Anda di halaman 1dari 42

Case Report Session

ULKUS KORNEA

Rahmi Adelina C11.05.0259


Sarabdeep Singh C11.05.4035

Preseptor: M. Rinaldi Dahlan, dr., Sp.M


1
KETERANGAN UMUM
 Nama : Ny. CJ
 Usia : 27 thn
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Cipatat, Bandung
 Tgl. pemeriksaan : 16 April 2007

2
ANAMNESA
 Keluhan utama
Mata kanan merah & sakit
 Anamnesa khusus
Sejak 4 hari SMRS pasien menderita mata kanan merah
& sakit, yg muncul mendadak & dirasakan semakin
parah. Keluhan disertai panas badan, sakit kepala,
mata berair, penglihatan menjadi buram & silau,
memicing-micingkan mata, rasa mengganjal & nyeri
pd pergerakan bola mata kanan, serta seperti
terdapat bercak putih pd penglihatan. Keluhan tidak
disertai batuk-pilek maupun nyeri tenggorokan. Tidak
terdapat keluhan pd mata kiri.

3
Tiga hari SMRS pasien berobat ke praktek
pribadi dokter mata di Ciranjang, dikatakan
bahwa pasien menderita penyakit infeksi pd
mata, diberi obat tetes mata 3x1tetes/hari &
salep mata 1x/hari malam hari (pasien lupa
nama obat-obat tersebut). Keluhan tidak
berkurang.

4
Rw/ mata tertusuk tidak ada. Rw/ mengucek-ngucek
mata disangkal. Rw/ penggunaan kacamata/lensa
kontak tidak ada. Rw/ penggunaan obat-obatan dlm
jangka waktu lama tidak ada. Rw/ penyakit TB, lepra,
sifilis disangkal. Rw/ penyakit herpes/cacar air tidak
ada. Rw/ operasi/laser mata tidak ada. Rw/
penyakit/keluhan serupa sebelumnya/pd keluarga
tidak ada. Rw/ sakit mata pd masa kanak-kanak
disangkal. Rw/ penyakit kencing manis/darah tinggi
tidak ada. Rw/ operasi sistemik tidak ada. Rw/ alergi
obat/makanan/dll tidak ada. Rw/ trauma diakui, yaitu
terpercik minyak goreng panas 5 hari SMRS.

5
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
 Kesan sakit : tampak sakit ringan
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda vital : dalam batas normal
 St. generalis : dalam batas normal

6
Status Oftalmologis
Pemeriksaan subjektif
Visus OD OS
SC/PH 1/300/-- 5/5/
5/5

7
8
Pem. objektif
Inspeksi OD OS
1. Muscle balance Orthotropia
2. Gerak bola mata

Duksi Sulit dinilai (karena sakit) Baik ke segala arah


Versi Baik ke segala arah
3. Palpebra

Superior Tenang Tenang


Inferior Tenang Tenang
4. Apparatus lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (-)
5. Silia Trichiasis (-) Trichiasis (-)
6. Konjungtiva tarsalis

Superior Hiperemis (+) Tenang


Inferior Hiperemis (+) Tenang
7. Konjungtiva bulbi Hiperemis (+) Tenang
8. Kornea Defek (+) Jernih
9. Bilik mata depan Kesan sedang Sedang
10. Pupil Kesan bulat Bulat, reguler, sentral, 3mm, RC D/I
+/+ +/+
11. Iris Kesan sinekia (-) Sinekia (-)
12. Lensa Kesan jernih Jernih 9
Pemeriksaan biomikroskop (slit lamp) OD OS

1. Palpebra

Superior Tenang Tenang

Inferior Tenang Tenang

2. Apparatus lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (-)

3. Silia Trichiasis (-) Trichiasis (-)

4. Konjungtiva tarsalis

Superior Hiperemis (+) Tenang

Inferior Hiperemis (+) Tenang

5. Konjungtiva bulbi Injeksi silier (+) Tenang


Injeksi konjungtiva (+)

6. Kornea Ulkus (+) bulat, batas tegas, 1x1mm; Jernih


Infiltrat (+) bulat, batas tegas, 3x3mm;
Edema (+)

7. Bilik mata depan Kesan sedang Sedang

8. Pupil Kesan bulat Bulat,reguler,sentral,3mm

9. Iris Kesan sinekia (-) Sinekia (-)

10. Lensa Kesan jernih Jernih


10
Pemeriksaan TIO palpasi OD OS

N N

11
ANJURAN PEMERIKSAAN
 Tes fluoresin
 Tes fistel (Seidel test)
 Kerokan kornea, utk:
– Pewarnaan Gram, Giemsa, & KOH 10%
– Kultur bakteri & jamur
– Uji resistensi
 USG bola mata

12
DIAGNOSA BANDING
Ulkus kornea oculi dextra e.c. DD/ - jamur
- bakteri

13
DIAGNOSA KLINIS
Ulkus kornea oculi dextra e.c. suspek jamur

14
PENATALAKSANAAN
 Medikamentosa:
– Antifungal: Amfoterisin B 1,5-3mg/mL/jam, 5 hari, utk
mata kanan
– Sikloplegik: Sulfas atropin 1% 3x1gtt/hari, utk mata
kanan
 Konsultasi/nasihat:
– Terangkan kpd pasien mengenai penyakitnya.
– Hindari trauma pd bola mata yg dpt merusak lapisan
epitel kornea.
– Hindari penggunaan obat-obatan kortikosteroid oral
maupun topikal yg tdk terkendali.

15
PROGNOSA
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam

16
PEMBAHASAN
ULKUS KORNEA

17
Definisi
Ulkus kornea:
 sebagian permukaan kornea hilang 
kematian jar. kornea.
 biasa disertai: pr. inflamasi
 rusak sdh mencapai stroma  perforasi
seluruh ketebalan kornea
 rusaknya stroma oleh jar. fibrotik
 setelah sembuh  jar. parut

18
Patofisiologi
 Epitel kornea: 5-6 lap. sel
 Lap. air mata (+lisozim): sawar pertama
 masuknya m.o.
 Epitel: sawar utama  cegah infeksi
kornea
 Kecuali thd Neisseria gonorrhoeae
 M.o. berhasil menembus stroma 
membran Descemet sbg sawar  cegah
endoftalmitis  tdk utk infeksi jamur
19
Etiologi
 Infeksi:
– Bakteri
– Jamur
– Virus
– Parasit
 Non infeksi:
– Tumbuhan
– Trauma kimia
– Trauma radiasi/termal
– Medikamentosa (kortikosteroid topikal)
– Pemakaian lensa kontak
– Malnutrisi
– Tear insufficiency
 Proses autoimun

20
Gejala Klinis
 Gejala subjektif
– Rasa sakit
– Fotofobia
– Penglihatan buram
– Lakrimasi
– Adanya sekret
 Pemakaian obat tetes mata yg tdk
terkendali?, obat imunosupresif?,
penyakit sistemik (DM)?, rw/ trauma?

21
 Gejala objektif
– Blefarospasme
– Injeksi silier
– Limbus kornea mengecil dan memucat ke bagian
perifer konjungtiva
– Produksi air mata bertambah bila mata dibuka dgn
jari
– Inflitrat abu-abu pd permukaan kornea, btk ulkus
warna hijau pd pem. fluoresin
– Keadaan lanjut  hipopion

22
Klasifikasi & Manifestasi Klinis
 Ulkus Serpens (ulkus pneumokokus)

 S. pneumonia
(Pneumococcus)
 plg sering
 sgt akut
 ulkus cenderung meluas
ke sentral kornea, warna
abu-abu, bts tegas
 hipopion steril
 diplokokus Gram (+)

23
 Ulkus Pseudomonas
 pemakai lensa
kontak/penderita abrasi kornea
 infiltrat abu-abu/kuning,
eksudat hijau kebiru-biruan
 sgt akut
 rasa sakit sgt hebat
 ulkus meluas ke sgl arah
 cepat merusak lap. kornea
 seluruh stroma hancur 
descemetocele
 batang Gram (-) 24
 Ulkus Marginal
– stafilokokus  sekunder dr konjungtivitis
stafilokokus
– kerokan ulkus: tdk ditemukan bakteri
penyebab

25
 Keratitis/ulkus jamur
– jamur oportunistik
– Rw/ trauma mata oleh tumbuhan
– Rw/ pemakaian kortikosteroid topikal yg tak
terkendali
– infiltrat abu-abu
– ulkus superfisial pinggir tdk rata
– hipopion kental
– disertai lesi satelit
– Giemsa: btk & unsur hifa atau btk ragi

26
 Keratitis Herpes Simpleks
 virus Herpes Simpleks tipe 1
 pe↓an sensibilitas kornea  tdk
terlalu merasakan gangguan pd
awal penyakit
 nyeri, fotofobia, & lakrimasi ↓
 Rekurensi  virus di ggl. Gasseri
 trigger mechanisms: demam,
sengatan matahari, stres,
menstruasi, serta sumber
imunosupresi lokal/sistemik
 Giemsa: eksudat MN (sel-sel
giant epitel)
27
 Ulkus Mooren

 bukan infeksi mikroba 


diduga rx alergi
 ulkus bergaung di
sekeliling limbus
 unilateral
 progresif  pencekungan
limbus ke bag. sentral

28
 Keratomalasia
 ulkus kornea bilateral +
perlunakan kornea  xeroftalmia
 tdk ada infeksi mikroba & rx
radang
 ulkus cekung spti tusukan jarum
pd kornea yg tenang
 kekeringan kornea  kekeringan
konjungtiva  keratinisasi epitel
+ hilangnya lap. lendir
 anak balita KKP (Kwashiorkor),
diperparah oleh penyakit infeksi
+ demam lama, spti morbilli 29
Pemeriksaan Khusus
 Pem. fluoresin
 lihat defek epitel
kornea
 epitel kornea yg rusak
 terwarnai setelah
ditetesi larutan/strip
fluoresin
 dilihat di slit lamp
dengan filter kobalt
biru
30
 Pem. fistel (Seidel test)
utk mendiagnosa perforasi kornea
larutan Na-Flourescein 0,5-2%  tdk dibilas
 bola mata ditekan  bila bocor  humor
akuos keluar melalui lubang perforasi  aliran
berwarna hijau
jelas dgn sinar kobalt biru pd slit lamp

31
Pemeriksaan Laboratorium
 utk menegakkan D/, E/, & Th/

 BP: kerokan infiltrat/pinggir ulkus kornea &


konjungtiva forniks
  sediaan apus  pewarnaan Gram &
Giemsa/KOH 10%
  kultur bakteri/jamur & uji resistensi

 identifikasi virus lebih rumit & mahal  tdk rutin


 Gram/Giemsa/KOH 10% (-)  penyebab ulkus
adalah virus
32
Penatalaksanaan Ulkus Kornea
 diagnosa tegak  pengobatan harus segera
 sikloplegik topikal bertujuan:
– istirahatkan iris & badan siliar  ↓ rasa sakit & lakrimasi
– hambat reaksi radang traktus uvealis
 halangi hidupnya bakteri (dgn antibiotika)
 ↓ rx radang (dgn steroid)
 antijamur  bila penyebabnya jamur
 antiviral  ulkus yg disebabkan virus
 tdk boleh dibebat
 dibersihkan 4x/hari
 perhatikan kemungkinan terjadi glaukoma sekunder
 debridemen
 antibiotika sesuai, biasanya lokal kecuali keadaan berat
 tetes mata  frek. sesering mungkin

33
 Ulkus kornea krn bakteri:
– peradangan + defek epitel, infiltrat, & terdapat bakteri pd biakan
 Gram (+) kokus (Staphilococcus sp.):
– bundar & oval, dangkal & bts tegas
– stroma: infiltrat putih kekuningan
– perforasi
 Gram (-) kokus (Streptococcus sp.):
– bulat spti cawan, bts tegas, meluas tdk beraturan, & bergaung
– hipopion & perforasi
 Gram (-) batang (Pseudomonas)
– keabu-abuan/kekuningan, menjalar ke semua arah
– infiltrat kuning kehijaun + hipopion & perforasi

34
 Antibiotika (obat terpilih dan pengganti)
– Tidak didapatkan kuman:
 Topikal:
– Basitrasin 0,5% salep atau 10000 IU/mL tetes mata
– Gentamisin 0,3%
– Sefalosporin dan Aminoglikosida
 Dilanjutkan dengan subkonjungtiva:
– Metilisin 10 mg + Gentamisin 20 mg selama 3 hari
– Gram positif kokus:
 Topikal:
– Basitrasin 10000 IU/mL tetes mata atau 0,5% salep mata ditambah Gentamisin
0,3% tetes mata 6 kali per tiap jam
– Sefalosporin 50 mg/mL
 Subkonjungtiva:
– Metilisin 100 mg
– Serazolidin 100 mg
 Sistemik:
– Gentamisin 40 mg parenteral
– Gram negatif kokus:
 Topikal:
– Basitrasin 10000 IU/mL tetes atau 0,5% salep
– Eritromisin, Polimiksin, Gramisidin
 Subkonjungtiva:
– Penisilin 100000 IU
– Eritromisin 50 mg
 Sistemik:
– Penisilin 2-4,8 juta IU/hari
35
– Gram positif batang:
 Topikal:
– Basitrasin 0,5 % salep atau 10000IU/mL tetes
– Sefalosporin 50 mg/mL tetes
– Tetrasiklin 1,0%
 Subkonjungtiva:
– Metilisin 100-150 mg
– Gentamisin 20 mg/0,5 cc
– Gram negatif batang:
 Topikal:
– Gentamisin 0,3% + Karbanecilin 4 mg/mL tetes mata tiap 1-2 jam
– Basitrasin 10000 IU/mL tetes mata
 Subkonjungtiva:
– Gentamisin 20 mg + Karbanesilin 125 mg tiap 12 jam sampai hasil
kultur
– Serazolidin 100 mg
 Sikloplegik tetes mata:
– Atropin 1%, 2-3 kali/hari
– Skopolamin 0,25 %
 Terapi bedah
 Debridemen
 Flap konjungtiva
 Keratoplasti tembus

36
 Ulkus kornea krn jamur:
– defek epitel infiltrat & tdp jamur pd apus &
biakan
– tdp lesi satelit, tepi ulkus menonjol & kering
– infiltrat keabu-abuan permukaan kotor &
kasar
– hipopion permukaan tdk rata

37
 bila blm teridentifikasi jenis jamur
penyebab/jamur berfilamen:
– Amfoterisin B 1,0-2,5 mg/ml tts mata
– Thimerosal (10 mg/mL)
– Natamisin (Piramisin 2,5-5% tts mata/salep mata)
– Gol. Imidazol (Kotrimazol, Mivonazol)
 Th/ jamur ragi:
– Amfoterisin B 1,0-22,5 mg/mL tts
– Natamisin (Pimarisin)
– Sikloplegik
– Th/ bedah

38
 Sikloplegika
No. Nama Mulai kerja Lama kerja

1. Atropin sulfat 30-40 menit 2 minggu

2. Skopolamin hidrobromida 40 menit 3-5 hari

3. Homatropin hidroklorida < 3 jam 36-48 jam

4. Siklopentolat hidroklorida 30-60 menit <24 jam

5. Tropikamid 20-25 menit 5-6 jam

6. Siklopentolat hidroklorida- 3-6 menit <24 jam


Fenilefrin hidroklorida

39
Prognosa
 keadaan umum baik + penemuan dini +
pengobatan segera  diharapkan tdk
menimbulkan gejala sisa
 bila terjadi ulkus  penyembuhan  sikatriks
 kekambuhan berulang  kekeruhan kornea
menetap
 kekeruhan sentral (makula sampai lekhoma
adheren)  ggn penglihatan  kebutaan 
dpt disembuhkan dgn keratoplasti tembus

40
Pencegahan
 hindari trauma bola mata (dpt merusak
epitel kornea)
 hindari penggunaan obat-obatan KS
oral/topikal yg tdk terkendali

41
Hatur nuhun…
Tararengkyuuu…

Bandung, 17 April 2007


Rahmi,Deep

42

Anda mungkin juga menyukai