diketahui alasan-alasannya.
• ‘ilmu al-yaqin, yaitu keyakinan yg diperoleh
berdasarkan ilmu yg bersifat teoritis.
• ‘ain al-yaqin, yaitu keyakinan yg diperoleh
melalui pengamatan mata kepala secara
langsung tanpa perantara.
26
TAUHID
• Wahhada – yuwahhidu – tawhidan, artinya
menyatukan, mengesakan/mengakui bahwa
sesuatu itu satu.
• Mengakui/mengesakan dan meyakini
akan keesaan Allah SWT.
Bertauhid kepada Allah artinya mengakui
hukum Allah yang memiliki kebenaran
mutlak dan hanya peraturan Allah yang
mengikat manusia secara mutlak.
27
• Tauhid adalah esensi aqidah dan iman dalam
Islam.
• Tauhid merupakan landasan utama dan
pertama keyakinan Islam dan implementasi
ajaran-ajarannya.

Tanpa tauhid tidak ada iman,


tidak ada aqidah dan tidak ada Islam 28
dalam arti yg sebenarnya.
• Kalimat tauhid “la ilaha illa Allah”, tidak ada
sesembahan (ilah) selain Allah, tiada
sesembahan yang haq melainkan Allah.
• Tauhid adalah dasar dalam aqidah, syariat dan
akhlak.
• Tauhid mempunyai kedudukan dan fungsi sentral
dalam kehidupan muslim.
29
Syarat-syarat kalimat tauhid :
1. Al-’ilm, menafikan al-jahl (kebodohan)
2. Al-yaqin, menafikan al-syak (keraguan)
3. Al-qalbu, menafikan al-radd (penolakan)
4. Al-inqiyad (patuh), menafikan al-tark
(meninggalkan)
5. Al-ikhlas, menafikan syirik dalam amal
6. Al-sidqu, menafikan al-kidzbu (dusta)
7. Mahabbah, menafikan baghdla (kebencian) 30
Prinsip Dasar Syariat Islam
1. Tidak Sulit (‘adamul haraj)
2. Sedikit Beban (Taqlilul Takalif)
3. Bertahap (at Tadrij)
4. Kemaslahatan (Maslahat)
5. Mudah (Taisyir)

31
Tujuan Syariat Islam
1. Menjaga Keturunan (Hifzul Nasab)
2. Menjaga Harta (Hifzul Maal)
3. Menjaga Jiwa (Hifzul Nafsi)
4. Menjaga Akal (Hifzul Aqli)
5. Menjaga Agama (Hifzu ad Din)

32
Keyakinan muslim terhadap Islam:
1. Islam adalah wahyu Allah (QS. 42:13)
2. Islam adalah agama yg haq (QS. 61:9)
3. Islam adalah agama yg Lurus (QS 30:30)
4. Islam adalah agama yg bersih (QS 39:3)
a. Bersih dari syirik (QS 13;36)
b. Bersih dari kesalahan (QS 4:82)
c. Bersih dari campur tangan manusia
5. Islam adalah satu-satunya agama Allah (QS
3:19) 33
6. Allah tidak menerima selain Islam (QS. 3:85)
METODE MEMPELAJARI ISLAM :
1. Beragama harus dengan ilmu, bukan dengan
kira-kira (QS. al-Isra’, 17; 36)
2. Beragama tidak atas dasar mayoritas, karena
mayoritas tidak menjamin orisinilitas.
3. Beragama tidak boleh atas dasar keturunan
atau warisan leluhur (QS. al-Baqarah, 2; 170)
4. Beragama tidak atas dasar figur (QS. at-
Taubah, 9; 31)
RASIONALITAS DALAM BERAGAMA :
Dalam mempelajari Islam tidak bisa hanya menggunakan
pendekatan rasio karena rasio memiliki keterbatasan,
tetapi perlu ada keterlibatan keimanan. Dalam hal ini
paling tidak ada empat kategori ilmu, yaitu:
1. Empirical science (‘ainul yaqin): kebenarannya
dibuktikan secara empirik melalui eksperimen.
Sumbernya adalah pancaindera.
2. Rational science (ilmul yaqin): kebenarannya
ditentukan oleh hubungan sebab akibat. Sumbernya
adalah rasio.
3. Suprarational science (haqqul yaqin): kebenarannya
ditentukan oleh hal-hal di luar rasio. Sumbernya
adalah hati.
4. Metarational science (ilmu gaib). Sumbernya adalah
ruh. 35
Keyakinan muslim terhadap Islam:
1. Islam adalah wahyu Allah (QS. asy-Syura/42:13)
2. Islam adalah agama yg haq (QS. As-Saff/61:9)
3. Islam adalah agama yg Lurus (QS ar-Rum/30:30)
4. Islam adalah agama yg bersih (QS az-Zumar/39:3)
a. Bersih dari syirik (QS ar-Rad/13;36)
b. Bersih dari kesalahan (QS an-Nisa/4:82)
c. Bersih dari campur tangan manusia
5. Islam adalah satu-satunya agama Allah (QS Ali
Imran/3:19)
6. Allah tidak menerima selain Islam (QS. Ali
Imran/3:85) 36
KETUHANAN DAN ALAM SEMESTA
A. Kecenderungan Manusia Untuk Bertuhan
 Fitrah
Masalah Tauhid atau ketuhanan dianggap sebagai masalah fitrah,
sehingga tidak perlu lagi dicari dalilnya, karena ia merupakan
bagian dari fitrah (ciptaan) manusia.
1. Surat Rum : 30 : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama sebagai fitrah Allah, yang telah menciptakan
manusia atasnya. Tidak ada perubahan pada ciptaan (fitrah)
Allah.”
2. Surat Al-Araf : 172 : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
mengeluarkan dari sulbi anak-anak Adam keturunan mereka dan
mengambil kesaksian dari mereka atas diri mereka sendiri,
Bukankah Aku ini Tuhan kalian ? Seraya mereka menjawab,
Benar (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi. (Hal ini Kami
lakukan), agar di hari kiamat nanti kalian tidak mengatakan,
Sesungguhnya kami lengah atas ini (wujud Allah).”
3. Lihat pula QS. Al-An’am 6 : 74-79; tentang kisah Nabi Ibrahim 37
tentang pengembaraan rasionalnya dalam mencari Tuhan.
B. Konsep Tuhan
Tuhan disebut "ilahun", artinya penggerak, motivator,
yang dipatuhi dan ditaati. Kata Tuhan juga merujuk
kepada suatu Zat Abadi dan Supernatural, biasanya
dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan
alam semesta atau jagat raya. . ََ‫َّللا أَفَ ََل تَ َذ هكرنو‬
ِ ‫( بَ ْع ِد ه‬Q.S. Al-
Jatsiyah/45:23)

Ditinjau dari sudut Perbandingan Agama Tuhan ialah


sesuatu, apa atau siapa yang dipentingkan sedemikian
rupa oleh manusia, sehingga ia membiarkan dirinya
dikuasai (didominir) oleh yang dipentingkannya itu.
• َ‫س ْمعهَ َوقَ ْلبهَ َو َجعَ َل‬
َ ‫علَى‬ َ ‫عَلَى ع ْلمَ َو َخت َ ََم‬ ََّ َ‫ضلَّه‬
َ ‫ّللا‬ َ َ ‫أَفَ َرأ َ ْيتََ َمنَ ات َّ َخ ََذ إلَ َههَ َه َواهَ َوأ‬
)23 :‫ (الجاثية‬.‫ون‬ ََ َ‫ّللا َأ َف‬
ََ ‫ل ت َ َذكَّر‬ ََّ َ‫ن بَ ْعد‬ َْ ‫َاوةَ فَ َم‬
َْ ‫ن يَهْديهَ م‬ َ ‫صرهَ غش‬ َ َ‫علَى ب‬ َ 38
Allah – Islam. (QS. Al-Ikhlas 112). Lihat pula
99 Asma Allah.
Yehowa atau Yahwe – salah satu istilah yang
dipakai Alkitab. Istilah ini berasal dari istilah
berbahasa Ibrani YHVH.
Sang Hyang Tri Tunggal Mahasuci yang
artinya adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus,
terutama dipakai dalam Gereja Katolik dan
Gereja Ortodoks. Konsep ini dipakai sejak
Konsili Nicea pada tahun 325 M.

39
Konsep Tuhan Menurut Pemikiran Barat:
1. Tuhan Dinamisme
Manusia sejak zaman primitif sudah mengenal dan
mengakui adanya kekuatan gaib yang mempengaruhi
hidup manusia. Yang dimaksud berpengaruh di sini
adalah “sebuah benda”. Benda tersebut bisa
berpengaruh negatif – positif. Namun “kekuatan
benda” tersebut juga di sebut bermacam-macam, ada
namanya “mana”, “tuah”, “Syakti”. Semua kekuatan
tersebut tidak dapat di cerna oleh panca indera
manusia, namun ia dapat dirasakan pengaruhnya.
40
2. Tuhan Animisme
Setiap benda dianggap mempunyai roh. Roh bagi
masyarakt primitif bisa bersifat aktif meski benda
tersebut kelihatan mati. Oleh karena itu, roh
dianggap sesuatu yang hidup (rasa senang dan
kebutuhan-kebutuhan). Karena roh mempunyai
kebutuhan, masyarakat primitif menyediakan
sesajian sebagai salah satu wujud memenuhi
kebutuhan roh, jika tidak, manusia bisa terkena
dampak negatif dari roh tersebut.

41
3. Tuhan Politeisme
Bagi “Tuhan politeisme”, eksistensi “Tuhan Dinamisme
dan Animisme” belum dapat memberikan konsep
ketuhanan yang sebenarnya karena masih bersifat
sanjungan dan pujaan saja. Baginya, dari sekian banyak
roh-roh ada beberapa saja yang dianggap unggul, punya
karakter dan punya pengaruh terhadap hidup manusia.
Di antara roh yang unggul tersebut disebut sebagai dewa-
dewa yang bertanggungjawab terhadap cahaya, air, angin
dan sebagainya.
4. Tuhan Henoteisme
Henoteise mengaku satu Tuhan untuk satu bangsa.
Bangsa lain mempunyai Tuhan sendiri. Tuhan mereka
disebut Tuhan nasional. Paham ini seperti agama 42
Yahudi yang mengakui Yahweh sebagai Tuhan nasional
mereka.
5. Tuhan Monoteisme
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan
untuk seluruh bangsa dan bersifat
internasional. Bentuk monoteisme di tinjau
dari segi filsafat ketuhanan terbagi menjadi 3:
a. Deisme (Tuhan bersifat transenden: setelah
pencipataan alam, Tuhan tidak terlibat lagi
dengan hasil ciptaannya).
b. Panteisme (Tuhan bersifat imanen: Tuhan
menampakkan diri dalam berbagai fenomena
alam).
c. Teisme (Tuhan pada prinsip bersifat
transenden, mengatasi semesta kenyataan, 43
tetapi Tuhan juga selalu terlibat dengan alam
semesta).
C. Tuhan Sebagai Wajibul Wujud
Segala yang ada, yang dapat dicapai dan
diterima akal menurut falsafah dibagi tiga
macam, yaitu:
1. Mumkinul Wujud adalah segala sesuatu
yang bermula dari tidak ada kemudian
menjadi ada, jika ada penyebab (pencipta
menghendaki adanya). Sesudah itu dapat
kembali tidak ada, jika penyebab yang
mendukung adanya tidak berfungsi (pencipta
tidak menghendaki adanya). Kemudian ada
terus jika penyebab yang mendukungnya
berfungsi (pencipta menghendaki adanya).
Bermula dari tidak ada kemudian ada dan
kembali tidak ada seperti nyawa manusia, dan 44
ada terus seperti ruh manusia.
2. Mustahil
Wujud adalah segala sesuatu yang tidak
mungkin wujud, yang tidak mungkin terjadi
menurut akal, seperti gajah bertelur, dll. Mustahil
Wujud itu sejak dari dulu tidak ada sekarang
tidak ada dan seterusnya tidak ada. Andai kata
sesuatu yang mustahil terjadi, ada wujudnya,
maka bukan mustahil wujud lagi namanya tetapi
mumkinul wujud. Oleh karena itu akal
mewajibkan bahwa yang menciptakan alam
semesta ini tentu wujud yang di luar mumkinul
wujud dan mustahil wujud.
45
3. Wajibul Wujud, yaitu wujud yang wajib ada dengan
sendirinya. Wajibul wujud adalah wujud yang tidak
bermula dari tidak ada. Dari dahulu ada sekarang ada,
seterusnya ada. Dia adalah sumber dari segala sumber,
pencipta alam semesta dengan segala isinya. Karena
akal menolak hukum daur (hukum berputar-putar).
Karena sifat Allah yang pertama adalah wujud, wajibul
wujud (wujud yang wajib ada dengan sendirinya).
Kedua, adalah “Qidam” atau terdahulu, karena ia ada
den sendirinya. Sifat ketiga, “Baqa”, artinya mutlak kekal,
karena ia tidak bermula dari tidak ada, dahulu ada,
sekarang ada dan seterusnya ada, sedangkan ruh
manusia relative kekal, karena bermula dari tidak ada,
sekarang ada dan seterusnya ada. Keempat sifat-Nya
46
adalah Esa.
Bukti wujud Allah pada alam dan diri manusia
adalah:
1. Wujud alam semesta
2. Susunan
3. Aturan
4. Pergerakan
5. Adanya nilai moral pada manusia (adanya
kebaikan dan keburukan)
6. Tawa dan tangis manusia
7. Tantangan 47
D. Keesaan Tuhan
 Menurut ajaran monoteisme adalah Tuhan
Tunggal, Tuhan Maha Esa, Pencipta Alam
Semesta. Tentang Tuhan, dalam Islam dikenal
dengan konsep Tauhid yang tentunya sudah
melekat dalam hati umat Islam
 Keesaan Tuhan berarti segala sesuatu yang
berhubungan dengan Esa-Nya Tuhan:
1. Tuhan (Allah) itu Esa Wujud-Nya
2. Tuhan (Allah) itu Esa Zat-Nya
3. Tuhan (Allah) itu Esa Sifat-Nya 48
4. Tuhan (Allah) itu Esa Perbuatan-Nya
E. Konsep Alam Semesta
1. Alam ini adalah makhluq = diciptakan Allah
(QS. al-Baqarah 2: 117).
2. Alam ini akan rusak dan berakhir (QS. al-
Qoshosh : 88).
3. Alam ini rill, nyata, konkrit, bukan maya
(QS. al-An'am 6 : 73; QS. Shod 38 : 27).
4. Alam ini teratur (QS. al-Mulk 67 : 3 dan 4).
5. Alam terikat dengan hukum-hukum tertentu
yang pasti (QS. al-Furqon/25: 2; QS. ar-
Ro'du/13: 8; QS. ar-Rahman /55: 5).
6. Alam ini dapat dipikirkan dan dipelajari (QS. al-
Jasiyah/45: 13).
7. Seluruh alam ini patuh kepada ketentuan Tuhan
(QS. Ali-'Imran/3: 83; QS. an-Nahl/16: 49 dan
50; QS. al-Isra‘/17:44). 49
Penciptaan alam bertujuan :
• Membuktikan kebesaran Allah (QS. Ali-Imran/3: 190).
• Disiapkan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia
(QS. Luqman/ 31: 20).
• Ujian untuk manusia (QS. Hud/11: 7; QS. al-Mulk/67: 2).
• Alam ini berpasang-pasangan (QS. adz-Dzariyat /51:
49). Buah-buahan (QS. ar-Ro'du /13: 3). Ternak dan
manusia (QS. asy-Syura/42: 11). Yang tidak diketahui (QS.
Yasin/36: 36).
Proses kejadian alam :
• Berkembang dari satu dzat seperti gas (QS. Fushshilat : 9-
12)
• Dipisah-pisahkan menjadi benda-benda langit, galaksi,
planet dan lain-lain (QS. al-Anbiya/21:30; QS. adz-Dzariyat
/51: 7).
• Perkembangannya melalui 6 masa (QS. Fushshilat /41: 9- 50
10).
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Siapakah Tuhan itu?
Tuhan (ilah): sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh
manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya
dikuasai oleh-Nya.
Sejarah Pemikiran tentang Tuhan
Pemikiran Barat:
 Teori Evolusionisme (Max Muller & E.B. Taylor) (1877): adanya proses
dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat
menjadi sempurna. Prosesnya sbb:
- Dinamisme
- Animisme
- Politeisme
- Henoteisme
- Monoteisme
 Teori ini ditentang oleh Andrew Lang (1898), yang menekankan adanya
monoteisme dalam masyarakat primitif.
 Sarjana-sarjana agama Barat juga menantang teori ini. Menurut
mereka ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi dengan
adanya wahyu.
Pemikiran Umat Islam:
Pemikiran terhadap Tuhan di kalangan umat Islam timbul sejak
wafatnya Nabi Muhammad Saw. Secara garis besarnya terdiri
dari:
- Mu’tazilah: orang Islam yang berbuat dosa besar, tidak
kafir dan tidak mukmin. Ia berada di antara posisi mukmin
dan kafir (manzilah baina manzilatain).
- Qodariah: manusia mempunyai kebebasan dalam
berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang
menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin.
- Jabariah: manusia tidak mempunyai kebebasan dalam
berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia
ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.
- Asy’ariyah dan Maturidiyah: pendapat kedua aliran ini
berada di antara Qodariah dan Jabariah.
Pada prinsipnya aliran-aliran di atas tidak bertentangan dengan
ajaran dasar Islam. Umat Islam yang memilih aliran mana saja
sebagai teologi yang dianutnya, tidak menyebabkan ia keluar
dari Islam.
TUHAN MENURUT AJARAN ISLAM
Tuhan dalam konsep Alquran adalah Allah (Q.S. Ali Imran/3; 62,
Shad/38; 35 & 65, dan Muhammad/47; 19). Ajaran tentang
Tuhan yang diberikan kepada para nabi sebelum
Muhammad adalah Tuhan “Allah” juga (Q.S. Hud/11; 84,
dan Al-Maidah/5; 72). Allah adalah Esa (Q.S. Al-
Ankabut,/29; 46, Thaha/20; 98 & Shad/38; 4).
Menurut informasi Alquran, sebutan yang benar bagi Tuhan yang
benar-benar Tuhan adalah sebutan ”Allah”, dan
kemahaesaan Allah tidak melalui teori evolusi melainkan
dari wahyu yang datang dari Allah sendiri. Keesaan Allah
adalah mutlak, tidak dapat disejajarkan dengan yang lain.
Kebenaran tentang Tuhan yang datang dari Tuhan sendiri
merupakan kebenaran yang bersifat mutlak. Informasi yang
benar tentang Tuhan harus melalui Rasul yang dipercaya
dan dipilih Tuhan untuk menerangkan tentang diri-Nya.
Alquran menegaskan Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul
terakhir (Q.S. An-Najm/ 53; 2-4).
PEMBUKTIAN KEESAAN ALLAH
Konsep Tauhid dalam Munasabah Surat Al-Fatihah dan An-Nas

Surat Surat Munasabah


Al-Fatihah An-Nas surat dan ayat
Rabb al- Rabb an-nas Melahirkan Tauhid Rubbubiyah
‘alamin: ‫رب الناس‬ Hanya Allah-lah satu-satunya
َ‫رب العالمي‬ Rabb bagi alam termasuk manusia

Maliki yaum Malik an-nas Melahirkan Tauhid Mulkiyah


ad-din ‫مالك الناس‬ Hanya Allah-lah satu-satunya Raja
َ‫مالك ينوم الدي‬ alam ini termasuk raja manusia

Iyyaka Ilah an-nas Melahirkan Tauhid Uluhiyah


na’budu ‫اله الناس‬ Hanya Allah-lah yang wajib
‫اياك نعبد‬ disembah karena Allah adalah
satu-satunya Tuhan manusia
Dalil-dalil pembuktian adanya Tuhan
Keberadaan alam
• Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan
rahasianya yang pelik. Adanya manusia, namun manusia
sendiri mengakui bahwa dia terjadi bukan atas
kehendaknya sendiri. Kejadian alam dan manusia ini
memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan
yang telah menciptakannya, suatu ”akal” yang tidak ada
batasnya. Jika percaya tentang eksistensi alam dan
manusia, maka secara logika harus percaya tentang
adanya pencipta alam.

Pendekatan Ilmu Fisika


• Hukum Termodinamika II (Second law of Thermodynamics)
yang dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori
pembatasan perubahan energi panas, membuktikan
bahwa adanya alam ini tidak mungkin bersifat azali (terjadi 55
dengan sendirinya), pasti ada yang menciptakannya.
Pendekatan Ilmu Astronomi
Semua sistem tata surya yang ada di alam ini, baik
matahari, bumi, bulan, bintang- bintang dan lainnya tidak
ada yang diam dan berhenti pada suatu tempat tertentu.
Semuanya bergerak dan beredar pada garis edarnya
masing-masing tampa pernah berbenturan antara satu
dengan yang lainnya. Keserasian alam ini oleh Ibnu
Rusyd diberi istilah dengan ”dalil ikhtira”. Maka dengan
memperhatikan sistem yang luar biasa ini, dapat
disimpulkan mustahil semuanya ini terjadi dengan
sendirinya pasti dibalik smuanya ada kekuatan yg
mengendalikannya.
PILAR-PILAR DIN AL-ISLAM
Ada 3 unsur utama dalam ajaran Islam yakni akidah,
syariah dan akhlak.
1. Akidah atau keimanan: yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan keyakinan atau aspek kredial.
2. Syariah atau aspek norma: yaitu ajaran yang
mengatur prilaku seorang pemeluk agama Islam.
3. Akhlak atau aspek behavioral:gambaran tentang
prilaku yang seyogyanya dimiliki seorang muslim.
Akidah, syariah dan akhlak adalah tiga hal yang tidak bisa
dipisahkan dari pribadi seorang muslim. Akidah adalah
dasar keyakinan yang mendorong penerimaan syariat
Islam secara utuh. Jika syariat telah dilaksanakan
berdasarkan akidah, akan lahir bentuk-bentuk tingkah 57
laku yang baik (akhlak).
Idiologi
Syariah
Politik

Islam Akidah Ekonomi

Sosial
Akhlak

Budaya

Dalam bagan ini tampak bahwa integralitas akidah,


syariah dan akhlak mengisyaratkan bahwa seorang
muslim harus meletakkan seluruh dimensi hidupnya
dalam kerangka Islam.
58
Hubungan antara Hukum Alam dan Hukum Alquran
Dalam Islam, Aturan Allah ada dua kategori:
1. Hukum alam (hukum kauniyah): sifatnya ghairu
mathluwwi (tidak tertulis)
2. Hukum Agama (hukum qur’aniyah): sifatnya
mathluwwi (tertulis).
Semua hukum Allah ini sama-sama bersifat absolut,
memiliki sifat yang sama yakni:
- pasti (QS. al-Qamar/54; 49)
- objektif (QS. al-Hijr/15; 21)
- tetap (QS. al-Fath/48; 23)
Perbedaannya dalam hal time respon (reaksi waktu).
Reaksi atau akibat hukum kauniyah jauh lebih cepat
59
daripada hukum quraniyah.
Kedudukan akal dalam Memahami Islam
Akal sangat diperlukan dalam memahami Islam.
Namun mengenai penggunaannya, para tokoh
pemikir Islam berbeda-beda corak pemikirannya.
Paling tidak ada empat corak yaitu:
1.Sinkretik: mencampurkan antara budaya lokal dan
agama
2.Tekstual: terikat dengan teks kurang memperhatikan
konteks
3.Rasional Kontekstual: memperhatikan teks dan
konteks secara bersamaan
4.Rasional Liberal: tidak terikat teks.
Dari perbedaan inilah, lahir faham dan aliran
60
keagamaan dalam Islam.
SUMBER AJARAN ISLAM
Alquran sebagai Sumber Ajaran Islam
Pengertian:
Secara terminologis Alquran adalah kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi terakhir Muhammad Saw.
Melalui perantaraan malaikat Jibril, tertulis dalam
mushaf dan sampai kepada manusia secara mutawatir.
Membacanya bernilai ibadah, diawali dengan surat Al-
Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.
Nama-nama Alquran:
• Al-Quran, kata Alquran sebagai nama kitab suci ini
terdapat dlm (QS. Al-Hasyr, 59; 21).
• Al-Furqan, artinya pembeda atau pemisah (QS. Al-
Furqan, 25; 1).
• Al-Kitab, artinya tulisan atau yang ditulis (QS. Al-
Kahfi, 18; 1).
• Adz-Dzikra, artinya peringatan (QS. Al- Hijr, 15; 9).
Fungsi Al-Quran:
• Sebagai petunjuk (QS. Adz-Dzariyat, 51; 56)
• Sebagai sumber ajaran Islam (QS. Al-An’am, 6; 38
& An-Nahl, 16;89)
• Sebagai peringatan & penyejuk (QS.Al-Qashas,
28;77 &Al-Isra‘, 17;82)
Pengkodifikasian Al-Quran
 Alquran diturunkan kepada nabi Muhammad secara
berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
 Setiap ayat Alquran yang turun langsung dihafalkan
oleh Nabi dan diajarkan kepada sahabat, serta
dihafalkan pula oleh para sahabat. Pada masa rasul
para sahabat yang pandai menulis sudah menuliskan
ayat yang turun pada alat tulis yang mereka miliki, 62
kemudian disimpan di rumah Rasul.
 Pada masa kekhalifahan Abu Bakar Shiddiq ra.,
beliau memerintahkan beberapa sahabat
untuk menulis dan membukukannya. Setelah
disusun, mushaf itu disimpan oleh Abu Bakar
hingga wafat. Kemudian dipegang oleh Umar
bin Khattab, setelah Umar wafat disimpan oleh
Hafsah binti Umar.
 Pada masa khalifah Usman bin Affan ra. terjadi
penyalinan kembali dan penggandaan. Mushaf
Alquran yang ditulis pada masa Usman
tersebut (yang dikenal dengan mushaf Usmani)
menjadi rujukan bagi penulisan mushaf
selanjutnya dan tersebar ke seluruh dunia
Islam sampai sekarang.
Kandungan Al Qur’an
Alquran terdiri atas 30 juz, 114 surah, 6.666 ayat, 77.439
kata, dan 323.015 huruf. Kelengkapan Al Qur’an
diterangkan di dalam (QS.Al-An’am/6: 38).
Secara umum, kandungan Alquran terdiri atas:
1. Pokok-pokok keyakinan atau keimanan (aqidah)
2. Pokok-pokok aturan atau hukum (syariat)
3. Pokok-pokok pengabdian kepada Allah (ibadah)
4. Tata cara hubungan antara sesama manusia
(muamalah)
5. Pokok-pokok aturan tingkah laku (akhlak)
6. Sejarah para nabi dan umat terdahulu
7. Dasar-dasar ilmu pengetahuan
PESONA KEMU’JIZATAN/KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN
Keistimewaan Al Qur’an, secara umum adalah:
1. Al Qur’an diturunkan dengan bahasa arab yang
sempurna.
2. Al Qur’an menembus seluruh waktu, tempat dan sasaran.
Seperti dalam (QS. Al-A’raf/7; 158)
3. Al Qur’an sumber informasi tentang Tuhan, rasul dan
alam gaib.
4. Al Qur’an merupakan naskah asli yang terjaga.
Penafsiran Al Qur’an
 Dilihat dari caranya:
- Tafsir tahlili
- Tafsir madhu’i
 Dilihat dari pendekatannya:
- Tafsir bi al-ma’tsur
- Tafsir bi al- ma’qul (al-ra’yi)
SUNNAH/HADIST SEBAGAI SUMBER AJARAN
ISLAM
Menurut terminologi Islam sunnah adalah
perbuatan, perkataan dan taqrir
(ketetapan/persetujuan) Nabi Saw. Sunnah dapat
dibagi tiga yaitu:
1. Sunnah qauliyah, adalah sunnah dalam bentuk
perkataan atau ucapan Rasulullah Saw.
2. Sunnah fi’liyah, adalah sunnah dalam bentuk
perbuatan.
3. Sunnah taqririyah, adalah ketetapan Nabi, yaitu
diamnya Nabi atas perkataan atau perbuatan
sahabat, tidak ditegur atau dilarangnya.
KEDUDUKAN DAN FUNGSI SUNNAH TERHADAP
AL-QURAN
Sunnah menempati sumber norma ajaran Islam
kedua setelah Alquran.
Keharusan mengikuti sunnah rasulullah terdapat
pada (QS. Muhammad/47; 33, An-Nisa’/4; 59 dan
Al-Ahzab/33; 21).
• Kedudukan dan fungsi sunnah terhadap
Alquran, antara lain:
• Sunnah menguatkan hukum yang ditetapkan
Alquran.
• Sunnah merinci pernyataan Alquran yang
bersifat global.
• Sunnah membatasi kemutlakan yang dinyatakan
oleh Alquran.
• Sunnah memberi pengecualian pada pernyataan
Alquran yang bersifat umum.
• Sunnah menetapkan hukum baru yang tidak
ditetapkan oleh Alquran. 67
Istilah-istilah dalam Ilmu Hadis
 Sanad, adalah rangkaian para periwayat yang menukilkan hadis
secara berkesinambungan dari yang satu kepada yang lain sehingga
sampai kepada periwayat terakhir.
 Matan, adalah isi yang terdapat dalam hadis itu sendiri.
 Rawi, adalah orang yang menerima suatu hadis dan
menyampaikannya kepada orang lain.
Sejarah Penulisan dan Kodifikasi Hadis
 Semasa hidup Rasulullah Saw., hadis masih berupa ucapan dan
perbuatan Nabi yang didengar dan disaksikan langsung oleh para
sahabat, penulisan hadis belum lumrah ketika itu.
 Setelah Rasulullah wafat (pada priode sahabat), perhatian terhadap
pencarian dan penyebaran hadis ke segenap daerah Islam mulai
tumbuh.Tetapi pada masa itupun penyampaian hadis masih berupa
riwayat lisan.
 Ide pengumpulan dan penulisan hadis baru muncul pada masa
pemerintahan Bani Umayyah, yaitu ketika Umar bin Abdul aziz
menjabat sebagai khalifah pada awal abad ke-2 H.
 Ijtihad sebagai Sumber Ajaran Islam
Pengertian dan Kedudukan Ijtihad dalam Islam
 Ijtihad berarti menggunakan seluruh kesanggupan
berpikir untuk menetapkan suatu keputusan hukum
tertentu dengan jalan mengeluarkan hukum dari Alquran
dan Sunnah. Kedudukannya sebagai sumber hukum
Islam ketiga setelah Alquran dan Sunnah.
 Masalah-masalah yang dapat diijtihadkan adalah hukum-
hukum syara’ yang tidak mempunyai dalil qath’i (pasti),
bukan hukum-hukum asal dan masalah yang
berhubungan dengan ilmu kalam (aqidah).
 Dalam perkembangannya Ipteks melahirkan temuan-
temuan baru, yang hukum penggunaannya di kalangan
umat Islam harus diatur. Dengan adanya ijtihad
menyiratkan bahwa Islam senantiasa dapat memberikan
jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi manusia
dari zaman ke zaman.
Macam-macam dan Metodologi Ijtihad
Dilihat dari pelaksanaannya, ijtihad dapat dibagi
kepada dua macam:
1. Ijtihad fardhi, adalah ijtihad yang dilakukan
oleh seorang mujtahid.
2. Ijtihad Jama’i (ijma’), adalah ijtihad yang
dilakukan oleh para mujtahid secara
berkelompok.
Dilihat dari segi materi, ijtihad terdiri atas:
1. Qiyas (reasoning by analogy) : menetapkan hukum sesuatu
perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya, berdasarkan
sesuatu hukum yang telah ditentukan oleh nash, disebabkan oleh
adanya persamaan di antara keduanya.
2. Ijma’ : adalah kebulatan atau kesepakatan semua ahli ijtihad
umat setelah wafatnya Nabi pada suatu masa tentang suatu
hukum. Ijma’ terdiri atas ijma’ qauli (ucapan) dan ijma’ sukuti
(diam).
3. Istihsan (preference) : menetapkan suatu hukum atas suatu
persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang
berkaitan dengan kebaikan, keadilan, kasih sayang, dan
sebagainya dari Alquran dan Sunnah.
4. Mashalihul mursalah (utility) : menetapkan hukum
berdasarkan pertimbangan kegunaan dan manfaat yang sesuai
dengan tujuan syariat Islam, sekalipun tidak ada dalil secara 71
eksplisit dari Alquran dan Sunnah.
Sikap muslim terhadap hasil ijtihad
Kebenaran hasil ijtihad bersifat dzanniyah
(persangkaan kuat kepada benar). Karena itu
mungkin saja hasil ijtihad di antara para mujtahid
berbeda-beda. Oleh sebab itu, kita tidak dapat
menentukan secara mutlak mana yang benar dan
mana yang salah dari hasil ijtihad mereka, karena
yang dapat mengukur kebenaran secara mutlak
hanyalah Allah. Hal ini diisyaratkan Nabi dalam
sabdanya: “Seorang hakim apabila berijtihad
kemudian dapat mencapai kebenara, maka ia
mendapat dua pahala. Apabila ia berijtihad
kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia
mencapai satu pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan
penegakan hukum nasional

Dapat dilihat dengan diundangkannya beberapa


peraturan yang berkaitan dengan hukum Islam. Di
antaranya: UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
PP No.28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah
Milik, UU No.7 Thn 1979 tentang Peradilan Agama,
Inpres No.1 Tahun 1991 tentang KHI, UU No.38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dan UU
No.17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah
haji.
73
RUKUN IMAN
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Rasul dan Nabi Allah
4. Iman kepada Kitab-kitab Allah
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qada’ dan Qadar

74
……..

……

“…. Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu


adalah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, ….”
(QS.Al-Baqarah: 177).
75
Contoh iman dalam bentuk ucapan lisan adalah:
dzikir, do’a, amar ma’ruf nahi munkar, membaca Al-
Qur’an dan lain-lain.
Dan dalam bentuk keyakinan hati; seperti meyakini
keesaan Allah dalam Rububiyyah, Uluhiyyah,
nama-nama dan sifat-sifat-Nya, keyakinan
tentang wajibnya beribadah hanya untuk Allah
semata tanpa menyekutukan-Nya dengan suatu
apapun dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan niat. 76
Bukti Beriman Kepada Allah
1. Meyakini bahwa Allah swt yang menciptakan alam
semesta (QS. Al Baqarah : 21)

2. Meyakini bahwa Allah swt yang memiliki nama-


nama paling agung dan sifat yang paling sempurna
(QS. Assyuraa : 11)

3. Meyakini bahwa Allah swt adalah Tuhan yg haq


77
Makna Beriman kepada Malaikat
1. Lebih mengenal kebesaran Allah swt yang telah
menciptakan malaikat
2. Lebih bersyukur kepada Allah swt atas
perhatian dan perlindungan-Nya terhadap
hamba-hambaNya dengan menugaskan para
malaikat untuk menjaga, membantu dan
mendoakan hamba-hambaNya
3. Berusaha berhubungan dengan malaikat
dengan jalan mensucikan jiwa, membersihkan
hati dan meningkatkan ibadah kepada Allah
4. Berusaha selalu berbuat kebaikan dan 78

menjauhi segala kemaksiatan


Beriman kepada Kitab-kitab Allah :
Beriman kepada kitab berarti membenarkan secara mutlak
bahwa Allah mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada
rasul-rasul-Nya dan kitab-kitab tersebut merupakan kalam Allah
yang hakiki, merupakan cahaya dan petunjuk, semua
kandungannya merupakan kebenaran, kejujuran dan keadilan
yang wajib diikuti dan dilaksanakan.
Hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah :
1. sebagai pedoman bagi umat manusia dalam mengenal
agamanya
2. sebagai hakim yang adil dalam semua permasalahan yang
diperselisihkan manusia.
3. untuk menjaga kemurnian agama Islam setelah wafatnya 79
rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Beriman kepada Rasul-rasul Allah :
1. Mengeluarkan manusia dari menyembah sesama manusia
kepada menyembah tuhan manusia. Dan membebaskan manusia
dari belenggu penghambaan diri kepada sesama makhluk menuju
kemerdekaan penghambaan diri kepada Allah.
2. Memperkenalkan kepada manusia tentang hakikat dan tujuan
Allah menciptakan makhluk, yaitu untuk beribadah hanya
kepada-Nya, dan mengesakan-Nya
3. Untuk menegakkan hujjah atas manusia dengan mengutus para
rasul, supaya tidak ada alasan bagi mereka untuk membantah
Allah.
4. Menjelaskan kepada manusia tentang beberapa perkara ghaib
yang tidak bisa dijangkau oleh akal, seperti nama-nama dan sifat-
sifat Allah, mengenal para malaikat, berita tentang hari kiamat
dan lainnya. 80
5. Sebagai suri tauladan yang baik bagi umat manusia
6. Memperbaiki, membersihkan & mensucikan jiwa-jiwa manusia,
Beriman kepada Hari Akhir
1. Menimbulkan keinginan yang tinggi untuk
melakukan ketaatan dan senantiasa berusaha untuk
itu demi mengharapkan pahala.
2. Menimbulkan rasa takut untuk melakukan
kemaksiatan atau meridhai perbuatan maksiat,
karena takut akan siksaan pada hari tersebut.
3. Menghibur orang-orang yang mukmin karena
kenikmatan dunia yang luput dari mereka, lantaran
mengharap kenikmatan akhirat dan pahalanya.
4. Pangkal kebahagiaan individu dan masyarakatnya.
81
Hikmah Beriman kepada Qada’ dan Qadar
Taqdir adalah: Ketentuan Allah untuk seluruh yang
ada sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya.
1. Akan membuahkan berbagai macam amal
saleh dan sifat yang terpuji
2. Seorang mukmin dengan taqdir akan berjalan
dalam hidupnya di atas jalan kebenaran, sabar dan
tabah dan tidak akan gelisah.
3. melindungi diri dari sebab-sebab yang
menjerumuskan kepada kesesatan
4. Menumbuhkan pada jiwa orang-orang beriman
keteguhan hati dan keyakinan yang mantap 82
AKHLAK
A.Pengertian
1. Etimologis (bahasa) kata akhlak (bhs.Arab) berasal
dari kata akhlaqa, yukhliku, ikhlakan berarti assajiyah
(perangai), aththabi’ah (tabiat, kelakukan,watak
dasar), al‘adah (kebiasaan, kelaziman), almaruah
(peradaban yang baik, addin (agama).
2. Pendapat lain :
Kata akhlak berasal dari kata khilqun atau khulqun,
berarti perangai, tabiat, kebiasaan, dan peradaban.
Dalam Al Quran disebut kata khuluqun (surat Al
Qalam 68:4), dan kata akhlak pada hadis Nabi riwayat 83
Tirmizi.
3. Secara terminologis (istilah)
a. Ibnu Miskawih (w.1.030 M), Akhlak adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbangan.
b. Imam Ghazali (1.059-1.111 M), Akhlak adalah sifat
yang tertaman dalam jiwa yang menimbulkan macam-
macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
c. Ibrahim Anis dalam Mu’jam Al Wasith
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik
atau buruk tanpa membutuhkan dan pertimbangan. 84
4. Ciri-ciri akhlaq
1. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang telah
tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah
menjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan
dengan mudah dan tanpa pemikiran.
3. Perbuatan akhlah adalah perbuatan yang timbul dari
dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada
paksaan atau tekanan dari luar.
4. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan
dengan sesungguhnya
5. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan
dengan ikhlas semata-mata karena Allah. 85
5. Ilmu akhlak
Ilmu akhlaq adalah ilmu tentang keutamaan dan cara
mengikutinya hingga terisi dengan keutamaan tersebut,
dan tentang keburukan dan cara menghindarinya hingga
jiwa kosong dari padanya (Abdul Hamid Yunus).
Ilmu akhlaq adalah ilmu yang objek pembahasannya
adalah tentang nilai-nilai yang dapat disifatkan dengan
perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik
atau buruk (Ibrahim Anis)
6. Akhlak Islami
Akhlak Islamy adalah akhlak yang berdasarkan ajaran
Islam, atau akhlak yang bersifat Islami. Maka akhlak
Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah,
disengaja, mendarah daging, dan sesungguhnya, yang 86
didasarkan pada ajaran Islam.
Karena ajaran islam bersifat universal, maka dalam
menjabarkan akhlak Islami diperlukan pemikiran akal manusia
dan perilaku sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan
moral.

B. Etika, moral dan susila


a. Etika
Etika berasal dari kata ethos (Yunani) berarti watak
kesusilaan atau adat. Atau berarti ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak. Jadi etika berhubungan dengan
tingkah laku manusia.
Secara istilah, etika berarti :
Ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan manusia menyatakan tujuan
yang harus ditju oleh manusia didalam perbuatan mereka 87
dan menunjukkan jalan unutk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat.
b. Moral
Istilah moral berarti :
- Suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari
sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk (Abuddin
Nata:90)
- Prinsip-prnsip yang berkenaan dengan benar atau salah,baik dan
buruk.
- Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah
c. Susila
- Kata susila berasal dari kata su dan sila. Kata su berarti baik, sila
berarti dasar, prinsip, peraturan hidup/norma (Sansekerta).
- Susila = aturan hidup yang lebih baik, sopan.
Kesusilaan=kesopanan.
- Kesusilaan mengacu pada membimbing, mengarahkan,
membiasakan hidup sesuai norma yang berlaku di masyarakat, 88

kesusilaan menggambarkan keadaan orang yang menerapkan nilai-


nilai yang dipandang baik.
d. Hubungan etika, moral, susila dan akhlak
- Penerapan akhlak islami memerlukan pemikiran konsep,
norma, aturan-aturan dan kesepakatan masyarakat untuk
menggunakannya.
- Banyak sekali ayat Al Quran & Hadits yang memerintahkan
manusia menggunakan akalnya untuk memahami rahasia
kekuasaan Allah diantaranya.
- Dengan akalnya manusia dapat memahami segala sesuatu
yang diperintahkan dan dilarang Allah, dan bahkan hikmah
dan perbuatan Allah.
-Demikian pula Allah menyatakan segala sesuatu hasil
pemikiran manusia yang baik yang dilakukan berdasarkan
penelitian dan pengakajian secara ilmiah (empirik), 89

dipandang baik juga oleh Allah.


- Kebiasaan (‘urf) merupakan salah satu dari sumber
ajaran islam. Asal tidak bertentangan dengan ajaran
Islam. Adat dapat dijadikan sumber hukum islam.
Adat tersebut menjadi ketetapan atau hukum islam.
Misal : halal bihalal, jual beli dengan travel cek.
- Akhlak Islam yang bersumber dari wahyu dapat
menerima dan mengakui peranan, etika, moral dan
susila, sebgai sarana untuk menjabarkan akhlak yang
terdapat didialam al Quran dan Hadits., Sepanjang hal
tersebut tidak bertentangan dengan Al Quran dan
Hadits. Dasarnya qaidah ushul fiqh : menarik manfaat
terhadap yang mmeberi kebaikan dan meninggalkan
terhadap yang mendatangkan kerusakan (jalbul 90

maslahah wa dar-ur mafasid)


C. Pembagian akhlak
Secara garis besar akhlak dibagi dua, yaitu akhlak terpuji (akhlak
mahmudah) dan akhlak tercela (akhlak mazmumah)
1. Akhlak terpuji (akhlak mahmudah) adalah akhlak yang
senantiasa berada dalam kontrol Ilahiyah, yang dapat
membawa nilai-nilai positif dan kontrukstif kepada
kemaslahatan umat, seperti sifat sabar, jujur, ikhlas,
bersyukur, rendah hati dan husnuzzon.
2. Akhlak tercela (akhlak mazmumah) adalah akhlak yang tidak
dalam kontrol Ilahiyah, berasal dari hawa nafsu manusia yang
berada dalam lingkaran syathaniyah, dan dapat membawa
suasana negatif serta destruktif bagi kepentingan umat
manusia , seperti sifat takabur (sombong), suudzzon, tamak, 91
pesimis, dusta, kufur, khianat dan malas.
D. Dari segi sasaran atau objeknya, akhlak dibagi menjadi
akhlak kepada Allah dan akhlak kepada makhluk. Akhlak
kepada mahluk dibagi akhlak kepada manusia dan akhlak
kepada alam sekitar. Akhlak kepada manusia terdiri atas
akhlak kepada Rasulullah, orang tua, diri manusia sendiri,
akhlak dalam lingkungan keluarga, akhlak terhadap
tetangga dan akhlak dalam lingkungan masyartakat luas.
Akhlak kepada alam sekitar terdiri atas akhlak terhadap
hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar.

1. Akhlak kepada Allah


- Mentauhidkan dan menyembah hanya kepada Allah
- Bertaqwa kepada-Nya
- Berdoa kepada-nya 92
- Berzikir dan mengingat Alllah semata
- Bertawakal kepada-Nya
2. Akhlak terhadap diri sendiri
- Tawadhu’
- Sabar
- Bersikap jujur
- Amanah
- Qana’ah (mencukupkan apa adanya)
- Iffah (pemaaf, menahan diri)
3. Akhlak dalam lingkungan keluarga
- Akhlak suami sebagai kepala keluarga
- Anak wajib menghormati dan berbuat baik terhadap kedua orang tua
- Orang tua wajib mendidik dan menghargai anak-anak-nya
- Memelihara keturunan
- Istri wajib menghormati suami dan suami wajib menghargai istri 93
- Suami wajib memenuhi nafkah bagi keluarganya
4. Akhlak dalam lingkungan masyarakat luas
- Tolong menolong (ta’awun)
- Adil
- Menepati janji
- Bermusyawarah
- Menjaga persaudaraan (ukhuwah)

5. Akhlak terhadap alam sekitar (ekosistem)


- Melestarsikan lingkungan
- Menjaga kebersihan linbgkungan dari pencemaran
- Memafaatkan sumber daya alam untuk 94
kesejahteraan bersama
E. Kedudukan akhlak

Dalam ajaran Islam akhlak adalah muara atau


hasil dari seluruh ajaran Islam yang bersumber
dari aqidah dan syariah. Aqidah sebagai pondasi
ajaran Islam, syariah sebagai implementasi, dan
akhlak sebagai hasil atau muara dari seluruh
ajaran Islam. Akhlak adalah tujuan akhir dari
seluruh ajaran Islam (Hadist).

95
F. Pembinaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari
Induk akhlak adalah hikmah (bijaksana), syaja’ah (perwira,
kesatria), dan ‘iffah (menjaga diri). Induk ketiuganya adalah
adil, yaitu sikap pertengahan dan seimbang dalam
mempergunakan potensi rohaniyah manusia yaitu akal (di
kepala), ghazab (di dada), dan nafsu syahwat (di perut).
Maka inti akhlak adalah adil (Ali Imran/3:8, An Nisa/4:4,
An Nahl/16: 70). Sikap adil (pertengahan) mengahasilkan
akhlak mulia, sebaliknya apabila berlebihan menghasilkan
akhlak tercela. Menurut kaum Mu’tazilah perbuatan Allah
terhadap manusia menunjukkan keadilan-Nya. Manusia
yang adil meniru sifat Allah dan selalu cenderung kepada 96
sifat-sifat tersebut (Hadist).
TAKWA
A. Pengertian
Takwa dari kata waqaya (Arab) berarti takut, menjaga diri, memelihara,
tanggung jawab dan memenuhi kewajiban.
Orang yang bertakwa adalah orang yang takut kepada Allah
berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan suruhan-Nya, tidak
melanggar larangan-Nya, takut terjerumus kedalam perbuatan dosa.
Orang yang bertakwa adalah orang yang menjaga (membentengi) diri
dari kejahatan, memelihara diri agar tidak melakukan perbuatan yang
tidak diridhoi Allah, bertanggung jawab mengenai sikap, tingkah laku
dan perbuatannya, serta memenuhi kewajibannya.
Menurut Agus Salim, takwa adalah sikap mental seseorang yang
selalu ingt dan waspada terhadap sesuatu dalam rangka memelihara
dirinya dari noda dan dosa, selalu berusaha melakukan perbuatan
yang baik dan benar, pantang berbuat salah dan jahat kepada orang 97
lain, diri sendiri dan lingkungannya.
B. Kedudukan takwa
Kedudukan takwa bagi seorang muslim sangat
penting dalam kehidupannya, sebab:
1. Takwa adalah pokok segala pekerjaan
2. Takwa adalah ukuran (parameter) kemuliaan
seorang muslim (QS.Al-Hujuraat/49: 13)
3. Takwa sebagai Takwa sebagai dasar persamaan
hak antara pria dan wanita (suami isteri)
(Q.S. An-Nisa/4:1)
4. Takwa sebagai pokok-pokok kebajikan (Q.S.Al-
Baqarah/2: 177)

98
C. Ciri orang bertakwa :
1. Beribadah di waktu malam dengan sujud berdiri, serta
diikuti rasa takut kepada azab akhirat (Az-Zumar 39 : 9)
2. Maqomnya di sejajarkan sebgai wali Alah yang memiliki
maqom terpuji pada sisi Allah. (Yunus 10 : 62-64,
Ar-Rum 30 : 59, Al Mukmin 40 : 35)
3. Beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi, memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, musafir, orang-orang yang meminta-minta,
dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
99
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan
(Al Baqarah 2:177)
D. Ruang lingkup
Menurut Hasan Langgulung takwa merupakan kesimpulan
semua nilai yang terdapat didalam Al Quran. Takwa mencakup
segala nilai yang diperlukan manusia untuk keselamatan dan
kebahagiannya di dunia ini dan di akhirat kelak.
Nilai-nilai takwa yang dibutuhkan manusia dapat digolongkan
atas (tiga), yaitu
(1) nilai-nilai perseorangan, (3) nilai-nilai kekeluargaan,
(2) nilai-nilai sosial, (4) nilai-nilai kenegaraan dan
(3) nilai keagamaan.
Dalam arti memelihara takwa, yaitu:
1. Hubungan manusia dengan Allah,
2. Hubungan manusia dengan hati nurani atau dirinya sendiri,
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia,
4. hubungan mnusia dengan lingkungan hidup. 100
Keempat hubungan tersebut harus dikembangkan secara
selaras dan seimbang.
Hubungan manusia dengan Hubungan manusia dengan
Allah dirinya sendiri
(1)beriman kepada Allah, (1) sabar,
(2)beribadah kepada-Nya, (2) pemaaf,
(3)mensyukuri nikmat- (3) adil,
Nya, (4) ikhlas,
(4)bersabar menerima (5) berani,
cobaan Allah, (6) memegang amanah,
(5)memohon ampun atas (7) mawas diri,
segala dosa dan tobat
untuk tidak lagi (8) mengembangkan semua
melakukan kejahatan. sikap dalam akhlak yang
baik. 101
Hubungan manusia dengan manusia lain, meliputi:
(1) tolong menolong,
(2) suka memaafkan kesalahan orang lain,
(3) menepati janji,
(4) lapang dada,
(5) menegakkan keadilan dan berlaku adil terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Hubungan manusia dengan lingkungan hidup
meliputi: memelihara dan menyayangi binatang
dan tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan udara serta
semua alam semesta untuk kesejahteraan manusia
dan makhluk lainnya tanpa membuat kerusakan
atau kehancuran alam, sehingga generasi 102
berikutnya dapat mengolah dan menikmati alam.
Konsekwensi dari keempat hubungan diatas,
manusia bertakwa harus mengembangkan
4 (empat) tanggung jawab dan kewajiban, yaitu:
(1) tanggung jawab kepada Allah,
(2) kepada hati nurani sendiri,
(3) kepada manusia lain, dan
(4) tanggung jawab memelihara hewan, tumbuh-
tumbuhan, air, udara, tanah dan kekayaan
seluruh alam yang diciptakan Allah untuk
memenuhi kebutuhan makhluknya.

103
HUKUM DAN SYARIAH
1. Pengertian hukum
Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari
norma dan sanksi, adapun ciri-ciri hukum :
a. Adanya perintah dan atau larangan
b. Perintah dan atau larangan tersebut harus dipatuhi dan
ditaati oleh semua orang.

2. Pengertian hukum Islam


Hukum Islam merupakan koleksi daya upaya tuqaha dalam
menerapkan syariah Islam sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
a. Apabila kata hukum dikaitkan dengan Islam, maka hukum
Islam bermakna seperangkat peraturan yang berdasarkan
wahyu Allah dan sunnah rasul tentang tingkah laku manusia
104
yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua
umat yang beragama Islam.
b. Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah di dalam
Al-Quran, dijelaskan oleh nabi dalam hadist serta
dikembangkan oleh ulama dalam ijtihad.

Dalam susunan ajaran pokok Islam hukum Islam disebut


dengan syariah. Syariah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah
(ibadah mahdhoh) dan muamalah (ibadah ghairu mahdhoh).
Syariah secara bahasa berasal dari kata “syara’a” berarti
menjelaskan atau menyatakan sesuatu, atau “asysyar’u”
berarti suatu tempat yang dapat menghubungkan sesuatu yang
lain. Secara istilah syariah berarti aturan atau undang-undang
yang diturunkan Allah untk mengatur hubungan manusia
dengan Allah, hubungan sesama manusia, dan hubungan
manusia dengan alam semesta.
Hukum yang dihasilkan dari pendalaman Al Quran dan hadis 105
oleh para ulama tersebut disebut fiqh.
Fiqh adalah pengembangan dari syariah.
Fiqh dapat berubah-ubah, tidak mutlak dan bersifat
lokal.
Perbedaan syariah dengan fiqh adalah :
1. Syariah terdapat dalam Al Quran dan Al Hadits,
sedang fiqh terdapat dalam buku-buku fiqh mazhab.
2. Syariah bersifat fundamental dan universal, sedang
fiqh bersifat instrumental, dan ruang lingkupnya
terbatas.
3. Syariah bersifat abadi, fiqh dapat berubah, atau
diubah
4. Syariah hanya satu, fiqh banyak sesuai mazhabnya.
5. Syariah menunjukkan kesatuan Islam, Fiqh
106
menunjukkan keanekaragaman.
Hukum syara’ merujuk pada satuan norma atau kaidah.
Himpunan norma atau hukum syara’ ini membentuk fiqh. Norma
atau hukum syara’ yang membentuk fiqh ini meliputi baik norma
taklifi seperti wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram, maupun
norma wadh’I seperti sebab,syarat dan mani’ (penghalang).
Qanum (hukum positif), menggambarkan dari syariah yang
telah diintegrasikan oleh pemerintah menjadi hukum Negara.
Misalnya UU No. I Tahun 1974 tentang perkawinan, UU No. 41
tahun 2004 tentang wakaf dan sebagainya. Selain itu qanum juga
merujuk kepada berbagai peraturan perundangan yang
dikeluarkan oleh suatu pemerintah di negeri muslim dalam
rnagka mengisi kekosongan dan melengkapi syariah.
Tujuan hukum Islam adalah untuk memberikan kemaslahatan
bagi manusia dan mencegah kemadharatan, mengarahkan 107
kepada kebenaran, untuk menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
B. Fungsi dan Tujuan Syari’ah
1. Menegakkan kemaslahatan dan menolak
kemafsadatan.
2. Menyeimbangkan kepentingan individu dengan
kepentingan masyarakat.
3. Menegakkan nilai-nilai kemasyarakatan

C. Prinsip Syariah
1. Dilandasi iman ikhlas
2. Membentuk kesejahteraan manusia
3. Ketentuan pelaksanaannya diserahkan kepada
manusia
108
C. Karakteristik Syariah
1. Bersifat rabbaniyah dan diniyyah
Mencerminkan kesucian syariah, dan rasa cinta dan
penghargaan terhadapnya.
2. Menghormati dan mentaati hukummijtihad dan peraturan
negara.
3. Membentuk akhlak dan moral
Syariah memelihara hubungan masyarakat, menjaga nilai-
nilai luhur masyarakat, dan manjujung tinggi nilai-nilai
akhlak.
4. Bersifat realistis
Syariah diturunkan Allah sesuai kejadian yang dialami
manusia, menetapkan qishah bagi pembunuh secara
sengaja, dan prinsip keadilan lainnya.
Penerapan hukum secara bertahap dan berproses 109
Misalnya mengenai haramnya hamr.
D. Ruang Lingkup
Syariah terdiri atas ibadah mahdhoh dan
ibadah ghairu mahdhah.
Ibadah mahdhah terdiri atas: Syahadat, shalat,
zakat, puasa, dan haji.
Ibadah ghairu mahdhah terdiri atas hubungan
manusia dengan manusia lain, dengan dirinya
sendiri dan dengan alam sekitar. Ibadah ghairu
mahdhah seperti: perkawinan, perwalian,
warisan, wasiat, hibah, tijarah, perburuhan,
koperasi, sewa menyewa, pinjam meminjam,
pemerintahan, hubungan antar bangsa, dan
hubungan antar golongan. 110
F. Keleluasaan Muamalah
Dalam melaksanakan muamalah manusia diberi
keleluasaan sesuai kondisi dan situasi manusia,
tetapi harus bersandar kepada Al Quran dan As
Sunnah. Apabila tidak ada dalam Al-Quran dan As-
Sunanah maka dapat menggunakan ijtihad.

Ijtihad menghasilkan :
1. Sistem kekeluargaan
2. Sistem ekonomi
3. Sistem sosial
4. Sistem ilmu pengetahuan dan teknologi
111
G. Pokok-pokok Ajaran Islam
a. Aqidah (Rukun Iman) terdiri dari Iman
kepada Allah, iman kepada malaikat, iman
kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul,
iman kepada hari kiamat, iman kepada Qadla
dan Qadar.
b. Syariah, terdiri dari:
1)Ibadah khusus (Mahdhah) atau rukun Islam
yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, haji.
2)Ibadah umum (Muamalah), yaitu hubungan
antar sesama manusia, hubungan antar
manusia dengan kehidupannya, hubungan
antar manusia dengan alam sekitar/alam 112

semesta.
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Asal usul manusia tidak terlepas dari figur Adam
(manusia pertama).(QS.Al-Baqarah, 2; 30-33).
Adam diciptakan dari unsur tanah.(QS.Al-Hijr,15;
26&28, Al-An’am, 6;2 dan Al-Mu‘minun, 23; 12).
Sedangkan penciptaan manusia selanjutnya melalui
proses percampuran antara laki-laki dan perempuan.
(QS. Al-Mu‘minun, 23; 13-14 dan As-Sajadah, 32;
8-9).
Menurut Al Qur’an:
 Konsep manusia juga dipahami melalui kata-kata yang
ditemukan dalam Alquran yang menunjuk pada makna manusia,
yaitu:
-“Basyar” (37 kali), manusia sebagai basyar (makhluk biologis)
tunduk pada takdir Allah sama dengan makhluk lain,
- “Insan” (65 kali), manusia sebagai insan (makhluk psikologis),
- “An- nas” (240 kali), manusia sebagai an- nas (makhluk
sosial), bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki
kebebasan dalam memilih untuk tunduk atau menentang takdir
Allah. Akan Tetapi tentu saja setiap pilihan mengandung resiko
(QS. At-Thur, 52; 21).
 Di samping tubuh manusia yang memiliki potensi yang bersifat
fisik. Ruh manusia juga memiliki sifat potensial berupa akal, qalb
(rasa) dan nafsu. Manusia ideal adalah yg mampu menjaga
fitrahnya, dan mampu mengelola potensi akal, qalb dan
nafsunya secara harmonis.
Tanggungjawab Manusia sebagai Hamba &
Khalifah Allah
 Manusia berperan sebagai hamba Allah (‘abd). Seorang
hamba Allah harus taat kepada perintah Allah.
 Di samping itu, manusia juga berperan sebagai khalifah,
yaitu wakil Allah di muka bumi sebagai pemimpin untuk
mengelola dan memelihara alam.
 Agar dapat menjalankan kekhalifahannya dengan baik,
Allah telah mengajarkan kepada manusia kebenaran
dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta
penguasaan terhadap hukum-hukum yang terkandung
dalam ciptaan-Nya. Manusia dapat menyusun konsep-
konsep serta melakukan rekayasa membentuk wujud baru
dalam alam kebudayaan.
• Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah dibatasi
oleh aturan dan ketentuan yang telah digariskan oleh
yang diwakilinya, yaitu hukum-hukum Allah, baik yang
tertulis dalam kitab suci (Alquran), maupun yang
tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun).
Oleh karena itu, akan diminta
pertanggungjawabannya terhadap penggunaan
kewenangan dari yang diwakilinya (Q.S. Fathir, 35;
39).
116
Segi Positif Manusia :
1. Manusia adalah wakil (khalifah) Allah SWT di
muka bumi
2. Manusia memiliki kemampuan yg paling tinggi
untuk mendapatkan pengetahuan/ilmu
3. Fitrah manusia itu sedemikian rupa sehingga
secara intuisi manusia tahu bahwa hanya ada
satu Allah SWT
4. Penciptaan manusia dilakukan dengan
perhitungan yang matang, bukan kebetulan.
Manusia adalah makhluk pilihan
5. Manusia memiliki martabat dan kemuliaan
117
6. Manusia mendapat anugerah berupa cita rasa
wawasan moral
7. Manusia tidak akan pernah cukup, tenang
atau puas
8. Segala yang baik di bumi ini telah
diciptakan untuk manusia (QS. Al-Baqarah :
29; QS. Al-Jatsiyah : 13)
9. Manusia telah diciptakan untuk beribadah
kepada Tuhannya saja dan untuk menerima
perintah-Nya
10. Ketika manusia meninggal, pada saat itu
tirai jasmani yg menutupi roh/jiwanya 118
tersingkapkan.
Segi Negatif Manusia
Al-Qur’an sangat mencela dan mengecam
manusia, karena :
1. Manusia zhalim dan bodoh (QS. Al-Ahzab : 72)
2. Manusia sangat mengingkari nikmat (QS. Al-
Hajj : 66)
3. Manusia melampui batas karena merasa
dirinya serba cukup (QS. Al-Alaq : 6-7)
4. Manusia bersifat tergesa-gesa (QS. Al-Ira’ : 11)
5. Manusia adalah makhluk yg paling banyak
membantah (QS. Al-Kahfi : 54)
119
6. Manusia bersifat keluh kesah dan kikir (QS.
Al-Ma’arij : 19-21)
Ciri-ciri manusia yg matang beragama Islam
(QS. Al-Mukminun & QS al-Furqon)
1. Mereka yg khusyu’ shalatnya
2. Menjauhkan diri dari tiada berguna
3. Menunaikan zakat
4. Menjaga kemaluannya kecuali kepada isteri yg sah
5. Jauh dari perbuatan melampaui batas
6. Memelihara amanat dan janji yg dipikulnya
7. Memelihara shalatnya
8. Merendahkan diri dan bertawadlu’
9. Menghidupkan malamnya dgn bersujud
10. Selalu takut dan meminta ampunan agar terjauh dari jahanam
11. Membelanjakan hartanya secara tidak berlebihan dan tidak pula kikir
12. Tidak menyekutukan Allah, tidak membunuh dan tidak berzina
13. Suka bertaubat tidak memberi persaksian palsu dan jauh dari perbuatan 120
sia-sia memperhatikan Al-Qur’an bersabar dan mengharap keturunan yg
bertaqwa
Penelitian Agama
dan Kesehatan Mental
Koenig (The Healing Program, 1999) melaporkan hasil
penelitiannya bahwa keluarga yang religius
umumnya:
1. punya keluarga yang lebih bahagia
2. punya gaya hidup yang lebih sehat
3. dapat mengatasi stress
4. dapat melindungi diri dari dan menyembuhkan
depresi
5. hidup lebih lama dan lebih sehat
6. terlindungi dari penyakit kardiovaskular
121
7. punya sistem imun yang lebih kuat
8. jarang ke rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai